BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. penyajian data. Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

KERANGKA PEMIKIRAN III.

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV PEMBAHASAN. perorangan maupun badan usaha non badan hukum dengan total exposure. a. Ketentuan Umum dalam melakukan penilaian agunan adalah :

Puji Lestari Penanganan Kredit Macet Pada PT.Bank Pengkreditan Rakyat Nusantara Bona Pasogit 19 Depok

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

PENANGANAN KREDIT BERMASALAH. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WAWANCARA. pertanyaan kepada dua orang narasumber, yaitu: : Dicky Frandhika Gutama. pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II URAIAN TEORITIS. A. Penelitian Terdahulu Tashia (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB IV ANALISIS FAKTOR 5C + 1S DALAM PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK BRI SYARIAH CABANG SURABAYA GUBENG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

MURA>BAH}AH DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG INDUK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB II LANDASAN TEORI

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor penentu dalam pelaksanaan pembangunan. pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA

HATIAN PEMBIAYAAN DI BRI SYARIAH CABANG SIDOARJO. pengajuan pembiayaan dari nasabah atau calon nasabahnya, melakukan BI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

Transkripsi:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Setelah data yang yang diperlukan terkumpul, langkah berikutnya adalah penyajian data. Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian dilapangan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang telah ditetapkan yakni wawancara dan dokumentasi. Dari hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan pada pihak bank yakni BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Pasar Baru Banjarmasin diperoleh data yang diuraikan sebagai berikut: 1. Gambaran umum tentang penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah mikro 75 ib. Ada beberapa penyebab pembiayaan bermasalah pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, yaitu: 1. Sisi debitur a. Itikad tidak baik dari debitur b. Karakter nasabah tidak amanah, tidak jujur dalam memberikan informasi dan laporan tentang kegiatan usahanya c. Menurunnya usaha debitur yang akan mengakibatkan turunnya kemampuan debitur untuk membayar angsuran. d. Pengelolaan usaha debitur tidak berjalan dengan baik. 43

44 e. Penggunaan pembiayaan tidak sesuai dengan tujuan penggunaan semula. 2. Sisi Intern BRI Syariah a. Itikad tidak baik dari petugas BRI Syariah b. Kurang dilakukannya evaluasi keuangan nasabah dan pemahaman atas bisnis atau usaha nasabah c. Kekurang mampuan petugas BRI Syariah dalam pengelola pemberian pembiayaan mulai dari pengajuan permohonan sampai pembiayaan dicairkan. 3. Sisi ekstern BRI Syariah Keadaan force majeur a. Akibat perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan kebijakan pemerintah berupa peraturan perundangan, kenaikan harga atau biaya-biaya yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap usaha debitur b. Pemutusan hubungan kerja (PHK) c. Keterlambatan angsuran sesuai janji d. Omset penjualan cenderung menurun, persediaan barang dagangan kosong e. Penyimpangan dari tujuan semula atau ketidak jujuran debitur tersebut sebelum mempunyai pengalaman yang cukup untuk usaha baru yang digeluti

45 f. Debitur sakit-sakitan dan kelangsungan usaha hanya tergantung pada satu orang debitur g. Saldo simpanan menurun, sering digunakan untuk pembayaran angsuran h. Sering meminta penundaan angsuran i. Mengajukan penambahan pembiayaan dan perpanjangan jangka waktu j. Sering menghindar saat petugas melakukan penagihan k. Mempunyai hutang kepada pihak lain atau terlibat banyak hutang l. Permintaan pembiayaan kepada pihak lain dalam jumlah besar m. Masalah keluarga n. Debitur meninggal dunia o. Debitur kawin lagi p. Membeli barang-barang konsumtif 1 Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan dengan wawancara secara langsung kepada (Unit Head dan Karyawati) mengenai penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah 75 ib pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin. a. Identitas Informan I Nama : Ira Widyastuti Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Account Officer Micro(Marketing) 1 Buku Diklat Unit Head BRI Syariah Tahun 2017.

