FAKTOR HUBUNGAN TINDAKAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

Fajarina Lathu INTISARI

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

PENGARUH LINGKUNGAN DAN TEMPAT TINGGAL PADA PENYAKIT ANAK UMUR 5 14 TAHUN DI KOTA BIAK TAHUN 2013

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB III METODE PENELITIAN

BEBERAPA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN NANGA ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Tingkat Kepatuhan Penderita Malaria Vivax... (M. Arie Wuryanto) M. Arie Wuryanto *) *) Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KELURAHAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA DI DESA JIKO UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

GAMBARAN FAKTOR KEBERHASILAN KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG DALAM PROGRAM KAWASAN BEBAS JENTIK

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI KELURAHAN KARANG MEKAR CIMAHI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

Elly Yane Bangkele*, Ari Krisna**

Transkripsi:

FAKTOR HUBUNGAN TINDAKAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA Iwan Iskandar*, Yoyok, Sumardiana. Stikes HangTuah Tanjungpinang Email : iwan_iskandar@gmail.com ABSTRAK Wabah penyakit malaria terjadi Desa Teluk Bakau tahun 27. Jika dibandingkan dengan daerah yang lain, penyakit malaria di daerah Gunung Kijang selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang sudah dilakukan di Desa Teluk Bakau kabupaten Bintan bulan pada Februari hingga Maret 29. Jumlah sampel adalah 8 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber yaitu data primer dan sekunder, dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tindakan ibu untuk mencegah malaria adalah 31 (38,8) memiliki tindakan yang buruk dalam upaya pencegahan penyakit malaria, dan 49 (61,2) penduduk melakukan tindakan yang baik. Disamping itu hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada tindakan yang signifikan dari pengetahuan, tingkah laku, umur dan informasi kesehatan (p<,5) dan untuk pendidikan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p,5). Sesuai dengan hasil penelitian disarankan bahwa penting untuk meningkatkan peran serta petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit malaria dan tindakan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit malaria. Kata Kunci: Malaria, pencegahan, faktor ABSTRACT Malaria epidemic has happened at Teluk Bakau Villag. It, compared with the other district, happenings Malaria at Gunung Kijang district always increase from year to year. The purpose of this research to know factors that relate to mother s action to prevent Malaria at Teluk Bakau Village Bintan Regent s. This research is Cross-Sectional that was done at Teluk Bakau Village Bintan Regent s on February until March 29. Amount of sample is 8 people. Samples were got by Stratified Random Sampling. Files were rescued from primer and sekunder., done by univariant and bivariate analyzes. The result of this research shows that mother s action to prevent Malaria is 31 (38,8) people do a bad action to prevent Malaria, and 49 (61,2) people do good action. Beside it the result of this research shows that action has significantly different for knowledge, attitude, age and health information (p<,5) and for education doesn t show significant different (p,5). According to the result of this research suggest that is important to increase the clown of healthy guard to give health information to society about Malaria and the action that be done to prevent Malaria Key words: Malaria, factor, prefented LATAR BELAKANG Malaria adalah penyakit infeksi akut mau pun kronis yang disebabkan oleh plasmodium malaria dengan demam yang rekuren, anemia dan hepatosplenomegali (Rampengan, 2:18). Malaria menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi dan 14

