Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB VI LINE BALANCING

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

BAB V ANALISIS HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA)

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

LINE BALANCING DENGAN METODE RANKED POSITION WEIGHT ( RPW)

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

Perancangan Keseimbangan Lintasan Produksi untuk Mengurangi Balance Delay dan Meningkatkan Efisiensi Kerja

Analisis Keseimbangan Lintasan pada Lantai Produksi CV. Bobo Bakery

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE LINE BALANCING PADA PT. XYZ

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN UNTUK MENCIPTAKAN PROSES PRODUKSI PUMP PACKAGING SYSTEMS YANG EFISIEN DI PT. BUMI CAHAYA UNGGUL

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Analisis Line Efficiency pada Proses Assembly Produk F-25TGU pada Business Unit Fan PT Panasonic Manufacturing Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN LINE PRODUKSI DRIVE ASSY DI PT. JIDECO INDONESIA

PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA PD TEGAS


PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

OPTIMALISASI PROSES PRODUKSI PADA LINI PERAKITAN PT.X DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINTASAN

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. tetap menjaga mutu dan produktivitasnya untuk dapat bersaing di pasar dunia, maka PT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa

Manajemen Perakitan Mesin Traktor Tangan Iseki-Agrindo Model KAI 711

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

SKRIPSI. PERBAIKAN LINI PROSES PEMOTONGAN NATA DE COCO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN KONSEP PENYEIMBANGAN LINI (Studi kasus : PT XYZ)

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PERUBAHAN LINI PERAKITAN HELMET TRX 2 DENGAN MENGGUNAKAN METODE KESEIMBANGAN LINTASAN DI PT. DHARMA POLIPLAST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing)

USULAN PERBAIKAN LINI PRODUKSI MESIN CUCI DI PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X

MENINGKATKAN EFISIENSI LINI PADA LINE PROFILING DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING KILBRIDGE-WESTER HEURISTIC DI PT. MULTIKARYA SINARDINAMIKA

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. internasional semakain meningkat. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk terus bertahan dan berkembang. Perusahaan yang mampu bertahan dan

USULAN PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PADA LINE FINAL ASSEMBLING KWH OB91Z GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN PRODUK

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA

Perbandingan Metode Ranked Positional Weight dan Kilbridge Wester Pada Permasalahan Keseimbangan Lini Lintasan Produksi Berbasis Single Model

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Neneng Suryani NPM : : Teknik Industri Dosen Pembimbing : Dr. Emirul Bahar, ACSI

BAB II LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI SEMI TRAILER SIDE TIPPER TIPE 74 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian..

USULAN PERBAIKANUNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS FILLINGPLANT DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA PT SMART Tbk SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE PIA XYZ

BAB I PENDAHULUAN. PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER

PERANCANGAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DAN PENDEKATAN SIMULASI

PENENTUAN JUMLAH STASIUN KERJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DI PT. MERCEDES BENZ INDONESIA

Transkripsi:

