LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N N A T U N A L A P O R A N R E A L I S A S I A N G G A R A N

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

LAPORAN KEUANGAN POKOK

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

3(0(5,17$+.$%83$7(1 +8/8 681*$, 87$5$ 7$+81

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KEUANGAN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH KOTA DENPASAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA. PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam Rupiah) No. Ref. Anggaran 2016 Realisasi 2016 % Realisasi 2015 1 PENDAPATAN 5.1.1.1 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.1.1.1.a 3 Pendapatan Pajak Daerah 125.304.997.546,00 120.827.802.564,50 96,43 115.906.214.213,15 4 Pendapatan Retribusi Daerah 32.395.873.742,00 34.591.082.032,00 106,78 31.299.048.537,00 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 16.166.252.031,00 15.066.252.031,00 93,20 15.571.579.456,62 6 Lain-Lain PAD yang Sah 179.393.865.373,26 197.387.529.266,60 110,03 184.215.489.200,05 7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) 353.260.988.692,26 367.872.665.894,10 104,14 346.992.331.406,82 8 9 PENDAPATAN TRANSFER 5.1.1.1.b 10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN 11 Dana Bagi Hasil Pajak 48.500.388.000,00 53.679.107.382,00 110,68 38.559.791.027,00 12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 46.999.108.000,00 35.736.290.368,00 76,04 40.351.092.197,00 13 Dana Alokasi Umum 1.400.384.500.000,00 1.400.384.500.000,00 100,00 1.288.940.680.000,00 14 Dana Alokasi Khusus 663.155.797.900,00 357.337.495.217,00 53,88 126.464.240.000,00 15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) 2.159.039.793.900,00 1.847.137.392.967,00 85,55 1.494.315.803.224,00 16 17 18 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00 0,00 19 Dana Penyesuaian 174.712.210.000,00 174.389.854.100,00 99,82 451.403.887.000,00 20 Jumlah PendapatanTransfer Pemerintah Pusat -Lainnya (18 s/d 19) 174.712.210.000,00 174.389.854.100,00 99,82 451.403.887.000,00 21 22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 150.532.440.663,00 169.192.796.505,00 112,40 157.872.562.469,00 24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 25 Transfer Pemerintah Provinsi - Lainnya 86.102.726.500,00 86.032.726.500,00 99,92 161.260.163.000,00 26 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 25) 236.635.167.163,00 255.225.523.005,00 107,86 319.132.725.469,00 27 Total Pendapatan Transfer (15+20+26) 2.570.387.171.063,00 2.276.752.770.072,00 88,58 2.264.852.415.693,00 28 29 LAIN -LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5.1.1.1.c 30 Pendapatan Hibah 131.226.010.989,00 160.993.637.740,90 122,68 167.303.683.047,00 31 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 32 Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 33 Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah (30 s/d 32) 131.226.010.989,00 160.993.637.740,90 122,68 167.303.683.047,00 34 JUMLAH PENDAPATAN (7+27+33) 3.054.874.170.744,26 2.805.619.073.707,00 91,84 2.779.148.430.146,82 35 36 BELANJA 5.1.1.2 37 BELANJA OPERASI 5.1.1.2.a 38 Belanja Pegawai 1.507.944.982.840,05 1.313.530.781.769,91 87,11 1.243.906.467.978,69 39 Belanja Barang 583.792.782.065,00 561.895.916.790,19 96,25 529.943.112.725,61 40 Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 41 Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 42 Hibah 78.286.643.710,00 60.034.851.251,00 76,69 122.750.256.472,00 43 Bantuan Sosial 10.155.232.236,00 8.063.209.736,00 79,40 6.131.490.319,00 44 Bantuan Keuangan 0,00 0,00 0,00 45 Jumlah Belanja Operasi (38 s/d 44) 2.180.179.640.851,05 1.943.524.759.547,10 89,15 1.902.731.327.495,30 46 BELANJA MODAL 5.1.1.2.b 47 Belanja Tanah 24.388.838.043,00 12.052.017.582,00 49,42 28.452.523.440,00 48 Belanja Peralatan dan Mesin 178.139.103.902,00 154.422.035.211,94 86,69 113.688.606.257,90 49 Belanja Gedung dan Bangunan 178.601.810.157,52 158.280.885.656,00 88,62 159.871.888.101,61 50 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 618.064.802.728,00 584.965.880.195,49 94,64 394.468.005.969,21 51 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.941.970.700,00 1.863.513.500,00 95,96 2.934.721.550,00 52 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 53 Jumlah Belanja Modal (47 s/d 52) 1.001.136.525.530,52 911.584.332.145,43 91,05 699.415.745.318,72 54 55 BELANJA TAK TERDUGA 5.1.1.2.c 56 Belanja Tak Terduga 5.000.000.000,00 937.863.000,00 18,76 0,00 57 Jumlah Belanja Tak Terduga (56) 5.000.000.000,00 937.863.000,00 18,76 0,00 58 JUMLAH BELANJA (45+53+57) 3.186.316.166.381,57 2.856.046.954.692,53 89,63 2.602.147.072.814,02 3

