BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan produk yang terjadi pada PT. Bisma yaitu sumber daya manusia, mesin, bahan baku, dan metode produksi. a. Sumber daya manusia (human error) Sumber daya manusia adalah faktor yang sangat berpengaruh pada saat proses produksi PT. Bisma, yaitu sebesar 48,4%. Hal ini terjadi karena karyawan yang kurang pengetahuan dan keterampilan, kurang berkonsentrasi, dan kurangnya pengawasan (supervisi), sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan sebelumnya. b. Mesin Mesin menjadi faktor kedua yang menjadi penyebab terjadinya kegagalan produk pada PT. Bisma, yaitu sebesar 33,3%. Mesin yang tidak bersih dan kinerja mesin yang tidak maksimal akibat tidak adanya pemeliharaan mesin pada perusahaan menjadi penyebab terjadinya kegagalan produk pada PT. Bisma. c. Bahan baku Kegagalan produk yang terjadi pada PT. Bisma yang diakibatkan oleh faktor bahan baku tidak terlalu tinggi, yaitu sebesar 13,3%. PT. Bisma telah memiliki supplier yang terpercaya sejak lama, namun masih saja terdapat bahan baku yang kurang baik akibat kurangnya inspeksi bahan baku yang dilakukan ketika bahan baku datang ke perusahaan. d. Metode produksi Metode produksi telah dimiliki oleh PT. Bisma, namun tidak digunakan sebagaimana mestinya oleh karyawan. Karyawan menjalankan proses produksi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tanpa melihat 79
metode tertulis yang ada. Hal ini tentu menambah faktor terjadinya kegagalan produk di perusahaan. Namun, sejauh ini, kegagalan produk akibat hal ini sangatlah kecil, yaitu sebesar 5%. 2. Usaha-usaha yang telah dilakukan PT. Bisma adalah menekan tingkat kegagalan produk adalah sebagai berikut. a. Pelatihan karyawan baru PT. Bisma memberikan pelatihan kepada karyawan yang baru masuk atau akan bekerja di perusahaan. Pelatihan diberikan selama sepuluh hari kerja, selama pelatihan karyawan diajarkan dan dibimbing tentang proses produksi oleh para staf senior yang ada di perusahaan. b. Inspeksi saat bahan baku diterima PT. Bisma melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku yang datang ke perusahaan. Inspeksi ini dilakukan oleh seorang kepala produksi dan seorang karyawan bagian produksi. Hal ini dilakukan dengan harapan agar bahan baku yang diterima perusahaan dalam kualitas yang baik seluruhnya. Bahan baku yang berkualitas baik akan menghasilkan produk yang baik pula. c. Inspeksi saat proses produksi Selanjutnya, PT. Bisma melakukan inspeksi saat proses produksi berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh seorang kepala produksi saja. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan proses produksi berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang berlaku. d. Inspeksi barang jadi Sebelum dikirim kepada pelanggan, inspeksi dilakukan sekali lagi ketika produk sudah jadi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang sampai ke konsumen hanya produk yang berkualitas baik saja. PT. Bisma melakukan hal tersebut karena ingin mempertahankan kepuasaan pelanggan dan mengurangi biaya retur produk, biaya pengiriman, dan biaya pemotongan harga akibat adanya kegagalan produk. 3. PT. Bisma sebenarnya telah mengeluarkan biaya-biaya untuk mempertahankan kualitas produk dan mencegah terjadinya kegagalan produk. Biaya-biaya yang 80
dikeluarkan termasuk ke dalam biaya kualitas, namun perusahaan belum melakukan analisis biaya kualitas. Biaya-biaya yang timbul akibat kegagalan produk belum diperhatikan dan laba perusahaan tiap tahun masih ada peningkatan. Namun sebenarnya, perusahaan dapat memperoleh laba lebih besar lagi jika tingkat kegagalan produk yang terjadi di perusahaan diturunkan. Maka dari itu, penulis melakukan analisis biaya kualitas pada perusahaan yang memperlihatkan bahwa biaya internal failure (biaya scarp & rework dan spoilage) PT. Bisma menjadi biaya yang paling besar, yaitu Rp 75.839.800,00 dibandingkan dengan biaya lainnya. 4. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan penulis, menunjukkan bahwa dengan dilakukannya analisis biaya kualitas, PT. Bisma dapat mengetahui kegiatan apa saja yang perlu dilakukan dan biaya apa saja yang perlu dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kegagalan produk. Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan produk adalah: a. Menambah pelatihan karyawan b. Meningkatkan pengawasan terhadap karyawan c. Menambah jumlah karyawan saat inspeksi bahan baku d. Memberikan bonus kepada karyawan e. Melakukan pemeliharaan mesin Dengan melakukan usaha-usaha di atas, diharapkan PT. Bisma dapat mengurangi tingkat kegagalan produk mencapai 70%. Selain itu, dengan melakukan kegiatan-kegiatan perbaikan, perusahaan dapat menurunkan biaya kualitas dan melakukan penghematan biaya sebesar Rp 47.238.660,00. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kegagalan produk yang masih terjadi di perusahaan yang diakibatkan oleh faktor tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan metode produksi dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut: a. Menambah pelatihan karyawan yang baru masuk perusahaan agar kinerja karyawan dapat maksimal dan tidak terjadi kekeliruan saat proses produksi. 81
