Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

Jurnal Kesehatan Kartika 7

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

Yenny Safitri Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

TERAPI KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI KLIEN LANSIA DENGAN NYERI REMATIK

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan insulin atau keduanya(ada,

I. PENDAHULUAN. kualitas hidup. Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA ARTRITIS REUMATOID TERHADAP PERAWATAN NYERI SENDI DI DESA PAYA KULBI KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG Nora Hayani 1 1 Dosen Prodi D-III Keperawatan Kota Langsa ABSTRAK Artritis Reumatoid penyakit yang paling sering diderita masyarakat di dunia, dengan penderita hampir satu milyar orang. Artritis Reumatoid dapat merupakan manifestasi artikular berbagai penyakit dan beberapa penyakit Artritis Reumatoid mempunyai manifestasi ekstraartikular pada berbagai organ. Penelitian ini bertujuan mengetahui Gambaran Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Penderita Artritis Reumatoid Terhadap Perawatan Nyeri Sendi Di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cros sectional. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan peneliti berdasarkan variabel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita artritis reumatoid yang terdapat di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, jumlah sampel sebanyak 48 responden teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Hasil penelitian didapatkan dari 48 responden menunjukan bahwa mayoritas responden melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 33 responden (68,8%), dari faktor pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (45,8), dan dari faktor dukungan keluarga menunjukkan bahawa mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga yaitu sebanyak 47 responden (98%). Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid sehingga masyarakat tidak menganggap bahwa penyakit artritis reumatoid merupakan penyakit yang biasa terjadi pada masyarakat. Kata Kunci : Pengetahuan, dukungan Keluarga, perawatan, nyeri sendi, artritis reumatoid ISSN : 246-4356 6

PENDAHULUAN Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit yang menyerang sendi, semua orang rentan terkena penyakit Artritis Reumatoid, hal itu tentu saja tergantung pada jenis Artritis Reumatoid. Banyak macam penyakit yang memperhatikan gejala Artritis Reumatoid tergantung pada penyakit yang mendasari. Secara umum penderita Artritis Reumatoid akan merasa nyeri pada sendi dan tulang biasanya mulai terjadi pada usia pertengahan (Junaidi, 26). Penanganan Atritis Reumatoid difokuskan pada cara mengontrol rasa sakit, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan kualitas hidup. Penanganan untuk Artritis Reumatoid dapat meliputi terapi farmakologis (o bat-obatan) contohnya analgetik, kortikosteroid, non farmakologis dan tindakan operasi. Tindakan nonfarmakologis untuk penderita nyeri Artritis Reumatoid diantaranya adalah sentuhan terapeutik, akupresur, relaksasi dan tehnik imajinasi, distraksi, hypnosis, Terapi air hangat. Penatalaksanaan non farmakologi mempunyai kelebihan dan kekurangan walaupun manfaatnya sama untuk menurunkan nyeri, Keunggulan dari air hangat untuk penderita Artritis Reumatoid yaitu air hangat dapat memvasodilatasi pembuluh darah sehingga otot menjadi elastis atau tidak kaku sehingga otot tidak akan menekan pada sendi yang terkena dampak erosi, sehingga akan menurunkan persepsi nyeri. Terapi hangat merupakan tekhnik yang sangat sederhana untuk menurunkan rasa nyeri dan teknik ini bisa dilakukan secara mandiri dirumah tanpa menimbulkan efek samping sehingga keluarga dan klien bias mengontrol rasa nyeri secara mandiri (Potter & Perry, 26). Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 2% penduduk dunia terserang penyakit Artritis Reumatoid. Dimana 5-1% adalah mereka yang berusia 5-2 tahun dan 2% mereka yang berusia 55 tahun (wiyono, 21). Setelah penyakit jantung, Artritis Reumatoid menjadi penyakit nomor dua penyebab disability (ketidakmampuan gerak).who mencanangkan bahwa 21-22 merupakan decade tulang dan sendi. Menurut survey yang dilakukan oleh Handoyo (21) terhadap orang -orang berusia diatas 5 tahun di Singosari-Malam terdapat 61,% mengalami reumatik. Sedangkan angka kejadian (prevelensi) terhadap berbagai keluhan rematik di kota madya malang wanita lebih tinggi (56,%) dengan keluhan paling banyak nyeri pada daerah lutut (23,4%). berdasarkan hasil penilitian dari zeng et al (211) prevelensi nyeri Artritis Reumatoid di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa nyeri akibat Artritis Reumatoid sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat. Hasil Sensus Kesehatan Nasional (21), penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun sebanyak 6% pernah didiagnosa Artritis Reumatoid, sedangkan persentase penyakit Artritis Reumatoid di Sumatera 6,1%, Jawa-Bali 6,3%, dan kawasan Indonesia timur 5,%.(Depkes,21). Prevalensi nasional penyakit sendi adalah 3,3% dan sebanyak 11 provinsi mempunyai prevelensi penyakit sendi yang sama, termasuk Nanggro Aceh Darussalam. (Riset Kesehatan Nasional, 212). Provinsi Aceh pada tahun 213 terdapat 4.877 (2,65%) penderita Artritis Reumatoid, Sedangkan dikabupaten Aceh Tamiang terdapat 1.577 penderita Artritis Reumatoid (Dinkes Kabupaten Aceh Tamiang, 214) Data yang diperoleh dari buku register kunjungan pasien rawat jalan serta 1 penyakit terbesar di Karang Baru selama satu tahun dimulai dari bulan maret 214 sampai februari tahun 215 sebanyak 9 orang. Salah satu penyakit yang menonjol di kecamatan Karang Baru terutama pada desa paya kulbi tahun 214 adalah penyakit Artritis Reumatoid. ISSN : 246-4356 61

