BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah Restoran dan Kafe

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Makanan adalah elemen penting dalam pengalaman wisata.

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dapat dilihat dari banyak bermunculan tempat-tempat makan, baik yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan bersaing saja yang dapat bertahan. Persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan menjadi fenomena penting yang menjadi fokus

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Melalui hasil observasi yang di lakukan oleh penulis pada hotel mahkota graha kota

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini, setiap manusia ataupun setiap makhluk hidup memilki kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dalam menjalankan semua aktifitas yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini berbelanja sudah menjadi kebiasaan bahkan menjadi budaya

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pengaruh dan tantangan yang ada di sekitar masyarakat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri kepariwisataan bergerak begitu cepat, oleh karena itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut, salah satunya yaitu industri restoran. Menurut Badan Pusat Statistik, rata-rata pendapatan dari restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar selama tahun 2015 mencapai 4,66 milyar rupiah per perusahaan. Sebagian besar pendapatan (99,47 persen) merupakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan makanan dan minuman (kegiatan utama), dengan rata-rata pengunjung perharinya sebesar 227. Ini menunjukkan bahwa industri makan dan minum, merupakan salah satu pendongkrak ekonomi di Indonesia dan dimana kebutuhan akan makan dan minum merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian Kota Bandung terus meningkat. Peningkatan tersebut secara signifikan dikontribusi oleh sektor ekonomi kreatif beserta sektor-sektor pendukung lainnya. Sektor perdagangan, hotel dan restoran atau kafe berperan memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian Kota Bandung.. Pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa terdapat tujuh sektor yang berkontribusi bagi perekonomian Kota Bandung. Kontribusi terbesar bagi perekonomian kota bandung didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant yaitu sebesar 40,80%. Sektor perdagangan, hotel dan restaurant memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Kota Bandung tercermin 1

2 dari banyaknya jenis usaha seperti distro, clothing, dan kuliner yang membuat Kota Bandung dijadikan sebagai kota destinasi wisata belanja serta wisata kuliner. Berikut adalah kontribusi berbagai sektor bagi perekonomian Kota Bandung tahun 2015: 0,20% 24,20% 6,30% 12,00% 41% Perdagangan, Hotel dan Pertanian Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Pengolahan Bangunan/Konstruksi Sumber: Rancangan Pembangunan Kota Bandung 2010-2015(perpustakaan.bappenas.go.id) Gambar 1.1 Kontribusi Berbagai sektor perekonomian Kota Bandung Indonesia adalah salah satu kota yang sangat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, dan melakukan aktifitas wisata, terutama wisata belanja dan kuliner. Oleh karena itu banyak berkembang penyedia makanan di Indonesia yang menawarkan pengalaman dalam bersantap bagi wisatawan. Perkembangan bisnis jasa restoran khususnya di Bandung dan sekitarnya pusat bisnis dan kuliner, semakin meningkatkan persaingan di antara restoranrestoran tersebut. Di Bandung dan sekitarnya pusat bisnis dan kuliner banyak sekali usaha-usaha yang sedang marak dan berkembang saat ini salah satunya banyaknya restoran-restoran dengan memperlihatkan persaingan yang ketat dalam merebut konsumen dan mengembangkan pangsa pasar, pada usaha di bidang jasa restoran ini. 2,30% 4,90% Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

3 Kota Bandung merupakan salah satu kota yang dikenal dengan surganya bagi para pencinta kuliner. Industri makanan dan minuman di Kota Bandung sudah cukup dikenal dengan kreatifitas kulinernya beberapa tahun kebelakang. Bandung selalu jadi trademark dan trendsetter yang cukup menawan hati dengan produk produk kulinernya. Wisata kuliner tersebut perlu dikelola secara profesional dengan adanya usaha restoran/rumah makan. Berikut adalah data jumlah usaha di Kota Bandung tahun 2010-2014: Tabel 1.1 Usaha di Kota Bandung Tahun 2010-2014 Tahun Jumlah Persentase kenaikan (%) 2010 191 20,68 2011 196 2,61 2012 235 19,89 2013 432 38,08 2014 653 40,02 Sumber: Kota Bandung Dalam Angka 2015 (Bandungkota.bps.go.id) Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terdapat peningkatan jumlah yang mengakibatkan persaingan dalam bidang di Kota Bandung meningkat juga, sehingga perusahaan harus mempunyai ciri khas sendiri untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang menawarkan produk sejenis. Pada tahun 2011 persentase jumlah di Kota Bandung menurun 2,61%, pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 19,89% pada tahun 2013 meningkat sebanyak 38,8% dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 40,2%. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan usaha di Kota Bandung setiap tahun semakin ketat. Dibidang pemasaran tidak hanya menentukan sasaran dan target pasarnya tetapi perusahaan juga harus menciptakan produknya dengan baik agar dapat unggul dan diminati oleh konsumen yang sebelumnya tidak memiliki permintaan.