Selain itu, pemberian bonus pun perlu diberikan kepada karyawan ketika tingkat kegagalan produk menurun. Hal ini dapat memberikan motivasi tersendiri bagi karyawan untuk berusaha menurunkan tingkat kegagalan produk pada PT. Bisma. b. Pemeliharaan mesin pun perlu dilakukan oleh PT. Bisma agar proses produksi tidak terganggu. Pemeliharaan mesin dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan oleh teknisi luar yang telah dijadwalkan sebelumnya yang tidak mengganggu jalannya proses produksi. Karena jika tidak dilakukan pemeliharaan terhadap mesin, mesin dapat sewaktu-waktu rusak dan proses produksi tidak dapat berjalan sesuai rencana. c. Menggunakan metode produksi yang ada pada perusahaan. Karyawan tidak hanya menggunakan pengetahuan dan pengalamannya saja dalam menjalankan proses produksi, tetapi berdasarkan metode produksi tertulis yang telah dimiliki oleh PT. Bisma. d. Melakukan pengawasan yang lebih terhadap kinerja karyawan bagian proses produksi (supervisi). Hal ini dilakukan agar karyawan fokus dalam bekerja, tidak bermalas-malasan, tidak mengobrol atau main handphone saat bekerja. Karyawan yang fokus dalam bekerja, persentase kegagalan produksi di perusahaan akan menurun jauh jika dilihat pada PT. Bisma yang kegagalan produksi terbesarnya diakibatkan oleh faktor sumber daya manusia. Tindakan-tindakan yang diusulkan penulis diharapkan dapat menurunkan tingkat kegagalan produk pada PT. Bisma. Tingkat kegagalan produk yang tinggi dapat menyebabkan laba perusahaan menurun, hilangnya kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, sehingga sulit untuk bersaing di pasaran. 2. Sampai saat ini, PT. Bisma belum melakukan analisis biaya kualitas dalam membantu menurunkan tingkat kegagalan produk perusahaan. Dengan menerapkan analisis biaya kualitas, perusahaan dapat mengetahui biaya kualitas apa saja yang besar, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan yang dapat mengurangi biaya-biaya yang sebelumnya harus dikeluarkan oleh perusahaan. 82
Selain itu, dengan penerapan analisis biaya kualitas, PT. Bisma dapat menemukan komposisi biaya kualitas yang terbaik untuk diterapkan dalam perusahaan. Ada baiknya pula PT. Bisma melakukan analisis biaya kualitas secara berkala agar perusahaan dapat selalu menyesuaikan biaya kualitas yang ada dan dapat dengan tepat memilih tindakan perbaikan yang perlu dilakukan. 3. Perusahaan pun dapat menerapkan penggunaan cause and effect diagram sebagai alat pengendalian kualitas untuk membantu perusahaan mencegah terjadinya kegagalan produk. Dengan menggunakan diagram ini, perusahaan dapat mengetahui akar penyebab terjadinya kegagalan produk dalam perusahaan dari masing-masing faktor, sehingga dapat melakukan tindakan preventif. Selain itu, dengan mengetahui akar permasalahan, PT. Bisma dapat mengambil keputusan secara tepat untuk kegiatan perbaikan perusahaan ke depannya. Dengan menerapkan saran yang diberikan penulis, diharapkan PT. Bisma dapat melakukan perbaikan serta dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan dapat mengurangi tingkat kegagalan produk perusahaan. 83
DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N., & Vijay Govindarajan. (2007). 12 th Edition. Management Control Systems. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Blocher, Edward J., Kung H. Chen, & Thomas W. Lin (2010). 5 th Edition. Cost Management: A Strategic Emphasis. New York: Mc Graw Hill. Carter, W.K., & Milton F. Usry. (2002). 13 th Edition. Cost Accounting. Ohio: Thomson Learning Custon Pulishing. Datar, S. M., & Rajan, M. V. (2018). Horngren's Cost Accounting : A Managerial Emphasis. New York: Pearson Feigenbaum, Amand V. (1983).3 th Edition. Total Quality Control. New York: McGraw-Hill, Inc. Fryman, Mark A. (2002). Quality and Process Improvement. Albany: Delmar Thomson Learning. Gaspersz, Vincent. (2001). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gryna, Frank M. (2015).6 th Edition. York: McGraw-Hill Publishing Company Limited. New Guan, Liming, Don R. Hansen, & Maryanne M. Mowen. (2009). 6 th Edition. Cost Management. USA: South-Western Cengange Learning. Jain, PL. (2001). Quality Control and Total Quality Management. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Kaplan, Robert S., & Anthony A. Atkinson. (1998). 3 th Edition. Advanced Management Accounting. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Mowen, M. M., Don R. Hansen. (2007). 8 th Edition. Managerial Accounting. United States of America: Thomson South-Western.