Profil Pelepasan Antikanker kombinasi Doksorubisin dan Analog Kurkumin dari Nanopartikel Kitosan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

EVALUASI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI POLIVINIL ALKOHOL SEBAGAI SURFAKTAN TERHADAP PROFIL PELEPASAN MIKROPARTIKEL DEKSAMETASON MENGGUNAKAN HPLC

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat

BAB II. STUDI PUSTAKA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

PENGARUH PERBANDINGAN OBAT-POLIMER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN PELEPASAN MIKROPARTIKEL KETOPROFEN-KITOSAN

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C

PENGEMBANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT SISTEM MATRIKS BERBASIS ETILSELULOSA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DENGAN TEKNIK DISPERSI SOLIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. per oral sangat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya berkorelasi dengan

PROFIL PELEPASAN IN VITRO IBUPROFEN DALAM BENTUK TABLET LEPAS LAMBAT DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS GUAR GUM PADA BERBAGAI KONSENTRASI

FORMULASI GLIBENKLAMID DENGAN METODE SELF EMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM (SEDDS) DAN UJI IN- VITRO DISOLUSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Formulasi dan Karakterisasi Nanokapsul Asiklovir Tersalut Kitosan- Alginat yang Dipaut Silang dengan Natrium Tripolifosfat

BAB I PENDAHULUAN. dengan jarak ukuran nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan

PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

PENGARUH PERBANDINGAN OBAT-POLIMER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN PELEPASAN MIKROPARTIKEL KETOPROFEN-KITOSAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3).

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. vii. DAFTAR ISI.. viii. DAFTAR GAMBAR. xi. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. xiv. INTISARI.. xv. ABSTRAC.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2 PLA hasil sintesis

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

I. PENDAHULUAN. Udang dan kepiting merupakan komoditas andal dan bernilai ekonomis

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN

DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 4000

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PREPARASI DAN APLIKASI NANOPARTIKEL KITOSAN SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN INSULIN SECARA ORAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

PROFIL PELEPASAN IN VITRO KETOPROFEN DALAM TABLET LEPAS LAMBAT DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS GUAR GUM PADA BERBAGAI KONSENTRASI

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Karakterisasi dan studi disolusi dispersi padat furosemida menggunakan polietilen glikol (PEG), talk dan PEG talk sebagai pembawa dispersi

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian...

PREPARASI NANOPARTIKEL GAMAVUTON-0 MENGGUNAKAN KITOSAN RANTAI PENDEK DAN TRIPOLIFOSFAT SEBAGAI CROSS LINKER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH MATRIKS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA TERHADAP PROFIL PELEPASAN IN VITRO SALBUTAMOL DALAM BENTUK TABLET LEPAS LAMBAT

I. PENDAHULUAN. ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

PROFIL PELEPASAN IN VITRO PROPANOLOL HCl DALAM TABLET LEPAS LAMBAT DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

PROFIL PELEPASAN METRONIDAZOL DARI MATRIKS KALSIUM ALGINAT-KITOSAN

BAB I PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghantaran pada kosmetik atau sediaan farmasi (Barenholz, 2001). Liposom

PROFIL PELEPASAN IN VITRO IBUPROFEN DALAM BENTUK TABLET LEPAS LAMBAT MENGGUNAKAN MATRIKS TARA GUM DAN KALSIUM SULFAT

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

Gambar 4.1 Hasil Formulasi Nanopartikel Polimer PLGA Sebagai Pembawa Deksametason Natrium Fosfat.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN ARTI SINGKATAN. RINGKASAN... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN...

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

LISA AYU LARASATI FORMULASI MIKROEMULSI DL-ALFA TOKOFEROL ASETAT DENGAN BASIS MINYAK KELAPA MURNI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

LAMPIRAN. Lampiran 1 Langkah Kerja Percobaan Adsorbsi Methylene Blue. Mempersiapkan alat dan bahan. Membersihkan lumpur dengan air kran

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Gambar. Daftar Lampiran. Intisari... BAB I. PENDAHULUAN..1. A. Latar Belakang.1. B. Perumusan Masalah.