4 Tugas pemasaran memberikan daya tarik kepada konsumen dan konsumen tersebut tertarik dengan apa yang disampaikan atau yang diberikan oleh pemasar, sehingga konsumen dapat mengalihkan perhatiannya kepada yang telah ditawarkan. Restoran dan café merupakan usaha jasa makanan dan minuman hal ini seperti dijelaskan pada UU nomor 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa usaha jasa makanan minuman adalah perusahan jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa restoran,café, jasa boga, dan bar/kedai minum. Selain itu, Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.87/HK.501/MKP2010 tentang tata cara pendaftaran usaha jasa makanan dan minuman, memberikan definisi bahwa restoran dan café adalah usaha penyedia makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan penyimpanan dan/atau penyajiannya, didalam satu tempat yang tidak berpindah-pindah. Adapun jenis-jenis restoran menurut Soekresno (2000:16), yaitu: 1. Restoran formal, adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan ekslusif. Contoh : Main Dinning Room. 2. Restoran informal, adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi yang silih berganti. Contoh : Cafe, Coffee shop, Canteen.

5 3. Spesial restoran, adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan penyajian yang khas dari suatu Negara tertentu. Contoh : Japanese, Chinese. Berikut jenis di Bandung tahun 2012-2015: Tabel 1.2 Jumlah di Kota Bandung tahun 2013-2015 No Jenis 2013 2014 2015 Orang 1 Fast food 87 102 134 14.362.351 2 Family style 67 79 85 15.545.232 3 Finne Dinning 76 81 82 16.634.344 4 Fast Casual 88 96 141 13.872.087 Jumlah 318 358 442 60.414.014 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung Berdasarkan data di atas, dari jumlah beberapa jenis restaurant di Bandung tersebut pertahunnya telah mengalami kenaikan atau bertambahnya di kota bandung ini terdapat kenaikan dari tahun 2013 ke tahun 2015. Dilihat dari jumlah pengunjung 3 tahun jenis restaurant Finne dinnig merupakan pengunjung yang paling banyak. Hal ini termasuk yang melatar belakangi masalah sehingga The yang merupakan salah satu restaurant finne dinning harus terus melakukan inovasi pada produknya. The merupakan restaurant sekaligus tempat dine-wedding-event. Tempatnya berbentuk sebuah kapal pesiar ini merupakan bangunan kolam renang bersejarah peninggalan Belanda tahun 1920-an. Kini Kagum Group merubahnya menjadi sebuah fasilitas untuk penyelengaraan berbagai acara seperti pernikahan, berbagai acara resmi, dan gathering. Soal menu makanan, The menawarkan ragam

6 menu pilihan berasal dari masakan Indonesia, Chinese, dan Western yang diolah oleh chef berpengalaman. The juga menyediakan beragam menu darimulai appetizer hingga dessert, menu yang tersedia pun beragam jenis dari menu alacarte sampai paket-paket buffet yang dapat memudahkan konsumen untuk mengadakan beberapa acara dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Bagi produsen atau pelaku bisnis hal ini merupakan suatu bentuk ancaman karena semakin banyak produk yang ditawarkan maka semakin ketat pada persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis jasa. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja perusahaannya, agar dapat bersaing di pasar. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang kuat dalam memasarkan produk sehingga dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Kondisi persaingan yang ketat membuat konsumen sangat rentan untuk berubah-ubah, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perubahan permintaan konsumen secara terus-menerus berganti mengikuti perkembangan Perusahaan jasa harus dapat merancang strategi yang tepat dalam mencapai tujuan perusahaan, salah satunya adalah dengan mengadakan inovasi produk sebuah perusahaan, yang bisa membuat sebuah perusahaan berani mencoba unggul. Sebuah perusahaan harus mampu mengembangkan inovasi produknya agar dapat mencapai keunggulan bersaingnya. Keunggulan bersaing sangat penting bagi perusahaan.

