Analisis Kandungan Informasi Pengumuman Stock Split Di Bursa Efek Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

III.METODE PENELITIAN

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN DIVIDEN TUNAI MENURUN DI BEJ

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

JENIS STUDI PERISTIWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB III METODE PENELITIAN

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB I PENDAHULUAN. Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal merupakan alternatif investasi di samping perbankan. Hal ini

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

JBBE, Vol.06, No.2, Sept ISSN: X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011.

Transkripsi:

Analisis Kandungan Informasi Pengumuman Stock Split Di Bursa Efek Jakarta Trisnadi Wijaya STIE MDP trisnadi@stmik-mdp.net Abstract: The objective of this research is to examine empirically about the information content of stock split announcement at Jakarta Stock Exchange. The sample of this research is 19 sample firms which is reported stock split announcement between 1st January 2004 to 31st December 2005. The result of this research show that stock split has information content which is statistically significant responded by the market around the date and one day after stock split announcement. Keywords : stock split, information content, market efficiency, Jakarta Stock Exchange. 1 PENDAHULUAN Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam pelaksanaannya, pembangunan diarahkan untuk berlandaskan kepada kemampuan sendiri, di samping memanfaatkan dari sumber lainnya sebagai sumber pendukung. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan. Oleh sebab itu, perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana investasi yang bersumber dari dalam, yaitu tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan devisa. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi. Menurut Suad Husnan (1996: 4), Pasar modal memiliki beberapa daya tarik bagi para investor. Pertama, diharapkan pasar modal menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka selain dapat diperoleh melalui kredit perbankan dapat pula diperoleh dari pasar modal dengan mengeluarkan saham. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (yaitu gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Di samping itu, investasi pada sekuritas memiliki daya tarik lain, yaitu pada likuiditasnya. Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Untuk menarik pembeli dan penjual agar berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli suratsurat berharga dengan cepat. Menurut Brealy (Pandji Anoraga & Piji Pakarti 200: 83), pasar modal dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga-harga saham. Informasi diperlukan untuk mengetahui kondisi perusahaan yang telah menjual efek dan perilaku efek perusahaan tersebut di bursa. Hal - 42 Vol. 1 No. 1 September 2011

Menurut Robert Ang (Pandji Anoraga & Piji Pakarti, 2001: 83), informasi merupakan kunci sukses berinvestasi di pasar modal. Semakin cepat dan semakin banyak informasi penting yang diserap oleh investor maka semakin banyak pula kesempatan untuk meraih keuntungan yang besar dan abnormal yang terjadi di lantai bursa efek. Salah satu informasi yang dipergunakan oleh para investor dalam membuat keputusan investasi adalah pengumuman stock split yang dilakukan oleh perusahaan emiten. Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. (Jogiyanto H.M. 2003: 415). Dengan demikian, stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Alasan perusahaan emiten melakukan stock split karena berhubungan dengan likuiditas harga sekuritas dan sinyal yang akan disampaikan oleh perusahaan ke publik. Banyak penelitian dilakukan untuk meneliti apakah pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor yang berdampak pada fluktuasi harga saham di bursa efek (Jogiyanto H.M. 2003: 417-418). Penelitian yang pertama kali dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen, dan Roll (FFJR) pada tahun 1969 dengan periode pengamatan 30 sampai +30 bulan dan menemukan abnormal return terjadi pada 30 bulan sebelum pengumuman. Charest pada tahun 1978 (Jogiyanto H.M. 2003: 418) mengamati pada hari stock split diusulkan oleh manajemen dan pada hari stock split disetujui oleh pemegang saham. Dia menemukan abnormal return hanya terjadi pada hari setelah stock split diusulkan. Grinblatt, Masulis, dan Titman pada tahun 1984 (Jogiyanto H.M. 2003: 418) mengamati selama tiga hari di sekeliling tanggal pengumuman dan menemukan reaksi yang signifikan dari pengumuman stock split. Penelitian lain di Indonesia mengenai kandungan informasi stock split telah dilakukan oleh Kurniati pada tahun 2003 (Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi 2005: 72) dan Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (2005: 79-80). Hasil penelitian Kurniati menunjukkan bahwa pada hari t-5, t-3, t0, t+1, t+2, dan t+3 nilai mean abnormal return negatif dan signifikan pada hari t-5, t0, t+1, dan t+2. Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi meneliti kandungan informasi dari pengumuman stock split pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh. Hasil pengujian pengumuman stock split pada perusahaan bertumbuh menunjukkan bahwa pada hari t-3, t-2, t0, t+2, t+3, t+4, dan t+5 nilai mean abnormal return yang negatif dan signifikan pada hari t0. Hasil pengujian pengumuman stock split pada perusahaan tidak bertumbuh menunjukkan bahwa pada hari t-3, t0, t+3, dan t+4 nilai mean abnormal return negatif dan signifikan pada hari t0 dan t+2. Penelitian ini berusaha mengetahui apakah pengumuman stock split memiliki kandungan informasi dengan mengamati signifikansi dari abnormal return di Bursa Efek Jakarta. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk good news dan negatif untuk bad news). 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. (Jogiyanto H.M. 2003: 109) Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Brown dan Warner (Jogiyanto H.M., 2003: 434) mengestimasi return ekspektasi, menggunakan model estimasi Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 43

