KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI
URGENSI PENYELENGGARAAN MANAJEMEN INOVASI DI PERGURUAN TINGGI
ARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Sumber: LAPORAN KEGIATAN DEWAN RISET NASIONAL (DRN) KEPADA MENRISTEKDIKTI PERIODE OKTOBER 2015 MARET 2016
TEMU TAHUNAN XX FORUM REKTOR INDONESIA 2018 Enam rekomendasi dan pernyataan sikap: 1. Mendorong perguruan tinggi untuk melakukan inovasi dan riset yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menyokong sektor ekonomi dan daya saing bangsa di tengah arus percaturan global yang secara masif akan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Mendorong Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) melakukan debirokratisasi kelembagaan dan deregulasi perizinan bagi pembentukan prodi-prodi baru serta terobosan baru untuk menjawab persoalan era disrupsi dan revolusi industri 15-16 Februari 2018 KONVENSI KAMPUS XIV DAN TEMU TAHUNAN XX FORUM REKTOR INDONESIA Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar 4.0. 3. Ketiga yakni meminta kepada Pemerintah menyusun dan menetapkan kebijakan yang mendorong pihak industri agar bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan riset dan inovasi yang memiliki nilai ekonomi dan berdampak langsung kepada kesejahteraan masyarakat. 4. (continued)
ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL JANGKA PANJANG Penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan kompetitif (SDA + SDM + IPTEK) RPJMN Tahun 2005-2009 Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yg aman dan damai, yg adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik RPJMN Tahun 2010-2014 Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN Tahun 2015-2019 Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek VISI Pembangunan 2025 RPJMN Tahun 2020-2024 Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
RPJMN 2015-2019 RPJMN 2015-2019 Buku 1 BAB 6 AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL Bagian 6.5.2 Pembangunan Pendidikan: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar; Halaman 6-73 Strategi 10 : Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, melalui strategi: Program Studi Inovatif dan dibutuhkan Industri A Pengembangan jurusan-jurusan inovatif sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan industri, disertai peningkatan kompetensi lulusan berdasarkan bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; Kerjasama R&D PT & Industri B Penguatan kerjasama perguruan tinggi dan dunia industri untuk kegiatan riset dan pengembangan; Pendidikan Kewirausahaan & Kerjasama Bisnis PT & Industri C Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang terintegrasi di dalam mata kuliah, dengan menjalin kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri.
TRANSFORMASI PERGURUAN TINGGI 1st Generation Education 2nd Generation Education Research 3rd Generation Education Research Know-how exploitation (entrepreneurship) 4th Generation Education Open Innovation?
LEMBAH KEMATIAN DALAM UPAYA HILIRISASI Area yang bersifat KRITIKAL Penelitian dan Pengembangan Demonstrasi (Uji Coba) Produksi Skala Pilot Skala Komersial Komersial Dukungan Komersial Kompetitif TRL 1 TRL 2 TRL 3 TRL 4 TRL 5 TRL 6 TRL 7 TRL 8 TRL 9 TRL : Kesiapan Teknologi (technology readiness level) TRL 1 TRL 2 TRL 3 TRL 4 IRL : Innovation readiness level TRL 5 TRL 6 Sumber : diolah dari materi presentasi AIPI
KAJIAN EMPIRIS MANAJEMEN INOVASI DI PERGURUAN TINGGI
PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA Sumber: 2016 Databoks, Katadata Indonesia.
PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA LEMBAGA Lembaga Manajemen Inovasi KOMPONEN LEMBAGA (Infrastructure) SDM (People) PROSES (Process) IMPLEMENTASI PTN-BH PTN-BLU PTN-SATKER PTK/KL PTA PTS
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN HUKUM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Terdapat Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Sumber: www.itb.ac.id
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA Terdapat Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI) yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA Terdapat Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis yang SEJAJAR dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Sumber: www.ui.ac.id
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN HUKUM INSTITUT PERTANIAN BOGOR Terdapat Direktorat Riset dan Inovasi yang Bertanggungjawab kepada Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama, sementara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) langsung Bertanggungjawab kepada Rektor Sumber: www.ipb.ac.id
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS ANDALAS Terdapat Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS BENGKULU Terdapat Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Terdapat Lembaga Pengembang Pendidikan yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Ketiganya Bertanggungjawab kepada Rektor/Pembantu Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Terdapat Badan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Terdapat Pusat Bisnis yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS LAMPUNG Terdapat Laboratorium Terpadu Sistem Inovasi Teknologi (LTSIT) berstatus Unit Pelaksana Teknis yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS RIAU Terdapat Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Kemahasiswaan yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Keduanya Bertanggungjawab kepada Rektor/Pembantu Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-SATUAN KERJA POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Terdapat Unit Inkubator Bisnis yang SEJAJAR dengan Unit Penelitian, Pengembangan, dan Pemberdayaan Masyarakat dan Unit Pelayanan Masyarakat yang Ketiganya berstatus Unit Pelaksana Teknis dan Bertanggungjawab kepada Direktur/Wakil Direktur
