PERTAMBAHAN BOBOT TUBUH RUSA TIMOR (Cervus timorensis) SETELAH PEMBERIAN KONSENTRAT DAN KULIT ARI KEDELAI PADA HIJAUAN

dokumen-dokumen yang mirip
*Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

Pemanfaatan Dedak Padi sebagai Pakan Tambahan Rusa

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. tahun 2005 telah difokuskan antara lain pada upaya swasembada daging 2014

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

Daya Cerna Jagung dan Rumput sebagai Pakan Rusa (Cervus Timorensis)

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daging dan kulit. Kambing Kacang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

MATERI DAN METODE. Materi

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum

Mairizal 1. Intisari. Kata Kunci : Fermentasi, Kulit Ari Biji Kedelai, Aspergillus Niger, Ayam Pedaging.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

DEPOSISI PROTEIN PADA DOMBA EKOR TIPIS JANTAN YANG DIBERI PAKAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT DENGAN METODE PENYAJIAN BERBEDA

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Ternak Domba. Definisi pertumbuhan yang paling sederhana adalah perubahan ukuran yang

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan domba-domba lokal. Domba lokal merupakan domba hasil persilangan

Transkripsi:

PERTAMBAHAN BOBOT TUBUH RUSA TIMOR (Cervus timorensis) SETELAH PEMBERIAN KONSENTRAT DAN KULIT ARI KEDELAI PADA HIJAUAN Radita Sekarningrum *, Koen Praseno *, Teguh Suprihatin * *Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro ABSTRACT Timor deer is an animal that live in group. They has adapted well in environment, proliferate rapidly, and efficient in use of Feed. Feed is one of factors that determine deer s development with breeding of deer s technique. The feed that given to Timor deer are main feed and concentrate feed with a simple composition but not decrease the value or the contents of nutrien. The purpose of this research is to know concentrate woof and soybean epidermis potential in forages to increasing of Timor deer s (Cervus timorensis) body weight at Taman Margasatwa Mangkang Semarang. Treatment for 45 day s to female Timor deer aged one to two years. This research is an attempt to compare two treatment. All of data analyzed with t test to standard of significance 95%. The results of this research is the concentrate feed that given to Timor deer can increase the body weight of them. Based on the result, it can conclude that giving concentrate to forages has a potential to use in management of timor deer s feed management Keyword : increasing in body weight, concentrate feed, soybean epidermis, Timor deer (Cervus timorensis) ABSTRAK Rusa timor merupakan satwa liar yang suka hidup berkelompok, mudah beradaptasi dalam segala lingkungan dan cepat berkembang biak serta efisien dalam penggunaan pakan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan rusa dengan teknik penangkaran rusa adalah pakan. Pakan yang diberikan pada rusa timor berupa pakan utama dan konsentrat dengan komposisi yang sederhana tapi tidak mengurangi nilai maupun kandungan gizinya. Tujuan penelitian ini adalah melihat potensi antara pakan konsentrat dan kulit ari kedelai pada hijauan terhadap pertambahan bobot tubuh rusa timor (Cervus timorensis) di Taman Margasatwa Mangkang Semarang. Perlakuan selama 45 hari pada rusa timor betina yang berumur 1-2 tahun. Penelitian ini merupakan percobaan dengan membandingkan 2 perlakuan. Seluruh data dianalisis dengan uji t pada taraf signifikansi 95%. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pemberian konsentrat mampu meningkatkan bobot tubuh rusa timor. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemberian konsentrat pada hijauan memiliki potensi untuk digunakan dalam manajemen pakan pemeliharaan rusa timor. Kata kunci pertambahan bobot tubuh, pakan konsentrat, kulit ari kedelai, rusa timor (Cervus timorensis) PENDAHULUAN Rusa merupakan satwa liar yang suka hidup berkelompok, mudah beradaptasi dalam segala lingkungan dan cepat berkembang biak serta efisien dalam penggunaan pakan (Semiadi, 1998). Pakan utama rusa adalah daun-daunan dan rumputrumputan, sehingga hewan ini dapat mengkonsumsi hampir semua jenis dedaunan dan rumput, tahan terhadap kekurangan air sehingga mampu menyesuaikan dengan kondisi agroekosistem yang beragam (Garsetiasih, 1988; Naipospos, 2003; Badarina, 1995). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan rusa dengan teknik penangkaran rusa adalah pakan 27 35

