Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 1, Januari 2016 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SMP Negeri 1 Bojong Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah melalui model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Model tersebut merupakan bagian dari model kooperatif komprehensif yang lengkap, untuk pembelajaran membaca dan menulis. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bojong Kabupaten Pekalongan kelas VIIIB semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Melalui model CIRC para siswa bisa terlibat dalam kegiatan belajar. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siswa berkelompok melakukan simulasi dengan media belajar yang telah disediakan oleh guru. Pada siklus I tiap kelompok terdiri dari 4 siswa, pada siklus II tiap kelompok terdiri dari 2 siswa. Tiap kelompok diberi media yang berbeda-beda. Pada akhir siklus, dilakukan tes hasil belajar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah pada akhir siklus 85% siswa mencapai ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I rata-rata tes hasil belajar 68 dengan ketuntasan belajar klasikal 45,0%. Siklus II rata-rata tes hasil belajar 76, ketuntasan belajar klasikal 85,7%. Sehingga, ketuntasan belajar klasikal tercapai pada akhir siklus II. 2016 Dinamika Kata Kunci: CIRC, Menulis puisi bebas, Model Pembelajaran PENDAHULUAN Menulis puisi bebas seharusnya kegiatan yang sangat disenangi para siswa. Anak seusia Sekolah Menenngah Pertama (SMP) sering menggunakan bahasa yang indah dalam komunikasi dengan teman sesamanya. Namun, kenyataan anak-anak tidak dapat menulis puisi bebas, mereka tidak tertarik dengan pembelajaran ini. Nilai yang diperoleh dari hasil ulangan pretes, ada 35 anak dari 42 anak yang mendapat kriteria di bawah rendah. Dengan kata lain, siswa yang belum mampu menulis puisi bebas sebanyak 35 anak (83,3%). Hal ini disebabkan, adanya beberapa hambatan baik dari siswa maupun dari guru. Hambatan yang pertama berasal dari siswa itu sendiri, diantaranya kemampuan dasar para siswa dalam menulis berbeda-beda, kurangnya latihan menulis puisi bebas, kurang digunakannya puisi bebas dalam berkomunikasi lisan diantara mereka. Hambatan yang kedua berasal dari guru, diantaranya 22
pembelajaran masih berorientasi pada produk saja, materi pembelajaran yang dipilih kurang bersentuhan dengan pengalaman siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Model tersebut mempunyai kelebihan dalam mengaktifkan siswa dan yang tentunya harus disesuaikan dengan kondisi kelas dan para siswa. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas, dapat dirumuskan masalahnya : Apakah model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas dan dapat meningkatkan perilaku siswa serta meningkatkan kualitas proses belajar mengajar?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa, perubahan perilaku siswa, dan untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar mengajar dengan penyelesaian masalah yang ada. Wagiran dan Mukhamad (2005:2) menyimpulkan, bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Menurut Sayuti dalam buku Berkenalan dengan Puisi (2008), puisi mempunyai pengertian sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarpendengarnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1995) puisi mempunyai arti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Menurut Robert E. Slavin (dalam Nurulita, 2008) menegaskan, bahwa kunci utama pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah untuk memotivasi para siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kompetensi yang akan dicapai. Waginah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul peningkatan hasil belajar siswa, mengidentifikasi unsur-unsur instrinsik teks drama melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC menyimpulkan, bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur instrinsik teks drama melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, bekerja dalam kelompok dan sebagainya (DEPDIKNAS, 2005). METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 22 siswa putra dan 20 siswa putri. Prosedur penelitian terdiri atas dua siklus, yakni siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Jika hasil perolehan pada siklus I belum sesuai dengan kriteria ketentuan, maka perlu dilakukan perulangan siklus atau dilakukan siklus ke-ii. Dalama hal ini, kriteria ketuntasan yang harus dicapai yakni jumlah siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan adalah 85%. Tahapan pada siklus II tentu saja sama dengan siklus I, hanya saja ada perbedaan yang menegaskan bahwa tahap perencanaan dan tindakan mencerminkan perbaikan untuk membenahi kekurangan pada siklus I. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian tes formatif, pemberian angket, dan dokumentasi. PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum kegiatan belajar mengajar, diadakan pre test terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal para siswa. Kemudian, pada kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari apersepsi, kegiatan inti, dan penutup akan diakhiri dengan post test. Dari hasil post test tersebut dapat diketahui kemampuan para siswa setelah mengikuti pembelajaran. Di samping itu, selama kegiatan pembelajaran dengan metode CIRC, dilakukan observasi untuk mengetahui aktivitas para siswa guna mengukur perilakunya. Berikut hasil dari hasil pre test, post test siklus I dan siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut. Tabel 1. Tabel Hasil Pre Test Rentang Kriteria Jumlah Siswa % 86-100 Sangat tinggi 0 0,0 71-85 Tinggi 7 16,7 56-70 Rendah 27 64,3 <=55 Sangat rendah 8 19,0 Jumlah 42 100 Tabel 2. Tabel Hasil Post Test Siklus I dan Siklus II Rentang Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 86-100 Sangat tinggi 1 2,4 2 4,8 71-85 Tinggi 11 26,2 29 69,0 56-70 Rendah 24 57,1 11 26,2 <=55 Sangat rendah 6 14,3 0 0,0 Jumlah 42 100 42 100 PERSEN (%) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 82 72 16,7 Pre Test Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I dan Siklus II 24