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT (RPW) PADA PRODUK K25-6101 DI PT. BANSHU ELECTIC INDONESIA Edi Susanto 1, Asep Hermawan 1, Andriana 1,* 1 Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, Jl. Raya Cipeundeuy Pabuaran Km. 3,5 Cipeundeuy Subang, Jawa Barat 41272. E-mail : Andrianakill@gmail.com* ABSTRACT PT,Banshu Electric Indonesia is one of companies manufacturing wiring harness for motorcycle body cables, in manufacturing the wiring harness with the maximal quality and applying efficiency and effectiveness, to increase a line efficiency, minimize idle time and waitting time in production the wirng harness by using balance of line in line production. The result of research shows that the balance line by using Ranked Positional Weight methode becomes in accordance with increasing, minimizing idle time, deducting number of work stations, and increasing production line. Where the beginning condition in housing department there is 13 work stations with line efficiency is 86,80 %, produktivity is 0,21 %, balance delay is 13,2 % and Idle time is 89,7 second. Where as the improvement suggestion in housing department is 12 work stations, line efficiency is 94,4 %, produktivity is 0,23 %, balance delay is 5,6 %, and idle time is 37,4 second. Where as the beginning condition in assembling department there is 14 work station with efficiency of work station is 87,61%, produktivity is 0,20 %, balance delay is 12,38 %, and idle time is 91,9 second. The improvement suggestion for assembling department is 13 work stations, line efficiency is 94,35 %, produktivity is 0,21 %, balance delay is 5,65 %, and idle time is 38,9 second. Keywords: Line Balancing, Ranked Positional Weight method, Productivity ABSTRAK PT,Banshu Electric Indonesia adalah salahsatu perusahaan yang memproduksi wiring harness untuk kabel body motor, dalam memproduksi wiring harness dengan kualitas yang maksimal dan menerapkan efisiensi dan efektifitas, untuk meningkatkan efisiensi lini, meminimalkan waktu menganggur dan waktu menunggu dalam produksi wirng harness dengan menggunakan keseimbangan lintasan pada lini produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa lini keseimbangan dengan menggunakan metode Ranked Positional Weight sejalan dengan peningkatan, meminimalkan waktu menganggur, mengurangi jumlah stasiun, meningkatkan efisiensi lini dan produktivitas. Dimana kondisi awal di departement housing terdapat 13 stasiun dengan efisiensi lini sebesar 86,80 %, produktivitas sebesar 0,21 %, waktu menunggu sebesar 13,2 %, dan waktu menganggur sebesar 89,7 detik. Sedangkan usulan perbaikan di departement housing adalah 12 stasiun, efisiensi lini sebesar 94,4 %, produktivitas sebesar 0,23 %, waktu menunggu sebesar 5,6 %, dan waktu menganggur sebesar 37,4 detik. Sedangkan kondisi awal di departement Assembling terdapat 14 stasiun dengan efisiensi stasiun sebesar 87,61%, produktivitas sebesar 0,20 detik, waktu menunggu sebesar 12,38 %, dan waktu menganggur sebesar 91,9 detik. Usulan perbaikan untuk departement Assembling adalah 13 stasiun, efisiensi lini 94,35 %, produktivitas sebesar 0,21 %, waktu menunggu 5,65 %, dan waktu menunggu sebesar 38,9 detik. Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap kegiatan proses produksi terdapat salah satu assy yang mengalami bottleneck yaitu assy K25-6101. Yang dimana di assy tersebut terdapat beberapa permasalahan yang terjadi diantaranya banyaknya penumpukan atau bottleneck yang menyebabkan tidak seimbangnya alur produksi yang terjadi di line tersebut dan berkurangnya produktivitas di line tersebut. 8

Gasperz (1998), Line Balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work stations dan meminimumkan banyaknya harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output tertentu, yang dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu per unit produk yang di spesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus dipertimbangkan. Tidak seimbangnya lintasan produksi di assy K25-6101 menyebabkan terjadinya Balance Delay, idle time yang secara otomatis juga menyebabkan rendahnya nilai efisiensi dan produktivitas pada lintasan produksi di Departemen tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengurangi nilai balance delay dan idle time yang terjadi sehingga secara otomatis akan mengakibatkan meningkatnya nilai produktivitas dan efisiensi lini pada departement tersebut. Adapun rumus untuk meenjawab atau menyelesaiakan permasalahan yang ada dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut : Efisiensi lini X 100% (1) x 100% (2) 2.1. Mengidentifikasi Masalah 2. METODE Pada tahapan ini peneliti melakukan atau mengidentifikasi rumusan masalah yang akan menjadi landasan sebagai bahan penelitian. Dimana mengidentifikasi masalah ini hasil dari observasi lapangan serta masalah yang ada di perusahaan tersebut. 2.2 Merumuskan Masalah Pada tahap ini peneliti melakukan perumusan masalah yang telah dilakukan pada tahap identifikasi masalah, yaitu untuk mengurangi balance delay dan idle time yang terjadi dan bagaimana cara meningkatkan produktivitas dan efisiensi lini di departement tersebut. 2.3 Mengumpulkan Data Pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data serta cara mendapatkannya dilakukan dengan secara pengamatan dan mencari masalah yang berhubungan dengan keseimbangan lintasan (line balancing). 2.4 Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang didapatkan dari perusahaan, dimana pengolahan data ini diolah dengan beberapa metode line balancing yang dipakai untuk perbandingan dari metode itu, metode yang dipakai di pengolahan data ini adalah metode : Ranked Positional Weight. Dalam tahap pengolahan data ini akan dilakukan uji keseragaman data,dan uji kecukupan data serta menghitung produktivitas, efisiensi lini, balance delay, dan idle time di kondisi awal. 2.5 Melakukan keseimbangan lintasan Pada tahap ini peneliti akan melakukan atau menginput data yang sudah diperoleh dan sudah diolah melalui uji keseragaman data, uji kecukupan data, ke dalam metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode Ranked Positional Weight. (3) 9