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXI, Nomor 2, Oktober 2013 (Garsetiasih, Heriyanto, Atmaja, 2003).. Pakan yang cukup, baik jumlah maupun mutu diperlukan oleh rusa, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan beberapa perlakuan penambahan pakan dalam upaya perbaikan manajemen pakan rusa timor agar dihasilkan pertambahan bobot tubuh dan peningkatan konsumsi pakan. Holcomb dkk (1984) menjelaskan bahwa penambahan konsentrat dalam ransum ternak merupakan suatu usaha untuk mencukupi kebutuhan zatzat makanan, sehingga akan diperoleh produksi yang tinggi. Penggunaan konsentrat juga dapat meningkatkan daya cerna bahan kering ransum, pertambahan bobot badan serta efisien dalam penggunaan ransum. Pakan tambahan juga diberikan pada ruminansia. Penggunaan pakan tambahan yang dapat digunakan adalah kulit ari kedelai. Kulit ari kedelai merupakan limbah industri pembuatan tempe yang didapat setelah melalui proses perebusan dan perendaman kacang kedelai. Selanjutnya kulit ari kedelai akan terpisah dan biasanya akan dibuang begitu saja sebagai limbah. Kulit ari ini masih potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak mengingat kandungan protein dan energinya yang cukup tinggi (Mairizal, 2009). Keuntungan lain yang diperoleh dari pemberian pakan kasar bersama pakan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan pakan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan pakan kasar yang ada. Mikroorganisme rumen lebih mudah dan lebih cepat berkembang populasinya sehingga akan semakin banyak pakan pula protein mikrobial yang tersedia. Protein mikrobial merupakan salah satu sumber protein yang masuk abomasum ruminansia dan sangat penting artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak yang optimal (Murtidjo, 1993). METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian mengenai pertambahan bobot tubuh rusa timor (Cervus timorensis) setelah pemberian pakan konsentrat dan kulit ari kedelai pada pakan hijauan dilakukan di Taman Margasatwa Mangkang Semarang pada bulan Oktober 2012 sampai Desember 2012. Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah rusa timor (Cervus timorensis), pakan hijauan, pakan konsentrat, kulit ari kedelai, dan air. Hewan Uji Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Cervus timorensis betina dengan jumlah 4 ekor. Penangkapan, penimbangan bobot tubuh awal, dan aklimasi pada kandang kolektif rusa timor dilakukan 36

selama 30 hari, kemudian rusa timor dipindahkan ke kandang perlakuan dengan masing-masing kandang diisi 2 ekor rusa timor betina dan diaklimasi pada pakan dan kandang selama dua minggu. Rusa timor betina sebanyak 4 ekor dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu : - P 1 : Kelompok rusa timor yang diberi 48 kg pakan hijauan dan 8 kg pakan konsentrat selama 45 hari - P 2 : Kelompok rusa timor yang diberi 48 kg pakan hijauan dan 4,5 kg kulit ari kedelai selama 45 hari. Perlakuan dan Pemberian Pakan Pemberian pakan pada P1 dan P2 dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari selama 45 hari. Cara pemberian perlakuan : - Pemberian pakan dan minum secara ad libitum - Pada masa perlakuan, P 1 saat pagi diberi pakan perlakuan sebanyak 24 kg pakan hijauan dan 8 kg pakan konsentrat kemudian saat sore diberi pakan hijauan sebanyak 24 kg pakan hijauan sehingga di pagi hari berikutnya sisa pakan dihitung kemudian diganti dengan pakan perlakuan baru. P 2 saat pagi diberi pakan perlakuan sebanyak 24 kg pakan hijauan dan 4,5 kg kulit ari kedelai kemudian saat sore diberi pakan hijauan sebanyak 24 kg pakan hijauan sehingga di pagi hari berikutnya sisa pakan dihitung kemudian diganti dengan pakan perlakuan baru. Rusa timor diberi perlakuan selama 45 hari, kemudian pertambahan bobot tubuhnya ditimbang pada akhir perlakuan dan konsumsi pakan hariannya dihitung. Penimbangan Pakan Jumlah pakan yang diberikan pada rusa timor ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan pakan, kemudian sisa pakan setiap hari selama perlakuan juga ditimbang. Jumlah konsumsi pakan dihitung dengan cara pengurangan jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan. Pengambilan data konsumsi pakan pada rusa timor dilakukan selama 45 hari perlakuan. Penimbangan Bobot Rusa Timor Penimbangan bobot rusa timor selama penelitian dilakukan pada awal penelitian, dan pada akhir penelitian dengan menggunakan timbangan digital. Pertambahan bobot dihitung dengan cara pengurangan bobot rusa timor pada akhir penelitian dengan bobot awal rusa timor pada awal penelitian. Parameter yang diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah pakan yang dikonsumsi dan pertambahan bobot rusa 27 37