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-SATUAN KERJA UNIVERSITAS JEMBER Terdapat Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) yang SEJAJAR dengan Lembaga Penelitian (Lemlit) dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) yang Ketiganya Bertanggungjawab kepada Rektor/Pembantu Rektor
BUKTI EMPIRIS LEMBAGA DI PTN-SATUAN KERJA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Terdapat Pusat Unggulan Inovasi dibawah LPPM
RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI
SISTEMATIKA RAPERMENRISTEKDIKTI MI I. Ketentuan Umum II. Manajemen Inovasi III. Pelaporan dan Penilaian Kinerja IV. Kerja Sama V. Binwas VI. Pendanaan VII. Peralihan VIII. Penutup Pasal 1 Pasal 1 Pasal 13 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 2 Pasal 2 Pasal 14 Pasal 3 Pasal.. Pasal 12
BAB I: KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Inovasi adalah hasil pemikiran, penelitian, pengembangan, penerapan dan/atau perekayasaan yang mengandung unsur kebaharuan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan ekonomi dan/atau sosial budaya. 2. Manajemen Inovasi adalah rangkaian aktivitas dalam mendorong dan mengelola inovasi di perguruan tinggi. 3. Organisasi Manajemen Inovasi yang selanjutnya disingkat OMI adalah unit kerja di perguruan tinggi yang menyelenggarakan Manajemen Inovasi. Pasal 2: Maksud Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi. Pasal 3: Tujuan Manajemen Inovasi bertujuan untuk: a. menjamin terwujudnya penerapan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan yang dihasilkan Perguruan Tinggi untuk meningkatkan daya saing, kemandirian, perekonomian, dan kesejahteraan bangsa; b. meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Perguruan Tinggi dalam mengelola proses Inovasi; dan c. meningkatkan produktivitas Inovasi di Perguruan Tinggi.
BAB II: MANAJEMEN INOVASI BAGIAN KESATU - UMUM Pasal 4 Manajemen Inovasi meliputi: a. perencanaan; b. pengorganisasian; c. pelaksanaan; dan d. evaluasi. BAGIAN KEDUA - PERENCANAAN Pasal 5 1) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a merupakan proses perumusan dan penetapan Renstra MI. 2) Renstra MI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek: a. komersialisasi; b. operasional; c. finansial; d. risiko; e. hubungan strategis dengan pemangku kepentingan; f. pengawasan dan pembinaan; dan g. hal-hal lain yang diperlukan
BAB II: MANAJEMEN INOVASI Pasal 5 (lanjut) 1)... 2)... 3) Renstra MI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun oleh Pemimpin Perguruan Tinggi dan dapat melibatkan pemangku kepentingan yang berasal dari kalangan akademik, bisnis, pemerintah, dan komunitas dunia usaha. 4) Renstra MI sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. 5) Renstra MI sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dijabarkan dalam rencana kerja tahunan. 6) Renstra MI sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh Pemimpin Perguruan Tinggi. BAGIAN KETIGA - PENGORGANISASIAN Pasal 6 1) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b merupakan proses koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi seluruh sumber daya, aktivitas, serta fungsi terkait manajemen inovasi yang ada di Perguruan Tinggi dalam satu organisasi. 2) Pengorganisasian manajemen inovasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh OMI.
BAB II: MANAJEMEN INOVASI Pasal 7 OMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) mempunyai tugas: 1) menyusun kebijakan operasional Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi; 2) membentuk tim teknis yang profesional; 3) menjalankan layanan Manajemen Inovasi; 4) menciptakan dan mengembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi; 5) meningkatkan kapasitas, kapabilitas, serta aksesibilitas para pelaku Inovasi di Perguruan Tinggi; dan 6) menjalin kerja sama, jejaring, dan kemitraan strategis.
BAB II: MANAJEMEN INOVASI Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, OMI menyelenggarakan fungsi: 1) pelayanan data dan informasi hasil Inovasi; 2) pendampingan teknis, konsultansi, sosialisasi, informasi, dan promosi hasil Inovasi; 3) pelayanan komersialisasi hasil invensi; 4) pelayanan, pelatihan, pengalihan, penerbitan lisensi, dan perumusan imbalan kekayaan intelektual; 5) pelayanan publikasi Inovasi; 6) pengembangan sumber daya manusia dan sertifikasi profesi; 7) pembentukan konsorsium Inovasi, pengembangan jaringan dan koordinasi antara Perguruan Tinggi dan industri; 8) pelayanan standardisasi produk; 9) pelaksanaan fasilitasi akses pembiayaan; 10) pembinaan dan pengembangan inkubasi kewirausahaan; dan 11) fungsi lain yang terkait dengan penyelenggaraan Manajemen Inovasi.