No. Ref. Anggaran 2016 Realisasi 2016 % Realisasi 2015 59 TRANSFER 5.1.1.2.d 60 TRANSFER BAGI HASIL 61 Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00 62 Bagi Hasil Retribusi 3.168.000.000,00 2.443.754.650,00 77,14 2.326.879.350,00 63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 64 Jumlah Bagi Hasil (61 s/d 63) 3.168.000.000,00 2.443.754.650,00 77,14 2.326.879.350,00 65 66 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN Bantuan Keuangan ke Pemda Lainnya /Pemerintah Desa 235.985.937.905,00 235.891.082.200,00 99,96 136.512.202.500,00 67 Bantuan Keuangan lainnya 1.250.000.000,00 909.794.130,00 72,78 786.402.015,00 68 Jumlah Transfer Bantuan Keuangan (66 s/d 67) 237.235.937.905,00 236.800.876.330,00 99,82 137.298.604.515,00 69 JUMLAH TRANSFER (64+68) 240.403.937.905,00 239.244.630.980,00 99,52 139.625.483.865,00 70 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (58+69) 3.426.720.104.286,57 3.095.291.585.672,53 90,33 2.741.772.556.679,02 71 72 SURPLUS/DEFISIT (34-70) 5.1.1.3 (371.845.933.542,31) (289.672.511.965,53) 77,90 37.375.873.467,80 73 74 PEMBIAYAAN 75 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 76 Penggunaan SiLPA 371.845.933.542,31 371.732.557.493,20 99,97 334.447.460.074,51 77 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 78 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00 0,00 79 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00 0,00 0,00 80 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 81 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 82 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 0,00 0,00 83 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00 84 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 85 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 86 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 87 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 88 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - Lainnya 0,00 46.310.000,00 0,00 42.600.000,00 89 Jumlah Penerimaan (76 s/d 88) 371.845.933.542,31 371.778.867.493,20 99,97 334.490.060.074,51 90 91 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 92 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 93 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - 0,00 0,00 Pemerintah Pusat 0,00 0,00 95 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - 0,00 0,00 Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 96 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - 0,00 0,00 Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 97 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - 0,00 Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - 98 Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - 99 Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 100 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 101 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 Pemberian Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah 102 Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 103 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 0,00 0,00 0,00 20.000.000,00 104 Jumlah Pengeluaran (92 s/d 103) 0,00 0,00 0,00 20.000.000,00 105 PEMBIAYAAN NETO (89-104) 5.1.1.4 371.845.933.542,31 371.778.867.493,20 99,97 334.470.060.074,51 106 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (72+105) 5.1.1.5 (0,00) 82.106.355.527,67 0,00 371.845.933.542,31 Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini 4

2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO LEBIH ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam Rupiah) No Ref. 2016 2015 1 Saldo Anggaran Lebih (SAL) Awal 5.1.2.1 371.845.933.542,31 334.447.460.074,51 Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun 2 5.1.2.2 371.732.557.493,20 334.447.460.074,51 berjalan 3 SUB TOTAL (1-2) 113.376.049,11 0,00 4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) 5.1.2.3 82.106.355.527,67 371.845.933.542,31 5 SUB TOTAL (3+4) 82.219.731.576,78 371.845.933.542,31 6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya 5.1.2.4 (113.376.049,11) 0,00 7 Lain-Lain 0,00 0,00 8 Saldo Anggaran Lebih (SAL) Akhir (5+6+7) 5.1.2.5 82.106.355.527,67 371.845.933.542,31 Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini 5

3. NERACA PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI N E R A C A PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam Rupiah) NO URAIAN REF 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 1 ASET 2 ASET LANCAR 5.1.3.1 3 ` Kas di Kas Daerah 46.561.737.784,97 320.331.660.515,86 4 Kas di Bendahara Pengeluaran 286.094.240,00 415.470.838,00 5 Kas di Bendahara Penerimaan 59.473.367,00 0,00 6 Kas di BLUD 15.623.328.871,62 36.445.448.831,16 7 Kas Lainnya 19.961.752.015,08 16.491.783.756,46 8 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00 9 Piutang Pajak 35.738.373.687,81 29.812.562.443,35 10 Piutang Retribusi 305.524.627,66 503.197.436,00 11 Piutang Dana Bagi Hasil 58.325.606.014,00 31.585.748.521,00 12 Piutang Lainnya 22.225.038.048,01 19.978.474.947,48 13 Penyisihan Piutang (13.922.608.269,11) (10.915.498.445,40) 14 Belanja Dibayar Dimuka 2.229.309.574,25 1.588.678.368,59 15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 17 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 18 Persediaan 42.777.330.262,32 32.771.104.220,61 19 JUMLAH ASET LANCAR (3 s/d 18) 230.170.960.223,61 479.008.631.433,11 20 Investasi Jangka Panjang 5.1.3.2 21 Investasi Nonpermanen 5.1.3.2.1 22 Investasi Nonpermanen - Dana Bergulir 2.253.433.000,00 2.262.343.000,00 23 Dana Bergulir Diragukan Tertagih (1.809.663.500,00) (1.818.573.500,00) 24 Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 0,00 25 Jumlah Investasi Nonpermanen (22 s/d 24) 443.769.500,00 443.769.500,00 26 Investasi Permanen 5.1.3.2.2 27 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 132.296.883.137,04 125.805.383.102,75 28 Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00 29 Jumlah Investasi Permanen (27 s/d 28) 132.296.883.137,04 125.805.383.102,75 30 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG (25+29) 132.740.652.637,04 126.249.152.602,75 31 ASET TETAP 5.1.3.3 32 Tanah 5.1.3.3.1 1.172.029.448.276,50 748.539.272.220,00 33 Peralatan dan Mesin 5.1.3.3.2 686.091.107.764,65 531.624.475.099,03 34 Gedung dan Bangunan 5.1.3.3.3 1.559.286.877.573,34 1.424.293.508.204,42 35 Jalan. Irigasi dan Jaringan 5.1.3.3.4 2.950.657.001.978,27 2.365.099.382.770,78 36 Aset Tetap Lainnya 5.1.3.3.5 45.327.311.739,77 36.816.607.620,53 37 Kostruksi Dalam Pengerjaan 5.1.3.3.6 125.753.418.745,79 93.674.638.105,29 38 Akumulasi Penyusutan 5.1.3.3.7 (3.142.455.524.742,53) (2.821.324.907.207,67) 39 JUMLAH ASET TETAP (32 s/d 38) 3.396.689.641.335,79 2.378.722.976.812,38 40 DANA CADANGAN 41 Dana Cadangan 0,00 0,00 42 JUMLAH DANA CADANGAN (41) 0,00 0,00 43 ASET LAINNYA 5.1.3.3.4 44 Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 45 Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 46 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 20.466.023.597,00 20.466.023.597,00 47 Aset Tak Berwujud 5.653.197.674,00 4.723.210.174,00 48 Aset Lain-Lain 170.020.042.281,69 167.742.943.750,99 49 Akum Amortisasi Aset Tak Berwujud (3.215.498.530,40) (2.107.737.055,60) 50 JUMLAH ASET LAINNYA (44 s/d 49) 192.923.765.022,29 190.824.440.466,39 51 JUMLAH ASET (19+30+39+42+50) 3.952.525.019.218,73 3.174.805.201.314,63 6