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXI, Nomor 2, Oktober 2013 timor yang dihitung dengan mengurangi bobot tubuh akhir dengan bobot tubuh awal rusa. Wawancara Wawancara dilakukan pada petugas dan dokter hewan yang ada di Taman Margasatwa Mangkang Semarang mengenai konsumsi pakan. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dengan membandingkan 2 perlakuan yang terdiri atas 4 ekor rusa timor. Uji t ini menurut Kuswanto (2012) merupakan uji perbandingan yang digunakan untuk membandingkan (membedakan) kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Manfaat uji ini adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi) hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua ratarata sampel. Data yang diperoleh selama penelitian yaitu jumlah konsumsi pakan dan pertambahan bobot rusa timor akan dianalisis menggunakan uji t pada taraf signifikansi 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis rata-rata pertambahan bobot tubuh dan rata-rata konsumsi pakan pada rusa timor setelah pemberian hijauan + pakan konsentrat (P 1 ) dan hijauan + kulit ari kedelai (P 2 ) ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil analisis rata-rata pertambahan bobot tubuh dan rata-rata konsumsi pakan pada rusa timor setelah pemberian hijauan + pakan konsentrat (P 1 ) dan hijauan + kulit ari kedelai (P 2 ) Parameter Perlakuan Keterangan: P 1 P 2 Pertambahan bobot tubuh (kg) 6,75 a 5,75 b Konsumsi pakan (kg/ hari) 27,87 a 26,25 b Angka dengan superscript huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) Hasil penelitian tentang penambahan pakan konsentrat dan kulit ari kedelai pada hijauan terhadap pertambahan bobot tubuh rusa timor menunjukkan perbedaan yang nyata antara pertambahan bobot tubuh P 1 dan P 2. Rata-rata pertambahan bobot tubuh pada P 1 adalah 6,75 kg dan rata-rata 38 pertambahan bobot tubuh pada P 2 adalah 5,75 kg. Perbedaan pertambahan bobot tubuh P 1 dan P 2 diduga disebabkan oleh kandungan protein pada pakan konsentrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kulit ari kedelai, sehingga membantu melengkapi nutrisi pakan hijauan. Kandungan nutrisi