memberikan kerugian sosio-ekonomi yang tak terhingga bagi banyak manusia di dunia. Itulah sebabnya mengapa WHO menempatkan malaria sebagai prioritas utama dalam program penanggulangan dan penelitian penyakit tropis yang disponsorinya. Di Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyebab utama kematian dan diperkirakan 5 orang menderita malaria per 1. orang penduduk. Diperkirakan 4 dari penduduk dunia mempunyai resiko terhadap malaria (Saroso, 23: info@infeksi.com). Penyakit malaria tersebar di seluruh pulau di Indonesia dengan derajat endemis yang berbeda-beda dan dapat terjangkit di daerah ketinggian sampai 18 meter di atas permukaan laut. Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali pada tahun 1993 berkisar 1 sampai 2 per 1 penduduk, sedangkan di luar Jawa dan Bali 1 kali lebih besar ( Rampengan, 2:188 ). Penyakit malaria masih merupakan penyakit endemis di Kabupaten Bintan sampai saat ini. Hal ini disebabkan wilayah Kabupaten Bintan sebagai daerah Kepulauan dan sebagian besar terdiri dari rawarawa/perairan ditambah lagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur baik industri, pertambangan, perkantoran dan perumahan yang sedang giat-giatnya dikembangkan mengakibatkan banyaknya bekas-bekas galian yang menjadi penampungan air hujan dan menjadi sarang perkembangan nyamuk Anopheles yang merupakan vektor penyebaran malaria (DinKes Kabupaten Bintan, 27:37). Berdasarkan Annual Parasit Inciden (API) di Kabupaten Bintan tahun 27, angka kejadian malaria Kecamatan Gunung Kijang termasuk ke dalam 3 besar dengan jumlah 8,2 per 1 penduduk. Dan berdasarkan Annual Malaria Inciden (AMI), angka kejadian malaria di Kecamatan Gunung Kijang adalah 76,2 per 1 penduduk. Berdasarkan persentase mkabupaten Bintan, Kecamatan Gunung Kijang termasuk ke dalam rangking 4 besar yaitu 1,81 persen. Bedasarkan keterangan dari petugas kesehatan setempat bahwa masih banyak ibu di kecamatan Gunung Kijang tidak mengikuti penyuluhan tentang malaria sehingga pengetahuan mereka kurang tentang penyakit malaria. Dan masih banyak ibu di Kecamatan Gunung Kijang juga belum menunjukkan sikap positif yang menunjang terhadap pencegahan penyakit malaria. Selain itu, dibandingkan dengan kecamatan lain, insiden/angka kejadian penyakit malaria di Kecamatan Gunung Kijang selalu tinggi, pada tahun 26 berjumlah 112,6 dan 27 terdapat 76,2 (DinKes Kabupaten Bintan, 27:37). Profil Kesehatan Puskesmas Toapaya Kecamatan Gunung Kijang menyebutkan, dari distribusi 4 wilayah kerja puskesmas Kawal, maka angka kejadian malaria di Desa Teluk Bakau menduduki urutan pertama. Adapun rekapitulasi malaria di puskesmas tersebut adalah: Desa Teluk Bakau: 57,8 persen, Desa Gunung Kijang: 2,7 persen, Desa Malang Rapat: 15,67 persen dan Kelurahan Kawal: 6,54 persen. Pernyataan Becker dalam Notoatmodjo (23: 14) mengatakan bahwa perilaku kesehatan adalah hal-hal yang berhubungan dengan tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam hal ini tindakan-tindakan yang dilakukan menyangkut tindakan pencegahan penyakit, kebersihan perorangan, dan sebagainya. Maka dalam hal ini peranan ibu di dalam rumah tangga dalam proses perubahan perilaku sangat penting, dimana ibu sangat banyak melakukan tindakantindakan di dalam rumah tangga. Oleh karena itu tindakan-tindakan dalam upaya menciptakan kesehatan yang optimal di dalam keluarga sangat ditentukan oleh orang terdekat atau ibu dan termasuk kedalam reinforcing factor yaitu faktor pendorong terbentuknya perilaku. Faktor pendorong terbentuknya perilaku dalam pencegahan malaria antara lain: pengetahuan, sikap, usia, tingkat pendidikan, kepercayaan, tradisi dan norma sosial. BAHAN DAN CARA Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, menerangkan hubungan dan menguji hipotesa-hipotesa. Dan 15

menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabel bebas (independent variabel) adalah pengetahuan, sikap, pendidikan, usia, informasi kesehatan, dan variabel terikat (dependent variabel) adalah tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria yang diamati dan di ukur dalam waktu yang bersamaan. Penelitian dilakukan terhadap ibu-ibu di desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan yang berjumlah 447 orang. Waktu pelaksanaan penelitian bulan 1 November sampai 28 November 28. Pengambilan sampel dengan cara Stratified Random Sampling. Dengan menggunakan pendekatan metode alokasi proporsional. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi dengan responden, yaitu dengan menggunakan kuesioner sebagai panduan yang dilaksanakan langsung oleh peneliti pada responden. Data primer yang dibutuhkan melalui wawancara langsung berupa pengetahuan, sikap, pendidikan, usia, informasi kesehatan dan tindakan. Data sekunder merupakan data umum (data demografis, data geografis, serta data morbiditas). Data sekunder ini diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan dan Puskesmas Kawal yang berada di Kecamatan Gunung Kijang. Data di analisis secara statistik di mulai dari analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen, yaitu pengetahuan, sikap, usia, dan informasi kesehatan, serta variabel dependen yaitu tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria, dan data bivariat untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dengan dependen. HASIL a. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Sikap Ibu Tentang Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 28 Sikap Frekuensi Jumlah Negatif 34 42,5 Positif 46 57,5 Jumlah 8 1 Tabel 1 menunjukkan bahwa sikap ibu yang memiliki sifat positif terhadap pencegahan penyakit malaria sebanyak 57,5 (46), sedangkan yang memiliki sikap negatif 42,5 (34). Tabel 2. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 28 Tingkat Frekuensi Pendidikan Jumlah Rendah 67 83,8 Tinggi 13 16,2 Jumlah 8 1 Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang berpendidikan rendah sebanyak 83,8 (67), yang berpendidikan tinggi sebanyak 16,2 (13). Tabel 3. Distribusi Informasi Kesehatan Tentang Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 28 Tingkat Frekuensi Pendidikan Jumlah Tidak Pernah 17 21,3 Pernah 63 78,7 Jumlah 8 1 16