NO URAIAN REF 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 52 KEWAJIBAN 53 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 5.1.3.5 54 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0,00 55.078.226,00 55 Utang Bunga 0,00 0,00 56 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00 57 Pendapatan Diterima Dimuka 548.075.988,33 5.197.925.793,84 58 Utang Belanja 9.430.489.236,44 15.541.086.302,86 59 Utang Jangka Pendek Lainnya 15.518.095.717,00 0,00 60 Utang Pajak 286.094.240,00 407.898.282,00 61 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (54 s/d 60) 25.782.755.181,77 21.201.988.604,70 62 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 63 Utang kepada Pemerintah Pusat 0,00 0,00 64 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan 0,00 0,00 65 Utang Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 66 Premium (Diskonto) Obligasi 0,00 0,00 67 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00 68 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (63 s/d 67) 0,00 0,00 69 JUMLAH KEWAJIBAN (61+68) 25.782.755.181,77 21.201.988.604,70 70 EKUITAS 5.1.3.6 71 Ekuitas 3.926.742.264.036,96 3.153.603.212.709,93 72 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (69+71) 3.952.525.019.218,73 3.174.805.201.314,63 Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini 7

4. LAPORAN OPERASIONAL PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 dan 2015 (Dalam Rupiah) No Ref 2016 2015 Kenaikan/ Penurunan % 1 KEGIATAN OPERASIONAL 2 PENDAPATAN 5.1.4.1 3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.1.4.1a 4 Pendapatan Pajak Daerah 126.753.612.932,46 123.232.856.011,00 3.520.756.921,46 2,86 5 Pendapatan Retribusi Daerah 34.405.424.008,17 31.500.976.900,16 2.904.447.108,01 9,22 6 Pendapatan Hasil Pengelaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 16.001.789.031,00 15.571.579.456,62 430.209.574,38 2,76 7 Pendapatan Asli Daerah Lainnya 200.325.584.601,13 185.156.079.041,03 15.169.505.560,10 8,19 8 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (4 s/d 7) 377.486.410.572,76 355.461.491.408,81 22.024.919.163,95 6,20 9 10 PENDAPATAN TRANSFER 5.1.4.1b 11 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN 12 Dana Bagi Hasil Pajak 67.262.000.072,00 38.559.791.027,00 28.702.209.045,00 74,44 13 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 37.352.757.142,00 40.351.092.197,00 (2.998.335.055,00) (7,43) 14 Dana Alokasi Umum 1.400.384.500.000,00 1.288.940.680.000,00 111.443.820.000,00 8,65 15 Dana Alokasi Khusus 357.337.495.217,00 126.464.240.000,00 230.873.255.217,00 182,56 16 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (12 s/d 15) 1.862.336.752.431,00 1.494.315.803.224,00 368.020.949.207,00 24,63 17 18 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA 19 Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00 20 Dana Penyesuaian 40.244.994.000,00 451.403.887.000,00 (411.158.893.000,00) (91,08) 21 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (19 s/d 20) 40.244.994.000,00 451.403.887.000,00 (411.158.893.000,00) (91,08) 22 23 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 24 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 180.733.294.534,00 167.667.104.773,00 13.066.189.761,00 7,79 25 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 86.032.726.500,00 161.260.163.000,00 (75.227.436.500,00) (46,65) 26 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi (24 s/d 25) 266.766.021.034,00 328.927.267.773,00 (62.161.246.739,00) (18,90) 27 Jumlah Pendapatan Transfer (16+21+26) 2.169.347.767.465,00 2.274.646.957.997,00 (105.299.190.532,00) (4,63) 28 29 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5.1.4.1c 