PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) 1
ANGGARAN BERBASIS KINERJA Metode Penganggaran bagi Manajemen yang mengaitkan setiap biaya yang dibebankan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran yang dihasilkan. 2
Daftar Pembahasan Bab I : Menjelaskan latar belakang adanya ABK, dasar hukum, serta tujuan & manfaat Bab II : Menjelaskan keterkaitan antara renstra, ABK, dan SPM Bab III : Menjelaskan pokok-pokok penyusunan ABK Bab IV : Penutup Lampiran : Ilustrasi penyusunan ABK 3
Latar Belakang ABK Sistem Penganggaran yg lama Berdasarkan jenis pengeluaran (line item) dgn pola incremental index Belanja Rutin dan Pembangunan Anggaran Berimbang Sistem Penganggaran yg baru Mengaitkan setiap pengeluaran dengan manfaatnya (berbasis kinerja) Unified Budgeting Anggaran surplus defisit 4
Dasar Hukum UU No. 17/2003 ttg Keuangan Negara (psl 14 & 19) UU No. 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara (psl 14) UU No. 25/2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (penjelasan umum) PP No. 20/2004 PP No. 21/2004 5
TUJUAN PEDOMAN Membantu Pemerintah menerapkan ABK dalam penyusunan Anggaran 6
KETERKAITAN RENSTRA, ABK, DAN SPM 7
Syarat Penyusunan ABK Pemda sudah mempunyai Perencanaan Stratejik (Renstra), lengkap dengan dokumennya, termasuk indikator dari setiap sasaran. Pemda sudah mempunyai Perencanaan Kerja (Renja), termasuk indikator target/sasaran satu tahun Klasifikasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Standar Harga Standar Teknis 8
Perencanaan Stratejik (Renstra) (SK LAN 239/IX/6/8/2003) Merupakan suatu proses yg berorientasi pd hasil yg ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dgn lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yg ada atau mungkin timbul Mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program, serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. 9
Langkah-Langkah dalam Renstra Merumuskan Visi Organisasi Merumuskan Misi Organisasi Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal (environmental scanning) Merumuskan tujuan dan sasaran Merumuskan strategi-strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Merumuskan indikator-indikator yang penting dalam mencapai sasaran 10
Perencanaan Program Harus memperhatikan peran beberapa unit kerja dalam perencanaan program sehingga menunjukkan apa yang hendak dicapai dan bagaimana setiap rupiah dialokasikan untuk memenuhi program dan sasaran 11
Hal-Hal yg berkaitan dgn Penyusunan Program Kewenangan pemda dalam penyusunan program Mendefinisikan program Informasi sebagai dasar penyusunan program Mengidentifikasikan masyarakat dan harapannya Mengembangkan strategi, aktivitas inovasi dan memilih program statistik 12
Perencanaan Kinerja (Renja) Merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Hasil dari proses ini berupa rencana kinerja tahunan 13
Manajemen Stratejik Sektor Publik Rencana Pemb. Jangka Panjang (RPJP) Rencana Pemb. Jangka Menengah (RPJM/Renstrada) Umpan Balik Rencana Kerja (Renja) Tahunan Target Kinerja yg sdh disetujui Permintaan Anggaran tahunan Rincian Tahunan Perencanaan Operasi Pengesahan Anggaran Tahunan Capaian Kinerja Laporan Kinerja (LAKIP) Laporan Keuangan 14
Indikator Kinerja Ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. 15
Jenis Jenis Indikator Kinerja Masukan (Input) Keluaran (output) Sumber daya yang digunakan untuk pelayanan pemerintah Produk dari aktivitas/kegiatan yang dihasilkan unit kerja Hasil (Outcome) Menggambarkan hasil nyata Manfaat (Benefit) Kegunaan suatu output yg dirasakan langsung oleh masyarakat Dampak (Impact) Ukuran tingkat pengaruh sos, ekonomi, lingkungan, kepentingan umum lainnya 16
Penetapan Target Kinerja Dimaksudkan untuk mengetahui target sasaran dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah daerah dan perangkat pemerintah daerah. 17
Faktor-Faktor Dalam Penetapan Target Kinerja Memilih dasar penetapan sebagai justifikasi penganggaran yang diprioritaskan pada setiap fungsi/bidang pemerintahan. Memperhatikan tingkat pelayanan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah terhadap suatu kegiatan tertentu. Kelanjutan setiap program, tingkat inflasi, dan tingkat efisiensi. Ketersediaan sumber daya : dana, SDM, sarana, prasarana pengembangan teknologi, dan lain sebagainya. Kendala yang mungkin dihadapi di masa depan. 18
Kriteria Indikator Kinerja Spesifik Dapat Diukur Relevan Tidak Bias 19
Kriteria Target Spesifik Kinerja Dapat Diukur Dapat Dicapai Realistis Kerangka Waktunya (Time Frame) jelas Menggambarkan Hasil 20
Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material dan sumber daya lainnya 21
Tujuan ABK Alat komunikasi kepada stakeholder tentang perencanaan stratejik Memberdayakan pimpinan Alat pengukur hasil dari penggunaan anggaran Mendorong pimpinan untuk berakuntabilitas yang transparan dan obyektif kepada publik Mendorong setiap unit kerja untuk selektif dalam merencanakan program/kegiatan sehingga menghindari adanya belanja yang kurang efektif dan tumpang tindih. 22
Pengertian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pasal 4 ayat 1, PP 20/2004 Instansi yang Memberikan Pelayanan Secara Langsung Kepada Masyarakat menyusun Standar Pelayanan Minimal. 23
Manfaat SPM Jaminan bhw masyarakat akan menerima suatu pelayanan publik Menentukan jumlah anggaran (ABK) untuk menyediakan pelayanan publik (UU 32/2004 psl 167 ayat 3) Masyarakat dpt mengukur sejauh mana pemda memenuhi kewajibannya dalam menyediakan pelayanan Alat ukur bagi kepala daerah dalam melakukan penilaian kinerja yg telah dilaksanakan Benchmark utk mengukur tingkat keberhasilan pemda dlm memberikan pelayanan publik Dasar bagi pelaksanaan pengawasan 24
Prinsip-prinsip prinsip Penerapan SPM Urusan wajib kewenangan pemerintah Ditetapkan oleh pemerintah pusat/ditetapkan oleh instansi teknis. Menjamin terpenuhinya hak individu untuk mendapatkan pelayanan dasar Dinamis 25
Kaitan urusan wajib dan SPM dengan penyusunan ABK (Model Pemda) SPM RENSTRA RENJA Standar Kinerja (SE 100/757/OTDA thn 2002) Urusan wajib ABK ASB Urusan pilihan Public Services Standar Harga Tolok Ukur Public Services 26
Penyusunan ABK 27
Prinsip-Prinsip Penganggaran Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Disiplin Anggaran Keadilan Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Penerapan pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka menengah Penerapan penganggaran secara terpadu Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja 28
Klasifikasi Belanja (UU No. 17/2003) Klasifikasi menurut organisasi Klasifikasi menurut fungsi Klasifikasi menurut jenis belanja 29
Struktur APBD PENDAPATAN BELANJA PAD Pendapatan transfer Pendapatan lain-lain Belanja operasi Belanjamodal Belanja tak terduga TRANSFER Bagi hasil pendapatan ke kab/kota/desa PEMBIAYAAN Penerimaan pembiayaan Pengeluaran pembiayaan 30
Klasifikasi Belanja Daerah menurut Fungsi Pelayanan umum Ketertiban dan keamanan Ekonomi Lingkungan hidup Perumahan dan fasilitas umum Kesehatan Pariwisata Budaya Agama Pendidikan Perlindungan Sosial 31
Analisis Standar Belanja Penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan 32
Mengapa perlu ASB? Berapa yg harus dibebankan pada suatu pelayanan sehingga dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan pelayanan tersebut? Apakah lebih efektif jika kita mengkontrakkan pelayanan kepada pihak luar daripada melaksanakan sendiri? Jika kita meningkatkan/menurunkan volume pelayanan, apa pengaruhnya pada biaya yg kita keluarkan? Biaya pelayanan apa yang harus dibayar tahun ini bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya? 33
Pertimbangan dalam membuat ASB Pembebanan Biaya (Cost Recovery) Keputusan pada tingkat penyediaan jasa Keputusan berdasarkan benefit/cost Keputusan Investasi 34
Pembebanan biaya (Cost Recovery): - identifikasi biaya-biaya yang relevan - identifikasi pusat-pusat biaya yang terkait - standar harga 35
Identifikasi Jenis Belanja BELANJA LANGSUNG Belanja yg dipengaruhi secara langsung oleh adanya program/kegiatan yg direncanakan Input yg ditetapkan dan diukur, serta diperbandingkan dengan output yg dihasilkan BELANJA TDK LANGSUNG Belanja yg tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya program/kegiatan Belanja yg digunakan bersama-sama utk melaksanakan seluruh program/kegiatan 36
Metode Pengalokasian Belanja Tidak Langsung a.l : 1. Alokasi rata-rata sederhana Metode alokasi anggaran belanja tidak langsung ke setiap kegiatan non investasi dengan cara membagi jumlah anggaran yg dialokasikan dgn jumlah kegiatan non investasi 2. Alokasi bobot belanja langsung Metode alokasi anggaran belanja tidak langsung ke setiap kegiatan non investasi berdasarkan besarnya bobot belanja langsung dari kegiatan non investasi yang bersangkutan 37
Tahapan penerapan ASB dalam ABK Renstra - Visi - Kebijakan - Misi - Program - Tujuan - kegiatan - Sasaran Renja - Kebijakan - Program -kegiatan Prog/ kegia tan indikator Output Outcome Benefit Impact ASB - Blnja langsung - Blnja tdk langsung Non investasi Input -SDM -Perj dinas -Perlatan -Bahan -Barang -Jasa pelayanan Rp ASB Output = Biaya rata-rata ABK 38