PROFIL PELEPASAN IN VITRO TEOFILIN DALAM TABLET LEPAS LAMBAT DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS NATRIUM ALGINAT PADA BERBAGAI KONSENTRASI

4 Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Suhu Q10. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed

Gambar 6. Kerangka penelitian

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

CIRI NANOPARTIKEL KITOSAN DAN PENGARUHNYA PADA UKURAN PARTIKEL DAN EFISIENSI PENYALUTAN KETOPROFEN DWI WAHYONO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

karena itu, beberapa penelitian dikembangkan untuk terus menemukan bahan yang dapat menghambat pertumbuhan C.albicans dengan memanfaatkan bahanbahan a

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

OPTIMASI BAHAN POLIMER PEMBENTUK MATRIKS TABLET SUSTAINED RELEASE Na. DIKLOFENAK. Audia Triani Olii, Aztriana

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING IBUPROFEN MENGGUNAKAN HPMC K4M AMILUM KULIT PISANG AGUNG DAN NATRIUM BIKARBONAT SEBAGAI FLOATING AGENT

Transkripsi:

Profil Pelepasan Antikanker kombinasi Doksorubisin dan Analog Kurkumin dari Nanopartikel Kitosan Anita Sukmawati*, Muhammad Da i, Fardha Zulinar, Armetha Hanik Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indosnesia Email: anita.sukmawati@ums.ac.id Keywords: Kitosan, nanopartikel, antikanker, doksorubisin, PGV-1 Abstrak Sistem penghantaran obat menggunakan enkapsulasi obat dalam matrik polimer dapat digunakan untuk menghantarkan obat antikanker kombinasi doksorubisin dan PGV-1, suatu analog kurkumin yang memiliki aktivitas antikanker. Kitosan digunakan dalam penelitian ini sebagai matrik dalam pembuatan nanopartikel yang mengandung kombinasi doksorubisin dan PGV-1 (DOX-PGV-1). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pelepasan obat dari nanopartikel dengan berbagai variasi onsentrasi kitosan. Nanopartikel kitosan dibuat dengan konesentrasi kitosan 0.025, 0.05 dan 0.1% b/v dalam formulasi menggunakan metode gelasi ionic. Profil pelepasan DOX-PGV-1 dievaluasi dengan metode dialysis pada medium dapar fosfat+0.5% tween 80 dan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV.. Profil pelepasan DOX-PGV-1 dari nanopartikel kitosan mengikuti model orde 0 dan Higuchi. Laju pelepasan obat yang paling lambat terdapat pada nanopartikel dengan konsentrasi kitosan 0.05%. 1. PENDAHULUAN Penghantaran obat antikanker dalam terapi kanker seringkali menjadikan masalah karena mayoritas obat-obat antikanker tidak dapat spesifik tertarget pada sel kanker. Salah satu strategi dalam penghantaran obat antikanker adalah menggunakan sistem nano dimana obat antikanker secara spesifik diselubungi oleh pembawa serupa polimer [1]. Penggabungan obat dalam sistem nanopolimer ini dapat melindungi obat dari degradasi enzimati dalam tubuh dan dapat memperbaiki penetrasi obat melintasi barrier mukosa dengan mekanisme endositosis [2, 3]. Selain itu, mekanisme pelepasan obat yang terkontrol untuk waktu yang panjang juga dapat dicapai dengan menggunakan sistem polimer ini. Salah satu upaya untuk menurunkan toksisitas obat antikanker adalah dengan menggunakan kombinasi obat antikanker yang poten sehingga dapat menurunkan dosis yang diperlukan untuk masing-masing obat. Pada penelitian ini digunakan kombinasi doxorubicin (DOX) dengan [2,5-bis-(4- hydroxi,3,5-dimethyl)-benzylidincylopentanone)] atau pentagamavunon-1 (PGV-1), suatu senyawa analog kurkumin, yang telah terbukti dapat meningkatkan apoptosis pada sel kanker [4,5]. Untuk meningkatkan permeabilitas dan retensi obat terhadap sel kanker, kombinasi obat ini dihantarkan dengan menggunakan nanopartikel berbasis kitosan. Kitosan nanopartikel sendiri diketahui dapat menghantarkan obat ke dalam sel kanker dan ISSN 2407-9189 139

