1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat kontribusi kedua sektor tersebut sebesar 47% dari porsi PDRB Prov. Gorontalo. Sumber : BPS. Prov. Gorontalo. Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2011 2012 I II III IV I II III 1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 237.866,28 230.559,95 238.573,50 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 9.212,82 9.530,54 9.707,18 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 65.464,67 67.141,00 69.804,20 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 4.676,63 4.811,58 4.944,98 5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 74.388,82 76.854,74 79.311,52 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 121.202,55 124.013,62 129.863,07 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 86.967,51 89.944,57 94.036,52 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 72.962,87 75.818,39 78.217,30 9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 153.226,44 159.639,45 158.152,96 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 825.968,59 838.313,83 862.611,23 SEKTOR 2011 (% y.o.y) 2012 (% y.o.y) I II III IV I II III 1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 5,67 4,49 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 11,57 9,74 4,28 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 13,31 13,24 11,23 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 6,66 8,63 8,50 5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 11,56 9,61 6,33 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 11,35 9,53 9,23 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 7,15 7,62 8,89 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,07 10,97 11,08 9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 7,00 7,76 3,51 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 8,29 8,31 6,76 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Menurunnya kinerja pertanian terjadi pada triwulan III-2012 sebagai dampak kekeringan yang terjadi di Gorontalo. Pertanian tanaman bahan makanan terutama padi yang selama ini memberikan kontribusi terbesar di sektor ini menurun signifikan. Penurunan kinerja sektor pertanian di Gorontalo karena musim kering dikonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia serta data Luas Panen dari Dinas Provinsi Gorontalo yang menurun. Grafik 1.23 Grafik 1.24 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 7
Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Tabama Perkembangan NTP Perkiraan ARAM II Pertanian Provinsi Gorontalo mencatat bahwa produksi padi untuk tahun 2012 akan terkontraksi hingga 8,79% (y.o.y) menurun dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 7,43% (y.o.y). Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo memperkirakan bahwa produktivitas padi akan menurun pada tahun 2012 terkait cuaca yang kurang mendukung. Pada tahun 2012 produktivitas padi diperkirakan hanya sebesar 4,8 ton/ha sementara beberapa tahun terakhir lebih dari 5 ton/ha. Tabel 1.4 ARAM II Pertanian Padi Tabel 1.5 ARAM II Pertanian Jagung 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 BANK INDONESIA
1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Meskipun kinerja perekonomian secara umum melambat, namun kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan peningkatan selama triwulan III-2012. Salah satu faktor utama adalah kegiatan masyarakat selama musim lebaran. Pertumbuhan ekonomi sektor pengangkutan dan komunikasi tercatat sebesar 8,89% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 7,62% (y.o.y). Kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan meningkat, hal ini dikonfirmasi oleh data penjualan BBM dan penghimpunan pajak kendaraan bermotor yang meningkat. Sementara untuk sub sektor angkutan laut dan ferry menunjukkan penurunan sebagaimana dikonfirmasi oleh penurunan jumlah penumpang kapal laut dan jumlah kargo angkutan laut yang masuk dan keluar Gorontalo. Kinerja sektor angkutan udara pada triwulan laporan menunjukkan penurunan, hal ini terkait salah satu maskapai penerbangan di Gorontalo telah menutup jalur penerbangannya dari dan menuju Gorontalo. Grafik 1.27 Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 9
Grafik 1.31 Grafik 1.32 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat 1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo tumbuh stabil. Pada triwulan III-2012 sektor PHR tumbuh 9,23% (y.o.y) hampir sama dengan kinerja triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,53% (y.o.y) Masih optimisnya kinerja sub sektor perdagangan tampak dari volume bongkar pelabuhan yang menunjukkan peningkatan. Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia triwulan III-2012 menunjukkan pula terjadi kenaikan di sektor ini. Sementara itu kinerja sub sektor perhotelan turut meningkat seiring dengan musim libur selama lebaran. Grafik 1.33 Grafik 1.34 SKDU Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Grafik 1.35 Grafik 1.36 Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 BANK INDONESIA