mean-adjusted model, market model, dan marketadjusted model. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. (Jogiyanto H.M. 2003: 369-370) Menurut Brealy (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti 2001: 83), pasar modal dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga-harga saham. Dengan kata lain pasar modal yang efisien dapat ditarik asumsi sebagai berikut. (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti 2001: 84-85) a. Harga saham secara lengkap menggambarkan semua informasi yang tersedia. b. Investor akan menginterpretasikan dengan benar atas informasi yang tersedia. c. Pialang tidak dapat beroperasi pada skala yang cukup untuk mempengaruhi harga. Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu: (Eduardus Tandelilin 2001: 113) a. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu, mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. b. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. c. Informasi yang terjadi bersifat random. d. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut. Fama pada tahun 1970 (Eduardus Tandelilin 2001: 114-115) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH), yaitu: a. Efisien dalam bentuk lemah (weak form) Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. b. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semistrong) Bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham di samping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan). c. Efisien dalam bentuk kuat (strong form) Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. (Jogiyanto H.M. 2003: 415). Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr. (1997: 508), pemecahan saham adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham yang umum dilakukan adalah 1/2, 1/3, dan 3/2. Cara yang paling mudah untuk menentukan harga saham yang baru adalah dengan membagi harga saham lama dengan rasio pemecahan. Hal - 44 Vol. 1 No. 1 September 2011

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr. (1997: 508), tujuan utama pemecahan saham adalah untuk menempatkan saham dalam berbagai jenis perdagangan yang lebih disukai, sehingga dapat menarik para investor. Sedangkan menurut Jogiyanto H.M. (2003: 416), alasan perusahaan emiten melakukan stock split karena berhubungan dengan likuiditas harga sekuritas dan berhubungan dengan sinyal yang akan disampaikan oleh perusahaan ke publik. Alasan yang pertama adalah supaya harga sahamnya tidak terlalu tinggi sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagangannya. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan kenyataannya bahwa perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman stock split, bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi stock split tersebut yang tidak mempunyai nilai ekonomis, tetapi karena bereaksi karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan melalui stock split. Studi tentang stock split pertama kali dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen, dan Roll (FFJR) pada tahun 1969. (Jogiyanto H.M. (2003: 417) Fama, Fisher, Jensen, dan Roll (FFJR) mempelajari 940 stock split yang terjadi di antara Januari 1927 sampai dengan Desember 1959. FFJR menghitung cumulative abnormal return mulai bulan 30 sampai bulan +30. FFJR menemukan adanya abnormal return 30 bulan sebelum pengumuman stock split dilakukan. Pada waktu stock split diumumkan, abnormal return tidak terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari setelah pengumuman. Pada tahun 1978 Charest (Jogiyanto H.M., 2003: 418) mengembangkan studi yang dilakukan oleh FFJR dengan menggunakan data harian dan mengamati tidak hanya hari pada waktu stock split diumumkan, tetapi juga pada hari stock split diusulkan oleh manajemen dan pada hari waktu stock split disetujui oleh pemegang saham. Charest menemukan abnormal return hanya terjadi pada hari setelah stock split diusulkan, tetapi secara umum pasar tampaknya efisien terhadap stock split. Grinblatt, Masulis, dan Titman pada tahun 1984 (Jogiyanto H.M. 2003: 418) menggunakan data harian untuk melihat pengaruh dari pengumuman stock split. Sebanyak 125 peristiwa stock split yang bebas dari pengumuman lainnya selama tiga hari sekeliling tanggal pengumuman dijadikan sebagai sampel data. Mereka menemukan reaksi yang signifikan dari pengumuman stock split. Mereka menginterpretasikan bahwa pengumuman stock split merupakan sinyal yang positif terhadap aliran kas masa depan perusahaan. Penelitian lain di Indonesia mengenai kandungan informasi stock split telah dilakukan oleh Kurniawati pada tahun 2003 dalam Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (2005: 72). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hari t-5, t-3, t0, t+1, t+2, dan t+3 nilai mean abnormal return negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa investor memperoleh return saham yang lebih rendah dari return ekspektasian. Akan tetapi, abnormal return secara statistis signifikan hanya terjadi di hari t-5, t0, t+1, dan t+2. Signifikansi abnormal return menunjukkan bahwa pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi. Reaksi terbesar dari pasar terjadi di hari ke-0 yaitu pada saat diumumkannya stock split. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 20 No. 1 tahun 2005, Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (2005: 79-80) mengemukakan hasil penelitiannya mengenai kandungan informasi dari pengumuman stock split pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh. Hasil pengujian pengumuman stock split pada perusahaan bertumbuh menunjukkan bahwa pada hari t-3, t-2, t0, t+2, t+3, t+4, dan t+5 nilai mean abnormal return yang negatif. Abnormal return yang secara statistis signifikan hanya terjadi di hari t0. Hasil pengujian pengumuman stock split pada perusahaan tidak bertumbuh menunjukkan bahwa pada hari t-3, t0, t+3, dan t+4 nilai mean abnormal return negatif. Abnormal return yang secara statistis signifikan hanya terjadi di hari t0 dan t+2. Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 45

