BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Lembar Kegiatan Siswa 2.1.1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik Lembar Kerja Peserta Didik atau Lembar Kegiatan Siswa disebut dengan LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang berisi materi ajar dan telah di kemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan mempelajari materi tersebut dengan mandiri (Prastowo, 2012:204). Menurut Widyantini (2013:3) LKPD adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan bagian dari enam perangkat pembelajaran di mana keenam perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari : silabus (syllabi), RPP (lesson plan), bahan ajar (hand out), Lembar Kerja Peserta Didik (student worksheet), media (minimal powerpoint) dan lembar penilaian (evaluation sheet). Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992 : 40), LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Pada umumnya, LKPD berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan di rumah, materi untuk diskusi, teka teki silang, tugas portofolio, dan soal-soal latihan, maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak siswa beraktivitas dalam proses pembelajaran. Sementara itu pendapat lain dikemukakan oleh Trianto (2007:73) yang mengemukakan bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan 8
9 tugas. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu. Ditambahkan pula oleh Depdiknas (Indriyani, 2013:30) bahwa LKPD adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang biasanya berisi petunjuk atau langkah untuk menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan siswa dan salah satu sarana yang dapat digunakan guru unutk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses pembelajaran. 2.1.2. Struktur Lembar Kerja Peserta Didik Menurut Depdiknas (2008:23) bahwa struktur Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah : a. Judul. b. Petunjuk belajar dengan basis kurikulum 2013. c. Kompetensi inti. d. Informasi pendukung. e. Tugas-tugas dan langkah kerja. f. Soal Kompetensi
10 2.1.3. Fungsi dan Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik Prastowo (2013: 205) menyebutkan bahwa fungsi penyusunan dan penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKPD) dalam pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik. 2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan. 3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. 4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Prastowo (2013: 206) juga menyebutkan mengenai tujuan LKPD. Tujuan penyusunan dan penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk pembelajaran secara baik adalah sebagai berikut: 1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. 2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan. 3. Melatih kemandirian belajar peserta didik. 4. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. 2.2. Desain Lembar Kerja Peserta Didik Menurut Belawati (2007:328-330) desain LKPD pada dasarnya tidak mengenal pembatasan. Akan tetapi dalam hal ini terdapat dua faktor yang harus diperhatikan dalam desain sebuah LKPD, yang pertama merupakan kemampuan baca dan faktor
11 yang kedua adalah pengetahuan siswa terhadap cakupan materi yang akan dibahas. Adapun kriteria LKPD sebagai pedoman penulisannya adalah: 1. Ukuran Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional yang telah ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk membuat bagan alur (sebagai salah satu tujuan instruksional yang telah ditetapkan). Ukuran LKPD yang mampu mengakomodasi hal ini adalah A4 karena dengan A4 siswa mempunyai cukup ruang untuk membuat bagan. 2. Kepadatan halaman Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Disamping itu, pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit untuk menentukan mana judul dan mana subjudul yang diberikan dalam LKPD, hal ini akan menyulitkan siswa dalam keseluruhan. Untuk itu anda dapat memanfaatkan huruf besar dan penomoran. 3. Kejelasan Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKPD dapat dengan jelas dibaca siswa. Sesempurna apapun materi yang disiapkan tetapi jika siswa tidak dapat membacanya dengan jelas maka LKPD tidak akan memberi hasil yang optimal. 2.3. Macam-Macam Lembar Kerja Peserta Didik Menurut Azhar (1993:79) ada dua macam LKPD yng dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, diantaranya adalah :
12 1) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Tak Berstruktur Lembar Kerja Peserta Didik tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. Lembar Kerja Peserta Didik juga merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. 2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berstruktur Lembar Kerja Peserta Didik berstruktur memuat informasi, contoh-contoh dan tugas-tugas. Lembar Kerja Peserta Didik ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam suatu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada Lembar Kerja Peserta Didik telah disusun petunjuk dan pengarahannya. Lembar Kerja Peserta Didik ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar serta bimbingan bagi setiap siswa. Sedangkan menurut Widiyanto (2008:14) macam-macam Lembar Kerja Peserta Didik dibagi berdasarkan isi, langkah kerja dan metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan isi a. LKPD yang berisi narasi atau gambar yang diberi keterangan-keterangan. b. LKPD yang berisi gabungan antara narasi dan gambar yang diberi keteranganketerangan.