Tingkat Pendidikan Rendah 26 Tinggi 5 Jumlah 31 Usia Tabel 3 menunjukkan bahwa informasi kesehatan tentang pencegahan penyakit malaria tidak pernah sebanyak 21,3 (17), yang pernah menerima informasi kesehatan sebanyak 78,7(63). a. Analisis bivariat Tabel 4. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan Ibu Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 28 Tindakan Total Buruk Baik n n n 38, 8 38, 5 38, 8 41 61,2 67 8 61,5 13 49 61,2 8 1 1 1 R (95 CI) 1,15,29 3,43 Val ue P 1, Tabel 5. Hubungan Usia Dengan Tindakan Ibu Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 28 Buruk Tindakan Baik Total R (95 CI) Muda n 2 2 6,7 n 1 3,3 n 3 8,444 3,2 23,54 Tua 9 19,1 38 8,9 47 1 Jumlah 3 38,8 49 61,2 8 1 1 Val ue P, 5 Tabel 6. Hubungan Informasi Kesehatan Dengan Tindakan Ibu Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 29 Informasi Kesehatan Tindakan Buruk Baik Total R (95 CI) n n n 8,12 Tidak 13 76 4 23 17 1 5 Pernah,5,5 2,33 Pernah 18 28 4 71 53 1 -,6 5,4 28,2 Jumlah 31 38 4 61 8 1 7,8 9,2 PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan ibu sudah baik, terlihat dari tindakan (practice) yang telah ibu lakukan seperti membersihkan semak-semak disekitar rumah, ikut serta dalam gotong-royong membersihkan lingkungan, memasang kawat kasa pada ventilasi, memakai obat anti nyamuk serta pergi ke petugas kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit, tetapi ada sebagian ibu-ibu melakukan tindakan yang buruk terlihat dari observasi bahwa masih ada ibu yang tidak membersihkan selokan untuk menghindari air kotor yang tergenang dan tidak memakai kelambu sewaktu tidur. Tingkat Pengetahuan responden yang berpengetahuan tinggi tentang penyakit malaria lebih tinggi dibandingkan responden berpengetahuan rendah tentang pencegahan pencegahan penyakit malaria. Sehingga tingkat pengetahuan sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu. Val ue P, 1 Sikap responden yang memiliki sikap positif tentang pencegahan penyakit malaria, terlihat sikap-sikap yang mengarah positif, seperti memasang kawat kasa pada ventilasi, tidak membiarkan genangan air kotor pada selokan, serta membersihkan lingkungan sekitarnya. Namun masih ada juga responden 17