7 Produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang ditawarkan kepada pasar atau konsumen untuk dikonsumsi dan merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Produk disebut juga sebagai pusat dari kegiatan pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2016) menyebutkan bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Sebagian perusahaan menggunaan strategi untuk mempertahankan perusahannya dengan strategi product development dimana perusahaan memfokuskan diri pada pengembangan produknya atau pun melakukan inovasi terhadap produknya. Inovasi produk dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan memperbaiki produk untuk mempengaruhi sikap pembelian para konsumen (M. Ali : 2013). M. Ali juga mengatakan bahwa apabila restoran yang tidak melakukan inovasi produk maka risiko untuk kehilangan konsumen akan besar karena pesaing akan memanfaatkannya. The telah melakukan strategi dalam pengembangan produknya, yaitu sushi seblak, chicken wing dan chiken blanquet. Selain The melaksanaan beberapa strategi promosi salah satunya sales promotion. Dimana sales promotion dipilih dalam rangka meningkatkan keputusan pembelian, dan memberikan pengaruh besar dalam menimbulkan minat beli konsumen. Menurut Philip Kotler (2016: 681) promosi penjualan terdiri dari kumpulan intensif yang beragam dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk dan jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. The sendiri melakukan sales promotion berupa kerja

8 sama dengan groupon, dimana konsumen mendapatkan potongan harga (discount) apabila menggunakan situs groupon. Terdapat fenomena permasalahan yang diperoleh dari data penjualan di The. Berikut penulis melampirkan tabel data penjualan dari sistem laporan yang ada di The. Tabel 1.3 Jumlah penjualan The Tahun Jumlah Keterangan 2014 57.935-2015 45.557 Turun 12.378 2016 30.773 Turun 14.784 Sumber: The, 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 mengalami penurunan sekitar 15% yang berarti bahwa minat beli para konsumen berkurang, sehingga ini yang menyebabkan The melakukan inovasi produk. Sehubungan dengan hal itu, penulis melakukan survey awal dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 responden konsumen The, pernyataan yang diberikan kepada konsumen merupakan pernyataan yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen The terhadap seluruh aspek yang ada pada The

9 Tabel 1.4 Hasil Survey Pendahuluan Product No Pernyataan SS S CS TS STS TOTAL 1 Makanan di The 2 7 18 3 30 memiliki kualitas yang baik 2 Porsi makanan yang disajikan oleh The 1 20 3 6 30 sesuai dengan keinginan 3 The menawarkan rasa yang sesuai 2 6 19 3 30 dengan selera saya 4 The selalu mengembangkan 2 9 19 makanan dan 30 minumannya Price 5 Harga makanan di The bersaing dengan yang lain 17 13 30 6 Harga di The esuai dengan kualitas yang ditawarkan 16 6 8 30

10 Tabel 1.4 (Lanjutan) 8 Lokasi The strategis 9 The mudah diakses 10 11 12 Informasi mengenai The mudah didapatkan Menjadi tertarik membeli produk The melalui promosi yang dilakukan Promosi yang dilakukan The menarik 13 Sikap karyawan The ramah terhadap konsumen 14 Penampilan karyawan The rapih 15 Pelayanan karyawan The baik Place 6 6 10 8 30 6 10 7 7 30 Promotion 5 12 11 2 30 2 14 11 3 30 2 12 14 2 30 People 20 10 30 12 17 1 30 17 13 30

11 Tabel 1.4 (Lanjutan) 16 Fasilitas parkir di The memadai 17 Lingkungan The sangat nyaman 18 Penempatan plang nama The mudah untuk dilihat 19 Proses pelayanan pada kasir di The cepat 20 Proses karyawan dalam melayani konsumen sangat cekatan 21 Pengawasan karyawan terhadap konsumen pada saat memilih produk ketat 22 Saya merasa puas dengan mutu produk The 23 Saya puas dengan harga yang ditawarkan The Physical 8 18 4 30 19 11 30 10 20 30 Process 13 9 8 30 13 12 5 30 11 10 9 30 Kepuasan Pelanggan 14 11 3 2 30 14 12 3 1 30

12 Tabel 1.4 (Lanjutan) 24 Saya puas dengan mudahnya produk The ditemukan 25 Saya akan membeli kembali produk The 26 Saya selalu ingin membeli The 27 Saya akan tetap mengkonsumsi The 11 10 7 2 30 Keputusan Pembelian Ulang 13 12 5 30 12 2 9 7 30 15 9 6 30 Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada 30 responden konsumen The menghasilkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh The, penulis akan menguraikan beberapa masalah yang dihadapi oleh The dengan data yang diperoleh dari survey pendahuluan yang telah dilakukan. Permasalahan yang dihadapi oleh The antara lain yaitu mengacu pada inovasi produk dan promosi.

