HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

Kata Kunci : Keefektifan kelompok, kinerja tutor, kualitas kasus, problem based learning.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

Hubungan antara Dimensi Perilaku Belajar Kelompok dengan Keefektifan Kelompok Tutorial PBL

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

KESEHATAN REPRODUKSI (JURNAL ILMIAH NASIONAL BIDANG ILMU KESEHATAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

Keywords: PBL, constructive, self-directed, collaborative, contextual learning, FM UGM

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan warga asing masuk ke perguruan tinggi Indonesia adalah untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KEGIATAN PBL MENURUT PERSEPSI MAHASISWA FK UKWM DENGAN ANALISIS IMPORTANCE AND PERFORMANCE MODEL TAHUN 2014

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

Hubungan antara Dimensi Kepercayaan tentang Hubungan di antara Anggota-Anggota Kelompok dengan Keefektifan Kelompok Tutorial PBL

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian

BAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. merupakan individual discovery, proses pembelajaran yang sebelumnya lebih

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :

Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive

Standard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

HUBUNGAN PERSEPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE TUTORIAL DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No I, Maret 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

Pengaruh Kinerja Tutor Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa dalam Problem Based Learning

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

NASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok tutorial pada Problem Based Learning (PBL) merupakan faktor penting bagi mahasiswa yang berdampak pada pencapaian hasil prestasi belajar. Hal ini telah diteliti oleh beberapa para ahli, yang menunjukkan ada hubungan yang positif dari kedua variabel tersebut. Mempertimbangkan pentingnya manfaat keefektifan kelompok tutorial, institusi pendidikan harus memastikan bahwa kelompok tutorial berjalan dengan efektif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan prior knowledge terhadap keefektifan kelompok pada metode belajar PBL. Design penelitian dilakukan dengan menggunakan Cross Sectional Study terhadap 83 responden dari total populasi mahasiswa semester III yang mengikuti pembelajaran PBL pada Blok Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan, Bayi Baru Lahir dan Kegawatdaruratan. Penelitian ini mengukur prior knowledge dan keefektifan kelompok tutorial PBL. Analisis data menggunakan uji chi-kuadrat untuk melihat ada tidaknya hubungan antara prior knowledge mahasiswa terhadap keefektifan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan 53% responden memiliki prior knowledge yang baik dan 47% responden memiliki prior knowledge yang kurang. Sedangkan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan kelompok tutorial 57,8% bekerja dengan efektif dan 42,2% bekerja dengan kurang efektif. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara prior knowledge dan keefektifan kelompok dengan nilai ρ 0,489. Dari 48 responden yang bekerja efektif, terdapat 56,2% memiliki prior knowledge yang baik dan 43,8% responden memiliki prior knowledge yang kurang. Sedangkan pada 35 responden yang bekerja kelompok dengan tidak efektif, terdapat 48,6% memiliki prior knowledge yang baik dan 51,4% lainnya memiliki prior knowledge yang kurang. Kesimpulan pada penelitian adalah prior knowledge mahasiswa tidak dapat memprediksi keefektifan kelompok pada metode belajar Problem Based Learning di Program Studi DIII Kebidanan STIK Immanuel. Kata Kunci : Keefektifan Kelompok, Prior Knowledge, Problem Based Learning. 1

Pendahuluan Perkembangan metode belajar Problem Based Learning (PBL) di Kebidanan membawa bermacam dampak positif bagi kemajuan sistem pendidikan atau perkuliahan kebidanan dan prestasi akademik mahasiswa. Berbagai hasil penelitian telah membuktikan atas keefektifan dari pelaksanaan metode PBL dikebidanan dan keunggulan metode ini dibanding dengan metode konvensional. Pendidikan kebidanan yang berpusat pada mahasiswa dapat lebih banyak mencetak lulusan bidan yang berkompetensi tinggi daripada sistem konvensional yang terpusat pada teacher centered learning. Problem-based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran dimana didalamnya dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah untuk menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan (1, 2) sehari-hari. Keefektifan kelompok tutorial pada PBL merupakan faktor penting bagi mahasiswa dalam mencapai hasil belajar. Hal ini telah diteliti oleh beberapa para ahli, yang menunjukkan ada hubungan yang positif dari kedua variabel tersebut. Mempertimbangkan manfaat keefektifan kelompok tutorial, institusi pendidikan harus memastikan bahwa kelompok tutorial pada metode belajar PBL dapat berjalan dengan efektif. (3, 4) 2

Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel sejak tahun akademik 2012/2013 telah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi, yang dilaksanakan secara hybrid, dimana penggunaan metode belajar SCL masih dibantu dengan penggunaan metode belajar konvensional (klasikal/ceramah dan tanya-jawab). Metode belajar PBL adalah metode yang paling banyak digunakan dalam penerapan KBK tersebut. PBL yang dilakukan di Program Studi D-III Kebidanan STIK Immanuel menggunakan proses 7 langkah. PBL sudah dilaksanakan dihampir seluruh fakultas kedokteran Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi proses maupun hasil akhir. Pada program diploma tiga kebidanan sendiri model pembelajaran ini masih terbilang baru diaplikasikan pada kurikulum institusi pendidikan kebidanan. Sehingga tak banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengevaluasi baik proses maupun hasil PBL. Dalam perkembangannya, penerapan KBK didalam pendidikan profesi kesehatan masih bervariasi baik antar profesi maupun institusi. Setiap profesi mempunyai ciri khas tersendiri dalam penerapan KBK. Rukmini menyebutkan bahwa perbedaan latar belakang profil pendidikan memunculkan permasalahan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan PBL. Perbedaan ciri profil lulusan seperti peran profesi dalam pelayanan, level kompetensi serta jenjang pendidikan (S1/D3), memungkinkan perbedaan pada hasil evaluasi baik proses maupun hasil belajar pada metode belajar PBL. (5) Perkembangan pendidikan kebidanan perlu diperhatikan dan diakui strateginya, misalnya perlunya riset pendidikan kebidanan terus dilaksanakan 3

berdasarkan perubahan tuntutan pendidikan kebidanan. Penelitian pendidikan kebidanan perlu dihargai setara dengan penelitian keilmuan lainnya. Terkait dengan hal ini, studi mengenai PBL di Indonesia perlu didalami berdasarkan data lapangan diberbagai akademi kebidanan yang diakui cukup heterogen kondisinya. Kesempatan untuk hal ini perlu dibuka lebar demi penyesuaian PBL bagi pendidikan kebidanan yang beragam. Evaluasi PBL merupakan bukti studi terhadap PBL. Newman menyebutkan perlunya evaluasi PBL dilakukan dengan mencantumkan descriptive causation (5). Sejalan dengan hal ini, penelitian tentang PBL di STIK Immanuel ini merupakan evaluasi yang menguraikan salah satu faktor yang dipandang sebagai faktor sukses PBL, oleh karenanya perlu evaluasi yang terfokus jika benar-benar ingin memperbaiki aspek tertentu dari PBL. Metode penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis cross sectional study menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dimana data primer diambil dari angket yang diedarkan kepada mahasiswa untuk menilai keefektifan kelompoknya. Sedangkan prior knowledge merupakan IPK akhir semester III yang merupakan data sekunder diambil dari dokumentasi akademik program studi D3 Kebidanan STIK Immanuel. IPK semester III menunjukkan prior knowledge mahasiswa dimana IPK semester III merupakan pencapaian akhir mahasiswa terhadap matakuliah yang sudah ditempuh oleh mahasiswa sebelum blok Asuhan Kebidanan Persalinan, BBL dan kegawat daruratan dimana penelitian 4

dilaksanakan. Pengambilan data primer dilakukan pada kegiatan akhir blok asuhan kebidanan persalinan, bayi baru lahir dan kegawatdaruratan yang terdapat pada semester III. Angket efektifitas kelompok dalam bentuk pernyataan dengan skala likert 1-5, dengan variasi jawaban mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju terdiri dari 5 pertanyaan yang merupakan kuesioner yang diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Smitch et al. (4) Hasil uji validitas dengan tehnik korelasi item-total melalui koefisien korelasi pearson menunjukkan bahwa seluruh item teruji valid dengan rentang nilai 0,401 0,745. uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha-Cronbach memiliki nilai koefisien reliabilitas antara 0,773 0,935. Hasil dari angket akan dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester III yang mengikuti blok MK. Asuhan Kebidanan Persalinan, BBL dan Kegawat Daruratan dengan jumlah 83 mahasiswa yang terbagi dalam 8 kelompok tutor. Analisis data dilakukan pada keefektifan kelompok serta prior knowledge mahasiswa. Berikut ini deskripsi hasil pengambilan data yang meliputi analisis univariabel dan bivariabel. 5

