BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

Oleh HY. Agus Murdiyastomo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

BAB II PEMBAHASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB II URAIAN TEORITIS. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. (Yerik Afrianto S dalam diunduh tanggal 23

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup handal, juga

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB II URAIAN TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini lebih berarti kepada mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi daya tarik wisata. Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat, karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan dalam bidang ekonomi. Usaha mengembangkan dunia pariwisata Indonesia ini didukung dengan UU nomor 9 tahun 1990 yang menyebutkan keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daearah (PAD), meingkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja mengingat semakin

banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat. Kabupaten Klaten terletak di provinsi Jawa Tengah bagian selatan, merupakan daerah yang termasuk dalam jalur paket pariwisata Jawa Tengah. Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Jawa Tengah tahun 1992, wilayah Klaten termasuk dalam Daerah Tujuan Wisata (DTW) wilayah A yaitu kawasan Merapi-Merbabu. Kabupaten Klaten mempunyai banyak tujuan wisata budaya maupun wisata alam. Salah satu obyek wisata yang terdapat di wilayah Klaten adalah kawasan wisata Rawa Jombor. Kawasan Rawa Jombor merupakan obyek wisata yang memiliki potensi yang baik dengan pemandangan alam dan mempunyai fungsi lain sebagai sarana irigasi dan perikanan. Permasalahan yang ada pada saat ini adalah potensi yang ada di kawasan Rawa Jombor tidak dapat ditampilkan secara maksimal karena tidak banyak yang mengetahui obyek wisata lain disekitar Rawa Jombor. Faktor itu yang menyebabkan pamor Rawa Jombor menurun dan menimbulkan kesan jenuh dari wisatawan yang datang. Hal ini memunculkan gagasan untuk mengembangkan kawasan wisata Rawa Jombor dengan menghubungkan Rawa Jombor dengan obyek wisata di daearah Rawa Jombor, sehingga diperoleh kawasan wisata yang menarik untuk dikunjungi dan memenuhi unsur daya tarik wisata. Melihat keadaan tersebut, maka penelitian berikut ini bertujuan untuk mengetahui apa saja daya tarik wista yang ada di sekitar Rawa Jombor yang dapat dikunjungi

wisatawan. Untuk itu penulis mengambil judul DAYA TARIK WISATA PENDUKUNG RAWA JOMBOR SEBAGAI KAWASAN WISATA BERDASARKAN SYARAT DAYA TARIK WISATA B. Rumusan Masalah Dengan mempelajari uraian latar belakang yang sudah dijelaskan, diketahui bahwa di sekitar Rawa Jombor memiliki potensi wisata yang terdiri dari sesuatu yang bisa dilihat (something to see), sesuatu yang bisa dikerjakan (something to do), sesuatu yang bisa dibeli (something to buy). Maka dalam penulisan penelitian ini pokok permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa saja daya tarik wisata yang berada di sekitar kawasan Rawa Jombor berdasarkan kepada Sesuatu yang Bisa Dilihat (Something To See)? 2. Apa saja daya tarik wisata yang berada di sekitar kawasan Rawa Jombor berdasarkan kepada Sesuatu yang Bisa Dilakukan (Something To Do)? 3. Apa saja daya tarik wisata yang berada di sekitar kawasan Rawa Jombor berdasarkan kepada Sesuatu yang Bisa Dibeli (Something To Buy)?

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui daya tarik wisata yang berada di Rawa Jombor berdasarkan Sesuatu yang Bisa Dilihat (Something To See). 2. Untuk mengetahui daya tarik wisata yang berada di Rawa Jombor berdasarkan Sesuatu yang Bisa Dikerjakan (Something To Do). 3. Untuk mengetahui daya tarik wisata yang berada di Rawa Jombor berdasarkan Sesuatu yang Bisa Dibeli (Something To Buy). D. Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian yang dilakukan mampu memberi pengetahuan tentang apa saja daya taik wisata disekitar Rawa Jombor berdasarkan pada sesuatu yang bisa dilihat. b. Penelitian yang dilakukan mampu memberi pengetahuan tentang apa saja daya tarik wisata di sekitar Rawa Jombor berdasarkan pada sesuatu yang dapat dilakukan. c. Penelitian yang dilakukan mampu memberi pengetahuan tentang apa saja daya tarik wisata di sekitar Rawa Jombor berdasarkan pada sesuatu yang bisa dibeli.

2. Manfaat Praktis a. Menanmbah wawasan penulis mengenai daya tarik wisata di sekitar Rawa Jombor b. Penelitian ini mampu mendukung dalam penulisan Tugas Akhir untuk memperoleh gelar Ahli Madya E. Landasan Teori Menurut Karyono (1997) suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik disamping harus ada obyek dan atraksi, juga harus memiliki tiga syarat daya tarik, yaitu (1) ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see); (2) ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy). Daya tarik wisata menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 yaitu segala suatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata. Pengertiam Kepariwisataan menurut undang-undang nomor 9 tahun 1990 pada bab 1 pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelalaksanaan, pengawasan, pariwisata, baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut kepariwisataan.

Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan pariwisata yang meliputi: 1. Ciptaan Tuhan Yng Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka. 2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan. 3. Sasaran wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaaan, sungai deras, teempattempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain Di dalam undang-undang nomor. 10/2009 pada pasal 4 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2. Meningkatkan kesejahteran rakyat 3. Menghapus kemiskinan 4. Mengatasi pengangguran 5. Melestarikan alam, lingkungann dan sumber daya 6. Memajukan kebudayaan

7. Meningkatkan citra bangsa 8. Memupuk rasa cinta tanah air 9. Memperkukuh jatidiri dan kesatuan bangsa 10. Mempererat persahabtan antar bangsa. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata yang merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementar untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (Yoeti, 1997 : 194). Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil karya manusia itu sendiri (Sujali, 1989). Potensi internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan dukungan bagi pengembangan (Sujali, 1989). Menurut Sukadijo dalam Setianingsih (2006 : 39) modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga, diantaranya : a. Potensi Alam Alam merupakan salah satu faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata karena ada orang berwisata hanya sekedar

menikmatikeindahan alam, ketenangan alam, serta ingin menikmati keaslian fisik, flora dan faunanya. b. Potensi kebudayaanya Yang dimaksud kebudayaan di sini merupakan kebudayaan dalam arti luas bukan hanya meliputi seperti kesenian, ataupun kehudupan keratin dan lain-lain. Akan tetapi meliputi adat istiadat dan segala kbiasaan yang hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sehingga diharapkan wisatawan atau pengunjung bisa tertahan dan dapat menghabiskan waktu ditengah-tengah masyarakat dengan kebudayaanya yang dianggap menarik. c. Potensi Manusia Manusia dapat dijadikan atraksi wisata yang berupa keunikan-keunikan adat istiadat maupun kehidupanya namun jangan sampai martabat dari manusia tersebut direndahkan dan sehingga kehilangan martabatnya sebagai manusia. F. Tinjauan Pustaka Pada penulisan tinjaun pustaka ini penulis berpacu pada tugas akhir yang sudah ada. Adapun tugas akhirnya sebagai berikut : 1. Tugas Akhir Program Diploma Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada milik Kurniawan Oda Hutama tahun 2014 dengan Judul Dampak Atraksi Wisata Saparan Bekakak Bagi Masyarakat Di Kelurahan Ambarketawang. Mengemukakan bahwa

masyarakat berperan melestarikan Upacara Bekakak di Kelurahan Ambarketawang Kabupaten Sleman sebagai warisan budaya yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta milik Rima Tita Drestiana tahun 2014 dengan judul Respon Masyarakat Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten dengan adanya Rawa Jombor sebagai Obyek Wisata. Mengemukakann bahwa pengembangan pariwisata Rawa Jombor memunculkan respon positif dan respon negatif dari masyarakat Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. G. Metode Penelitian 1. Tempat dan waktu penelitian : Tempat : Obyek wisata Rawa Jombor Klaten Waktu : 2 Januari 2016 27 Maret 2016 2. Cara pengambilan data a. Pengamatan atau Observasi secara langsung Metode yang dilakukan penulis untuk mendapatkan hasil penelitian adalah dengan melakukan Praktek Kerja Lapangan dan mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti. b. Wawancara Metode wawancara secara langsung dimana penulis melakukan wawancara dengan mayarakat sekitar Rawa Jombor, Panitia Syawalan Rawa Jombor 2015, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten.

c. Metode Dokumentasi Penulis melakukan pengambilan data atau gambar dari obyek wisata Rawa Jombor untuk melengkapi informasi yang dibuat. Penulis melakukan pengambilan data atau gambar dari obyek wisata di sekitar Rawa Jombor untuk melengkapi informasi yang dibuat. H. Jenis Data 1. Data Primer Adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dan bukan berasal dari pengumpulan data yang sudah ada sebelumnya. Teknik pengumpulan data ini dengan cara wawancara narasumber. 2. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis yang pernah diteliti orang sebelumnya.

I. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui garis besar dari penulisan tugas akhir yang berjudul Daya Tarik Wisata Pendukung Rawa Jombor Sebagai Kawasan Wisata, penulis menulis sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I Bab I berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan, Manfaat Penelitian, Landasan Teori, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Jenis Data, Sistematika Penulisan. 2. BAB II Pada BAB ini berisi tentang gambaran umum Obyek Wisata yang meliputi Lokasi, Sejarah, dan Profil masyarakat sekitar Rawa Jombor. 3. BAB III BAB III berisi tentang Obyek wisata yang ada di Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Atraksi wisata yang ada di Kawasan Wisata Rawa Jombor. 4. BAB IV BAB IV berisi tentang kesimpulan dari data pada tugas akhir ini dan saran untuk pihak pengelola Kawasan Wisata Rawa Jombor.