46 Ira Widyasturi adalah marketing pembiayaan 75 ib BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin,marketing melihat kondisi nasabah (calon penerima pembiayaan) sebelum diberikan kepada pihak nasabah. Menurut beliau, hal yang menyebabkan timbulnya pembiayaan bermasalah mikro 75 ib adalah dari sisi debitur yang tidak menjalankan usahanya dengan baik seperti: penggunaan modal yang tidak dikelola, menurunnya usaha, menurunya pendapatan. Sebelum pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin pihak bank melakukan penilaian permohonan pembiayaan. dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, pihak bank dan bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Dengan menganalisis serta memperhatikan 5C+1S yaitu 2 : 1. Character Character (watak atau kepribadian) yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon nasabah penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya. Menilai beberapa watak atau kepribadian calon nasabah yaitu: a) Itikad calon nasabah untuk membayar angsuran tepat waktu (membayar tagihan listrik dan telepon selama 3 bulan terakhir) 2 Ira Widyastuti, Account Officer Micro (Marketing) BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, 02 Maret 2017.

47 b) Track record BI Checking beserta pasanganya (menilai kelancaran pembayaran angsuran pada kredit sebelumnya di bank lain) c) Jujur, disiplin, pergaulan dalam lingkungan, dan bertanggung jawab d) Trade checking (menilai debitur dalam menjalankan usahanya) dengan suplier dan nasabahnya e) Adanya informasi negatif tentang calon nasabah maka bank wajib menolak pengajuan pembiayaan tersebut 2. Capasity Capasity yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan, serta kemampuan nasabah dalam membayar angsuran. 3. Colleteral Colleteral yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiaban. Jaminan terdiri atas: a) Jenis jaminan yaitu: tanaj kosong, toko atau bangunan, kios, kendaraan dan deposito.

48 b) Kepemilikan jaminan yaitu nasabah sendiri, pasangan (suami atau istri), orang tua kandung. 4. Capital Capital (modal) yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi usaha atau bisnis secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial (keadaan keuangan nasabah). 5. Condition Of Economy Condition Of Economi (kondisi ekonomi) Bank BRI Syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan. 6. Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah. Berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

49 2. Gambaran umum tentang strategipenyelesaian pembiayaan bermasalah pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Strategi bisnis adalah keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya untuk menciptakan suatu posisi yang menguntungkan sehingga perusahaan benar-benar mencapai tujuan yang diinginkan. 3 a. Identitas Informan II Nama : Imelda Safitri Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Account Officer (Marketing) Menurut beliau, strategi bisnis sangat penting, bagi pihak lembaga keuangan seperti perbankan syariah, karena: 1. Persaingan perbankan yang semakin ketat. 2. Adanya berbagai kebijakan dari pemerintah seperti otonomi daerah dan pihak regulator yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan tantangan dan peluang dalam mengembangkan bisnis Unit BRI Syariah. 3. Membantu melihat lebih dulu ancaman dan peluang di masa depan.menyediakan sasaran yang jelas serta arah untuk masa depan. 3 Buku Diklat Unit Head BRI Syariah Tahun 2017.

50 Pembiayaan bermasalah menurut pedoman ketentuan BI, adalah pembiayaan atau kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas kurang lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Kualitas pembiayaan juga ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu: Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan Dan Macet, yang dikategorikan pembiayaan bermasalah adalah kualitas pembiayaan yang mulai masuk golongan dalam perhatian khusus sampai golongan macet. Mengenai kualitas tersebut dapat di uraikan sebagai berikut 4 : 1. Lancar, yaitu pembayaran angsuran pokok tetap 2. Dalam perhatian khusus, yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 90 hari 3. Kurang lancar, yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 90 hari 4. Diragukan, yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 180 hari 5. Macet, yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 270 hari 4 Imelda Safitri, Account Officer(Marketing) BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, Wawancara Pribadi, Kantor BRI Syariah KCP Pasar Baru, 13 Februari 2017.

