BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

dokumen-dokumen yang mirip
- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Epilogue. A Never Ending Story. dari awal sampai akhir. Smart mistakes, istilah yang dikenalkan oleh Raul

DAFTAR LAMPIRAN. Tabel luas ruangan bangunan fungsi campuran (mix use building)

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu:

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

LAMPIRAN 1 ANALISA NON FISIK

BAB III : DATA DAN ANALISA

ENTERTAIMENT PLAZA BEKASI

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. penerapan perancangan pada bangunan terkait upaya penghematan energi. 2. Lokasi Tapak : Slipi Jaya

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Unit Rental Kantor Bank

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Kebutuhan Ruang Ruang Aktifitas

KATA PENGANTAR. Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara, Jakarta. TOPIK : ARSITEKTUR BERKELANJUTAN- HEMAT ENERGI

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Bab II. Sumber Inspirasi. bernuansa natural. Bandara ini sangat jelas mengandung tema Neo-Vernakular

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada:

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

BAB III: DATA DAN ANALISA

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga,

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

GREEN APARTEMEN PEJATEN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

TUGAS 2 Fungsi Komersial Bercampur (Mixed Commercial Functions) Di Kawasan Konservasi Pada Pusat Kota

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014)

Sudirman Green Office

BAB II BAB II INFORMASI PROYEK. Kawasan jakarta khusus nya jakarta barat telah lama menjadi kawasan padat

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

PUSAT SINEMA SIDOARJO

BAB V. KONSEP dan PROGRAM DASAR PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR

Transkripsi:

BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang kependudukan, ekonomi, perdagangan, pendidikan dan jasa. Pada bidang kependudukan yang berkembang cukup pesat mengakibatkan kota Medan mengalami permasalahan terhadap ketidakteraturan infrastruktur kota. Banyaknya jumlah penduduk menyebabkan tatanan kota semakin sesak dan penuh dengan banyaknya hunian penduduk yang menjamur. Hal ini dapat merangsang pertumbuhan pemukiman-pemukiman liar yang kerap menghiasi wajah kota Medan. Dapat kita lihat pada lokasi perancangan yaitu jalan Mangkubumi. Banyak terdapat bangunan liar yang berdiri tepat di pinggir sungai. Hal ini disebabkan karena jumlah populasi manusia di perkotaan yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan luas lahan yang tersedia. Permasalahan lain juga muncul akibat banyaknya jumlah hunian yang dibangun seperti kurangnya ruang terbuka hijau, kurangnya ruang interaksi antar masyarakat serta area serapan, dan lalu lintas kota yang semakin padat. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan solusi yang tepat yaitu dengan membangun apartemen sebagai hunian vertikal. Dapat kita lihat ketersediaan lahan di kota Medan mulai terbatas, sehingga keberadaan apartemen sebagai hunian vertikal dapat menjadi alternatif hunian

6 bagi para masyarakat perkotaan yang memiliki aktifitas padat dan rutin di kota. Selain itu, telah menjadi gaya hidup bagi kalangan menengah atas untuk bertempat tinggal di apartemen. Hal ini sangat sesuai dengan kasus proyek pada tugas Perancangan Arsitektur 6, yaitu Model permukiman menengah atas (apartemen & rumah bandar). Apartemen merupakan satu ruangan atau lebih, biasanya merupakan bagian dari sebuah struktur hunian vertikal yang dirancang untuk ditempati oleh lebih dari satu keluarga dan disusun secara vertikal, (Dictionary of Real Estate, Wiley, 996). Dalam proses merancang bangunan aparetemen ini, terlebih dahulu penulis melakukan pemrograman yaitu dengan merencanakan dan menyusun bagian-bagian bangunan apa saja yang akan dirancang dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada bangunan ini nantinya terutama pada program ruang. Bangunan apartemen yang akan penulis rancang nantinya memiliki fasilitas penunjang yaitu berupa mall yang terdapat pada podiumnya. Adapun pemrograman yang direncanakan adalah sebagai berikut :. Program Kegiatan Pada suatu bangunan, terdapat penghuni ataupun pengguna bangunan yang akan melakukan aktifitas di dalam maupun di luar bangunan tersebut nantinya. Secara garis besar, penulis membagi pelaku kegiatan di bangunan apartemen ini ke dalam 7 macam yaitu :

