HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

PERBEDAAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bayi usia 9 bulan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban


Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

ABSTRAK. Pengaruh Kompetensi Bidan di Desa dalam Manajemen Kasus Gizi Buruk Anak Balita terhadap Pemulihan Kasus di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUMAH BERSALIN ROSSITA PEKANBARU 2017

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PERKEMBANGAN BALITA USIA 6-60 BULAN BERDASARKAN KEJADIAN ANEMIA DAN PEMBERIAN STIMULASI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-3 TAHUN (Survei pada ibu balita usia 2 3 tahun di puskesmas Baregbeg Ciamis)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN KOMUNIKASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL MARDI PUTRA BANTUL

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

Transkripsi:

Jurnal Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018 e-issn : 29-3399 HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN Sara Herlina Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,Universitas Abdurrab sara.herlina@univrab.ac.id ABSTRAK Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan jumlah anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,1 juta, sekitar 14,1 persen dari jumlah anak tersebut mengalami keterlambatan perkembangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi diantaranya adalah lengkungan pengasuhan dan pekerjaan ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan pengasuhan dan pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 151 orang. Metode sampling yang digunakan systematis random sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diberoleh mayoritas lingkungan pengasuhan baik sebanyak 39,7%, ibu tidak bekerja sebanyak 60,9%, dan bayi mengalami perkembangan normal sebanyak 52,3%. Hasil uji chi square hubungan antara lingkungan pengasuhan terhadap perkembangan bayi diperoleh nilai Pvalue <0,005 yaitu <0,000 hubungan antara pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi diperoleh nilai Pvalue <0,005 yaitu 0,003. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan pengasuhan dan pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi. Kata kunci: lingkungan pengasuhan, pekerjaan ibu, perkembangan ABSTRACT Indonesia Health Demographic Survey (SDKI) Survey in 2012 shows the number of children aged (0-6 years) as much as 26.1 million, about 14.1 percent of the number of children experiencing developmental delays. There are several factors that influence the baby's development such as parent's curvature and mother's work. The purpose of this research is to know the relation of mothering environment and mother's work to baby development. The design of this study was cross sectional with a large sample of 151 people. Sampling method used systematically random sampling. The data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate. The results of the study were given by the majority of good parenting environment as much as 39.7%, mothers did not work as much as 60.9%, and the baby had normal development as much as 52.3%. The result of chi square test of relationship between parenting environment to infant development obtained value of Pvalue <0,005 that is <0,000 relation between mother job to infant development obtained value of Pvalue <0,005 that is 0,003. So it can be concluded that there is a relationship between the parenting environment and the mother's work on infant development. Keywords: parenting environment, mother's work, development

