Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

PERKEMBANGAN MELIBATKAN PERUBAHAN PERKEMBANGAN MERUPAKAN HASIL DR PROSES KEMATANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 2

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN BAKIAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MOTOR DEVELOPMENT OLEH : B. EVI S

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA 5 TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

Hakikat Perkembangan Motorik Anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pendidikan yang layak di Indonesia telah tercantum dalam UUD

Transkripsi:

A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya perubahan pada bentuk dan ukuran tubuh. Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment Perkembangan fisik dan motorik manusia mengikuti prinsip cephalopodal dan prinsip proximodistal (Papalia, 2009). Prinsip cephalopodal menyatakan bahwa perkembangan terjadi dari bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu dibandingkan bagian bawah tubuh. Prinsip proximodistal menjelaskan bahwa perkembangan dimulai dari pusat tubuh ke arah luar. Kedua Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 2

prinsip perkembangan ini dapat terlihat pada perkembangan janin, dimana kepala seolah terlihat lebih besar dibandingkan bagian tubuh yang lain, serta kepala dan dada berkembang lebih dahulu dibandingkan lengan, tangan, kaki, lalu kemudian baru muncul jari-jari. Perkembangan Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan fisikmotorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Dengan demikian, sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak akan tetap tak berdaya (Suyadi :2010). Gerak tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir. Berikut gambaran gerak refleks yang berkembang pada masa bayi : Gambar 4.2 Gerak Refleks pada Bayi Sumber : Human Development, Papalia, 2012 Perkembangan Motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf (otak), urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Ketika motorik bekerja, ketiga unsur tersebut (Otak- Saraf Otot) melaksanakan peranannya secara interaksi positif artinya unsur yang satu saling berkaitan saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lain untuk mencapai kondisi motoris yang sempurna keadaannya. Menurut Gallahue, motorik atau motor adalah factor biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak. Lalu menurutnya Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 3

gerak atau movement adalah perubahan actual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat diamati. Berikut gambaran perkembangan motorik anak usia 0-2 Tahun : Gambar 4.3 Perkembangan Motorik Usia 0-2 Tahun Motorik juga diartikan sebagai semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Sedangkan menurut Conger dan Rose, motorik atau motor adalah perkembangan motorik merujuk pada perkembangan otot, tubuh dan kontrol. Lalu gerak atau movement adalah penggunaan otor dan tubuh anak untuk mengubah posisi dan perpindahan lokasi. Jadi, kemampuan motorik adalah kemampuan fisik yang membutuhkan koordinasi antara otak dan otot. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan tindakan yang bisa menimbulkan gerak / motorik adalah : semua gerakan yang mungkin dapat di lakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Dalam proses perkembangan anak, motorik kasar berkembang terlebih dahulu dibandingkan motorik halus. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya untuk Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 4

berjalan sebelum ia mampu mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar atau menggunting. Nurturing Early Learning (2013) menyebutkan bahwa motor Skills Development includes three strands of learning, 1) Motor skills acquisition, 2) Health and fitness, 3) Safety awareness. Hal ini menjelaskan bahwa perkembangan motorik berkaitan dengan tiga pengembangan kegiatan yang meliputi penguasaan keterampilan motorik, kesehatan dan kebugaran, serta keselamatan. Hal ini juga dijelaskan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 tentang Fisikmotorik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu a. motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan; b. motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan c. kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya. Pengembangan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan motorik dapat dilakukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal. Kegiatan untuk pengembangan motorik ini dapat dilakukan mulai dari lingkungan rumah, lingkungan keluarga, dan juga lingkungan masyarakat. Tujuan pengembangan motoric ini juga agar anak memiliki kebiasaan untuk hidup sehat, bersih, menjaga lingkungannya, dan menjaga keselamatn diri. Kaitan antara tiga perkembangan motorik tersebut dapat digambarkan dalam piramida berikut : Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 5

Gambar 4. 3 Keterkaitan Perkembangan Motorik Sumber : Nurturing Early Learning, Motor Skill Development in Early Year, 2013 Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manpaat yang akan di peroleh anak ketika ia makin trampil menguasai garakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar yang keduanya berfungsi sebagai rangsangan dalam pengembangan intelegensi dan kesehatan. Kemampuan motorik dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Kemampuan motorik kasar (Gross motor skills), yaitu kemampuan untuk mengontrol dan mengkoordinasikan otot-otot besar dalam tubuh. Koordinasi ini mencakup otot di lengan dan di lutut. 2. Kemampuan motorik halus (Fine motor skills), yaitu gerakan yang dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil serta membutuhkan koordinasi yang cermat. Ketrampilan motorik kasar diawali dengan bermain yang merupakan gerakan kasar. Pada usia 3 tahun sesuai dengan tahap perkembangan, anak umumnya sudah menguasai sebagian besar ketrampilan motorik kasar. Sementara ketrampilan motorik halus baru mulai berkembang, Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 6

yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok dan mengaduk. Ketrampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar karena ketrampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halusnya semakin berkembang dan maju pesat. Berikut akan dibahas secara lebih rinci tentang keterampilan motorik kasar dan motorik halus pada anak usia dini : 1. Keterampilan Motorik Kasar Kemampuan dasar motorik merupakan sebuah kemampuan motorik dasar yang menggabungkan beberapa pola gerakan yang meliputi dua atau lebih bagian tubuh. Konsep gerakan dijelaskan oleh Rudolf Laban (1879-1958) menyatakan bahwa kemampuan motorik berkaitan dengan pengembangan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, energy, dan perpindahan gerakan. Kemampuan dasar ini dikategorikan lagi menjadi tiga jenis, yaitu gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif (Gallahue, 2002). Berikut gambaran tentang keterampilan motorik : Gambar 4.5 Tabel Keterampilan Motorik Sumber : Nurturing Early Learning, Motor Skill Development in Early Year, 2013 Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 7