3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Efisiensi, Balance Delay dan Waktu Menganggur Pada Kondisi Awal di Departement Housing Stasiun Tabel 1. Pembebanan operasi dan efisiensi kondisi awal Pembebanan operasi Waktu operasi stasiun (detik) Jumlah (detik) Efisiensi stasiun ( %) 1 1 47,4 47,4 90,63 2 2 47,5 47,5 90,82 3 3 52,3 52,3 100 4 4 47,9 47,9 91,58 5 5 48,5 48,5 92,73 6 6 49,2 49,2 94,07 7 7 48,9 48,9 93,50 8 8 48,8 48,8 93,30 9 9 26,6 26,6 50,86 10 10 26,1 26,1 49,90 11 11 49,2 49,2 94,07 12 12 49 49 93,70 13 13 49,2 49,2 94,07 Maka efisiensi lini, balance delay dan total waktu menganggur pada kondisi awal di departement housing adalah sebagai berikut : Efisiensi lini X 100% x 100% = 86,80 % Balance delay : x 100% Idle Time ( Total waktu menganggur ) : x 100% = 13,2 % Total waktu menganggur = ( K.CTC ) Wb Total waktu menganggur = 679,9 590,2 = 89,7 detik Produktivitas parsial Produktivitas = = 0,21% 10

b. Efisiensi, Balance Delay dan Waktu Menganggur Pada Kondisi Awal di Departement Assembling Stasiun Tabel 2. Pembebanan operasi dan efisiensi kondisi awal Pembebanan operasi Waktu operasi stasiun (detik) Jumlah (detik) Efisiensi stasiun ( %) 1 1 48,9 48,9 92,26 2 2 49,5 49,5 93,40 3 3 49,1 49,1 92,64 4 4 47,9 47,9 90,37 5 5 26,5 26,5 50 6 6 26,3 26,3 49,62 7 7 49,9 49,9 94,15 8 8 49,7 49,7 93,77 9 9 49,9 49,9 94,15 10 10 53 53 100 11 11 49,5 49,5 93,40 12 12 49,6 49,6 93,58 13 13 50,2 50,2 94,71 14 14 50,1 50,1 95,52 Maka efisiensi lini, balance delay total waktu menganggur pada kondisi awal di departement housing adalah sebagai berikut : Efisiensi lini X 100% Balance delay : x 100% = 87,61 % x 100% Idel time ( total waktu menganggur ) : x 100% = 12,38 detik Total waktu menganggur = ( K.CT ) - Wb Total waktu menganggur = 742 650,1 = 91,9 Produktivitas = = 0,20 c. Efisiensi, Balance Delay dan Waktu Menganggur di Departement Housing Setelah Dilakukan Keseimbangan Lintasan Tabel 4. Pengalokasian Stasiun Kerja Deprtement Housing Stasiun Operasi pengelompokan Waktu stasiun Idle time Effisien stasiun 1 1 47,4 4,9 90,63 2 2 47,5 4,8 90,82 3 3 52,3 0 100 11