PENDAHULUAN Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik. Untuk mendapatkan kualitas anak yang baik harus dipastikan bahwa tumbuh dan kembang anak juga baik (Soetjiningsih, 2014) dan (Moersintowati, 2008). Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks melalui pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistiawati, 2014). Masa bayi dan masa anak dini (usia 0-3 tahun) terjadi perkembangan bayi sesuai dengan lingkungan yang mepengaruhinya dan juga terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat, dan cara penyesuaian dengan lingkungan (Depkes, 2007). Skrining perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak penting dilakukan, terutama pada anak sampai usia 1 tahun agar bila ditemukan kecurigaan penyimpangan perkembangan dapat segera dilakukan intervensi dini sebelum terjadi kelainan. Dari beberapa sumber kepustakaan didapatkan bahwa intervensi pada anak dengan kecurigaan penyimpangan perkembangan sebaiknya dilakukan sebelum usia 3 tahun. Usia 9 bulan merupakan salah satu usia yang termasuk dalam jadwal skrining perkembangan (Fida, 2012). Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan jumlah anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,1 juta, sekitar 14,1 persen dari jumlah anak tersebut mengalami keterlambatan perkembangan (Riskesdas, 2013). Hasil penelitian (Sarlis, 2015) di Wilayah Kerja Puskesmas Garuda menunjukkan bayi usia enam bulan yang mengalami keterlambatan perkembangan sebanyak 21 persen. Setiap orang tua pasti berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, yaitu anak tersebut dapat mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan yang baik sesuai dengan potensi genetik anak itu. Secara alamiah, pertumbuhan dan perkembangan setiap individu tidak sama dan akan mengalami tahapan yang sangat pesat selama hidupnya yaitu sejak masa embrio sampai sepanjang kehidupan mengalami perubahan kearah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor eksternal lebih mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan (Aziz, 2012). Tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan, yang bersifat sementara maupun permanen serta dapat mempengaruhi kecepatan kualitas tumbuh kembang anak. Lingkungan disekitar anak merupakan potensi risiko terhadap tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2014). Lingkungan pengasuhan adalah praktekpraktek pengasuhan dan segala interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak, tercakup tugas pengasuhan secara umum dan pola asuh makan (Depkes, 2005). Pengasuhan yang diperlukan agar fisik anak tumbuh dengan baik adalah menyediakan konsumsi gizi yang cukup kepada anak (pemberian ASI, makanan pendamping dan makanan sapihan), melindungi anak dari penyakit infeksi (menyangkut upaya pemeliharaan kebersihan tubuh, rumah, tempat bermain dan alat-alat yang berhubungan dengan makanan), melindungi gejala dini dan lanjut dari gangguan kesehatan (secara preventif dan kuratif). Sehingga pertumbuhan anak menjadi lebih baik dengan adanya pola pengasuhan makan yang meliputi merencanakan makan, menyiapkan makanan, menyuapi, memonitor jadwal makan, peralataan makan, cara dan situasi pemberian makan,

perkenalan makanan baru, sikap ibu bila anak menghabiskan makanan atau tidak serta anak mendapatkan gizi yang baik (Soetjiningsih, 2014). Pekerjaan ibu juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Ibu bekerja dapat memberikan dampak negatif maupun positif terhadap perkembangan anak. Dampak negatif dari ibu bekerja adalah, kehadiran ibu dalam kehidupan sehari-hari sang anak lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, sehingga kesempatan ibu untuk memberikan motivasi dan stimulasi dalam anak melakukan tugastugas perkembangan motorik terbatas. Dampak positif dari ibu bekerja terhadap perkembangan anak dapat dilihat dari efek yang didapat apabila anak dititipkan di tempat penitipan anak yang memperkerjakan pengasuh terlatih. Anak memiliki interaksi sosial yang baik, perkembangan kognitif yang pesat, serta fisik yang lebih aktif jika dibandingkan dengan anak yang hanya berada di rumah bersama ibunya yang tidak bekerja (Purnama, 2012). Hasil penelitian (Tita Restu Yuliasri, 2015) menunjukkan Hasil uji Mann Whitney Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 (0,00 < 0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa Hα diterima yang diartikan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar- Raihan Bantul. Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2014 terdapat keterlambatan perkembangan sebanyak 38 orang (2,16 persen). Peneliti juga melakukan survei pendahuluan dengan melakukan pemeriksaan perkembangan terhadap 50 orang bayi yang berusia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Baru, dari 50 bayi terdapat 30 bayi (60,0 persen) yang mengalami keterlambatan perkembangan sebanyak 11 bayi (36,6 persen) dan 20 bayi (40,0 persen) yang tidak mengalami keterlambatan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berhubungan lingkungan pengasuhan dan pekerjaan ibu dengan perkembangan bayi 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas simpang baru kota pekanbaru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain Cross-sectional Study. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 6-12 bulan yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Baru Kota Pekanbaru yang berjumlah 151 bayi. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik systematic random sampling. Dengan prosedur ini disusun pula kerangka sampel yang terdiri atas unit penelitian dengan nomor urut tertentu. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan intervensi langsung untuk mengukur perkembangan bayi. Data yang digunakan data primer. Pengolahan data dilakukan dalam tahaptahap editing, coding, processing, cleaning dan tabulating. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi variabel Independen dan Devenden tentang Perkembangan Bayi 6-12 Bulan Variabel Lingkungan Pengasuhan Kurang Cukup Baik Pekerjaan ibu Bekerja Tidak Bekerja Perkembangan Terlambat Normal Jumlah (n=151) (%) 32 60 92 72 79 21,2 39,1 39,7 39,1 60,9 47,7 52,3 Berdasarkan analisis univariat pada tabel 51 menunjukkan bahwa dari 151