BAB II: MANAJEMEN INOVASI Pasal 9 1) OMI berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Perguruan Tinggi. 2) OMI dapat berbentuk lembaga/badan/pusat/unit. 3) Struktur OMI paling sedikit terdiri atas unsur: a. ketua atau sebutan lain yang sederajat; dan b. tata usaha. 4) Dalam menjalankan tugasnya, OMI dibantu oleh tim teknis. Pasal 10 1) Tim teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) dapat berasal dari unsur: a. dosen; b. tenaga kependidikan; c. instruktur; d. tutor; e. praktisi; dan/atau f. sumber daya manusia dari dunia usaha dan/atau pihak lain melalui perjanjian kerja sama. 2) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria: a. mempunyai kompetensi sesuai dengan keahlian dan bidangnya; dan b. mampu bekerja secara profesional.
BAB II: MANAJEMEN INOVASI BAGIAN KEEMPAT - PELAKSANAAN Pasal 11 1) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan berdasarkan Renstra MI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1). 2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan fungsi OMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. BAGIAN KELIMA - EVALUASI Pasal 12 1) OMI melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi. 2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit mencakup: a. kegiatan; b. sarana dan prasarana; c. sumber daya manusia; dan d. kerja sama. 3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
BAB III: PELAPORAN DAN PENILAIAN KINERJA Pasal 13 1) Pemimpin Perguruan Tinggi menyampaikan laporan kinerja kepada Menteri melalui Direktorat Jenderal berdasarkan pedoman penilaian kinerja paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. 2) Pedoman penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Direktur Jenderal setelah berkoordinasi dengan unit kerja terkait. 3) Pedoman penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri. Pasal 14 Hasil penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) menjadi salah satu unsur dalam: a. akreditasi perguruan tinggi; b. pemeringkatan perguruan tinggi; c. pertimbangan pemberian insentif; dan d. pertimbangan pemberian penghargaan atas prestasi perguruan tinggi di bidang inovasi.
BAB IV: KERJA SAMA Pasal 15 1) OMI dapat melakukan kerja sama dengan OMI di perguruan tinggi lain atau pihak lain. 2) Kerja sama antar OMI dilakukan dalam hal pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan fungsi OMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. 3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam perjanjian kerja sama. 4) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangundangan. PT A PT B REKTOR REKTOR Permohonan Layanan WAKIL REKTOR Pelaksanaan Layanan WAKIL REKTOR LPPM LEMBAGA LAIN ORGANISASI MANAJEMEN INOVASI ORGANISASI MANAJEMEN INOVASI LPPM LEMBAGA LAIN
BAB V: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Manajemen Inovasi dilakukan oleh Menteri melalui Direktorat Jenderal. 2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup bidang: a. kelembagaan; b. sumber daya manusia; c. sarana dan prasarana. d. kerja sama; dan e. pendanaan.
BAB VI: PENDANAAN Pasal 17 Pendanaan pelaksanaan Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi bersumber dari: a. pendapatan jasa layanan; b. hibah; c. masyarakat; d. kerja sama; e. anggaran pendapatan dan belanja negara; f. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau g. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
BAB VII & VIII: KETENTUAN PERALIHAN & KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. organisasi atau unit kerja di Perguruan Tinggi yang mempunyai fungsi Manajemen Inovasi diakui sebagai OMI dan harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan; b. perguruan tinggi yang belum mempunyai OMI dapat membentuk atau menetapkan unit kerja yang mempunyai fungsi Manajemen Inovasi sesuai dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan; dan c. instrumen akreditasi dan pemeringkatan Perguruan Tinggi wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. BAB VIII Pasal 19 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
LAMPIRAN BAGAN-BAGAN PENTING RAPERMEN MI
FUNGSI DAN RUANG LINGKUP LAYANAN OMI LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI Fungsi LMI Bentuk Layanan LMI Fungsi Dorongan (Hilirisasi) 1. Pembelajaran berorientasi industri 2. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi PERGURUAN TINGGI MOBILISASI SDM INDUSTRI 3. Sertifikasi profesi 4. Standardisasi produk 5. Pembentukan konsorsium inovasi 6. Inkubasi Fungsi Layanan 7. Publikasi hasil inovasi 8. Komersialisasi teknologi melalui HKI, lisensi dan spin-out
BENTUK OMI DI PT Rektor Wakil Rektor LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI Bag. Administrasi/Keuangan Pusat Layanan & Kerjasama Inovasi Pusat Inkubasi & Komersialisasi Inovasi Tim Teknis
KEDUDUKAN OMI DI PT Rektor Wakil Rektor Lembaga Manajemen Inovasi LPPM SENTRA HKI DLL Bag. Administrasi/Keuangan Pusat Layanan & Kerjasama Inovasi Pusat Inkubasi & Komersialisasi Inovasi Tim Teknis
KERJASAMA ANTAR OMI PT A PT B REKTOR Permohonan Layanan REKTOR WAKIL REKTOR Pelaksanaan Layanan WAKIL REKTOR LPPM LEMBAGA LAIN LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI LPPM LEMBAGA LAIN