51 b. Identitas Informan III Nama : Budiman Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan : Unit Head (Kepala bagian marketing) Menurut beliau, Jika nasabah sudah dalam kualitas pembayaran yang macet, maka cara yang di lakukan pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin yaitu penyelesaian pembiayaan bermasalah. Penyelesaian yang dilakukan oleh pihak BRI Syariah yaitu dengan cara : 1. Penyelesaian pembiayaan bermasalah secara damai a. Pemberian fasilitas keringanan dalam bunga b. Penjualan agunan dibawah tangan. Penjualan agunan tersebut yaitu pihak BRI Syariah memberikan wewenang kepada nasabah yang tidak mampu membayar angsuran atau pembiayaan, untuk menjual barang yang telah menjadi jaminan berhak dijual oleh nasabah agar bisa membayar angsuran pembiayaan dengan lancar. 5 2. Penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui saluran hukum dengan kriteria : a. Tidak dapat diharapkan penyelesaian secara damai b. Debitur tidak mempunyai itikad baik c. Debitur tidak mampu lagi membayar angsuran d. Sisa pembayaran angsuran memenuhi batas minimal penyerahan ke saluran hukum 5 Budiman, unit head BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, Wawancara pribadi, Kantor BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, 9 Agustus 2017.

52 e. Agunan telah di ikat dengan sempurna f. Telah dilakukan langkah-langkah manajemen terhadap debitur Jika pembiayaan tersebut tetap tidak dapat di selesaikan maka dengan cara lain yaitu: Evaluasi pembiayaan bermasalah dilakukan secara berjenjang dan diatur sebagai berikut : 1. Setiap saat diperlukan Pimpinan Cabang (Pinca) bersama Unit Head, harus melakukan evaluasi pembiayaan bermasalah berdasarkan laporan-laporan yang ada antara lain; laporan pengembangan usaha dan laporan pembiayaan. 2. Berdasarkan laporan tersebut Kanwil melakukan evaluasi dan analisa terhadap kinerja BRI Syariah masing-masing Kantor Cabang (Kanca), untuk kemudian melakukan strategi dan rencana perbaikan pembiayaan bermasalah. Hasil evaluasi beserta strategi dikirimkan ke Kanca untuk diteruskan ke BRI Unit Syariah. Setelah evaluasi pembiayaan yang di lakukan oleh pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, Pembiayaan bermasalah itu dapat di kelola dengan baik dengan cara yakni: Pengelolaan pembiayaan bermasalah (Restrukturisasi). a. Pengertian Restrukturisasi Pembiayaan Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan pembiayaan terhadap debitur yang mengalami kesulitan memenuhi kewajibanya dan bertujuan untuk penyelamatan atas pembiayaan yang telah dilakukan, sekaligus

53 menyelamatkan usaha debitur agar kembali sehat dan pelaksanaanya tetap mengutamakan kepentingan BRI Syariah. b. Jenis-Jenis Restrukturisasi 1) Perpanjangan jangka waktu pembiayaan (Rescheduling) Dilakukan dengan cara memberikan tambahan jangka waktu termasuk perubahan jadwal dan besarnya angsuran Kupedes. 2) Penambahan fasilitas pembiayaan atau tambah dana baru agar debitur dapat menata kembali permodalannya, sehingga dapat memenuhi kewajibannya kepada BRI Syariah. 3) Pengurangan tunggakan bunga atau denda penalty yaitu, Keringanan tunggakan bunga atau denda maksimum sebesar tunggakan bunga atau denda yang belum dibayar debitur. 4) Penurunan tingkat suku bunga pembiayaan dapat diberikan berdasarkarkan tingkat suku bunga terendah pada strata plafond pembiayaan tersebut. 5) Penjualan agunan merupakan penjualan agunan debitur yang dilakukan secara dibawah tangan, yang diserahkan kepada BRI Syariah untuk pembayaran sebagian atau seluruh pembiayaannya (pokok atau margin) dalam rangka penyelamatan atau penyelesaian pembiayaan. 6) Kombinasi dari alternatif diatas merupakan kombinasi dari berbagai alternatif jenis-jenis restrukturisasi tersebut diatas dan