Signifikansi abnormal return menunjukkan bahwa pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi. 2.1 Hipotesis Untuk mengetahui apakah pengumuman stock split memiliki kandungan informasi, maka hipotesa yang akan diamati adalah : Ho: Tidak terdapat kandungan informasi dari pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta (ratarata return tidak normal adalah sama dengan nol). Ha: Terdapat kandungan informasi dari pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta (rata-rata return tidak normal adalah tidak sama dengan nol). 3 METODE PENELITIAN Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang listing di BEJ dari tahun 2004 sampai dengan 2005. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling untuk memperoleh sampel yang sesuai dengan kelompok kunci yang akan mewakili dalam penelitian ini. Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Perusahaan yang mengeluarkan pengumuman stock split dari periode 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2005. b. Perusahaan tidak mempunyai pengumuman lain selain pengumuman stock split pada lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman stock split. c. Hari (tanggal) pengumuman stock split tersedia. Dari populasi sebanyak 336 perusahaan yang telah listing di BEJ dalam tahun 2004-2005, sampel yang dipakai untuk analisis sebanyak 19 perusahaan. Sampel yang diambil tersebut terdiri dari: satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, satu perusahaan yang bergerak di bidang aneka industri, empat perusahaan yang bergerak di bidang industri barang konsumsi, empat perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estat, empat perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, utilitas, dan transportasi, dua perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, dan tiga perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa, dan investasi. Nama perusahaan yang menjadi sampel beserta tanggal pengumuman stock split dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1: Perusahaan- Perusahaan Yang Mengumumkan Stock Split Periode 1 Januari 2004 Sampai Dengan 31 Desember 2005 No. Kode Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman Stock Split 1 DNKS Dankos Laboratories Tbk 3 Februari 2004 2 EKAD Ekadharma Tape Industries Tbk 4 Februari 2004 3 APIC Artha Pacific Internasional Tbk 9 Februari 2004 4 ISAT Indosat Tbk 11 Maret 2004 5 JIHD Jakarta Int l Hotel & Dev. Tbk 19 April 2004 6 BBCA Bank Central Asia Tbk 1 Juni 2004 7 INCO Int l Nickel Indonesia Tbk 27 Juli 2004 8 RIGS Rig Tenders Tbk 2 Agustus 2004 9 SHDA Sari Husada Tbk 26 Agustus 2004 10 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 18 Oktober 2004 11 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk 28 Oktober 2004 Hal - 46 Vol. 1 No. 1 September 2011