Hasil post test yang dilakukan sebagai ulangan harian siklus I dan siklus II dari tabel di atas, menunjukkan adanya penurunan pada rentang <=55 (kriteria sangat rendah). Dari 6 (14,3%) siswa menjadi 0 siswa. Penurunan juga terjadi pada rentang 56-70 (kriteria rendah) ada penurunan sebanyak 13 siswa dari 24 siswa menjadi 11 siswa (30,9%). Sedangkan nilai 71-85 (kriteria tinggi) terjadi peningkatan sebanyak 18 siswa dari 11 siswa menjadi 29 siswa (42,8%). Kriteria sangat tinggi (86-100) ada peningkatan 1 siswa yaitu dari 1 siswa menjadi 2 siswa. Kemudian, di bawah ini juga diperlihatkan hasil dari observasi yang menyatakan aktivitas keminatan dan perilaku mengikuti pembelajaran. Tabel 3. Tabel Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Rentang Kategori Siklus I Siklus II Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % <=7 Sangat rendah 0 0,00 0 0,00 8-14 Rendah 22 52,4 2 4,8 15-21 Tinggi 20 47,6 36 85,7 22-28 Sangat tinggi 0 0,00 4 9,5 Jumlah 42 100 42 100 Dari data di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapat skor 7-0 (sangat rendah) baik di siklus I maupun di siklus II. Hal ini memberi gambaran bahwa dengan penerapan metodel CIRC, mampu memberi minat belajar siswa. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang tingkat keminatanya kurang dilihat dari jumlah siswa yang ada pada kategori rendah. Ada pula beberapa siswa yang memiliki keminatan tinggi dalam belajar. Kemudian, setelah dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II, aktivitas siswa dalam kategori rendah menurun. Sebaliknya, aktivitas siswa yang tinggi justru malah meningkat bahkan ada beberapa siswa yang masuk kategori sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Melihat data dalam tabel di atas dapat diuraikan, bahwa : a. Tingkat keberhasilan siklus I adalah 72,0%. Sedangkan siklus II berhasil mencapai skor 82,0%. Hal ini menandakan telah terpebuhinya batas kriteria ketuntasan, yang mana 80% siswa berhasil mendapat nilai di atas 65 atau sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). b. Secara klasikal pada siklus I jumlah siswa dengan tingkat kemampuan rendah dan sangat rendah sebanyak 23 siswa (55,0%). Kemudian, ditutup pada siklus II, yang mana tingkat kemampuan rendah dan sanagt rendah menurun menjadi 6 siswa. Sebaliknya, siswa yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi mencapai 29 siswa (69,0%) dan tinggi sekali sebanyak 2 siswa (4,8%). Dari data tersebut ketuntasan klasikal sebanyak 36 siswa (85,7%). c. Tingkat aktivitas siswa pun mengalami peningkatan tehadap keminatan belajar. Jumlah kategori rendah (22 siswa) menurun drastis pada siklus II (2 siswa). Kemudian, jumlah kategori aktivitas tinggi pun semakin mengalami peningkatan (dari 20 menjadi 36 siswa) lagi ditambah beberapa siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi (2 siswa). PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) 25
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi Menggunakan Model CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas para siswa sehingga kualitas proses belajar pun meningkat. Ada perubahan perilaku siswa kelas VIIIB dapat diterima. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa : a. Model CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas. Rata-rata siklus I sebesar 68,0 rata-rata siklus II 76,0 ada kenaikan 8,0. Ketuntasan klasikal siklus I adalah 45,0%, siklus II ketuntasan klasikal mencapai 85,7%, ada kenaikan 40,7%. b. Ada perubahan perilaku siswa kelas VIIIB SMP 1 Bojong Kabupaten Pekalongan pada pembelajaran puisi bebas setelah diterapkan model CIRC. Terbukti dari perolehan skor aktivitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dalam laporan ini perlu menyampaikan saran kepada beberapa pihak di antaranya : a. Kepada guru Bahasa Indonesia khususnya kelas VIII model CIRC dapat digunakan salah satu alternatif model dalam mengajar Kompetensi Dasar Menulis Puisi Bebas. Penggunaan media membuat para siswa antusias dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. b. Kepada pengawas, diharapkan dapat menyebarluaskan kepada para guru yang ada di Kabupaten Pekalongan tentang penggunaan model CIRC dalam mengajar siswa kelas VIII. c. Peneliti menyadari bahwa peenelitian ini belum sempurna dalam aspek penerapan model CIRC, maka apabila ada teman guru yang akan melanjutkan penelitian ini guna penyempurnaan pembelajaran dan keberhasilan para siswa dengan senang hati peneliti menghendaki hal tersebut. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka. Nurulita. 2008. Terjemahan Cooperatif Learning Teori, riset, dan Praktik dari robert E. Salvin. Bandung : Nusa Indah. Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta : Gama Media. Wagiran dan M. Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Rumah Indonesia. 26