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Prior Knowledge Mahasiswa Tingkat Prior Knowledge Frekuensi Proporsi Baik 44 53 % Kurang Baik 39 47 % Jumlah 83 100,0% Dari tabel 1. terlihat prior knowledge mahasiswa menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (44 responden atau 56,6%) tergolong baik. Sedangkan kurang dari separuh responden lainnya (39 responden atau 47%) tergolong kurang. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Keefektifan Kelompok Tutorial Tingkat Efektivitas Kelompok Frekuensi Proporsi Baik 48 57,8 % Kurang Baik 35 42,2 % Jumlah 83 100,0% Dari tabel 2 terlihat bahwa efektifitas kelompok pada metode belajar problem based learning blok mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan, Bayi Baru 6

Lahir dan Kegawatdaruratan di Program Studi DIII Kebidanan STIK Immanuel menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (48 responden atau 57,8%) menilai bahwa tingkat efektifitas kelompok tergolong tinggi atau baik. Sedangkan kurang dari separuh responden lainnya (35 responden atau 42,2%) menilai bahwa tingkat efektifitas kelompok tergolong kurang. Tabel 3. Hubungan Prior Knowledge terhadap Keefektifan Kelompok Tutorial pada Blok Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan, Bayi Baru Lahir dan Kegawatdaruratan Prior Keefektifan Kelompok Nilai p* Knowledge Efektif Kurang Efektif f % f % Baik 27 56,2 17 48,6 0,489 Kurang Baik 21 43,8 18 51,4 Keterangan : *Uji Chi-Kuadrat Dari tabel 3 terlihat bahwa tidak terdapat hubungan antara prior knowledge dengan keefektifan kelompok (ρ 0,489), artinya prior knowledge yang baik tidak dapat memprediksi hasil diskusi kelompok yang efektif. Prior Knowledge merupakan faktor penting didalam proses belajar, dengan demikian setiap pengajar/ instruktur/ fasilitator perlu mengetahui tingkat Prior Knowledge yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, 7

Prior Knowledge merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik. (6) Hasil analisis korelasi data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa prior knowledge tidak mempunyai hubungan dengan efektivitas kelompok tutorial. Dari hasil uji chi-square dapat diartikan bahwa variabel prior knowledge tidak dapat digunakan untuk memprediksi efektivitas kelompok. Hasil yang berbeda dari hipotesis yang dikemukakan oleh Gijselaers dan Schmidt bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok yaitu kinerja tutor, prior knowledge mahasiswa, dan kualitas skenario. Istadi melakukan penelitian terhadap keefektifan kelompok tutorial. Dalam penelitiannya Istadi meneliti beberapa faktor yang dianggap sebagai prediktor terhadap keefektifan kelompok tutorial PBL. Istadi juga meneliti besaran pengaruh faktor-faktor tersebut dapat memprediksi keefektifan kelompok. Adapun faktor yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap keefektifan kelompok yang ditelitinya adalah kinerja tutor, dimensi perilaku belajar kelompok, dimensi kepercayaan hubungan antar kelompok, motivasi, kualitas kasus mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan keefektifan kelompok. Ada 3 variabel yang menunjukkan bahwa kinerja tutor, dimensi perilaku belajar kelompok dan dimensi kepercayaan hubungan antar kelompok merupakan variabel prediktor yang mampu memprediksi keefektifan suatu kelompok sebesar 54% sementara 46% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari penelitian Istadi dapat diambil kesimpulan bahwa faktor lain seperti prior knowledge memegang peranan yang sangat kecil untuk memprediksi keefektifan kelompok dalam PBL. Kinerja tutor yang baik mampu 8