Tabel 1: Lanjutan 12 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 3 November 2004 13 DAVO Davomas Abadi Tbk 10 Desember 2004 14 SMAR SMART Tbk 14 Juni 2005 15 CTRS Ciputra Surya Tbk 19 Juli 2005 16 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 24 Agustus 2005 17 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 24 Agustus 2005 18 PRAS Prima Alloy Steel Tbk 14 September 2005 19 HITS Humpuss Intermoda Trans. Tbk 12 Desember 2005 Sumber: www.jsx.co.id (diakses 7 Januari 2006) Data yang digunakan dalam penelitian ini, menurut sumbernya, adalah data sekunder. Jenis data yang dikumpulkan adalah: R P P P 1 1 a. Data harga saham penutupan harian diperoleh dari website BEJ (www.jsx.co.id) dari tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2005. b. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian diperoleh dari website BEJ (www.jsx.co.id) dari tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2005. c. Data tanggal pengumuman stock split diperoleh dari website BEJ (www.jsx.co.id) dari tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2005. 3.1 Pengukuran Variabel Pengertian dan batasan dari variabelvariabel yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut: a. Harga saham adalah harga saham penutupan harian yang berada di sekitar periode pengamatan. b. Pengumuman stock split adalah pengumuman yang berisi mengenai pemberitahuan pelaksanaan stock split dari nilai nominal lama ke nilai nominal baru. c. Return realisasi (realized return), yaitu return yang telah terjadi. Return realisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut: (Jogiyanto 2003, h. 110) R = return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. P = harga sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. P -1 = harga sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t-1. d. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return ekspektasi pada penelitian ini dihitung menggunakan metode market-adjusted model. Market-adjusted model mengganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Jadi, return ekspektasi dapat dirumuskan sebagai berikut: E(R i, t ) R M,t E(R ) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. R M,t = return indeks pasar pada periode peristiwa ke-t. Indeks pasar yang digunakan adalah indeks pasar yang dikeluarkan oleh BEJ, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 47

digunakan IHSG, maka return indeks pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar: (Jogiyanto H.M. 2003: 232) R M,t IHSGt IHSG IHSG t1 t1 R M,t = return indeks pasar pada periode peristiwa ke-t. IHSG t = IHSG pada periode peristiwa ket. IHSG t-1 = IHSG pada periode peristiwa ket-1. e. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Abnormal return dapat dirumuskan sebagai berikut: (Jogiyanto H.M. 2003: 434) RTNi, t R E(R i, t ) RTN = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. R = return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. E(R ) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. f. Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut: (Jogiyanto H.M. 2003: 447) RRTN t k i1 RTN k RRTN t = rata-rata return tidak normal pada hari ke-t. RTN = return tidak normal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t. k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa. 3.2 Teknik Analisis Data Pengujian statistik terhadap return tidak normal mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk good news dan negatif untuk bad news). Uji signifikansinya menggunakan one sample t-test. Statistik parametris memerlukan terpenuhinya banyak asumsi. (Sugiyono, 2004: 145) Asumsi yang utama adalah data yang dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu data harus diuji normalitasnya dengan menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov test. Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dengan t-test dapat dilakukan. Jika data tidak berdistribusi normal, maka data pada hari tersebut tidak akan dilakukan t-test. Secara umum t-test yang menguji hipotesis nol bahwa nilai suatu parameter sama dengan nol sebagai berikut: (Jogiyanto H.M. 2003: 453) t β Kesalahan Standar Estimasi t = t-hitung β = parameter yang akan diuji signifikansinya. Dengan demikian t-test ini dilakukan dengan cara standarisasi dari nilai abnormal return. Standarisasi yang dilakukan adalah dengan membagi nilai abnormal return dengan nilai kesalahan standar estimasinya (standard error of the estimate). Kesalahan standar estimasi merupakan kesalahan standar pada waktu mengestimasi nilai abnormal return-nya. Standarisasi dilakukan untuk abnormal return masing-masing sekuritas. Return tidak normal standarisasi (standardized abnormal return) untuk sekuritas ke- Hal - 48 Vol. 1 No. 1 September 2011