4 4 47,9 4,4 91,58 5 5 48,5 3,8 92,73 6 6 49,2 3,1 94,07 7 7 48,9 3,4 93,50 8 8 48,8 3,5 93,30 9 9 &10 52,3 0 100 10 10 49,2 3,1 94,07 11 11 49 3,3 93,70 12 12 49,2 3,1 94,07 Efisiensi lini X 100% x 100% = 94,4 % Balance delay = 100 % - efisiensi lini Idle time ( total waktu menganggur ) : = 100 % - 94,4 % = 5,6 % Total waktu menganggur = ( K.CT ) - Wb Total waktu menganggur = ( 12 x 52,3) 590,2 = 627,6 590,2 = 37,4 deetik Produktivitas = = 0,23% d. Efisiensi, Balance Delay dan Waktu Menganggur di Departement Assembling Setelah Dilakukan Keseimbangan Lintasan Tabel 5. Pengalokaian stasiun Departement Assembling Stasiun Operasi pengelompokan Waktu stasiun Idle time Effisien stasiun 1 1 48,9 4,1 92,26 2 2 49,5 3,5 93,40 3 3 49,1 3,9 92,64 4 4 47,9 5,1 90,37 5 5 & 6 52,8 0,2 99,62 6 6 49,6 3,4 93,58 12

7 7 49,5 3,5 93,40 8 8 53 0 100 9 9 49,9 3,1 94,15 10 10 49,7 3,3 93,77 11 11 49,9 3,1 94,15 12 12 50,2 2,8 94,71 13 13 50,1 2,9 94,52 Efisiensi lini X 100% x 100% = 94,35 % Balance delay = 100 % - efisiensi lini = 100 % - 94,35 % = 5,65 % Idle time ( total waktu menganggur ) : Total waktu menganggur = ( K.CT ) - Wb Total waktu menganggur = ( 13 x 53 ) 650,1 = 689 650,1 = 38,9 detik d). Produktivitas = = 0,21 % e. Pembahasan Terhadap Jumlah Stasiun Dan Efisiensi Lini di Departement Housing. Tabel 6. efisiensi lini pada kondisi awal dan usulan perbaikan Stasiun Efisiensi stasiun Kondisi Awal Usulan Perbaikan 1 90,63 90,63 2 90,82 90,82 3 100 100 4 91,58 91,58 5 92,73 92,73 6 94,07 94,07 13

7 93,50 93,50 8 93,30 93,30 9 50,86 100 10 49,90 94,07 11 94,07 93,70 12 93,70 94,07 13 94,07 Efisiensi Lini 86,80 % 94,4 % Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah stasiun pada kondisi awal adalah 13 stasiun dengan efisiensi lini sebesar 86,80%, sedangkan jumlah stasiun pada usulan perbaikan dengan metode Ranked Positional Weight adalah 12 stasiun dengan efisiensi meningkat menjadi 94,4 %. Dengan perbaikan ini, maka kita dapat mengurangi jumlah stasiun dan mengurangi jumlah man power yang diperlukan untuk pembuatan wirirng harness di departement housing. f. Pembahasan Terhadap Balance Delay dan Idle Time di Departement housing Tabel 7. Balance delay dan idle time pada kondisi awal dan ususkan perbaikan Kondisi Balance delay ( % ) Idle time (detik ) Kondisi awal 13,2 89,7 Usulan perbaikan 5,6 37,4 g. Pembahasan Terhadap Produktivitas di Departement Housing Dengan adanya pengurangan stasiun dari 13 stasiun menjadi 12 stasiun tentu juga mengakibatkan pengurangan jumlah operator, maka jumlah operator pada kondisi awal adalah 13 operator dan pada usulan perbaikan adalah 12 operator. Maka produktivitas pada kondisi awal dan usulan perbaikan adalah sebagai berikut. Produktivitas = = 0,21 Produktivitas pada usulan perbaikan: Produktivitas = = 0,23 h. Pembahasan Terhadap Jumlah Stasiun Dan Efisiensi Lini di Departement Assembling Tabel 8. Efisiensi lini pada kondisi awal dan usulan perbaikan Stasiun Efisiensi stasiun Kondisi Awal Usulan Perbaikan 1 92,26 92,26 2 93,40 93,40 3 92,64 92,64 4 90,37 90,37 5 50 99,62 6 49,62 93,58 7 94,15 93,40 8 93,77 100 14