7. Penghuni Apartemen. Pengunjung Mall. Pengunjung Apartemen (tamu). Tenant Pusat Perbelanjaan. Pengelola Bangunan 6. Pemasaran 7. Pegawai Berikut adalah pengertian dan penjabaran para pelaku kegiatan yang tetulis di atas : Penghuni Apartemen : Merupakan pemilik/ penyewa unit hunian dalam apartemen. Pengunjung Pusat Perbelanjaan : Merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berkunjung ke pusat perbelanjaan baik untuk berbelanja atau berekreasi serta melakukan kegiatan lainnya. Pengunjung Apartement : Merupakan orang atau sekelompok orang yang datang ke apartemen untuk menanyakan informasi atau mengunjungi penghuni apartemen. Tenant Pusat Perbelanjaan : Tenant pusat perbelanjaan yaitu penyewa dan karyawan toko retail, restaurant, atau cafe pada pusat perbelanjaan. Pengelola Bangunan : Pengelola bangunan merupakan sekelompok orang yang bertugas mengatur operasional bangunan serta berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi.

Pemasaran : Pemasaran merupakan sekelompok orang yang mengelola event yang akan diselenggarakan, dan juga sebagai perantara penjualan/penyewaan unit hunian dan unit dagang. Pegawai Apartemen : Yang dikategorikan sebagai pegawai adalah pekerja selain pengelola dan pemasaran yang bertugas sebagai cleaning service bangunan, petugas keamanan, petugas parkir, dan driver. Kegiatan utama yang dilakukan oleh penghuni apartemen adalah beristirahat dan bersantai. Kegiatan utama yang di lakukan pengunjung mall adalah berbelanja, dan rekreasi. Kegiatan utama yang dilakukan oleh pedagang adalah berjualan, sedangkan kegiatan utama yang dilakukan oleh pengelola apartemen adalah bekerja untuk mengelola pengoprasian bangunan ini.. Sistem Pengelompokkan Kegiatan Pada bangunan apartemen yang dirancang, memiliki sistem pengelompokkan kegiatan yang terdiri dari : Kelompok Kegiatan Pribadi (Privat) Pada suatu bangunan hunian dibutuhkan area prifasi yang dapat mengakomodir dan memberikan rasa nyaman dan aman bagi penghuninya. Biasanya tempat-tempat ataupun area tersebut memiliki prifasi yang bersifat pribadi (privat). Untuk itu, penulis mengelompokkan kegiatan yang bersifat privat pada bagian hunian apartemen yaitu tower bangunan. Karena kegiatan

9 yang bersifat privat biasanya dilakukan pada hunian, seperti pada ruang tidur, ruang kerja, toilet dan sebagainya dalam satu unit hunian. Kelompok Kegiatan Bersama (Publik) Karena bangunan yang dirancang merupakan bangunan yang memiliki fungsi ganda yaitu apartemen dan mall, maka bangunan ini memiliki bagian yang dapat digunakan secara bersama-sama antara penghuni dan pengunjung. Bagian bangunan yang dapat digunakan bersama-sama ini disebut area publik, yaitu terdapat pada podium bangunan berupa mall. Selain pada podium bangunan, kegiatan bersama yang biasanya dilakukan oleh penghuni bersama-sama dengan penghuni yang lainnya yaitu pada bagian taman, area olah raga, dan tempat terbuka lainnya yang berada pada tapak perancangan. Dalam kegiatan ini menimbulkan interaksi bagi sesama penghuni maupun masyarakat luar, dimana kegiatan ini biasanya terjadi pada ruang-ruang penunjang kegiatan dalam lingkungan hunian. Kelompok Kegiatan Pelayanan Service Pada bangunan apartemen yang dirancang, memiliki area service berupa basement yang berfungsi sebagai tempat parkir dan ruang-ruang mekanikal elektrikal. Kegiatan pelayanan servis merupakan pelayanan penunjang/ pelengkap dalam kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi penghuni. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh staff pelayanan yang bertugas menjalankan kegiatan tersebut.