Gerakan lokomotor merupakan sebuah kegiatan berpindah, atau kemampuan seseorang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Lokomotor juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, melonca, meluncur, dan sebagainya. Tujuan dari pembelajaran gerak lokomotor adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu gerak lokomotor dapat membantu anak dalam meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot-otot yang digunakan. Keterampilan ini membantu memperbaiki kemampuan motorik anak-anak. Semakin sering keterampilan lokomotor dipraktekkan, semakin besar kemampuan anak untuk menyesuaikan gerakan masing-masing keterampilan. Gambar 4.3 Contoh Gerak Lokomotor http://dinarwidyaningrum.blogspot.co.id/2012/11/gerak-dasarjalanlariloncatlompatmemuta.html Gerak non Locomotor adalah gerakan dasar tubuh yang tidak menggabungkan jalan. Itu adalah kemampuan stabilitas termasuk gerakan anggota tubuh dan terkadang semua tubuh. Keterampilan Gerak Non-Lokomotor juga diartikan sebagai keterampilan gerak ditempat yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Seperti: membungkuk, memutar, mengayun, bergoyang, merendahkan tubuh, mengangkat, membengkokkan tubuh, mendorong, dan menarik, merentangkan tangan, memilin, memantulkan, menangkap, menendang dan lain-lain. Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 8

Gambar 4.4 Contoh Gerakan Non Lokomotor Gerak manipulatif merupakan kemampuan yang melibatkan kemampuan motorik kasar dan objek yang berbeda-beda. Gerak manipulatif juga didefinisikan sebagai pergerakan motorik kasar yang melibatkan usaha untuk menerima atau memindahkan benda dengan menggunakan kaki atau bagian tubuh yang lain (Pica, 1999:113). Keterampilan gerak manipulatif, khususnya, adalah di mana seseorang belajar menangani objek dengan presisi sesuai dengan kecepatan dan kontrol. Keterampilan ini melibatkan terutama aktivitas fisik dengan menggunakan koordinasi tangan dan tubuh untuk melakukan suatu tugas. Gerakan manipulatif menurut R.Malina (2004) ialah setiap pergerakan yang didalamnya terdapat pemindahan benda seperti: melempar, menangkap, memukul, menggiring, dan kegiatan lain yang mencakup proyeksi dan penerimaan objek. Gambar 4.5 Contoh Gerak Manipulatif https://kumpulanpembelajaransdsmp.blogspot.co.id/2017/09/pengertian-pola-geraklokomotor.html Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 9

Keterampilan gerak manipulatif berfungsi untuk mendapatkan keahlian dalam aktivitas tertentu seperti keterampilan dasar agar anak dapat mempelajari kegiatan olahraga dengan aturan pada tingkat selanjutnya. Anak melakukan gerak manipulatif dasar agar bisa membangun daya tahan dan fleksibilitas, seiring dengan melatih kekuatan dan ketepatan yang sesuai ketika bergerak. 2. Keterampilan Motorik Halus Motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot ujung jari serta koordinasi mata dan tangan. Bagian tubuh lain yang terlibat dalam kegiatan motorik halus adalah pergelangan tangan, lengan, sampai pangkal lengan atas bagian sendi di bahu. Keterampilan motorik halus berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Keterampilan motorik halus ini merupakan kebalikan dari keterampilan motorik kasar. Area perkembangan keterampilan motorik halus berhubungan dengan perkembangan kognitif dan penggunaan peralatan akademis. Keterampilan motorik halus secara kompleks berhubungan dengan persepsi, yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Keterampilan motorik halus yang distimulasi dengan baik akan membantu anak untuk menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk menolong diri sendiri. Motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot ujung jari serta koordinasi mata dan tangan. Bagian tubuh lain yang terlibat dalam kegiatan motorik halus adalah pergelangan tangan, lengan, sampai pangkal lengan atas bagian sendi di bahu. Motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan stimulasi secara rutin, seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya dan sebagainya. Keterampilan bantu diri (self help skills) yang dapat distimulasi melalui berbagai kegiatan yang melibatkan koordinasi koordinasi antara mata dan tangan. NEL (2013) memberikan gambaran tentang bentuk keterampilan motorik halus pada anak yaitu anak Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 10

perlu diberikan kesempatan untuk merobek kertas berbagai ukuran, menyusun balok, membuat garis, menggunakan gunting, melepas kaos kaiki, menggunakan resleting, dan mengancingkan pakaian. Gambar 4. 6 Contoh Penguasaan Keterampilan Motorik Halus Penguasaan keterampilan motorik halus akan membantu anak terampil dalam aktivitas sehari-hari. NEL (2013) memaparkan bahwa Penguasaan keterampilan motorik halus tidak hanya penting dalam kesiapan dalam bidang akademik seperti membaca permulaan, menulis permulaan, bermain matematika, tetapi juga untuk kemandirian anak dalam hal keterampilan menolong diri sendiri. Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 11