dan menunjukkan efek antikanker melalui mekanisme antiangionenic dan apoptosis serta peningkatan aktivitas caspase [6, 7]. Efek kitosan pada sel sangat dipengaruhi oleh proses formulasi nanopartikel seperti yang dijelaskan pada penelitian Nasti, dkk dan Zhang, dkk [8, 9]. Pada penelitian ini, proses pembuatan nanopartikel dilakukan dengan metode gelasi ionik dimana rasio polimer dan natrium tripolifosfat (Na TPP) sebagai bahan penggelasi dapat mempengaruhi karakteristik nanopartikel yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi kitosan yang berbeda dalam proses formulasi nanopartikel kombinasi doksorubisin dan PGV-1 (DOX-PGV-1) dapat mempengaruhi ukuran partikel yang dihasilkan. Ukuran nanopartikel yang dihasilkan dalam formulasi nanopartikel menggunakan kitosan konsentrasi 0.025, 0.05 dan 0.1 % b/v adalah berturut-turut 1118,70 nm ± 50,25, 812 nm ± 11,94, dan 1150,25 nm ± 25,10 [10]. Selain ukuran partikel, profil pelepasan obat dari nanopartikel kitosan juga perlu untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kitosan dalam proses pembuatan nanopartikel terhadap profil pelepasan DOX-PGV-1 dari sistem nanopartikel kitosan. 2. METODE 2.1 Pembuatan DOX-PGV-1 nanopartikel Kitosan 100 mg (94% terdeasetilasi, 150 kda, dari CV ChiMultiguna) dilarutkan dalam 0.5% asam asetat (Bratachem) 400 ml, 200 ml dan 100 ml untuk menghasilkan larutan kitosan dengan konsentrasi berturut-turut 0.025, 0.05 dan 0.1 % b/v. Kedalam larutan tersebut ditambahkan 1 ml DOX 2 mg/ml (Sigma Aldrich) dan 1 ml PGV-1 10 mg/ml (Fakultas Farmasi UGM) dan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 3 menit pada skala 7. Larutan yang terbentuk diatur ph nya hingga 4 menggunakan natrium hidroksida (NaOH) (Bratachem). Pembentukan nanopartikel terjadi dengan penambahan Na TPP 0.1% (Bratachem) sebanyak 20 ml kedalam larutan kitosan dengan kecepatan 1 tetes tiap 10 detik dengan tetap diaduk menggunakan magnetic stirrer. Pengadukan pada larutan dilanjutkan hingga 4 jam. Larutan kemudian dibekukan dan di freeze drying untuk mendapatkan nanopartikel kitosan. Partikel yang dihasilkan disimpan pada suhu 4 C pada wadah kaca gelap. 2.2 Uji pelepasan obat dari nanopartikel Evaluasi pelepasan obat dari nanopartikel kitosan dilakukan dengan metode dialysis menggunakan medium disolusi dapar fosfat yang mengandung 0.5% tween 80. Sejumlah 25 mg nanopartikel kitosan didispersikan dalam 5 ml medium disolusi dan dimasukkan kedalam dialysis bag. Proses dialysis dilakukan dalam beker glass yang berisi 50 ml medium disolusi pada suhu 37 C dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer pada skala 4. Sampel sebanyak 5 ml diambil pada titik tertentu dalam kurun waktu 24 jam. Dilakukan pergantian volume medium disolusi dengan medium yang baru setiap kali pengambilan sampel. Larutan sampel yang diambil pada tiap waktu dianalisis kadar bahan aktifnya pada λ 231 nm untuk DOX dan λ 210 nm untuk PGV-1 menggunakan spektrofotometer UV. Absorbansi sampel kemudian diplotting pada kurva kalibrasi DOX dan PGV-1 untuk menghitung jumlah obat yang terlepas tiap waktu. Jumlah obat yang terlepas tiap waktu kemudian digunakan untuk menentukan mekanisme pelepasan obat menggunaan persamaan orde 0 (nol) dan persamaan Higuchi seperti pada persamaan 1 dan 2. pers.1..pers.2 140 ISSN 2407-9189