13 2. Berdasarkan langkah kerja a. LKPD resep adalah Lembar Kerja Peserta Didik yang langkah kerjanya ditulis secara terperinci. b. LKPD bukan resep adalah Lembar Kerja Peserta Didik yang langkah kerjanya ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah. 3. Berdasarkan metode a. LKPD eksperimen yaitu Lembar Kerja Peserta Didik yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan eksperimen dan dapat memuat semua jenis keterampilan proses. b. LKPD non-eksperimen adalah Lembar Kerja Peserta Didik yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan hanya memuat keterampilan proses tertentu, misalnya meyimpulkan, menjelaskan, menafsirkan, atau menginterpretasikan. Penyajiannya dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi. Menurut Dewiana (2001:10) LKPD dapat digunakan dalam penyajian mata pelajaran secara eksperimen maupun non- eksperimen, sehingga berdasarkan penggunaan metode dikenal dua jenis LKPD, yaitu LKPD eksperimen yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan eksperimen, dan LKPD non-eksperimen yang dijadikan pedoman dalam memahami konsep atau prinsip tanpa eksperimen. Kedua macam LKPD tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. LKPD eksperimen dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu LKPD ekspositori, LKPD inkuiri, LKPD penemuan (discovery), dan LKPD berbasis masalah.
14 2.4. Kurikulum 2013 Negara mengatur pendidikan melalui kurikulum nasional. Menurut surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No 060/U/1993, 25 Februari 1993, kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan, sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah (Pradipto,2007:210). Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran (subjek) yang harus di tempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk izajah (Ruhimat, 2011:2). Keberhasilan penerapan kurikulum 2013, salah satu faktornya adalah kemampuan guru dalam merancang pembelajaran berbasis pada pendekatan saintifik. Menurut Mulyasa (2013:65) bahwa kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) yang terintegrasi. Dalam hal ini pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konstektual. Pada kurikulum 2013 terdapat lima poin penting dalam melaksanakan pembelajaran, kelima point tersebut menjadi acuan dalam kegiatan belajar mengajar yang mana didalam rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) point tersebut harus tetap menjadi acuan dikarenakan sudah menjadi isi dalam silabus. Kelima poin
15 tersebut adalah mengamati (observasi), menanya (asking), mengumpulkan data, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. 2.5. Materi Pembelajaran Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang banyak ditemukan di bumi. Bakteri memiliki ukuran sangat kecil, yaitu 0,2-10 mikrometer (1 mikrometer = 1/1000 millimeter), sangat kecil bukan?. Salah satu contoh bakteri yang banyak ditemukan adalah bakteri Escheria coli. Dimana bakteri dapat kita temukan di air kolam yang keruh, makanan, bahkan didalam usus kita sendiri. Bakteri Escheria coli dalam jumlah yang sedikit dapat menguntungkan bagi manusia, akan tetapi bakteri Escheria coli dalam jumlah yang relatif banyak dapat menimbulkan kerugian bahkan penyakit. Bakteri memegang peranan penting dalam kehidupan di bumi. Kehidupan makhluk hidup lain, seperti hewan, tumbuhan, dan manusia sangat bergantung pada bakteri. Dimana, bakteri dapat mendegradasi sampah dan jasad yang sudah mati yang mana dapat mengubah komponen organik menjadi anorganik agar dapat diserap oleh tumbuhan. (Subardi dkk, 2009:35-37). 2.5.1 Bentuk bakteri Bakteri mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk bakteri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Basil Mempunyai bentuk tongkat pendek/batang kecil dan silindris, sebagian nya berbentuk basil. Berdasarkan jumlah koloni, basil dapat dibagi menjadi :
16 Gambar 2.1 : Macam-Macam Bentuk Bakteri Basil (Sumber: Buku Biologi Widyawati.S,dkk.2009) a. Monobasil (monobacillus) merupakan bakteri berbentuk basil/batang yang hidup menyendiri/tidak bergerombol, misal : Salmonella typhi. b. Diplobasil (diplobacillus), bila koloni basil terdiri dari 2 basil, misal : Klensiella pneumonia. c. Streptobasill (streptobacillus), bila koloni bakteri berbentuk rantai, misal : Bacillus anthracis. 2. Kokus Mempunyai bentuk seperti bola-bola kecil. Berdasarkan jumlah koloni, kokus dapat dibedakan menjadi : Gambar 2.2 : Macam-Macam Bentuk Bakteri Kokus (Sumber: Buku Biologi Widyawati.S,dkk.2009)
17 a. Monokokus : bila kokus hidup menyendiri, misal : Neiseria gonorhoe, penyebab kencing nanah. b. Diplokokus : bila kokus membentuk koloni terdiri dari 2 kokus, misal: Diplococcus pneumonia, penyebab radang paru-paru. c. Streptokokus, bila koloni berbentuk seperti rantai, misal : Streptococcus pyogenes. d. Stafilokokus : bila koloni bakteri bentuknya seperti buah angggur, misal : Sarcina ventriculi. e. Terakokus : bila koloni terdiri dari 4 kokus, misal : Pediococcus cerevisiae. 3. Spiral Spiral merupakan bakteri yang terbentuk bengkok seperti spiral. Bakteri yang berbentuk spiral sangat sedikit jenisnya, bentuknya seperti gambar di bawah berikut : 1. Spiral, misal : Spirillum sp. Gambar 2.3 : Macam-Macam Bentuk Bakteri Spiral (Sumber: Buku Biologi Widyawati.S,dkk.2009) 2. Vibrio : bentuk koma, misal : Vibrio cholera. 3. Spiroseta : bentuk spiral yang dapat bergerak, misal : Borrelia anserine.