13 0% 7% 0% 30% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 63% Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Gambar 1.2 Data Survey Pendahuluan (The selalu Mengembangkan Makanan dan Minumannya) Berdasarkan Gambar 1.2 yaitu pernyataan The selalu mengembangkan makanan dan minumannya, para pengunjung atau konsumen The yang menyatakan sangat setuju 6,66% atau hanya 2 orang dari hasil survey pendahuluan, dan yang menyatakan setuju 0%. 30% menyatakan ragu-ragu, 63,34% menyatakan tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. The harus mampu mengatasi permasalahan ini dengan meningkatkan produktivitas dan sensitifitas dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen tersebut khususnya inovasi produk sehingga dapat membuat konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Nemati et. al dalam Dina (2012:17) mengemukakan bahwa inovasi terangkum dalam usaha penciptaan, pengembangan dan implementasi dari produk, proses dan layanan baru dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keunggulan kompetitif. Setiap pelanggan menginginkan maksimalisasi dari nilai dan dalam hal inilah inovasi dapat berperan sehingga mampu meningkatkan minat beli konsumen. Saat produk baru diluncurkan, fiturfitur baru dalam produk tersebut harus dapat membedakan produk tersebut dengan produk lainnya. Perbedaan ini akan menyenangkan pelanggan. Hal ini

14 menunjukkan bagaimana inovasi dapat berperan dalam menciptakan minat beli konsumen. Pada pernyataan Promosi yang dilakukan The menarik di bawah ini adalah hasil survey pendahuluan yang didalamnya terdapat persentase yang beranggapan Promosi yang dilakukan The kurang menarik 0 6,66% 0 30% 63,34% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Gambar 1.3 Data Survey Pendahuluan (Promosi yang dilakukan The Menarik) Berdasarkan gambar 1.3 hasil yang didapatkan yaitu, 6,66% yang menyatakan sangat setuju, 0 % menyatakan setuju, 40 % menyatakan ragu-ragu, 46,6 % menyatakan tidak setuju, dan 6,66% menyatakan sangat tidak setuju bahwa promosi yang dilakukan The menarik, oleh karena itu penetapan strategi promosi yang akan dilaksanakan sangat penting untuk menimbulkan minat dalam mengkomsusi produk dan jasa yang ditawarkan oleh The serta meningkatkan volume penjualan, Keputusan pembelian merupakan hal yang sangat diperhitungkan untuk sebagai alat ukur bagaimana dan seberapa besar konsumen masih membutuhkan produk dari restorannya. Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses

15 pengambilan keputusan dari pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli karena peran pembelian selalu berubah. Konsumen cenderung memilih tempat yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap yang ditawarkan penjual. Semua dilakukan oleh beberapa restoran khususnya The, untuk mempertahankan eksistensi dan mampu bersaing serta dapat memberikan added value kepada konsumen. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka Penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai : Pengaruh Inovasi Produk Dan Sales Promotion Terhadap Keputusan Pembelian di The (Survey Terhadap Konsumen The Bandung). 1.2 Identikasi Masalah 1.2.1 Identikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Terdapat tujuh sektor yang berkontribusi bagi perekonomian kota Bandung 2. Perkembangan bisnis di kota Bandung yang semakin meningkat 3. Jumlah pengunjung di Finne dinning lebih banyak di bandingkan dengan lain 4. Terdapat penurunan penjualan dari tahun 2015-2016 5. Perubahan perilaku konsumen yang ingin mencoba hal yang baru

16 6. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa The Resturant tidak mengembangkan makanan dan minumannya 7. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa promosi yang digunakan The Resturant tidak menarik 8. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa rendahnya keputusan pembelian konsumen yang berdampak pada tingkat penjualan di The yang cenderung mengalami penurunan pada tahun 2015-2016 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Inovasi Produk yang ditawarkan The. 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Sales Promotion yang ditawarkan The 3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen di The. 4. Seberapa besar pengaruh Inovasi Produk dan Sales Promotion terhadap keputusan pembelian konsumen di The baik secara simultan dan parsial. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganlisis: 1. Tanggapan konsumen mengenai Inovasi Produk yang ditawarkan The.

17 2. Tanggapan konsumen mengenai Sales Promotion yang ditawarkan The 3. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian di The. 4. Besarnya pengaruh Inovasi produk dan Sales Promotion terhadap keputusan pembelian konsumen di The baik secara simultan dan parsial. 1.4 Kegunaan Penelitian Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi peneliti tetapi juga berguna bagi mereka yang membacanya. 1.4.1 Kegunaan Teoritis/Akademis 1. Dapat memperkaya konsep/teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen pemasaran, khususnya yang terkait dengan pengaruh inovasi produk dan Sales Promotion terhadap keputusan pembelian konsumen di The. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi atau wacana ilmiah serta dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis/ Empiris 1. Bagi Peneliti Dari penelitian ini peneliti mendapatkan pengalaman langsung yaitu penelitian bidang manajemen pemasaran dan lebih mengetahui tentang pengaruh inovasi produk dan Sales Promotion terhadap keputusan pembelian konsumen di The

18 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan. Yaitu sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan dan menyempurnakan kebijakan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan inovasi produk dan Sales Promotion terhadap keputusan pembelian konsumen di The.