i dapat ditulis sebagai berikut: (Jogiyanto H.M. 2003: 454) RTN RTNS KSE i RTNS = return tidak normal standarisasi sekuritas ke-i pada hari ke-t di periode peristiwa. RTN = return tidak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t di periode peristiwa. KSE i = kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i. Pada penelitian ini kesalahan standar estimasi dihitung secara cross-section. Perhitungan kesalahan standar estimasi ini didasarkan pada deviasi standar return-return tidak normal dari k- sekuritas secara cross-section untuk setiap hari di periode peristiwa. Kesalahan estimasi secara cross-section dirumuskan sebagai berikut: (Jogiyanto H.M., 2003: 469) KSE t k i1 (RTN (k 1) RTN t ) 2 1 k KSE t = kesalahan standar estimasi untuk hari ket di periode peristiwa RTN = return tidak normal sekuritas ke-i untuk hari ke-t di periode peristiwa RTN t = rata-rata return tidak normal k-sekuritas untuk hari ke-t di periode peristiwa k = jumlah sekuritas. Pengujian normalitas dan hipotesis menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi 11.0. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya signifikansi abnormal return di seputar pengumuman stock split. Adapun hipotesis yang diajukan adalah : Ho : μ = 0 Ha : μ 0. Dengan menggunakan tingkat nyata atau level of significance (α) 10%, 5%, dan 1% data yang diperoleh akan diuji. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu : Daerah penerimaan Ho adalah - t tabel < t hitung < + t tabel. Daerah penerimaan Ha adalah t hitung > + t tabel dan t hitung < - t tabel. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Analisis Data Dalam penelitian ini akan diuji apakah terdapat kandungan informasi dari pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta, maka pertama kali diperlukan data-data harga saham dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) selama periode pengamatan dari sampel yang terpilih. Data-data harga saham dan IHSG tersebut sangat penting dalam penelitian ini karena tanpa data-data tersebut tidak dapat dilakukan analisa kandungan informasi dari pengumuman stock split. Data-data harga saham dan IHSG dari 19 sampel selama periode pengamatan diperoleh dari website BEJ (www.jsx.co.id). Data-data tersebut kemudian direkap ke dalam sebuah tabel. Tabel disusun ke kanan (kolom) berdasarkan urutan periode pengamatan dan ke bawah (baris) berdasarkan urutan tanggal pengumuman stock split dari sampel yang terpilih. Data yang diperlukan berikutnya adalah data return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi diperoleh dari hasil perhitungan harga saham selama periode pengamatan. Return ekspektasi dapat diperoleh dari hasil perhitungan IHSG selama periode pengamatan. Return realisasi selama periode pengamatan dihitung dengan menggunakan rumus berikut: (Jogiyanto H.M., 2003: 110) R P i, t P P 1 i, t 1 R = return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 49

P = harga sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. P -1 = harga sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t-1. Return ekspektasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: (Jogiyanto H.M. 2003: 232) E(R ) R M,t IHSGt IHSG IHSG t1 t1 E(R ) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. IHSG t = IHSG pada periode peristiwa ke-t. IHSG t-1 = IHSG pada periode peristiwa ke-t-1. Berdasarkan return realisasi dan return ekspektasi yang telah diperoleh kemudian dihitung besarnya return tidak normal (abnormal return) selama periode pengamatan. Abnormal return dihitung dengan menggunakan rumus: (Jogiyanto H.M. 2003: 434) RTNi, t R E(R i, t ) RTN = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. R = return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. E(R ) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut: (Jogiyanto H.M., 2003: 447) RRTN t k i1 RTN k RRTN t = rata-rata return tidak normal pada hari ke-t. RTN = return tidak normal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t. k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa. 4.2 Pengujian Normalitas Abnormal return yang telah diperoleh selanjutnya diuji normalitas datanya. Pengujian normalitas data bertujuan untuk mengetahui bentuk dari distribusi suatu data apakah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov test. Pengujian normalitas menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi 11.0. Hasil dari pengujian normalitas data dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2: Hasil Pengujian Normalitas Data Hari ke-t p-value Keterangan -5 0,027 Tidak Signifikan -4 0,903 Signifikan* -3 0,053 Signifikan* -2 0,907 Signifikan* -1 0,327 Signifikan* 0 0,586 Signifikan* 1 0,935 Signifikan* 2 0,010 Tidak Signifikan 3 0,924 Signifikan* 4 0,097 Signifikan* 5 0,335 Signifikan* * Signifikan pada 5% Sumber: Data sekunder yang diolah Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika p-value bernilai lebih besar dari 0,05. Dari tabel 4.4 di atas terlihat bahwa terdapat dua buah data berdistribusi tidak normal, yaitu pada hari t-5 dan t+2 karena memiliki p-value < 0,05. Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dengan t-test tidak dapat dilakukan pada data tersebut. Setelah data diketahui berdistribusi normal kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan t-test pada data tersebut. Hal - 50 Vol. 1 No. 1 September 2011