pakan konsentrat yang digunakan dalam penelitian ini adalah BK (Berat Kering) 85,54%, PK (Protein Kasar) 17,38%, SK (Serat Kasar) 17,17%, LK (Lemak Kasar) 4,04%, Abu 13,90%, Ca 0,73%, dan P 0,52%, sedangkan kandungan nutrisi pakan hijauan menurut Harfiah (2007) adalah BK (Berat Kering) 91,60%, PK (Protein Kasar) 6,82%, SK (Serat Kasar) 31,24%, LK (Lemak Kasar) 1,88%, abu 16,13%, kalsium 0,35%, dan P 0,87%. Penambahan pakan konsentrat pada hijauan ini akan menambah unsur protein dan energi sebagai pelengkap nutrisi dari pakan hijauan. Garsetiasih (1988) menjelaskan bahwa nilai gizi yang terkandung dalam hijauan, seperti protein dan energi relatif rendah, sehingga perlu ditambahkan pakan konsentrat. P 2 mengalami pertambahan bobot tubuh yang lebih rendah dibandingkan P 1, hal ini dikarenakan kandungan protein kulit ari kedelai tidak setinggi pakan konsentrat. Kandungan nutrisi kulit ari kedelai menurut Suci dan Sumiati (1995) adalah protein 11,45% - 12,44%, serat kasar 34,74% - 42,29%, lemak kasar 2,67% - 4,03% dalam bahan. Penambahan bobot tubuh pada P 1 selain karena kandungan protein yang lebih tinggi pada pakan konsentrat, strukturnya juga lebih halus (bentuk serbuk) dibandingkan dengan kulit ari kedelai yang kasar dan lembek. Struktur yang lebih halus pada pakan konsentrat akan dicerna dengan cepat, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan. Martawidjaja (1986) menyatakan bahwa pakan yang cukup kandungan protein dan strukturnya lebih halus akan lebih cepat dicerna oleh mikroba rumen, sehingga laju pencernaan pakan di dalam rumen akan lebih cepat pula dan dapat meningkatkan jumlah konsumsi pakan (palatabel) yang mempunyai efek positif terhadap pertumbuhan. Pakan konsentrat yang digunakan juga beraroma lebih harum dibandingkan dengan kulit ari kedelai, sehingga meningkatkan nafsu makan rusa. Karbohidrat yang terdapat di pakan akan dipecah dalam dua tahap. Tahap pertama, karbohidrat kompleks dipecah menjadi monosakarida. Hasil pencernaan pada tahap pertama ini akan masuk ke dalam jalur glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Tahap kedua merupakan pemecahan asam piruvat menjadi VFA (Volatyle Fatty Acid) yang terdiri dari asam asetat, propionat, dan butirat di dalam rumen. Asam propionat diabsorbsi dari rumen ke sirkulasi vena portal dan dibawa ke hati yang merubahnya menjadi glukosa dan menjadi cadangan glukosa di hati. Asam asetat dan butirat diabsorbsi seperti halnya asam propionat hanya dalam hal ini asam butirat dirubah menjadi asam beta hidroksi butirat (BHBA) oleh jaringan dinding rumen, sedangkan asam asetat dimetabolisis menjadi badan keton. Asam asetat dan BHBA dari hati disalurkan ke sistem 27 39

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXI, Nomor 2, Oktober 2013 sirkulasi darah yang selanjutnya dipakai oleh jaringan sebagai sumber energi untuk sintesis lemak dan pembentukan otot. Mc. Donald et al (1998) menjelaskan bahwa proses fermentasi di dalam rumen oleh mikroba yaitu menghidrolisa karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida yang kemudian difermentasikan lebih lanjut menjadi asam lemak terbang atau Volatyle Fatty Acid (VFA) terutama asam asetat, asam propionat, serta asam butirat dan kemudian diserap melalui dinding rumen. Asam-asam tersebut kemudian digunakan sebagai sumber energi atau sumber energi atau untuk sintesis asam lemak (Soebarinoto dkk, 1991). Protein pakan hijauan di dalam rumen akan mengalami hidrolisis menjadi peptida oleh enzim proteolisis yang dihasilkan oleh mikroba. Sebagian peptida digunakan untuk membentuk protein tubuh mikroba dan sebagian lagi dihidrolisis menjadi asam-asam amino menjadi amonia lebih cepat dibanding proses proteolisis. Asam-asam amino diabsorbsi dari usus halus dan digunakan untuk sintesis protein. Asamasam amino yang sudah diabsorpsi masuk ke dalam sirkulasi darah kemudian diangkut serta diedarkan ke dalam sel-sel tubuh termasuk untuk pembentukan otot pada hewan. Soebarinoto dkk (1991) menjelaskan bahwa protein di dalam rumen mengalami hidrolisis menjadi peptida oleh enzim 40 proteolisis yang dihasilkan oleh mikroba. Sebagian peptida digunakan untuk membentuk protein tubuh mikroba dan sebagian lagi dihidrolisis menjadi asamasam amino menjadi amonia lebih cepat dibanding proses proteolisis. Asam-asam amino diabsorbsi dari usus halus dan digunakan untuk sintesis protein. Hasil penelitian tentang penambahan pakan konsentrat dan kulit ari kedelai pada hijauan terhadap konsumsi pakan rusa timor menunjukkan perbedaan yang nyata antara konsumsi pakan P 1 dan P 2. Rata-rata konsumsi pakan pada P 1 adalah 27,87 kg dan rata-rata konsumsi pakan pada P 2 adalah 26,25 kg. Konsumsi pakan terbanyak dialami oleh rusa P 1 yaitu 27,87 kg/ ekor/ hari, dan rusa P 2 26,25 kg/ ekor/ hari. Konsumsi pakan P 1 lebih bagus dibandingkan dengan P 2 dimungkinakan karena struktur pakan konsentrat yang lebih halus dan beraroma lebih harum dibandingkan dengan kulit ari kedelai yang strukturnya lebih kasar dan kurang beraroma. Aroma yang harum pada pakan konsentrat akan merangsang nafsu makan rusa, sehingga rusa akan mengonsumsi pakannya lebih banyak. Garsetiasih (1988) menjelaskan bahwa pakan konsentrat biasanya disukai oleh rusa dan mengandung cukup energi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan rusa. Kehadiran pakan konsentrat ini juga melengkapi kandungan nutrisi dari pakan hijauan. Kandungan