1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan III- 2012 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 6,33% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,61 % (y.o.y). Grafik 1.37 Grafik 1.38 Penjualan Semen Kredit Konstruksi Penurunan kinerja sektor bangunan dikonfirmasi oleh menurunnya beberapa prompt indikator sektor bangunan yaitu : Realisasi belanja modal APBD Pemprov masih mencapai Rp 47,5 Miliar atau sebesar 51,82% dari keseluruhan anggaran belanja modal TA 2012. Rendahnya penyerapan APBD Belanja Modal tersebut menjadi tekanan utama perlambatan sektor bangunan mengingat sebagian besar proyek infrastruktur fisik di Gorontalo merupakan proyek pemerintah. Sementara itu kinerja kredit konstruksi juga menunjukkan perlambatan. Kredit pada bulan September 2012 tumbuh 14,98% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,16% (y.o.y) 1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan tumbuh 11,08% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 10,97% (y.o.y). Meningkatnya kinerja sub sektor keuangan terutama disebabkan karena meningkatnya kinerja sektor keuangan perbankan. Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat Sampai dengan bulan September 2012, NIM perbankan mencapai Rp 434 Miliar atau tumbuh 13,36% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Juni 2012 yang tumbuh 9,46% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya beban bunga dan kenaikan pendapatan perbankan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 11
Grafik 1.39 Grafik 1.40 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban 1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan III-2012 tumbuh 11,23% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 13,24% (y.o.y). Menurunnya kinerja disektor ini ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu konsumsi listrik industri, perkembangan kredit, konsumsi BBm Industri. Menurut hasil survei Industri Pengolahan Besa/Sedang BPS Prov. Gorontalo, sektor industri yang mendapat tekanan cukup besar pada triwulan laporan adalah industri barang logam serta industri pakaian jadi. Sementara untuk industri makanan masih cukup baik dalam memenuhi kenaikan konsumsi rumah tangga pada saat lebaran Idul Fitri. Grafik 1.41 Grafik 1.42 Listrik Industri Kredit Sektor Industri Grafik 1.43 Grafik 1.44 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 BANK INDONESIA
1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan III-2012 tumbuh 8,5% (y.o.y) relatif stabil dimana pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 8,63% (y.o.y). Daya tersambung sampai dengan September 2012 mencapai 143.366 KVA. PLN telah mengoperasikan mesin genset berbahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) berdaya 7 MW di Gardu Induk Isimu, sehingga bisa menghemat hingga Rp 57 Miliar. PLN juga akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomassa (tongkol jagung dan sekam padi) untuk mengurangi defisit listrik yang terjadi. Grafik 1.45 Grafik 1.46 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa. Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2012 melambat dibandingkan triwulan II-2012. Sektor ini tumbuh 4,28% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 9,74% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan penurunan. Sementara itu kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan III-2012 tumbuh 3,51% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2012 yang tercatat sebesar 7,76% (y.o.y). Hal ini sebagai imbas dari relatif rendahnya serapan realisasi belanja pemerintah daerah selama triwulan laporan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 13
BOKS 1 : KINERJA PERTANIAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI GORONTALO Menelaah 10 tahun pembangunan ekonomi Gorontalo khususnya dalam sektor pertanian perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat sektor ini merupakan sektor utama pendorong pertumbungan dan penyerap angkatan kerja terbesar di Gorontalo. Melihat grafik dibawah ini tampak dari keseluruhan sektor ekonomi, kontribusi sektor pertanian mencapai 28% terhadap keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Gorontalo. Grafik 1.47 Kontribusi Sektoral Grafik 1.48 Kinerja Sektor Pertanian Apabila diamati dalam grafik 1.48 tampak bahwa kinerja sektor pertanian di Gorontalo menunjukkan perlambatan dan kontribusinya semakin menurun dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Hal ini ditunjukkan pula oleh nilai tukar petani yang menunjukkan perlambatan secara tahunan. Penurunan kinerja sektor pertanian ini juga tampak dari perlambatan produksi padi dan jagung yang menjadi komoditas andalan Gorontalo. Grafik 1.49. Produksi Padi Grafik 1.50. Produksi Jagung Grafik 1.51. Perkembangan NTP 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 BANK INDONESIA
Hal yang menarik untuk dikaji ditengah penurunan pertumbuhan sektor pertanian adalah kenaikan produktivitasnya. Kenaikan produktivitas lahan padi misalnya meningkat dari 4.42 ton/ha pada tahun 2002 menjadi 5.19 ton/ha pada 2011, sementara jagung meningkat dari 2.85 ton/ha pada tahun 2002 menjadi 4,46 ton/ha pada 2011. Kenaikan produktivitas lahan tersebut diimbangi pula oleh kenaikan produktivitas tenaga kerja yang bekerja disektor tersebut. Indikator tersebut ditunjukkan oleh pendapatan perkapita tenaga kerja sektor pertanian yang semakin meningkat. Pada tahun 2005 pendapatan perkapita sektor pertanian sebesar Rp 3,4jt/tahun meningkat hingga tahun 2011 sebesar Rp 5,4jt/tahun hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbaikan kinerja secara produktivitas. Grafik 1.52. Produktivitas Lahan Grafik 1.53. Output Perkapita Berdasarkan hasil telaah tersebut dapat disimpulkan beberapa hal : - Sektor pertanian masih menjadi sektor utama penyerap lapangan kerja di Gorontalo. - Peningkatan output melalui proses intensifikasi pertanian telah berjalan cukup baik yang diindikasikan dengan kenaikan produktivitas per lahan maupun produktivitas tenaga kerja. - Proses ekstensifikasi terkendala karena keterbatasan lahan produksi pertanian produktif. Grafik 1.54. Luas Lahan Padi Grafik 1.55. Luas Lahan Jagung - Untuk mempertahankan share pertanian dalam struktur perekonomian mengingat penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak, perlu dikaji penanaman komoditas unggulan sektor pertanian yang memberikan value lebih tinggi. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 15
Halaman ini sengaja dikosongkan 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 BANK INDONESIA