BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui,peranan pajak semakin besar dan penting dalam

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Nilai (PPN) yang mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. didasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Untuk menyukseskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. kualitas tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan Praktik Kerja

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapinya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. melaksanakan kewajiban perpjakannya.setelah adanya tax reform,

BAB I PENDAHULUAN. sudah saatnya diletakkan suatu landasan yang dapat menjamin tersedianya dana

BAB I PENDAHULUAN. efektif sejak 1 April 1985 telah mengalami perubahan yang cukup pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan pembangunan dibutuhkan segala potensi yang. Sumber pendapatan keuangan Pemerintah dalam upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. peranan penting dan vital dalam kebijaksanaan fiskal, baik negara maju maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat membanggakan. Mulai dari restrukturisasi organisasi sampai dengan peningkatan penggunaan teknologi informasi. Seiring dengan adanya modernisasi dalam bidang perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para stakeholders. Wajib Pajak sudah seharusnya mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari Direktorat Jenderal Pajak karena Wajib Pajak dapat diibaratkan sebagai pahlawan dalam membangun Negara Republik Indonesia. Wajib Pajak memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari layanan unggulan yang ada di Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut menjadi landasan kerja bagi seluruh karyawan dan karyawati kantor pelayanan pajak dalam memberikan pelayanan perpajakan. Dengan semangat mewujudkan seluruh program modernisasi, baik dari sisi sarana dan prasarana, profesionalitas SDM, maupun dari sisi penerapan Standar Pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan berbasis teknologi tinggi. Kantor Pelayanan Pajak terdorong untuk menyediakan lingkungan yang kondusif kepada Wajib Pajak dalam menjalankan perpajakannya dengan sebaik-baiknya karena dengan pelayanan yang baik, maka kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan bagi masyarakat, setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib mempublikasikan prosedur, persyaratan, biaya (jika ada, sesuai dengan ketentuan yang berlaku), waktu, standar, akta/janji, motto pelayanan, lokasi, serta pejabat/petugas, yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal 1

tersebut semakin mendorong Kantor Pelayanan Pajak untuk memberikan segenap kemampuan, mengembangkan cara dan metode pelayanan yang inovatif, serta melayani dengan sepenuh hati sehingga tercipta pelayanan yang baik untuk tujuan akhirnya adalah mencapai kepuasan Wajib Pajak. Guna meningkatkan pelayanan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan tak terkecuali di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. Layanan Unggulan Perpajakan ini diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada publik dalam memperoleh pelayanan perpajakan. Dengan pelayanan yang baik diharapkan Wajib Pajak akan lebih mudah dan nyaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sehingga kepatuhan sukarela dari Wajib Pajak akan semakin meningkat yang bermuara pada semakin meningkatnya penerimaan pajak. Untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan unggulan, diperlukan juga evaluasi atas pelaksanaannya. Diharapkan melalui evaluasi ini akan ditemukan masukan yang akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak. Oleh sebab itu, laporan ini saya beri judul : Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2

1.1 Untuk mengetahui prosedur 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. 1.2 Untuk mengevaluasi 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. 2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1 Bagi Mahasiswa a. Sebagai sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu secara langsung pada bidang yang ditekuni sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan. b. Menambah wawasan dan pengalaman serta mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai macam masalah di bidang perpajakan yang akan dijadikan modal penting untuk bekerja di perusahaan. c. Melatih mahasiswa untuk berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta mengembangkan dan mengubah sikap, kemampuan, dan keterampilan dalam berkomunikasi di lingkungan instansi pemerintahan. d. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam bidang perpajakan seiring dengan adanya undang-undang perpajakan yang sewaktu-waktu dapat berubah dan memperoleh prestasi terbaik. e. Menyiapkan mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan setelah menamatkan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dan memperoleh karir melalui penilaian yang terbaik. 2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat 3

a. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak. b. Dapat menjadi sumbang saran dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. c. Memperoleh ide-ide baru dan masukan. d. Membangun citra instansi pemerintahan yang baik khususnya citra Direktorat Jenderal Pajak. 2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP USU) a. Menjalin hubungan baik antara fakultas dengan instansi pemerintahan khususnya KPP Pratama Medan Barat. b. Mempromosikan sumber-sumber potensi dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. c. Diharapkan dengan adanya temuan mahasiswa mengenai ilmu pengetahuan yang baru diperolehnya dalam praktik kerja di lapangan dapat merevisi kurikulum guna meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan. d. Sebagai bahan masukan guna melakukan evaluasi sejauh mana kualitas teori yang telah diberikan kepada mahasiswa dibandingkan dengan kualitas teori yang diperoleh mahasiswa selama menjalani Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan. e. Mendorong kemajuan alumni di masa akan datang. 4

C. Uraian Teoritis 1. Defenisi pajak Defenisi pajak menurut para ahli antara lain : 1.1 Mr. Dr. N. J. Feldmann dalam (Waluyo,2011 : 2) mengatakan bahwa Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaranpengeluaran umum. 1.2 Prof. Dr. M. J. H. Smeets dalam (Waluyo,2011 : 2) mengatakan bahwa Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. 1.3 Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam (Suandy,2011 : 9) mengatakan bahwa Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. 1.4 Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam (Suandy,2011 : 9) mengatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 5

2. Fungsi Pajak 2.1 Fungsi Finansial (budgeter) Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. (Suandy,2011 : 12) 2.2 Fungsi Mengatur (Regulerend) Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu. Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut : a. Pemberian insentif pajak (misalnya : tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing. b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. c. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produkproduk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negeri. (Suandy,2011 : 13) 3. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Perpajakan Berdasarkan Surat Edaran SE-79/PJ/2010 Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan bidang perpajakan yang selanjutnya disebut SOP Layanan Unggulan, adalah kegiatan atau rangkaian yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan 6

lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak. Adapun 11 (sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut : 3.1 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 3.2 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP). 3.3 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 3.4 Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). 3.5 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 3.6 Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 3.7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23. 3.8 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. 3.9 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu. 7

3.10 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi. 3.11 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam hal ini Mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat untuk mendapatkan serta mempelajari data tentang : 1. Pembahasan Standar Prosedur Operasi (Standar Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan. 2. Bagaimana mengevaluasi pelaksanaan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. 2. Studi Literatur 8

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dan catatan-catatan yang ada hubungannya dengan laporan penelitian. 3. Observasi Lapangan Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap objek praktik kerja lapangan mandiri untuk mengetahui bagaimana pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan. 4. Metode Pengumpulan Data 4.1 Data Primer Data yang di dapat langsung dari sumber yang berkompeten yang memahami permasalahan melalui wawancara. 4.2 Data Sekunder Data yang di dapat dari buku, jurnal, undang-undang dan lain-lain. 5. Analisis dan Evaluasi Data Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan. Teknik analisa dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknis analisis yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian terungkap secara jelas dan objektif. F. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan dalam praktik kerja lapangan mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 9

1. Observasi Lapangan Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan lapangan, melakukan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2. Wawancara Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sebagai narasumber secara lisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Dalam bab ini Penulis menerangkan tentang sejarah singkat, Visi, Misi, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas ) layanan unggulan perpajakan. 10

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisa berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan riset di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 11