Dimana C adalah kadar obat terlepas, K 0=konstanta orde 0, Q=jumlah obat terlepas pada waktu t, K H= konstanta Higuchi dan t adalah waktu dalam jam. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode gelasi ionik digunakan dalam pembuatan nanopartikel kitosan karenarelati mudah, tidak menggunakan pemanasan sehingga dapat menghindari rusaknya zar aktif. Perbedaan konsentrasi larutan kitosan yang digunakan dalam pembuatan nanopartikel menghasilkan rendemen nanopartikel yang berbeda. Rendemen nanopartikel yang dihasilkan adalah berturutturut 97.3, 83.9 dan 64.0 % untuk konsentrasi kitosan 0.025, 0.05 dan 0.1%. Rendemen nanopartikel yang dihasilkan semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi kitosan yang digunakan dalam formulasi. Profil pelepasan obat dari nanopartikel menunjukkan bahwa pelepasan DOX hampir mendekati 100 % pada menit ke 10, pada nanopartikel kitosan yang dibuat dengan konsentrasi kitosan 0.025 dan 0.1%. Sedangkan pada nanopartikel kitosan 0.05% pelepasan DOX belum mencapai 100% hingga jam ke-24 (Gambar 1). Dari profil pelepasan obat tersebut, DOX mengalami pelepasan yang segera atau burst release. Hal ini kemungkinan disebabkan karena penggunaan bahan aktif DOX dalam bentuk garam HCl, yang memiliki kelarutan tinggi dalam medium disolusi. Pelepasan PGV-1 berlangsung lebih lambat pada ketiga formula nanopartikel. Hingga jam ke- 24, kurang dari 20% PGV-1 dapat terlepas dari kitosan nanopartikel. Persentase kumulatif PGV- 1 yang terlepas dari kitosan nanopartikel dengan konsentrasi kitosan 0.025, 0.05 dan 0.1% adalah berturut-turut 16,46% ± 0,03, 7,82% ± 0,02, dan 4,71% ± 0,03. Profil pelepasan obat PGV-1 dari matriks nanopartikel kitosan ini menunjukkan adanya profil sustained release yang dapat melepaskan obatnya dalam jangka waktu yang lama. Tetapi, dalam penelitian ini, profil pelepasan obat hanya dievaluasi dalam jangka waktu 24 jam. Dari profil pelepasan obat terlihat bahwa nanopartikel kitosan yang dibuat dengan konsentrasi kitosan 0.05% menghasilkan pelepasan obat yang paling rendah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi kitosan dalam pembuatan nanopartikel dapat menurunkan jumlah obat yang terlepas. Penelitian yang dilakukan oleh Yeo dan Park (2004) menyebutkan bahwa konsentrasi polimer yang tinggi akan mempercepat proses pemadatan partikel dan viskositas polimer yang tinggi sehingga dapat menghambat proses pelepasan obat [11]. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk nanopartikel kitosan 0.1%. Proses pelepasan obat yang lambat pada PGV-1 ini disebabkan karena obat terlindung dalam matrik kitosan. Pelepasan obat yang lambat diharapkan dapat menjaga kadar obat dalam sel untuk waktu yang lama dan dapat menjaga stabilitas obat dalam sirkulasi sistemik. Untuk mengetahui kinetika pelepasan obat dari sistem nanopartikel kitosan, dilakukan plotting dengan model persamaan orde nol (persamaan 1) dan persamaan Higuchi (persamaan 2). Tabel 1. harga R 2, Konstanta Orde Nol (K 0) dan Konstanta Higuchi (K H) pada pelepasan DOX dan PGV-1 dari nanopartikel dengan berbagai konsentrasi kitosan Model Konsentrasi R Khitosan 2 K 0 (mg/menit) Orde nol (0) Higuchi DOX 0.025% 0,8491 0,0158 0.05% 0,9085 0,0132 0.1% 0,9986 0,0271 PGV-1 0.025% 0,9855 0,7004 0.05% 0,9979 0,5586 0.1% 0,9762 0,7020 Konsentrasi Khitosan R 2 K H (mg/menit 1/2 ) DOX 0.025% 0,9814 0,0651 0.05% 0,9729 0,0525 0.1% 0,9614 0,0817 PGV-1 0.025% 0,9546 0,0030 0.05% 0,9573 0,0024 0.1% 0,9285 0,0019 ISSN 2407-9189 141