54 kombinasi tersebut dapat saja terdiri dari 2 atau lebih alternatif yang ada. c. Kebijakan umum restrukturisasi pembiayaan 1) Alternatif terbaik untuk menyelamatkan pembiayaan sekaligus menyelamatkan usaha debitur 2) Dilakukan pada debitur yang menilai prospek usaha yang memadai dan menunjukkan itikad baik 3) Atas dasar kemauan baik, sikap jujur, obyektif, keterbukaan penuh dari nasabah d. Tujuan restrukturisasi dalam pembiayaan 1) Bank a) Kredit dapat dilanjutkan b) Risiko menjadi rendah c) Dapat memberi kontribusi yang wajar 2) Debitur a) Usaha tetap berjalan b) Usaha sehat kembali e. Sasaran restrukturisasi 1) Musibah yang bersifat force majeur (bencana alam, kehilangan atau pengurangan nilai akibat pengrusakan merosotnya harga, dsb) 2) Keadaan lain yang mempengaruhi usaha debitur sehingga, kesulitan dalam pembayaran angsuran pokok

55 Debitur Itikad Prospek Tindak Lanjut Usaha Restrukturisasi A + + Penyelesaian B + - Damai C - + Saluran Hukum D - - Saluran Hukum Keterangan: A, B, C dan D adalah Nasabah atau Debitur + (itikad baik) - (itikad tidak baik) 6 3) Penyelesaian pembiayaan bermasalah dari pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin, yaitu menilai itikad nasabah pembiayaan mikro 75 ib. penilaian ini dilakukan oleh pihak bank untuk mengetahui itikad dari nasabah, jika sudah mengetahui maka yang dilakukan oleh pihak bank terhadap nasabah yaitu: a) Beritikad Baik 6 Buku Diklat Unit Head BRI Syariah Tahun 2017.

56 i. Penagihan intensif oleh bank ii. iii. iv. Rescheduling Reconditioning Restructuring v. Manajement assistance b) Tidak Beritikad Baik i. Novasi ii. iii. iv. Kompensasi Likuidasi Subrogasi v. Penebusan jaminan f. Syarat Restrukturisasi 1) Memiliki prospek usaha yang baik 2) Adanya itikad baik yang positif terhadap upaya restrukturisasi yang akan dijalankan 3) Usaha debitur masih mempunyai prospek usaha yang baik 4) Debitur diyakini akan mampu membayar angsuranya kembali 5) Adanya permohonan restrukturisasi dari debitur 6) Tambahan dana (fresh money) dapat diberikan 7 7 Buku Diklat Unit Head BRI Syariah Tahun 2017.

57 B. Analisis Data Setelah memperhatikan data dan menyajikan beberapa data sebagai mana pada Bab IV dari hasil penelitian diuraikan terdahulu dan menjawab rumusan masalah pada Bab I dan beracuan pada teori pada Bab II. sehinggapeneliti menganalisis berdasarkan sub-sub bahasan yang ada dalam landasan teori seperti strategi, penyelesaian pembiayaan bermasalah, pembiayaan macet, penyebab dan akibat pembiayaan bermasalah, faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah. Sesuai dengan apa yang peneliti ketahui dilapangan, pembiaan yang di berikan oleh pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin tidak luput dari permasalahan. 1. Analisis tentang penyebab timbulnya pembiayaan mikro 75 ib bermasalah pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin dimana peneliti melakukan wawancara dengan Unit Headtentang penyebab timbulnya pembiayaan mikro 75 ib. Analisispembiayaan penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah pada suatu pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah merupakan kurangnya analisis karakter terhadap nasabah yang ingin meminjam dana pada pihak bank, dan terdapat pada kesalahan nasabah dalam menjalankan usahanya seperti lemahnya dalam memperoleh peluang pasar untuk memperbesar usaha yang sedang dilakukan, keterbatasan dalam hal permodalan, dan juga kurangnya komunikasi

58 dengan pihak bank terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah. Faktor-faktor yang menjadi aspek penilaian kelayakan suatu pembiayaan pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin adalah: 1. Character 2. Capasity 3. Colleteral 4. Condition Of Economy 5. Capital 6. Syariah Sebelum terjadinya akad pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin melakukan analisis tentang 5C+1 S. Pembiayaan yang dilakukan secara tunai maupun kredit. Keuntungan tidak boleh berubah sepanjang akad, kalau terjadi kesulitan bayar dari pihak nasabah maka dapat dilakukan pengelolaan pembiayaan bermasalah yaitu dengan cara restrukturisasi. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Maidah/5:1.... Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.... 8 Di mana faktor Character menjadi prioritas di antara berbagai faktor penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah tersebut apabila aspek yang pertama tidak terpenuhi maka faktor yang lain tidak diperhitungkan. 8 Kementerian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya jilid II Juz 4-5-6, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 349.