mengkompensasi kekurangan prior knowledge mahasiswa, dikarenakan peran tutor dalam proses tutorial sebagai fasilitator yang memberikan fasilitasi dan mengaktifkan kelompok, sehingga keefektifan kelompok dalam PBL dapat terjaga (7-9). Menurut Barrows keterampilan tutor merupakan tulang punggung dalam PBL dan tidak ada satupun elemen program dapat berhasil selain meningkatkan kualitas dan kesiapan dari tutor itu sendiri. Kemampuan yang dimiliki tutor dalam menjelaskan atau mengekspresikan suatu masalah dengan menggunakan konsep yang sederhana secara muda dan dimengerti mahasiswa. Dengan kata lain tutor menjelaskan suatu masalah menggunakan analogi yang mudah dipahami dalam memecahkan kebuntuan dalam mendiskusikan masalah. Hal ini menunjukkan peran tutor mampu mengaktifkan kemampuan mahasiswa secara merata pada setiap level kemampuan prior knowledge mahasiswa dalam mengaktifkan diskusi kelompok. (8, 10) Faktor lain yang diteliti oleh Istadi yang mampu mengkompensasi kekurangan prior knowledge mahasiswa dalam mengaktifkan keefektifan kelompok adalah dimensi hubungan kepercayaan antar anggota kelompok. Hal ini dimungkinkan karena kepercayaan hubungan tersebut menimbulkan rasa aman untuk menyatakan pendapat, komitmen untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas kelompok dan spirit kelompok yang mendorong anggota untuk peduli terhadap keberhasilan kelompok. Dapat diartikan bahwa prior knowledge mahasiswa yang berbeda bukan lagi menjadi faktor penting dalam menentukan keefektifan kelompok ketika terciptanya dimensi hubungan (7, 11) kepercayaan antar anggota kelompok. 9

Perilaku belajar kelompok juga merupakan faktor terbesar yang diteliti oleh Istadi yang mempengaruhi keefektifan kelompok. Perilaku belajar kelompok dapat membangun proses sosiokognitif, yaitu proses saling berbagi kognisi dengan saling bertukar informasi antar anggota. Keadaan ini akan saling membangun untuk setiap anggota kelompok, sehingga anggota kelompok yang memiliki level prior knowledge bervariasi akan sama-sama mengaktifkan keefektivan dalam kelompok. (7, 11) Beberapa faktor lain yang dapat mengaktifkan keefektivan kelompok, diantaranya adalah motivasi dan kualitas skenario. Motivasi yang tinggi mampu mengaktifkan keefektifan kelompok. Sekalipun prior knowledge mahasiswa kurang baik, dengan motivasi yang tinggi dapat mendorong seseorang dalam kelompok untuk melakukan usaha agar mencapai sasaran belajar secara maksimal. (10) Sedangkan kualitas skenario merupakan pemicu dalam proses PBL yang berimplikasi pada pemahaman mahasiswa terhadap materi yang didiskusikan serta merangsang mahasiswa untuk belajar bekerja sama dan aktif. (9) Simpulan Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu tidak terdapat hubungan antara prior knowledge dengan keefektifan kelompok pada metode belajar Problem Based Learning di Program Studi DIII Kebidanan, dapat diartikan bahwa variabel prior knowledge tidak dapat digunakan untuk memprediksi efektivitas kelompok. 10

Referensi 1. Problem Based Learning. Tree. 2007. 2. Dermawan T. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta2008. 3. Schmidt D, Gijselaers. Theory-Guided Design of a Rating Scale for Course Evaluation in Problem-Based Curricula. Teaching and Learning in Medicine. 1995;7. 4. Schmidt H MJ. Process that Shape Small-Group Tutorial Learning : A Review of Research. Educational Resourch Information Center (ERIC). 1998. 5. Rukmini E. Mengapa PBL Masih Diperdebatkan di Fakultas Kedokteran? Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2012;1. 6. Harsono. Pengantar Problem Based Learning. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran UGM; 2008. 7. Yani I. Faktor-faktor yang Dianggap sebagai Prediktor Terhadap Keefektifan Kelompok Tutorial Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2012;1. 8. Van Berkel HJM DD. The Influence of Tutoring Competencies on Problems, Group Functioning and Student Achievement in Problem Based Learning. Medical Education. 2006. 9. Imelda S. Hubungan Kinerja Tutor dan Kualitas Skenario terhadap Keefektifan Kelompok pada Metode Belajar Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia. 2016;3. 10. E R. Pendidikan Keperawatan Berdasarkan Problem Based Learning. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. 11

11. Van Den Bossche P SM, Kirschner PA. Social and Cognitive Factors Driving Teamwork in Collaborative Learning Enviroments Team Learning Beliefs and Behaviours. Small Group Research. 2006. 12