30 Pendapatan Hibah 182.992.230.863,72 188.783.571.005,00 (5.791.340.141,28) (3,07) 31 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 32 Pendapatan Lainnya 456.099.585,00 3.379.432.500,00 (2.923.332.915,00) (86,50) 33 Jumlah Lain-lain pendapatan daerah yang sah (30 s/d 32) 183.448.330.448,72 192.163.003.505,00 (8.714.673.056,28) (4,54) 34 JUMLAH PENDAPATAN (8+27+33) 2.730.282.508.486,48 2.822.271.452.910,81 (91.988.944.424,33) (3,26) 35 36 BEBAN 5.1.4.2 37 Beban pegawai 1.313.253.682.736,04 1.244.551.147.046,69 68.702.535.689,35 5,52 38 Beban Persediaan 154.075.749.178,23 171.757.628.056,94 (17.681.878.878,71) (10,29) 39 Beban Jasa 154.315.529.887,83 133.771.296.108,41 20.544.233.779,42 15,36 40 Beban Sewa 14.429.859.746,00 17.280.329.547,00 (2.850.469.801,00) (16,50) 41 Beban Pemeliharaan 28.682.871.329,00 23.214.339.344,55 5.468.531.984,45 23,56 42 Beban Perjalanan Dinas 44.492.021.509,00 29.088.324.456,00 15.403.697.053,00 52,95 43 Beban Makanan dan Minuman 30.139.188.000,00 23.879.926.200,00 6.259.261.800,00 26,21 44 Beban Barang dan Jasa Lainnya 138.457.787.258,94 163.716.080.831,68 (25.258.293.572,74) (15,43) 45 Beban Bunga 0,00 0,00 0,00 46 Beban Subsidi 0,00 0,00 0,00 47 Beban Hibah 60.034.851.251,00 122.750.256.472,00 (62.715.405.221,00) (51,09) 48 Beban Bantuan Sosial 8.063.209.736,00 6.131.490.319,00 1.931.719.417,00 31,50 49 Beban Penyusutan 310.918.645.218,66 480.480.183.795,63 (169.561.538.576,97) (35,29) 50 Beban Penyisihan Piutang 3.028.539.773,61 3.675.457.694,25 (646.917.920,64) (17,60) 51 Beban Penyisihan Dana Bergulir Diragukan Tertagih 0,00 512.085.600,00 (512.085.600,00) (100,00) 52 Beban Transfer 105.275.755.348,00 139.625.483.865,00 (34.349.728.517,00) (24,60) 53 Beban Lain-lain 0,00 0,00 0,00 54 JUMLAH BEBAN (37 s/d 53) 2.365.167.690.972,31 2.560.434.029.337,15 (195.266.338.364,84) (7,63) 55 SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN OPERASIONAL 5.1.4.3a 365.114.817.514,17 261.837.423.573,66 103.277.393.940,51 (34-54) 39,44 56 8

No Ref 2016 2015 Kenaikan/ Penurunan % 57 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 58 SURPLUS NON OPERASIONAL 59 Surplus Penjualan Aset Non Lancar 28.310.000,00 0,00 28.310.000,00 60 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00 61 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 7.204.234.891,11 2.893.609.303,76 4.310.625.587,35 148,97 62 Jumlah Surplus Non Operasional (59 s/d 61) 7.232.544.891,11 2.893.609.303,76 4.338.935.587,35 149,95 63 64 BEBAN NON OPERASIONAL 65 Defisit Penjualan Aset non lancar 834.509.906,00 43.760.000,00 790.749.906,00 1.807,02 66 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 67 Defisit dari Kegiatan Non operasional Lainnya 0,00 0,00 0,00 68 Jumlah Beban Non Operasional (65 s/d 67) 834.509.906,00 43.760.000,00 790.749.906,00 1.807,02 69 70 SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL (62-68) 5.1.4.3b 6.398.034.985,11 2.849.849.303,76 3.548.185.681,35 124,50 71 72 SURPLUS / DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (55 + 70) 371.512.852.499,28 264.687.272.877,42 106.825.579.621,86 40,36 73 74 POS LUAR BIASA 75 Pendapatan Luar Biasa 76 Pendapatan Luar Biasa 0,00 0,00 0,00 0,00 77 Jumlah Pendapatan Luar Biasa (76) 0,00 0,00 0,00 0,00 78 79 BEBAN LUAR BIASA 80 Beban Luar Biasa 937.863.000,00 0,00 937.863.000,00 0,00 81 Jumlah Beban Luar Biasa (80) 937.863.000,00 0,00 937.863.000,00 0,00 82 POS LUAR BIASA (77-81) (937.863.000,00) 0,00 (937.863.000,00) 0,00 83 84 SURPLUS / DEFISIT (72 + 82) 5.1.4.3 370.574.989.499,28 264.687.272.877,42 105.887.716.621,86 40,00 Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini 9

5. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam Rupiah) NO URAIAN REF 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi 5.1.5.1 2 Arus Masuk Kas 3 Penerimaan Pajak Daerah 120.827.802.564,50 115.906.214.213,15 4 Penerimaan Retribusi Daerah 34.591.082.032,00 31.299.048.537,00 5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 15.066.252.031,00 15.571.579.456,62 6 Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah 197.385.529.266,60 183.831.853.200,05 7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak 53.679.107.382,00 38.559.791.027,00 8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 35.736.290.368,00 40.351.092.197,00 9 Penerimaan Dana Alokasi Umum 1.400.384.500.000,00 1.288.940.680.000,00 10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus 357.337.495.217,00 126.464.240.000,00 11 Penerimaan Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 12 Penerimaan Dana Penyesuaian 174.389.854.100,00 451.403.887.000,00 13 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak 169.192.796.505,00 157.872.562.469,00 14 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 15 Penerimaan Hibah 160.993.637.740,90 176.254.200.270,00 16 Penerimaan Dana Darurat 0,00 0,00 17 Penerimaan Lainnya 86.032.726.500,00 161.260.163.000,00 18 Penerimaan Dari Pendapatan Luar Biasa 0,00 0,00 19 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 18) 2.805.617.073.707,00 2.787.715.311.369,82 20 Arus Keluar Kas 21 Pembayaran Pegawai 1.313.530.781.769,91 1.243.906.467.978,69 22 Pembayaran Barang dan Jasa 562.097.973.073,37 530.704.493.216,61 23 Pembayaran Bunga 0,00 0,00 24 Pembayaran Subsidi 0,00 0,00 25 Pembayaran Hibah 60.034.851.251,00 122.750.256.472,00 26 Pembayaran Bantuan Sosial 8.063.209.736,00 6.131.490.319,00 27 Pembayaran Bantuan Keuangan 236.800.876.330,00 137.298.604.515,00 28 Pembayaran Tak Terduga 937.863.000,00 0,00 29 Pembayaran Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 30 Pembayaran Bagi Hasil Retribusi 2.443.754.650,00 2.326.879.350,00 31 Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 32 Pembayaran Kejadian Luar Biasa 0,00 0,00 33 Jumlah Arus Keluar Kas (21 s/d 32) 2.183.909.309.810,28 2.043.118.191.851,30 34 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi (19-33) 621.707.763.896,72 744.597.119.518,52 35 Arus Kas dari Aktivitas Investasi 5.1.5.2 36 Arus Masuk Kas 37 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 38 Penjualan atas Tanah 0,00 0,00 39 Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 213.456.000,00 40 Penjualan atas hasil penebangan pohon 2.000.000,00 138.060.000,00 41 Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 42 Penjualan Aset Tetap Lainnya 0,00 1.750.000,00 43 Penjualan Aset Lainnya 0,00 30.370.000,00 44 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 45 Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen 0,00 0,00 46 Jumlah Arus Masuk Kas (37 s/d 45) 2.000.000,00 383.636.000,00 47 Arus Keluar Kas 48 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 49 Perolehan Tanah 12.052.017.582,00 28.452.523.440,00 50 Perolehan Peralatan dan Mesin 154.896.588.367,94 114.633.702.112,90 51 Perolehan Gedung dan Bangunan 158.927.569.199,13 165.559.762.743,94 52 Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan 584.965.880.195,49 394.468.005.969,21 53 Perolehan Aset Tetap Lainnya 1.863.513.500,00 2.934.721.550,00 54 Perolehan Aset Lainnya 0,00 0,00 55 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 56 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen 0,00 0,00 57 Jumlah Arus Keluar Kas (48 s/d 56) 912.705.568.844,56 706.048.715.816,05 58 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Investasi (46-57) (912.703.568.844,56) (705.665.079.816,05) 10

NO URAIAN REF 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 59 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 5.1.5.3 60 Arus Masuk Kas 61 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00 62 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 63 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 64 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 65 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 66 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00 67 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 68 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 46.310.000,00 0,00 69 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya 0,00 0,00 70 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Masyarakat 0,00 42.600.000,00 71 Jumlah Arus Masuk Kas (61 s/d 70) 46.310.000,00 42.600.000,00 72 Arus Keluar Kas 73 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00 74 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 75 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 76 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 77 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 78 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00 79 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 80 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 81 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 82 Pengembalian dana BKK ke Pemprov Jatim 0,00 20.000.000,00 83 Jumlah Arus Keluar Kas (73 s/d 82) 0,00 20.000.000,00 84 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (71-83) 46.310.000,00 22.600.000,00 85 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris 5.1.5.4 86 Arus Masuk Kas 87 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 239.142.022.343,00 222.093.144.552,00 88 Penerimaan Uang Persediaan Bendahara Pengeluaran 14.691.888.950,00 17.896.303.000,00 89 Penerimaan Setoran Kas Bendahara Penerimaan Tahun lalu 0,00 1.868.800,00 90 Penerimaan Kas lainnya Tahun lalu 520.198.155,00 91 Penerimaan Uang Titipan 99.768.000,00 0,00 92 Jumlah Arus Masuk Kas (87 s/d 91) 253.933.679.293,00 240.511.514.507,00 93 Arus Keluar Kas 94 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 239.491.292.484,36 221.908.495.991,00 95 Pengeluaran Uang Persediaan kepada Bendahara Pengeluaran 14.691.888.950,00 17.896.303.000,00 96 Pengeluaran ke Kas UPTD Kesehatan 0,00 663.620,50 97 Pengeluaran ke Pihak Ketiga 0,00 184.268.500,00 98 Jumlah Arus Keluar Kas (94 s/d 97) 254.183.181.434,36 239.989.731.111,50 99 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (92-98) (249.502.141,36) 521.783.395,50 100 Kenaikan/Penurunan Kas (34+58+84+99) 5.1.5.5 (291.198.997.089,20) 39.476.423.097,97 101 Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara 5.1.5.6 373.691.383.367,87 334.207.940.843,51 102 Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara 5.1.5.7 82.492.386.278,67 373.684.363.941,48 105 Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini 11

6. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam Rupiah) No 2016 2015 1 Ekuitas Awal 5.1.6 3.153.603.212.709,93 3.111.555.763.429,54 2 Surplus/Defisit LO 370.574.989.499,28 264.687.272.877,42 3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/ Kesalahan Mendasar : 4 Koreksi Nilai Kas Tahun Sebelumnya 7.019.426,39 (663.620,50) 5 Koreksi Nilai Piutang Tahun Sebelumnya (40.168.251,60) (3.424.377.274,95) 6 Koreksi Nilai Persediaan Tahun Sebelumnya 0,00 (274.803.809,74) 7 Koreksi Nilai Investasi Permanen Tahun Sebelumnya 2.589.615.932,00 0,00 8 Koreksi Nilai Aset Tetap Tahun Sebelumnya 411.822.239.688,44 (63.769.300.460,48) 9 Koreksi Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap tahun sebelumnya 0,00 (214.692.138.922,90) 10 Koreksi Nilai Akum. Amortisasi Aset Tak Berwujud tahun sebelumnya 0,00 (786.422.547,60) 11 Koreksi Nilai Aset Lainnya Tahun Sebelumnya (767.655.158,00) 65.081.346.142,46 11 Koreksi Nilai Kewajiban Jangka Pendek Tahun Sebelumnya (11.046.989.809,48) (134.928.582,32) 14 Koreksi Nilai Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 (4.638.534.521,00) 15 Ekuitas Akhir 1 s/d 15 3.926.742.264.036,96 3.153.603.212.709,93 Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini 12

BAB I PENDAHULUAN Di era yang semakin terbuka seperti saat ini, upaya peningkatan kualitas layanan pengelolaan keuangan merupakan keharusan bagi setiap entitas pemerintahan di tanah air. Selain tata kelola keuangan yang telah diatur secara rigit dalam berbagai peraturan perundang-undangan, pemerintah diharapkan dapat melakukan terobosan yang inovatif guna mempercepat pelaksanaan anggaran untuk kepentingan masyarakat. Termasuk pada penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan terus menjadi perhatian dari berbagai pemangku kepentingan agar dapat memberikan gambaran secara konkrit tentang seluruh aktifitas pemerintah baik yang terkait langsung dengan penyediaan pelayanan kebutuhan dasar, pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan tata kelola pemerintahan. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah berkomitmen untuk terus dan selalu meningkatkan kualitas akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah. Salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi khususnya dalam bidang pelaporan keuangan daerah yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip penyajian pelaporan secara paripurna dengan juga memperhatikan kaidah-kaidah pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah berbasis akrual. Penerapan akuntansi berbasis akrual ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan yang ditujukan agar pengukuran terhadap kinerja entitas dapat terukur dengan lebih baik. Akuntabilitas pengelolaan keuangan diperlukan dalam rangka membangun trust publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang menunjang kelancaran pelaksanaan pembangunan Semua upaya tersebutdiharapkan mampu mendorong efisiensi dan mendorong terwujudnya good governance and clean government untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu kemakmuran bagi masyarakat. Tahun 2016 merupakan tahun persiapan implementasi Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adanya perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Perangkat Daerah baru yang mulai diberlakukan mulai awal tahun 2017serta penataan kembali bidang urusan dan kewenangan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota menjadi agenda yang harus segera diselesaikan baik secara fisik maupun administratif. Berdasarkan kondisi tersebut, maka akan berdampak pada proses pertanggungjawaban tahun 2017, baik terkait dengan perubahan SOTK baru, maupun proses pemindahan berbagai sumber daya ke entitas pemerintahan yang baru. Dengan begitu peran LKPD tahun 2016 ini sangat penting untuk dijadikan sebagai dasar perubahan posisi keuangan pada awal 2017. Dalam penyusunannya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus melakukan perbaikan dan berusaha menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif. Serangkaian upaya telah dilakukan sebagai bagian dari proses untuk peningkatan kualitas penyajian laporan keuangan pemerintah daerah. Pengungkapan secara paripurna atas capaian kinerja keuangan, posisi keuangan maupun berbagai hal yang sedang menjadi perhatian, disajikan secara obyektif sehingga para pengguna laporan dapat memperoleh gambaran yang utuh tentang pengelolaan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Catatan Atas Laporan Keuangan 1

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyediaan informasi dalam laporan keuangan pemerintah secara umum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna terhadap akuntabilitas maupun pengelolaan keuangan yang dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kondisi pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan guna memenuhi kebutuhan informasi stakehorder, seperti pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Pusat, masyarakat, wakil rakyat, aparat pengawasan, maupun calon investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Banyuwangi. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2014, Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi semakin memahami arti penting LKPD bagi keberlangsungan seluruh aktivitas pemerintahan. Selain pemenuhan amanat perundang-undangan, penyampaian LKPD yang tepat waktu dapat menumbuhkan kepercayaan para stakeholders dan publik kepada pemerintah daerahsehingga pemerintah daerah dapat menjalankan perannya sebagai pelaksana pembangunan dan penyedia layanan publik dengan baik. Sedangkan tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 yang disusun dengan menggunakan basis akuntansi akrual adalah dalam rangka menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,arus kas, serta kinerja keuangan yang bermanfaat bagi para pengguna (user) dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan cara: 1. Menyediakan informasi mengenai gambaran yang utuh atas posisi keuangan Pemerintah; 2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 3. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; Catatan Atas Laporan Keuangan 2

4. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah beserta hasil-hasil yang telah dicapai; 5. Menyediakan informasi mengenai Pemerintah Daerah mendanai seluruh kegiatannya dan memenuhi kebutuhan kasnya; 6. Menyediakan informasi posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 7. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan; 8. Menyediakan informasi untuk bahan evaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya; dan 9. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban Pemerintah. Hal-hal dimaksud di atas dapat dilihat dari output laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports), Laporan Finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan Pelaksanaan Anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan Finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Catatan Atas Laporan Keuangan 3

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang merupakan pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 ; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah tiga kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 5 Tahun 2014; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2015, sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2015; 18. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah; 19. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 54 Tahun 2015. 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Memuat informasi tentang maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan. BAB II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD Memuat informasi tentang Ekonomi Makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD. BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Memuat informasi tentang ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan BAB IV Kebijakan Akuntansi Memuat informasi tentang entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah, basis akuntansi yang mendasari penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan 4

laporan keuangan, basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Daerah. BAB V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Memuat informasi tentang rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan pemerintah daerah diantaranya: rincian dan penjelasan pos-pos laporan realisasi anggaran, rincian dan penjelasan pos-pos laporan perubahan saldo anggaran lebih, rincian dan penjelasan pos-pos neraca, rincian dan penjelasan pospos laporan operasional, rincian dan penjelasan pos-pos laporan arus kas, rincian dan penjelasan pos-pos laporan perubahan ekuitas, serta pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya. BAB VI Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan Memuat informasi tentang penjelasan tambahan atas informasi non keuangan serta hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari Laporan Keuangan. BAB VII Penutup Memuat uraian penutup Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi Makro APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 mempunyai peran strategis untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi Pemerintah Daerah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Fungsi alokasi terutama dalam melayani kebutuhan masyarakat dan mendukung penciptaan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Fungsi distribusi berkaitan dengan pemerataan dan pengurangan kesenjangan antar wilayah kecamatan, sedangkan fungsi stabilisasi berkaitan dengan upaya untuk menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi sehingga perekonomian tetap pada kondisi yang produktif, efisien, dan stabil. Penyusunan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (1) indikator-indikator ekonomi yang ditetapkan sebagai asumsi dasar ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan parameter ekonomi penting lainnya seperti target penurunan tingkat kemiskinan, dan tingkat pengangguran; (2) langkah-langkah kebijakan (policy measure) dan administratif (administrative measure) yang ditempuh baik dari sisi pendapatan, belanja, maupun pembiayaan anggaran daerah; (3) berbagai peraturan dan regulasi serta keputusan hukum yang berlaku dan berbagai langkah yang menjadi arahan Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur baik di bidang ekonomi maupun nonekonomi. Penjelasan mengenai beberapa asumsi dasar ekonomi makro yang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut. 2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pada tahun 2015, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur mengalami penurunan. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang pertumbuhan ekonominya meningkat. Berdasarkan rilis data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur kondisi perekonomian Kabupaten Banyuwangi hingga akhir tahun 2015 mencapai 6,01 persen meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,7 persen. Kondisi ini berada diatas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang hanya mencapai 5,44 persen dan kondisi ekonomi nasional yang berada pada posisi 4,8 persen pada tahun 2015. PDRB Kabupaten Banyuwangi yang dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga yang Berlaku (ADHB) menurut lapangan usaha Kabupaten Banyuwangi terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada data PDRB tahun 2010 sebesar Rp32.463.822,6 juta, tahun 2011 sebesar Rp36.950.870,6 juta, tahun 2012 sebesar Rp42.108.273,8 juta, tahun 2013 sebesar Rp47.364.724,7 juta, tahun 2014 sebesar Rp53.406.300,7 juta, dan tahun 2015 sebesar Rp60.218.451,8 juta. Kenaikan PDRB Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada tabel berikut. Catatan Atas Laporan Keuangan 6

Gambar 2.1 PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2015 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016 Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016 Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 pada tahun 2010 sebesar Rp32.467.836,6 juta, tahun 2011 sebesar Rp34.824.443,5 juta, tahun 2012 sebesar Rp37.239.750,2 juta, tahun 2013 sebesar Rp39.737.633,7 juta, tahun 2014 sebesar Rp41.997.554,7 juta, dan tahun 2015 sebesar Rp44.523.509,8 juta. Hal ini menunjukkan bahwa PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 2.2 PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2015 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2.1.2 Inflasi Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016 Inflasi diartikan meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Tingkat inflasi diukur dari persentase Catatan Atas Laporan Keuangan 7

perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi yang terjadi pada Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 2.3 Perbandingan Inflasi Bulanan (month to month) Selama Tahun 2016 Kabupaten Banyuwangi (dalam Persen) S u m b S Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016 Inflasi Kabupaten Banyuwangi pada bulan Desember 2016 sebesar 0,47 persen. Artinya IHK mengalami kenaikan dari 121,93 pada bulan Nopember 2016 menjadi 122,50 pada bulan Desember 2016. Kenaikan tersebut dipicu oleh komoditas yang dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 2.4 Andil Inflasi Bulanan (month to month) Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2016 Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016 Inflasi Kabupaten Banyuwangi pada bulan Desember 2016 dipicu oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang memberikan andil paling tinggi sebesar 0,349 persen, disusul kelompok bahan makanan sebesar 0,281 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu Catatan Atas Laporan Keuangan 8

kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,166 persen serta kelompok sandang sebesar 0,005 persen. 2.1.3 Pendapatan Per Kapita Pendapatan per kapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu wilayah. Pendapatan Per kapita bisa menjadi patokan untuk melihat tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dari sebuah wilayah. Demikian juga dengan Kabupaten Banyuwangi, peningkatan pendapatan per kapita menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi dapat dipicu dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan laju inflasi yang terkendali. Pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 2.5 Pendapatan per Kapita Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016 Pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 20,8 juta, tahun 2011 sebesar Rp 23,6 juta, tahun 2012 sebesar Rp 26,7 juta, tahun 2013 sebesar Rp 29,8 juta, tahun 2014 sebesar Rp 33,6 juta, dan tahun 2015 sebesar Rp 37,8 juta. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga tahun 2015, hal ini dapat diartikan bahwa kesejahteraan masyarakat Banyuwangi terus meningkat. 2.2 Kebijakan Keuangan Penyusunan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 dilaksanakan berdasar pada beberapa kebijakan antara lain (1) Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tetap konsisten menjaga alokasi anggaran pendidikan sekurangkurangnya sebesar 20 persen dari APBN, sebagaimana yang diamanatkan dalam amandemen keempat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4), yang akan digunakan untuk Catatan Atas Laporan Keuangan 9

meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien; (2) peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan dasar dan rujukan; (3) peningkatan infrastruktur dalam rangka menunjang peningkatan produktivitas pertanian, pariwisata dan UMKM; (4) perbaikan perencanaan dan pelaksanaan anggaran untuk mengoptimalkan penyerapan belanja dan meningkatkan kualitas pembangunan. Penurunan harga minyak serta pendapatan negara khususnya penerimaan perpajakan dari sektor migas dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) migas telah menyebabkan penurunan penerimaan alokasi dana bagi hasil dari Pemerintah Pusat. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus melakukan konsolidasi fiskal baik dalam pendapatan, belanja, maupun pembiayaan anggaran. Perubahan kebijakan fiskal terutama ditempuh melalui: (1) perubahan kebijakan pada bidang pendapatan daerah terutama dilakukan dengan optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah; (2) penghematan belanja yang kurang produktif; (3) rasionalisasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk mendukung program pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan rakyat. 2.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah Penyiapan anggaran untuk pelaksanaan pembangunan dilaksanakan dengan perencanaan penerimaan pendapatan yang tepat, perkiraan terukur, rasional serta sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku. Kebijakan pendapatan daerah dilakukan melalui optimalisasi pendapatan daerah dengan tetap memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya serta mendapat dukungan dari masyarakat yang dilakukan secara terencana, dengan memperhatikan kondisi perkembangan perekonomian dan segala aspek kendala, potensi dan cakupan pelayanan yang ada sehingga tidak membebani masyarakat dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kemandirian daerah dalam penyediaan anggaran. Dengan demikian setiap tahun diharapkan penyediaan anggaran daerah atau pembiayaan mandiri (Self Financing) akan semakin meningkat sehingga tingkat ketergantungan terhadap dana perimbangan akan semakin berkurang. Upaya pengelolaan dan peningkatan pendapatan daerah dilakukan melalui berbagai macam cara antara lain adalah penegakkan peraturan wajib pajak dan retribusi daerah, serta pemberian insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, rasionalisasi pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan daerah yang telah ditetapkan serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD. Adapun kebijakan perencanaan pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2016 yang juga dipergunakan dalam penyusunan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016 antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan kinerja Perangkat Daerah bidang pendapatan (Dinas Pendapatan dan perangkat daerah terkait); Catatan Atas Laporan Keuangan 10

2. Perbaikan kualitas pelayanan pajak dan retribusi daerah antara lain peningkatan implementasi Sistem Informasi Online; 3. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah, termasuk pendapatan dari pihak ketiga; 4. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah; 5. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah; 6. Meningkatkan pendataan terkait sumber daya alam sebagai salah satu komponen perhitungan dana perimbangan daerah; 7. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberi kemudahan pada wajib pajak dan wajib retribusi melalui penyederhanaan prosedur dan kedekatan pelayanan; 8. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak dan retribusi daerah; 9. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam upaya peningkatan penerimaan dari Dana Perimbangan. Sedangkan arah pengelolaan pendapatan Kabupaten Banyuwangi antara lain meliputi : a. Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan daerah; b. Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah; c. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan atau organisasi penghasil; d. Perubahan manajemen keuangan dengan memberi peran lebih pada kas umum daerah; e. Mendayagunakan dana melalui pola deposito. Optimalisasi pendapatan dan perbaikan manajemen keuangan menjadi arah pengelolaan pendapatan daerah. 2.2.2 Kebijakan Belanja Daerah Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan ekonomis sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis. Namun lebih dari itu, belanja daerah diharapkan akan memprioritaskan terhadap belanja publik sebagai subyek dan obyek pembangunan daerah di Kabupaten Banyuwangi. Meskipun dinamika ekonomi global dan domestik yang terjadi hingga pertengahan 2016 masih memberikan tekanan terhadap perekonomian dan kondisi fiskal Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah tetap berkomitmen untuk terus berupaya melanjutkan pembangunan infrastruktur serta perbaikan iklim investasi sehingga memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016. Peningkatan kualitas belanja daerah diharapkan tidak Catatan Atas Laporan Keuangan 11