4.3 Pengujian Hipotesis a. Pada Hari t-5 Data abnormal return pada hari t-5 berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dengan t-test tidak dilakukan. b. Pada Hari t-4 Pada hari t-4 diperoleh nilai t-hitung sebesar - 0,066. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t-4 diperoleh sebesar 0,948. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari c. Pada Hari t-3 Pada hari t-3 diperoleh nilai t-hitung sebesar - 0,271. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t-3 diperoleh sebesar 0,789. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari d. Pada Hari t-2 Pada hari t-2 diperoleh nilai t-hitung sebesar - 0,387. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t-4 diperoleh sebesar 0,703. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari e. Pada Hari t-1 Pada hari t-1 diperoleh nilai t-hitung sebesar - 0,512. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t-1 diperoleh sebesar 0,615. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari f. Pada Hari t0 Pada hari t0 diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,992. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. hitung terletak pada daerah Ho ditolak atau rata-rata abnormal return tidak sama dengan nol. P-value pada hari t0 diperoleh sebesar 0,062. Di sini terlihat bahwa p-value kurang dari (10%), maka Ho ditolak atau rata-rata abnormal return tidak sama dengan nol. g. Pada Hari t+1 Pada hari t+1 diperoleh nilai t-hitung sebesar - 1,938. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 51

hitung terletak pada daerah Ho ditolak atau rata-rata abnormal return tidak sama dengan nol. P-value pada hari t+1 diperoleh sebesar 0,068. Di sini terlihat bahwa p-value kurang dari (10%), maka Ho ditolak atau rata-rata abnormal return tidak sama dengan nol. h. Pada Hari t+2 Data abnormal return pada hari t+2 berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dengan t-test tidak dilakukan. i. Pada Hari t+3 Pada hari t+3 diperoleh nilai t-hitung sebesar - 0,150. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t+3 diperoleh sebesar 0,882. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari j. Pada Hari t+4 Pada hari t+4 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,570. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t+4 diperoleh sebesar 0,576. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari k. Pada Hari t+5 Pada hari t+5 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,910. Uji dilakukan dua sisi karena akan Statistik tabel (t-tabel) pada /2 = 10%/2 = 5% sebesar 1,734, /2 = 5%/2 = 2,5% sebesar 2,101, dan /2 = 1%/2 = 0,5% sebesar 2,878. rata-rata P- value pada hari t+5 diperoleh sebesar 0,375. Di sini terlihat bahwa p-value lebih besar dari Hasil dari pengujian hipotesis menggunakan t-test seperti yang telah dikemukakan dalam analisa di atas dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3: Hasil Pengujian Hipotesis Hari ke-t RRTN t-test p-value Keterangan -5 0,141 - - - -4-0.003-0,066 0,948 Tidak Signifikan -3-0,065-0,271 0,789 Tidak Signifikan -2-0,038-0,387 0,703 Tidak Signifikan -1-0,060-0,512 0,615 Tidak Signifikan 0 0,367 1,992 0,062 Signifikan*** 1-0,146-1,938 0,068 Signifikan*** 2 0,241 - - - 3-0,022-0,150 0,882 Tidak Signifikan 4 0,096 0,570 0,576 Tidak Signifikan 5 0,167 0,910 0,375 Tidak Signifikan Hal - 52 Vol. 1 No. 1 September 2011