responden terdapat 39,7 persen lingkungan pengasuhan baik, mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 60,9 persen, mayoritos bayi perkembangannya normal sebanyak 52,3 persen. Analisa Bivariat Tabel 2 Hubungan Lingkungan pengasuhan Terhadap PerkembanganBayi 6-12 Bulan Variabel Independen dan Kategori Lingkungan Pengasuhan Kurang Cukup Baik Terlambat 23 32 17 Perkembangan Bayi Normal n % n % 71,9 54,2 28,3 9 27 43 28,1 45,8 71,7 Jumlah n % 32 60 Pvalue <0,000 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa lingkungan pengasuhan yang cukup bayi mengalami keterlambatan sebanyak 32 orang (54,2%), sedangkan lingkungan pengasuhan yang baik bayi mengalami perkembangan normal sebanyak 43orang (71,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai Pvalue <0,005 yaitu <0,000 yang artinya terdapat hubungan antara lingkungan pengasuhan terhadap perkembangan bayi. Tabel 3 Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap Perkembangan Bayi 6-12 Bulan Variabel Independen dan Kategori Pekerjaan ibu Bekerja Tidak Bekerja 37 35 Perkembangan Bayi Terlambat Normal n % n % 62,7 38,0 22 57 37,3 62,0 92 Jumlah n % P value 0,003 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa ibu yang bekerja bayinya mengalami keterlambatan sebanyak 37 orang (62,7%), sedangkan ibu yang tidak bekerja memiliki bayi dengan perkembangan normal sebanyak 57 orang (62,0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai P value <0,005 yaitu 0,003 yang artinya terdapat hubungan antara pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian bahwa lingkungan pengasuhan yang cukup bayi mengalami keterlambatan sebanyak 32 orang (54,2%), sedangkan lingkungan pengasuhan yang baik bayi mengalami perkembangan normal sebanyak 43orang (71,7%). Menurut penelitian (Dianita Primihastuti, 2014) menunjukkan bahwa faktor lingkungan pengasuhan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada balita, yaitu sebanyak 25 responden (89,3%). Menurut teori (Andriana, 2011) mengatakan bahwa pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dalam hal ini antara teori