memiliki sikap negatif tentang pencegahan penyakit malaria, ini terlihat masih ada ibuibu yang masih membiarkan anggota keluarga untuk berada diluar rumah pada malam hari, serta membuat kolam didekat rumah sehingga dapat memudahkan nyamuk Anopheles untuk berkembang biak. Secara teoritis seseorang yang memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek, maka seseorang cenderung untuk melakukan atau bertindak terhadap objek tersebut Pendidikan ibu-ibu di daerah Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang masih tergolong rendah. Tujuan dari pendidikan adalah menuju kepada suatu perubahan, yakni perubahan tingkah laku individu ke arah yang diinginkan. Usia ibu-ibu yang berusia lebih dari 4 tahun lebih banyak dibandingkan usia kurang dari 39 tahun. Sehingga ada kecenderungan orang yang berusia lebih tua menganggap dirinya lebih rentan terkena penyakit dan lebih berusaha tindakan pencegahan. Informasi Kesehatan menunjukkan responden pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang pencegahan penyakit malaria, dan ada beberapa responden yang tidak pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang pencegahan penyakit malaria. Semakin banyak informasi yang diserap maka semakin banyak individu untuk mengadopsinya kedalam suatu tindakan, tetapi tidak lepas dari tingkat pengetahuan seseorang Analisis bivariat, meliputi hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria, responden dengan pengetahuan luas tentang malaria akan semakin luas wawasan berpikirnya,sehingga akan lebih terbuka terhadap tindakan pencegahan terhadap malaria. Hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria, menunjukkan responden yang mempunyai sikap positif lebih sedikit melakukan tindakan yang buruk ini sesuai dengan theory of resoneed action dalam Fishbeinh (1975:8). Teori tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa perilaku pada umumnya mengikuti niat dan tidak pernah terjadi tanpa ada niat seseorang, yang di pengaruhi oleh sikap terhadap suatu tindakan atau perilaku. Hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang responden peroleh, maka belum tentu dapat menjadikan seseorang itu menjadi lebih tahu serta bertambah kedewasaan dalam menggambil keputusan untuk bertindak/berperilaku, melainkan dari pengalaman dalam menghadapi anggotan keluarga yang pernah menderita malaria. Hubungan usia dengan tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria semakin dewasa seseorang tentunya ada kecenderungan untuk memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak lagi. Semakin dewasa usia responden maka akan memiliki sikap positif terhadap penyakit malaria. Hubungan informasi kesehatan dengan tindakan ibu dalam upaya pencegahan penyakit malaria (tabel 11) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna mengenai tindakan menurut informasi kesehatan (p<,5). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna tindakan yang akan dilakukan antara responden yang pernah mendapat informasi kesehatan dengan responden yang tidak pernah mendapat informasi kesehatan. KESIMPULAN Malaria adalah penyakit infeksi akut maupun kronis yang disebabkan oleh plasmodium malaria dengan demam yang rekuren, anemia dan hepatosplenomegali. Malaria menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi dan memberikan kerugian sosio-ekonomi yang tak terhingga bagi banyak manusia di dunia. Penyakit malaria masih merupakan penyakit endemis di Kabupaten Bintan. Hal ini disebabkan wilayah Kabupaten Bintan sebagian besar terdiri dari rawa-rawa/perairan ditambah lagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur baik industri, pertambangan, perkantoran dan perumahan yang sedang giatgiatnya dikembangkan mengakibatkan banyaknya bekas-bekas galian yang menjadi penampungan air hujan dan menjadi sarang 18

perkembangan nyamuk Anopheles yang merupakan vektor penyebaran malaria. Perlu adanya upaya pencegahan penyakit malaria baik dari petugas kesehatan, masyarakat sekitar. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto. 22. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jakarta : FKM UI Azwar, Azrul. 1988. Epidemiologi. Jakarta : PT. Bina Rupa Aksara. Depkes RI. 1989. Pedoman Kegiatan Kader dalam Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Malaria. Jakarta. Entjang, Indang. 2. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Friaraiyatini. 25. Pengaruh Lingkungan dan Perilaku Masyarakat, http: //www.journal.unair.ac.id Download tanggal 4 November 28 jam 14. WIB. Fr Konsep Keluarga, http://www. yenibeth. wordpress. com Download Tanggal 4 November 28 jam 15. WIB. Harijanto. 2. Malaria Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganannya. Jakarta : EGC. Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Jakarta : Erlangga Toapaya Tahun 27. Kabupaten Bintan. Nazir. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nelson. 1991. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2 Edisi 15. Jakarta : EGC. Notoatmodjo,S. 22. MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ---. 23. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ---. 23. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. ---. 24. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prabowo. 24. Pusat Penyakit Infeksi Tropik, http://www.infeksi.com Download tanggal 4 November 28 jam 14.2 WIB. Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 27. Profil Kesehatan Puskesmas Topaya Kabupaten Bintan Tahun 27. Purwanto. 1999. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta : EGC. Rampengan. 2. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta : EGC. Sarafino. 1996. Health Psycology Biopsy chososial Interaction. New York : John Willey & Son Inc. Setiadi. 27. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiarto. 21. Teknik Sampling. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama. Sutanto. 21. Modul Analisa Data. Jakarta: FKM UI. Sutisna. 24. Malaria Secara Ringkas. Jakarta: EGC. Yahya. 25. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Malaria Pada Anak di Kecamatan Sungai Liat 19

Kabupaten Bangka, http: //www. litbangdepkes.go.id Download tanggal 4 November 28 jam 14. WIB. 1. Dosen STIKES Hang Tuah Tanjungpinang. 2. Dosen STIKES Hang Tuah Tanjungpinang. 3. Dosen STIKES Hang Tuah Tanjungpinang. 2