0 Kegiatan pada bangunan apartemen yang dirancang ini secara garis besar yaitu dapat dimulai dari penghuni dan pengunjung apartement yang melakukan aktivitas yang juga berhubungan dengan kebutuhan pada aktivitas mall. Bagi pengelola melakukan kegiatan pengelolaan apartement yang pasti berhubungan juga dengan kegiatan apartement dan mall. Pedagang beserta pengunjung mall juga langsung melakukan aktivitas di mall. Serta pelaku mekanik yang melakukan aktivitas mekanikal elektrikal yang mendukung aktivitas mall, aktivitas apartement, dan aktivitas pengelola. Semua pelaku kegiatan di apartement ini pada dasarnya akan melakukan aktivitas datang dan pulang.. Program Apartemen. Unit Hunian Tipe unit hunian yang direncanakan adalah : a. Studio : ruang tidur (untuk penghuni lajang). b. Deluxe : ruang tidur (untuk keluarga kecil dengan - anak). c. Suite : ruang tidur (untuk keluarga kecil dengan - anak). d. Penthouse : ruang tidur (untuk keluarga dengan anak dewasa). Hal ini berdasarkan pertimbangan target pasar yang akan di capai yaitu kalangan pekerja yang sudah berkeluarga ataupun belum berkeluarga. Standart luasan yang dijadikan acuan berdasarkan data-data survey dan literatur.

Dimensi Unit Hunian Tabel. Standar Minimal Ukuran Tiap Unit Jenis Standar Minimal (M ) Sumber Tipe Hunian Studio Deluxe Suite Penthouse R. Tidur Utama, NAD 6 KM/WC,6 NAD 6 R. Tidur Anak, NAD - 9 9 () KM/WC,6 NAD - - R. Duduk 9 NAD 9 9 0 6 R. Makan 7, NAD 7 9 9 Bar, NAD - - Pantry NAD R. Kerja NAD - - 6 6 R. Tidur Tamu, NAD - - - - R. Tamu 9-0 NAD - - 9 Gudang,- NAD - Luas 0 6 0 Sirkulasi 0%, 6, Luas Total 67, 96, Jumlah unit hunian tipe Deluxe lebih banyak dirancang karena pertimbangan tentang banyaknya unit apartemen yang didapat dengan

luasan yang ada dan pertimbangan tentang target pasar yang akan dicapai untuk apartemen ini yaitu pengusaha, pegawai swasta dan pegawai negeri. Dan jumlah unit apartemen yang akan dibangun direncanakan 0 unit dengan tower. Maka berdasarkan data ini dapat di perkirakan jumlah unit masing-masing tipe adalah : Tipe Studio Tipe Deluxe Tipe Suite Tipe Penthouse : 6 unit : 0 unit : 0 unit : 6 unit Maka jumlah luasan minimum unit apartemen = (6 x ) + (0 x 67,) + (0 x 96) + (6 x,) = 07 + 06 + 90 + 0, =.06, m. Sirkulasi 0% = 0, m. Total =.7,6 m.. Luasan Lantai Utama Apartemen Tabel. Kebutuhan Dimensi Lantai Utama Apartemen Fasilitas Kebutuhan Kapasitas (orang) Luas (M ) Lobby Hall 0 90 R. Receptionis R. Telepon R. Security Sirkulasi 0%, Total 7,