* Signifikan pada 1% ** Signifikan pada 5% *** Signifikan pada 10% Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa pada hari t-5, t0, t+2, t+4, dan t+5 nilai rata-rata return tidak normal (average abnormal return) positif. Hal ini menunjukkan bahwa investor memperoleh return saham yang lebih tinggi dari return yang diharapkan. Rata-rata return tidak normal yang positif pada hari t-5 menunjukkan bahwa investor sudah memperoleh bocoran informasi mengenai pengumuman stock split yang akan dilakukan perusahaan pada lima hari yang akan datang. Ratarata return tidak normal yang positif pada hari t0 menunjukkan bahwa pasar bereaksi pada saat perusahaan mengumumkan stock split. Pasar menilai pengumuman stock split tersebut merupakan kabar baik (good news) mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga timbul reaksi dari pasar. Rata-rata return tidak normal yang positif pada hari t+2, t+4, dan t+5 menunjukkan bahwa pasar lambat dalam menyerap informasi pengumuman stock split. Hasil pengujian pengumuman stock split juga menunjukkan bahwa pada hari t-4, t-3, t-2, t-1, t+1, dan t+3 nilai rata-rata return tidak normal (average abnormal return) negatif. Hal ini menunjukkan bahwa investor memperoleh return saham yang lebih rendah dari return yang diharapkan. Akan tetapi, return tidak normal (abnormal return) yang secara statistik signifikan hanya terjadi pada hari t0 dan t+1. Menurut Lukas Setia Atmaja (1997: 280), p-value adalah nilai yang menunjukkan luas daerah di sebelah kanan atau di sebelah kiri statistik uji. Kriteria penerimaan Ho adalah jika p-value > (10%, 5%, 1%). Hasil pengujian pengujian hipotesis dengan uji-t (t-test) pada hari t0 dan t+1 menunjukkan p-value < (10%), maka Ho ditolak atau rata-rata abnormal return tidak sama dengan nol. Signifikansi abnormal return tersebut menunjukkan bahwa pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi. Respon pasar yang negatif pada saat pengumuman stock split dapat disebabkan karena investor sudah mengetahui terlebih dahulu berita mengenai pengumuman stock split atau hal ini dapat juga disebabkan adanya asimetri informasi, dimana sebagian calon investor sudah mengetahui terlebih dahulu informasi yang ada di perusahaan. Hal lain yang dapat menyebabkan reaksi negatif adalah harga saham pada saat stock split mengalami perubahan yang cukup besar, yang mengakibatkan refleksi kepercayaan terhadap perusahaan di masa yang akan datang masih diragukan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dalam Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (2005: 72) dan Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (2005: 79-80), yaitu pengumuman stock split mempengaruhi pasar untuk melakukan reaksi yang ditunjukkan dengan adanya rata-rata abnormal return yang negatif pada saat pengumuman stock split. 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta memiliki kandungan informasi yang positif. Hal tersebut terbukti dengan adanya return tidak normal (abnormal return) yang secara statistik signifikan pada hari t0 dan t+1. Hasil pengujian pengumuman stock split menunjukkan bahwa pada hari t-3, t-2, t-1, t+1, dan t+3 nilai rata-rata return tidak normal (average abnormal return) negatif. Respon pasar yang negatif dapat disebabkan karena refleksi kepercayaan terhadap perusahaan di masa yang akan datang masih diragukan dan adanya kebocoran informasi mengenai pengumuman stock split yang juga terlihat dengan adanya average abnormal return yang positif pada hari t-5. Pasar bereaksi cepat untuk menyerap informasi yang ditunjukkan oleh adanya signifikansi pada hari t0 dan t+1. Cepatnya pasar menyerap informasi membuktikan bahwa Bursa Efek Jakarta adalah pasar yang efisien bentuk setengah kuat. Penelitian ini hanya menggunakan periode observasi 2 tahun, sehingga hasil penelitian ini masih belum dapat menjelaskan secara sempurna mengenai kandungan informasi pengumuman stock Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 53

split. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode observasi. Jika ada peneliti yang ingin menguji pada tingkat efisiensi tertentu (lemah, setengah kuat, dan kuat) pasar modal di Indonesia, maka perlu dilakukan kajian-kajian yang lebih komprehensif terhadap beberapa variabel yang meletakkan semua kejadian yang relevan untuk masing-masing bentuk efisiensi pasar. [10] Tandelilin, Eduardus 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE. DAFTAR PUSTAKA [1] Almilia, Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi 2005, Analisis Kandungan Informasi dan Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split yang Dilakukan Oleh Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20(1), hal. 70-86. [2] Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti 2001, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: PT Rineka Cipta. [3] Atmaja, Lukas Setia 1997, Memahami Statistika Bisnis Buku 2, Yogyakarta: Andi Offset. [4] Data Transaksi Harian, http://www.jsx.co.id, diakses pada 12/09/2005, 17/10/2005, 14/11/2005, dan 07/01/2006. [5] Horner, James C. Van and John M. Wachowicz, Jr. 1997, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. [6] Husnan, Suad 1996, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. [7] Jogiyanto H.M. 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE. [8] Pengumuman Pemecahan Saham 2006, http://www.jsx.co.id, diakses pada 07/01/2006. [9] Sugiyono 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Hal - 54 Vol. 1 No. 1 September 2011