nutrisi pakan konsentrat yang digunakan dalam penelitian ini adalah BK (Berat Kering) 85,54%, PK (Protein Kasar) 17,38%, SK (Serat Kasar) 17,17%, LK (Lemak Kasar) 4,04%, Abu 13,90%, Ca 0,73%, dan P 0,52%; kandungan nutrisi pakan hijauan menurut Harfiah (2007) adalah BK (Berat Kering) 91,60%, PK (Protein Kasar) 6,82%, SK (Serat Kasar) 31,24%, LK (Lemak Kasar) 1,88%, abu 16,13%, kalsium 0,35%, dan P 0,87%. KESIMPULAN Pakan dengan konsentrat pada pakan hijauan berpotensi digunakan dalam manajemen pemeliharaan rusa timor dibandingkan dengan penambahan kulit ari kedelai pada pakan hijauan. DAFTAR PUSTAKA Badarina, I. 1995. Rusa Satwa Harapan Sumber Protein Hewani Masa Depan Ruminansia 4 : 7-8 Garsetiasih R., N. M. Heriyanto, dan J. Atmaja. 2003. Pemanfaatan Dedak Padi sebagai Pakan Tambahan Rusa. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Buletin Plasma Nutfah Vol. 9 No. 2 Th. 2003 Garsetiasih, R. 1988. Daya Cerna Rumput dan Campurannya dengan Daun Beringin, Daun Kabesak, dan Daun Turi Sebagai Pakan Rusa (Cervus timorensis). Buletin Santulum 3: 17-26 Harfiah. 2007. Konsumsi Pakan Sukarela (Voluntary Feed Intake) Beberapa Pakan Hijauan Ternak Domba. FAPET UNHAS. Sulawesi Selatan Holcomb, G., H. Kiesling, and G. Lofgreen. 1984. Digestibility of Diets and Performance by Steers Feed Varying Energy and Protein Level in Feedlot Receiving Program. Livestock Research Beefs and Cattle Growers Shorts Course. New Mexico State University. Mexico Mairizal. 2009. Pengaruh Pemberian Kulit Ari Biji Kedelai Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger Sebagai Pengganti jagung dan Bungkil Kedelai Dalam Ransum terhadap Retensi Bahan Kering, Bahan Organik, dan Serat Kasar pada Ayam Pedaging. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol XII. No. 1 Martawidjaja, M. 1986. Pengaruh Pencukuran dan Pemberian Konsentrat Terhadap Performans Domba Jantan Muda. J. Ilmu dan Peternakan, 2 (4): 163-166 McDonald, P., R. A. Edwards, J. F. D. Greenhalgh. 1998. Animal Nutrition. 4 th Ed., Longman Singapore Publisher (Pte) Ltd Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Yogyakarta : Kanisius Naipospos, T. S. P. 2003. Rencana Strategis Dalam Pemanfaatan Rusa Sebagai Usaha Aneka Ternak. Makalah Dalam Lokakarya Pengembangan Rusa : Pendayagunaan Rusa Sebagai Sumber Protein Hewani Alternatif Dalam Rangka Diversifikasi Usaha Ternak. Direktorat Pengembangan Peternakan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Jakarta : Taman Mini Indonesia Indah, 11 September 2003 Pond, W. G., D. C. Church and K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition And Feeding. 4 th Edition. John Wiley and Sons Press : New York Semiadi, G. 1998. Biologi Rusa Tropis. LIPI. Cibinong Soebarinoto, S. Chuzaemi, Mashudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak. Universitas Brawijaya : Malang 27 41