. Program Mall Luasan ruang dibuat berdasarkan data literatur seperti buku time saver. Std, Neufert Architecture Data, dan asumsi dengan dasar pengamatan data. a. Fasilitas Umum Mall Tabel. Dimensi Fungsi Umum Mall Fasilitas Standar (M / orang) Kapasitas (orang) Jumlah Luas (M ) Hall 70 0 Mall.9 0 6 0 Komunal, 7 Toilet Pria 0,6 0, Urinoir 0, 6 Wastafel Toilet Wanita, 6 Wc 0, 0 Wastafel - -, Sirkulasi 0% Total.9,0

b. Fasilitas Perbelanjaan dan Jasa Tabel. Dimensi Fasilitas Perbelanjaan dan Jasa Fasilitas Standar (M /orang) Kapasitas (orang) Jumlah Luas (M ) Toko Retail 0 000 Karoke 0 0 Book Store 0 00 Amusement, 0 60 Center 7 0 0 Supermarket 7 0 00 Dept Store Galery ATM 0 0 Laundry 0 0 Salon 0 00 Fitness Center 90,6 Sirkulasi 0% Total 09,6

c. Fasilitas Makan dan Minum Tabel. Dimensi Fasilitas Makan dan Minum Fasilitas Standar (M / orang) Kapasitas (orang) Jumlah Luas (M ) Restaurant 0 makan,-, 0 60 Dapur dan 0 gudang Counter R. Admin,- R. Karyawan,- 0 Sirkulasi 0% 7,6 Total 66 Fasilitas Standar (M / orang) Kapasitas (orang) Jumlah Luas (M ) Coffee Shop,-, 0 Makan 0 Pantry Counter 9,6 Sirkulasi 0% Total

6 Fasilitas Standar (M / orang) Kapasitas (orang) Jumlah Luas (M ) Food Court Makan Stand Sirkulasi 0%,-, 0 0 00 00 0 Total 0 d. Fasilitas Pelayanan Mall Tabel.6 Dimensi Fasilitas Pelayanan mall Fasilitas Standar (M / orang) Kapasitas (orang) Jumlah Luas (M ) Musholla, 0 Loading, 0 Dock 6 90 R. AHU 9 R. PK 0 R. Keamanan 0 Gudang Sirkulasi 0% Total 7

7. Program Pengelola Tabel.7 Dimensi Kantor Pengelola Fasilitas Kebutuhan Kapasitas (orang) Luas (M ) Kantor Pengelola R. Receptionis R. Tunggu 0 R. Pimpinan 0 R. Wk. Pimpinan 0 R. Sekretaris 9 R. Rapat 0 R. Pemasaran R. Administrasi 0 R. Personalia 0 R. Monitor 0 R. Security Gudang - Pantry 6 Sirkulasi 0% Total 0 Luas minimum total bangunan Mall + kantor pengelola = 0.,6 m + 0 m = ± 0.,6 m. Luas lantai dasar dan tipikal Mall = 0.,6 m /lt = ±.6,9 m.

.6 Program Parkir Berdasarkan standart jumlah parkir (Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta 00), berikut merupakan perhitungan jumlah kebutuhan parkir : Untuk fungsi apartemen adalah mobil untuk unit apartemen, rencana perkiraan total unit adalah minimum 0 unit. Jadi kebutuhan parkir untuk fungsi apartemen adalah 0 mobil. mobil memerlukan luas lahan m. Jadi untuk 0 mobil : 0 x m =.00 m. Sirkulasi 0% : 660 m. Jadi, luas total kebutuhan parkir = 960 m. Untuk fungsi mall dimasukkan ke dalam kelompok bangunan pasar tingkat wilayah yaitu mobil untuk setiap 00 m lantai bruto. Jadi, kebutuhan parkir untuk fungsi mall adalah 0.9/ 00 = 0 mobil (dibulatkan). Luas parkiran mall ( x 0 ) + sirkulasi 0% = 7 + = 90 m. Sementara untuk parkir motor mall, penulis membuat parkiran. Luas parkiran motor ( x m ) + 0% sirkulasi = 66 + 7, = 76, m. Jadi kebutuhan luasan parkir bangunan ini adalah = 960 + 90 + 76, = 66, m.