18 2.5.2 Struktur tubuh bakteri Bakteri mempunyai tiga komponen pada tubuhnya, yaitu dinding sel, membran plasma, dan sitoplasma. Dinding sel bakteri mengandung material yang disebut peptidoglikan. Peptidoglikan disusun oleh rantai gula yang berkaitan dengan peptida (rantai pendek asam amino). Gambar 2.4 : Struktur Tubuh Bakteri (Sumber: www.handoutbakteri-alitadisanjaya.com.2015) Beberapa bakteri memiliki semacam rambut halus disekujur tubuhnya yang disebut pili atau fimbriae. Beberapa bakteri patogen menginfeksi sel inang dengan cara menempel pada membran sel inang dengan menggunakan pilinya. Beberapa bakteri juga memiliki piliseksual yang digunakan untuk bereproduksi secara seksual. Pada dinding sel bakteri, terdapat kapsul atau lapisan berlendir yang tersusun atas polisakarida atau protein. Kapsul, lapisan berlendir, dan pili (fimbriae). Tugas masing-masing struktur tubuh bakteri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pili (fimbriae) berfungsi untuk membantu bakteri bertahan hidup dalam lingkungan tertentu. 2. Kapsul bertugas untuk membantu agar bakteri dapat bertahan dari sistem imun hewan inangnya.
19 3. Lapisan berlendir memungkinkan bakteri dapat menempel dalam jumlah banyak pada permukaan inang. Beberapa bakteri dilengkapi dengan flagela yang memungkinkan bakteri menyebar di habitat baru, melakukan migrasi menuju sumber nutrisi atau meninggalkan lingkungan yang tidak memungkinkan. Namun terdapat bakteri yang bergerak tanpa flagela. Bakteri yang tidak bergerak menggunakan flagela menggerakkan diri dengan cara berguling dan terbawa arus. Jumlah dan letak flagela pada bakteri berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, menurut Adam (1995:21) dibedakan sebagai berikut : a. Monotrichate (monotrika) = bila flagel (bulu getar) hanya terdapat pada satu sisi (ujung) saja. b. Amphitrichate (amfitrika) = bila flagel (bulu getar) terdapat pada kedua ujung. c. Lophotrichate (lofotrika) = bila flagel (bulu getar) pada sisi (ujung banyak). d. Peritrichate (peritrika) = bila flagel (bulu getar) tersebar pada ujung keujung sampai pada setiap sisi. Gambar 2.5 : Macam-Macam Letak Flagel (Sumber: www.handoutbakteri-alitadisanjaya.com.2015)
20 2.5.3 Reproduksi bakteri Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri (Amitosis). Namun, sering kali terjadi penyatuan materi gen secara paraseksual. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Pembelahan ini juga sering disebut pembelahan amitosis. Gambar 2.6 : Pembelahan Biner/Amitosis (Sumber: Campbell et al, 1999) Pada kondisi yang menguntungkan bakteri membelah dengan sangat cepat yaitu 15-20 menit. Sehingga dalam waktu satu hari jumlahnya menjadi jutaan. Selain dengan pembelahan biner bakteri juga dapat berkembangbiak dengan cara paraseksual, yakni pertukaran materi genetik yang disebut dengan rekombinasi genetik yang dibedakan menjadi tiga cara yaitu : 1. Transformasi Pada proses transformasi fragmen ADN bebas bakteri dimasukkan ke dalam sel bakteri resepien (penerima), selanjutnya fragmen ADN ini bersatu dengan genom resepien. Mekanisme transformasi dimulai dari ADN donor ditarik oleh sel resepien,
21 kemudian ADN donor terpisah menjadi dua, ADN resepien sebagian lepas meninggalkan tempatnya, selanjutnya ADN donor menggantikan tempat ADN resepien yang ditinggalkannya tersebut. Sehingga terbentuklah ADN rekombinan hasil hibrid antara ADN donor dan ADN resepien. Selanjutnya ADN rekombinan melakukan replikasi untuk berkembang biak. 2. Transduksi Gambar 2.7 : Reproduksi Bakteri secara Transformasi (Sumber: www.google.com/2015-transformasi-reproduksibakteri) Reproduksi bakteri cara ini tidak melalui kontak langsung dua bakteri, tetapi diperlukan adanya materi sebagai perantara yaitu virus. virus yang hidup pada inang bakteri atau yang dikenal dengan nama bakterifage. Gambar 2.8 : Reproduksi Bakteri secara Transduksi (Sumber: www.google.com/2015-transduksi-reproduksibakteri)