dan praktik terdapat kesenjangan, dimana sebagian besar responden adalah sebagai ibu rumah tangga yang seharusnya mempunyai interaksi yang baik dengan balita, tetapi orang tua dalam mengasuh cenderung membiarkan balita bermain sendiri dengan temannya tanpa adanya pengawasan dari orang tua dan menitipkan balita kepada orang yang tinggal dalam satu rumah atau neneknya ketika ibu melakukan aktifitas seperti memasak, mencuci dan lain lain. Lingkungan pengasuhan adalah praktek-praktek pengasuhan dan segala interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak, tercakup tugas pengasuhan secara umum dan pola asuh makan (Depkes, 2007). Pola pengasuhan pada usia ini bersifat dyadic, artinya interaksi secara langsung antara anak dan pengasuh. Ibu adalah pengasuh terbaik bagi anak, namun adanya variasi pengasuh dapat memperkaya pengalaman anak. Disamping itu yang lebih penting adalah pengasuhan yang aman (secure). Oleh karena itu pengasuhan yang paling baik adalah dilakukan oleh ibu sendiri dan ibu bersama ayah. Kaitannya dengan alokasi waktu ibu, disamping aspek kuantitas, perkembangan anak yang sehat juga ditentukan oleh kualitas pengasuhan yang diterima. Orang tua dituntut menyediakan waktu secara kuantitatif dengan memperhatikan kualitasnya, ibu dalam mengasuh perlu mempunyai sikap tanggap dan responsif terhadap anak, mempunyai pengetahuan, keterampilan tentang gizi, kesehatan, pengasuhan dan mengenal konsep perkernbangan anak. Dalam proses pengasuhan tersebut terdapat interaksi antara ibu dan anak. Adanya interaksi antara ibu dan anak dalam jangka panjang akan mempengaruhi status gizi dan tumbuh kembang anak. Anak perlu memperoleh perangsangan (stimulasi) untuk mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai yang diharapkan. Kurangnya perangsangan untuk berkembang pada masa anak-anak dapat menyebabkan kelambatan dan gangguan perkembangan anak (Andriana, 2011). Lingkungan pengasuhan yang baik akan mempengaruhi perkembangan bayi. Bayi dengan lingkungan pengasuhan yang baik akan mengalami perkembangan yang normal bila dibandingkan dengan bayi yang lingkungan pengasuhannya kurang akan mengalami keterlambatan perkembangan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pekerjaan ibu juga berhubungan dengan perkembangan anak dimana ibu yang bekerja bayinya mengalami keterlambatan sebanyak 37 orang (62,7%), sedangkan ibu yang tidak bekerja memiliki bayi dengan perkembangan normal sebanyak 57 orang (62,0%). Menurut Encyclopedia of Children s Health dalam (Purnama, 2012), ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan, selain membesarkan dan mengurus anak di rumah.ibu yang sepenuhnya melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mengurus keluarga termasuk ibu tidak bekerja. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu untuk menunjang kehidupan dalam keluarga dimana ibu rumah tangga akan memiliki waktu yang lebih maksimal sehingga dapat mengetahui segala aktifitas anaknya. Orang tua yang tidak bekerja dapat memberikan stimulasi dengan baik karena ibu mempunyai banyak waktu untuk merawat bayinya termasuk memberikan stimulasi dengan frekuensi yang lebih intensif (Nursalam, 2005). Hasil penelitian (Gemala, 2007), menunjukkan dari uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan, dengan nilai Odd Ratio (OR) yang diperoleh sebanyak 4,7 yang menunjukkan ibu yang bekerja berpeluang 4,7 kali mengalami gangguan perkembangan pada anak.

KESIMPULAN Berdasarkan analisa univariat mayoritas lingkungan pengasuhan baik sebanyak 39,7%, mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 60,9%, dan bayi mengalami perkembangan normal sebanyak 52,3%. Berdasarkan uji statistik hubungan antara lingkungan pengasuhan terhadap perkembangan bayi diperoleh nilai Pvalue <0,005 yaitu <0,000 yang artinya terdapat hubungan antara lingkungan pengasuhan terhadap perkembangan bayi dan hubungan antara pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi diperoleh nilai P value <0,005 yaitu 0,003 yang artinya terdapat hubungan antara pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi. DAFTAR PUSTAKA Andriana, D. (2011) Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Aziz, A. (2012) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika. Depkes (2007) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Dianita Primihastuti, D. (2014) Studi tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita di Desa Pengalan RW 03 Menganti Gresik. STikes Wiliam Booth Surabaya. Fida, M. (2012) Pola pertumbuhan dan perkembangan. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta: DMedika. Gemala, D. (2007) Perkembangan Anak Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Padang, Kesehatan Masyarakat, 3 No. 1. Moersintowati (2008) Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium piñatalaksanaan mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Bandung: IDAI Jawa Barat. Nursalam, D. (2005) Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba medika. Purnama (2012) Hubungan antara status ibu bekerja atau ibu tidak bekerja dengan status gizi anak balita di Kecamatan Medan Tembung. Available at: http://repository.usu.ac.id/handle/1 23456789/32433. Riskesdas (2013) Buku Riskesdas. Sarlis, N. (2015) Stimulasi Dini Terhadap Perkembangan Bayi Usia Enam Bulan di Wilayah kerja Puskesmas Garuda Pekanbaru Tahun 2015. STikes Hangtuah. Soetjiningsih (2014) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Sulistiawati, A. (2014) Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika. Tita Restu Yuliasri, D. (2015) Perbedaan Ibu Bekerja dan Tidak Bakerja Terhadap Perkembangan Anak. Akademi kebidanan Ummi Khasana.