9 94,15 94,15 10 100 93,77 11 93,40 94,15 12 93,58 94,71 13 94,71 94,52 14 95,52 Efisiensi Lini 87,61% 94,35 % Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah stasiun pada kondisi awal adalah 14 stasiun dengan efisiensi lini sebesar 87,61%, sedangkan jumlah stasiun pada stasiun pada usulan perbaikan dengan metode Ranked Positional Weight adalah 13 stasiun dengan efisiensi meningkat menjadi 94,35 %. Dengan perbaikan ini, maka kita dapat mengurangi jumlah stasiun dan mengurangi jumlah man power yang diperlukan untuk pembuatan wirirng harness di departement Assembling. i. Pembahasan Terhadap Balance Delay dan Idle Time di Departement Assembling Tabel 9. Balance delay dan idle time pada kondisi awal dan usulan perbaikan Kondisi Balance delay ( % ) Idle time (detik ) Kondisi awal 12,38 91,9 Usulan perbaikan 5,65 38,9 j. Pembahasan Terhadap Produktivitas di Departement Assembling Dengan adanya pengurangan stasiun dari 14 stasiun menjadi 13 stasiun tentu juga mengakibatkan pengurangan jumlah operator, maka jumlah operator pada kondisi awal adalah 14 operator dan pada usulan perbaikan adalah 13 operator. Maka produktivitas pada kondisi awal dan usulan perbaikan adalah sebagai berikut : Produktivitas = = 0,20 Produktivitas pada usulan perbaikan: Produktivitas = = 0,21 4. KESIMPULAN Efisiensi lini di departement Housing di Assy K25-6101 di PT. Banshu Plant III pada.kondisi awal diperoleh sebesar 86,80 %, dan di departement Assembling sebesar 87,61%, setelah dilakukan perbaikan keseimbangan lintasan dengan pendektan metode Ranked Positional Weight di dapat efisiensi lini di departement Housing sebesar 94,4 %, dan di departement Assembling sebesar 94,35 %. Produktivitas pada kondisi awal di departement housing adalah sebesar 0,21 dan di departement assembling pada kondisi awal sebesar 0,20, setalah dilakukan perbaikan keseimbangan lintasan dengan pendekatan metode Ranked Positional Weight di dapat peningkatan produktivitas yang tidak signifikan yaitu pada departement housing menjadi sebesar 0,23, sedangkan di departement Assembling menjadi sebesar 0,21. Balance Delay pada kondisi awal di departement Housing sebesar 13,2 %, dan balance delay pada kondisi awal di departement Assembling sebesar 12,38. Setelah dilakukan pendekatan dengan menggunakan metode Ranked Positional Weight, ada penurunan balance delay, yaitu 5,6 % di departement Housing dan di departement Assembling didapat 5,65 % setelah dilakukan pendekatan dengan metode Ranked Positional Weight. 15

Idle time pada kondisi awal di departement Housing sebesar 89,7 detik, sedangkan setelah dilakukan perbaikan dengan pendekatan metode Ranked Positional Weight ada penurunan idle time menjadi 37,4 detik. Sedangkan idle time pada.kondisi awal di departement Assembling sebesar 91,9 detik, dan berkurang menjadi 38,9 detik setalah ada pendekatan perbaikan. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2. Halim, A.H. 2003. TI-3122 Perencanaan dan Pengendalian Produksi: Keseimbangan Lintasan. Institut Teknologi Bandung http://lspitb.org (diakses tanggal 4 Januari 2015) 3. Kadarusman, Indra ( 2007 ), Analisa Keseimbangan Lintasan Produksi untuk Mengurangi Balance Delay Guna Meningkatkan out put Produksi. ITATS. 4. Nasution, Arman H. 2003. Perencanaan dan pengendalian produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna widya 5. Purnomo, Hari. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2004. 6. Vincent Gaspersz, Dr, D.Sc., CFPIM, CIQA, 1998. Production Planning And Inventory Control: Berdasarkan Pendekatan Sistem Teritegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 7. Saptanti, dyah. perbandingan metode ranked positional weight dan killbrige wester pada permasalahan keseimbangan lintasan produksi berbasis single model. Bandung : ITB. 8. Sumber : Motion and time study design and measurement of work, seventh Edition, Ralph M. Barnes ) 16