22 3. Konjugasi Pada proses konjugasi diperlukan kontak langsung antara sel donor dengan sel resepien agar terjadi pemindahan bahan genetik.pada proses konjugasi juga dapat dipindahkan bahan genetic yang lebih panjang. Kemampuan untuk bertindak sebagai donor atau resepien ditentukan oleh mater genetik disebut dengan faktor kelamin. Gambar 2.9 : Reproduksi Bakteri secara Konjugasi (Sumber: www.google.com/2015-konjugasi-reproduksibakteri) 2.5.4 Peranan bakteri Dalam peranan bakteri terdapat hal yang positif dan negatif, bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia. Begitu banyak peranan bakteri dalam kehidupan manusia sehingga kita harus lebih berhati-hati karena 70% bakteri tersebut merugikan manusia. Di bawah ini bakteri yang menguntungkan dan merugikan diantaranya adalah :
23 Bakteri yang merugikan manusia 1. Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC. 2. Treponema pallidum, penyebab penyakit raja singa (sifilis). 3. Vibrio cholerae, penyebab kolera. 4. Shigella dysenteriae, penyebab disentri. Bakteri yang menguntungkan manusia 1. Escherichia coli, penghuni colon manusia yang membantu membusukkan makanan dan pembentukan vitamin K. 2. Lactobacillus casei, digunakan dalam proses pembuatan keju. 3. Acetobacter xylinum, untuk pembuatan nata de coco. 4. Lactobacillus bulgaricus, untuk pembuatan susu masam (yoghurt). 5. Streptomyces griceus, penghasil antibiotik streptomisin. 2.5.5 Zat pewarna sederhana 2.5.5.1 Pengertian pewarnaan sederhana Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil.
24 Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu tekhnik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. 2.5.5.2 Tujuan pewarnaan sederhana Tujuan diadakan pewarnaan adalah agar siswa dapat mengetahui prosedur pewarnaan sederhana, siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk dari bakteri, siswa mampu membuat sediaan untuk pewarnaan sederhana dan melakukan proses pewarnaan sederhana serta mengamati bentuk bakteri pada preparat di bawah mikroskop 2.5.5.3 Jenis zat pewarnaan sederhana Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan- pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik. Zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Melalui pewarnaan sederhana kita dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana adalah metilen biru, kristal violet, serta safranin. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
25 1. Metilen Biru Metilen biru merupakan salah satu zat pewarna bakteri yang memberi warna biru cerah yang dapat bergradasi. Zat ini memberikan warna pada mikroorganisme untuk dapat memperjelas objek pada saat diamati dibawah mikroskop. 2. Kristal Violet Berwarna ungu dan merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pewarna ini bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam, dengan begitu sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna (Ungu). 3. Safranin Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, memberikan warna pada mikroorganisme non target(wahyuningsih, 2008). 2.6. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian skripsi oleh Ruth Helen Simarmata yang berjudul pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) matematika berbasis berfikir kritis pada pokok bahasan peluang untuk SMA kelas XI. Penelitian ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan berupa LKPD sudah valid dan baik. Validasi materi menunjukkan rata-rata skor 4,15 dan validasi desain dengan skor 4,2. Sedangkan menggunakan angket ujicoba produk menunjukkan hasil 4,26 sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa produk baik dan layak digunakan untuk kelas besar.
26 Serta penelitian skripsi oleh Ade Rachmat yang berjudul pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan scientific pada pokok bahasan daur ulang limbah untuk siswa kelas X SMA Penelitian ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan berupa LKPD sudah valid dan sangat baik. Validasi materi menunjukkan rata-rata skor 75 yakni predikat sangat baik. Sementara validasi materi mendapat skor 75 dengan predikat sangat baik. Hasil uji coba pada siswa dengan ratarata 89,33 % dengan predikat sangat baik.