(Diagram Terlampir Dibawah.) Berdasarkan plotting pelepasan obat, diketahui bahwa pelepasan DOX dari nanopartikel kitosan lebih mengikuti model Higuchi, sedangak PGV-1 mengikuti kinetika orde 0, yang terlihat dari harga R 2 yang mendekati 1 (Tabel 1). Pada model Higuchi, diasumsikan bahwa obat terlepas dengan mekanisme difusi terkontrol, sedangkan pada orde nol, pelepasan obat tidak tergantung pada konsentrasi awal. Oleh karena itu, sistem nanopartikel kitosan ini dapat digunakan sebagai sistem lepas lambat untuk pengobatan kanker. Harga konstanta Higuchi pada DOX menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi kitosan dari 0.025 ke 0.1% pada formulasi nanopartikel dapat meningkatkan laju pelepasan obat, sedangkan pada peningkatan konsentrasi kitosan dari 0.025 ke 0.05% justru menurunkan laju pelepasan obat. Pada PGV-1, penurunan laju pelepasan obat menurut orde 0 mengalami penurunan dari konsentrasi kitosan 0.025% ke 0.05%, tetapi antara 0.025% dan 0.01% tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p > 0.05) 4. KESIMPULAN Mekanisme pelepasan kombinasi DOX dan PGV-1 mengikuti model kinetika orde 0 dan Higuchi. Peningkatan konsentrasi kitosan pada pembuatan nanopartikel dari 0.025% ke 0.05% dapat menurunkan laju pelepasan obat UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) c.q Lembaga Penelitian dan Pengadian Masyarakat (LPPM) yang telah mendanai penelitian ini melalui skema Doctoral Research Grant. Terimakasih juga disampaikan untuk Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang telah menyediakan bahan aktif analog kurkumin. REFERENSI [1] S. Bisht and A. Maitra, Nanoparticles for Solid Tumor, Cancer, vol. 1, no. 4, pp. 415 425, 2009. [2] A. Rampino, M. Borgogna, P. Blasi, B. Bellich, and A. Cesàro, Chitosan nanoparticles: Preparation, size evolution and stability, Int. J. Pharm., vol. 455, no. 1 2, pp. 219 228, 2013. [3] K. A. Janes, M. P. Fresneau, A. Marazuela, A. Fabra, and M. J. Alonso, Chitosan nanoparticles as delivery systems for doxorubicin, J. Control. Release, vol. 73, no. 2 3, pp. 255 267, Jun. 2001. [4] A. Hermawan, A. Fitriasari, S. Junedi, M. Ikawati, S. Haryanti, B. Widaryanti, M. Da i, and E. Meiyanto, PGV-0 and PGV- 1 Increased Apoptosis Induction of Doxorubicinon MCF-7 Breast Cancer Cells, Pharmacon, vol. 12, no. 2, pp. 55 59, 2011. [5] E. Meiyanto, D. D. P. Putri, R. A. Susidarti, R. Murwanti, S. Sardjiman, A. Fitriasari, U. Husnaa, H. Purnomo, and M. Kawaichi, Curcumin and its Analogues (PGV-0 and PGV-1) Enhance Sensitivity of Resistant MCF-7 Cells to Doxorubicin through Inhibition of HER2 and NF-kB Activation, Asian Pacific J. Cancer Prev., vol. 15, no. 1, pp. 179 184, 2014. [6] Y. S. Wimardhani, D. F. Suniarti, H. J. Freisleben, S. I. Wanandi, N. C. Siregar, and M. Ikeda, Chitosan exerts anticancer activity through induction of apoptosis and cell cycle arrest in oral cancer cells, vol. 56, no. 2, pp. 119 126, 2014. [7] Y. Xu, Z. Wen, and Z. Xu, Chitosan Nanoparticles Inhibit the Growth of Human Hepatocellular Carcinoma Xenografts through an Antiangiogenic Mechanism, Anticancer Res., vol. 30, pp. 5103 5110, 2010. [8] A. Nasti, N. M. Zaki, P. De Leonardis, S. Ungphaiboon, P. Sansongsak, M. G. Rimoli, and N. Tirelli, Chitosan/TPP and chitosan/tpp-hyaluronic acid nanoparticles: Systematic optimisation of the preparative process and preliminary biological evaluation, Pharm. Res., vol. 26, no. 8, pp. 1918 1930, 2009. 142 ISSN 2407-9189

[9] H. Zhang, M. Oh, C. Allen, and E. Kumacheva, Monodisperse Chitosan Nanoparticles for Mucosal Drug Delivery Monodisperse Chitosan Nanoparticles for Mucosal Drug Delivery, Biomacromol, vol. 5, pp. 2461 2468, 2004. [10] Sukmawati, A, Da i, M, Yuliani, R, Anggraeni, S.N, Wahyuningsih, Characterization of Chitosan Nanoparticle containing Combination Doxorubicin and Curcumin Analogue, in International Seminar on Knowledge Advancement, 2017. [11] K. Park and Y. Yeo, Microencapsulation Technology, in Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Third., vol. 4, J. Swarbrick, Ed. New York: Informa Healthcare, 2007, pp. 2315 2327. ISSN 2407-9189 143

LAMPIRAN (a) (b) (c) Gambar 1. Profil pelepasan DOX dan PGV-1 dari kitosan nanopartikel dengan variasi konsentrasi kitosan 0.025% (a), 0.05% (b) dan 0.1% (c) (Terlampir) 144 ISSN 2407-9189