BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit di awali dengan adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh manusia. Reaksi ini mencetuskan terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif, yang dapat merusak struktur serta fungsi sel (Subiyandono, 2015). Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Tingginya radikal bebas dalam tubuh dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif. Oleh sebab itu, tubuh memerlukan suatu substansi yang penting, yaitu antioksidan yang dapat membantu melindungi diri dari serangan radikal bebas dan meredam dampak negatifnya (Winarsi, 2007). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif akibatnya kerusakan sel dapat dihambat (Winarsi, 2007). Antioksidan dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol dan metanol. Penggunaan pelarut metanol pada ekstraksi antioksidan akan membahayakan bagi tubuh jika ekstrak diaplikasikan terhadap produk makanan, sedangkan pelarut etanol memiliki sifat titik didih rendah yang mampu mengekstrak bahan secara maksimal dan mampu mengeluarkan antioksidan secara optimal. Berdasarkan sumbernya, antioksidan digolongkan menjadi dua yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetis. Tubuh 1
manusia sebenarnya dapat menghasilakan antioksidan tapi jumlahnya tidak mencukupi. Oleh karena itu, tubuh memerlukan antioksidan dari luar berupa makanan atau suplemen yang berasal dari tanaman. Salah satu tanaman yang dapat memberikan suplemen dan mengandung antioksidan adalah umbi bit (Beta vulgaris L.). Umbi bit (Beta vulgaris L.) merupakan tanaman berbentuk akar yang mirip umbi-umbian dari famili Amaranthaceae. Umbi bit merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di Eropa dan sebagian Asia serta Amerika. Ciri fisik jenis bit adalah umbinya berbentuk bulat seperti kentang dengan warna merah-ungu gelap, tinggi hanya berkisar 1-3 meter, dan apabila dipotong buahnya akan terlihat garis putih-putih dengan warna merah muda (Nanda, 2014). Umbi bit mengandung vitamin C yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan yang dapat mencegah penyakit kanker. Selain antioksidan, umbi bit juga memiliki komponen utama yaitu pigmen betasianin yang memberikan warna merah keunguan (Wibiwanto, 2014). Betasianin memiliki sifat yang larut dalam air, sehingga betasianin sangat baik dikembangkan sebagai pewarna alami. Pigmen betasianin pada umbi bit dapat diaplikasikan pada beberapa produk makanan seperti sirup, jelly maupun kue (Giwang 2012). Pigmen betasianin dapat diperoleh dalam bentuk ekstrak pada proses maserasi dengan menggunakan beberapa pelarut seperti metanol dan etanol (Ahmad, 2015). Penggunaan pelarut metanol dalam ekstraksi pigmen betasianin dapat melarutkan pigmen secara maksimal, namun hasilnya sangat berbahaya jika diaplikasikan pada produk makanan. Pelarut etanol juga dapat mengekstrak 2
pigmen betasianin dan menghasilkan kadar betasianin yang tinggi, sebab titik didih etanol mendekati titik didih betasianin serta berinteraksi positif dalam menghasilkan ekstrak betasianin dengan kualitas terbaik (Ahmad, 2015). Proses ekstraksi umbi bit dengan menggunakan pelarut etanol bertujuan untuk memisahkan komponen zat aktif dari bahan segar dengan menggunakan pelarut etanol. Etanol merupakan pelarut yang bersifat polar dan mudah larut dalam air. Etanol memiliki titik didih yang rendah dan dapat memaserasi bahan secara maksimal (Ahmad, 2015). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti ingin meneliti tentang Uji Kadar Antioksidan dan Kadar Betasianin pada Umbi bit (Beta vulgaris L.) dengan Pelarut Etanol (Dikembangkan sebagai Sumber Belajar Biologi dalam Bentuk Artikel Ilmiah). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pemberian berbagai macam konsentrasi etanol terhadap kadar antioksidan pada umbi bit (Beta vulgaris L.)? 2. Bagaimana pengaruh pemberian berbagai macam konsentrasi etanol terhadap kadar betasianin pada umbi bit (Beta vulgaris L.)? 3. Bagaimana pengembangan hasil penelitian menjadi sumber belajar biologi dalam bentuk artikel ilmiah? 3
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh pemberian berbagai macam konsentrasi etanol terhadap kadar antioksidan pada umbi bit (Beta vulgaris L.) 2. Mengetahui pengaruh pemberian berbagai macam konsentrasi etanol terhadap kadar betasianin pada umbi bit (Beta vulgaris L.)? 3. Mengetahui pengembangan hasil penelitian menjadi sumber belajar biologi dalam bentuk artikel ilmiah? 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 manfaat yang bisa didapat, antara lain: 1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sumbangan pengetahuan tentang penambahan etanol terhadap kadar antioksidan dan kadar betasianin. 2. Manfaat bagi masyarakat adalah memberikan alternatif sebagai pewarna alami yang aman tanpa membahayakan bagi tubuh manusia. 3. Manfaat bagi sekolah adalah memeberikan sumbangan tentang penelitian yang dikembangkan dalam bentuk artikel ilmiah. 1.5 Batasan Penelitian 1. Uji yang dilakukan pada hasil ekstraksi umbi bit adalah uji kadar antioksidan dan kadar betasianin. 2. Penggunaan pelarut pada proses ekstraksi bauh bit menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 20%, 50%, dan 80% 3. Umbi bit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daging umbi bit (Beta vulgaris L.). 4
4. Umbi bit yang digunakan berasal dari swalayan lai lai kota Malang. 5. Pengembangan hasil penelitian berupa artikel ilmiah untuk materi Bahan Kimia dalam Kehidupan kelas VIII SMP. 6. Prameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar antioksidan dan kadar betasianin umbi bit (Beta vulgaris L.). 1.6 Definisi Istilah 1. Uji kadar antioksidan adalah parameter untuk mengukur besarnya kandungan antioksidan yang terdapat dalam suatu sampel penelitian (Lidyawati, 2006). 2. Kadar betasianin adalah parameter untuk mengukur besarnya kandungan betasianin yang terdapat dalam suatu sampel penelitian 3. Betasianin merupakan pigmen berwarna merah atau merah-violet dari kelompok pigmen betalain (Retno, 2010). 4. Umbi bit merah merupakan sejenis tanaman umbi-umbian yang kaya akan gizi. Bit memiliki nama latin Beta vulgaris yang berasal dari keluarga Amaranthaceae. Umbi bit ini dapat dijadikan sebagai pewarna alami makanan (Anto, 2013). 5. Etanol (Etil alkohol) adalah alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat (Riswan, 2009). 6. Artikel ilmiah merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati (Samsyul, 2015). 5