59 Faktorusahajuga merupakan penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah yang sangat mempengaruhi terjadinya pembiayaan macet, yaitu dalam hal pembayaran angsuran pembiayaan yang tidak lancar. Nasabah tidak mendapatkan keuntungan dari usaha yang sedang di jalankan sehingga pembayaran angsuran per bulan macet. Maka terjadilah pembiayaan bermasalah. Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Penyebab kesulitan keuangan perusahaan nasabah dapat kita bagi dalam (1) faktor internal dan (2) faktor eksternal. 1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yng ada di dalam perusahaan sendiri, dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manejerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor manejerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, permodalan yang tidak cukup. 2. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahan-perubahan teknologi, dan lain-lain.

60 Berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti di lapangan menunjukkan bahwa penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah adalah faktor eksternal seperti ketidak jujuran dalam menjalankan usaha, bencana alam, dan kondisi usaha yang dijalankan tidak berjalan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin mempunyai manajemen yag baik dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah. 2. Analisis tentangstrategi penyelesaian pembiayaan bermasalah pada BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin. Berdasarkan penyajian data yang di uraikan berkaitan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin untuk mengantisipasi pembiayaan bermasalah, dengan strategi yang tepat. Melakukan pinjaman atau hutang, dalam hal ini adalah pembiayaan dari bank, tetap haruslah dibayar sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Hal ini berarti meskipun telah menjadi pembiayaan macet, nasabah penanggung pembiayaan tetap diwajibkan melunasi pembiayaan beserta margin atau keuntungannya. Sesuai dengan arti pembiayaan macet pada bagian sebelumnya, maka dapat digambarkan bahwa nasabah sudah sulit diharapkan untuk dapat memenuhi kewajibannya dengan sukarela sebagaimana yang telah diperjanjikan. 9 Secara umum strategi yang dijalankan sebagai upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 251. 9 Sotarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, (Bandung: Alvabet,2003), hlm.

61 1. Stay strategy adalah strategi saat bank masih ingin mempertahankan hubungan bisnis dengan nasabah dalam konteks waktu jangka panjang, dengan cara : a. Penagihan intensif, b. Restructuring. c. Rescheduling. d. Reconditioning. e. Penyitaan jaminan. 10 2. Phase Out Strategy Phase out strategy adalah strategi saat pada prinsipnya bank tidak ingin melanjutkan hubungan bisnis lagi dengan nasabah yang bersangkutan dalam konteks waktu yang panjang, kecuali bila ada faktorfaktor lain yang sangat mendukung kemungkinan adanya perbaikan kondisi nasabah. Peneliti dapat mengambil suatu analisis bahwa strategi yang diterapkan oleh pihak BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin termasuk strategi yang bagus atau baik karena dengan memberikan keringanan terhadap nasabah yang beritikad baik untuk melunasi pembayaran pembiayaan. Strategi dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah juga dapat di kelola dengan baik sehingga nasabah dapat membayar kembali pembiayaan. 10 Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, (Bandung: Binacipta, 1979), hlm. 67.

62 Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S Al-Baqarah/2:280. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui Jadi, menurut peneliti strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah mikro 75 ib yang diterapkan oleh BRI Syariah KCP Pasar Baru Banjarmasin sudah bagus atau baik karena dengan jumlah nasabah yang lumayan banyak pihak bank dapat menyelesaikan permasalahan pembiayaan yang bermasalah dengan strategiataupun cara yang baik dan sesuai dengan prosedur.