Berdasarkan Survey awal yang dilakukan penulis di Desa Paya Kulbi kecamatan karang baru kabupaten aceh tamiang pada tahun 214 berjumlah 38 penderita dan pada tahun 215 berjumlah 48 penderita Artritis Reumatoid. Dari hasil wawancara dengan penderita Artritis Reumatoid yang berobat dipuskesmas diketahui bahwa masih banyak penderita Artritis Reumatoid yang belum mengetahui bagaimana cara merawat saat gejala timbul dirumah, hal yang sering dilakukan oleh pederita Artritis Reumatoid hanya memijat dan memberikan obat oles pada areal yang sakit. Masalah penyakit Artritis Reumatoid yang banyak terjadi di masyarakat dimana mereka lebih cenderung mengobati sendiri dengan mengkomsumsi obat bebas, jamu serta mencampurnya tanpa mencari pelayanan kesehatan yang tepat sehingga risiko terjadinya kekambuhan penyakit Artritis Reumatoid dapat terjadi. Menurut Effendi (211) dalam penelitiannya di Surabaya menyatakan bahwa nyeri dan kaku sendi merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan penderita Artritis reumatoid. Cukup sulit untuk mendeskripsikan nyeri karena nyeri merupakan gejala yang sangat subjektif. Sebagian orang yang mengalami nyeri berusaha menghilangkan pikiran itu agar lebih siap untuk menghadapinya. Oleh karena itu persoalan nyeri sangat bersifat individual (Gozana, 26). Serangan nyeri yang terus menerus dapat menimbulkan kelemahan sehinga mereka tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, seperti memasak, mandi, berjalan, dan lain-lain (Sahar, 26). Banyak masyarakat yang cenderung untuk memandang obat sebagai satusatunya metode untuk menghilangkan nyeri. Diantara obat yang dipakai untuk menghilangkan nyeri adalah obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Penggunaan OAINS yang tidak efektif dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti erosi pada lambung, gangguan saluran pencernaan, kerusakan pada ginjal sampai perdarahan lambung. Resiko ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia penderita dan dosis yang dipakai (Myrnawati, 21). Pengetahuan penderita Artritis Reumatoid tentang mencari pengobatan sangat minim sekali, hal ini akan meningkatkan penderita Artritis Reumatoid, informasi global yang mudah di akses tidak mampu memberikan pengaruh besar bagi kaum awam penderita Artritis Reumatoid (Ocviyanti,21). Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Dukungan keluarga dan masyarakat mempunyai andil besar dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan yaitu dengan adanya pengawasan dan pemberi dorongan kepada penderita (Niven, 26). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perawatan nyeri sendi pada Artritis Reumatoid di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 215. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional Study, Penelitian dilakukan di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, Populasi dalam penelitian ini sebanyak 48 orang, teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, Data dianalisis secara univariat, penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Penderita Artritis Rheumatoid Terhadap Perawatan Nyeri ISSN : 246-4356 62

Sendi di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215, yang dilakukan terhadap 48 Penderita Artritis Reumatoid diperoleh dari hasil sebagai berikut: a. Perawatan Nyeri Sendi Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Perawatan Nyeri Sendi di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 No Melakukan F % perawatan nyeri sendi 1 Ya 33 68,8 2. Tidak 15 31,2 Jumlah 48 1 b. Pengetahuan Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penderita Artritis Rematoid di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 No Pengetahuan F % 1. Baik 11 22,9 2. 3. Cukup Kurang 22 15 45,8 42,6 Jumlah 48 1 c. Dukungan Keluarga Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Penderita Artritis Rematoid di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 No Dukungan F % keluarga 1 Kurang 1 2 2. Baik 47 9 Jumlah 48 1 N o Tabel Silang Tabel. 4 Distribusi Pengetahuan Penderita Artritis Rematoid terhadap Nyeri Sendi Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 N o Penge tahua n Perawatan Jumlah Nyeri sendi Ya Tidak F % F % F % 1. Baik 8 63, 7 3 36,7 1 1 2. Cuku 1 86, 3 13,7 2 p 9 3 2 3. Kuran 6 4 9 6 1 g 5 Jumla 3 1 4 h 3 5 8 Tabel. 5 1 1 1 1 Distribusi Dukungan Keluarga Penderita Artritis Rematoid terhadap Nyeri Sendi Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 Duku ngan Kelua rga Perawatan Jumlah Nyeri sendi Ya Tidak F % F % F % 1. Kuran g 1 1 1 1 2. Baik 3 3 7, 2 1 4 29,8 4 7 1 Jumla h 3 3 1 5 4 8 1 PEMBAHASAN Perawatan Nyeri Sendi Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang melakukan perawatan nyeri sendi sebanyak 33 responden ( 68,8%) dan yang tidak ISSN : 246-4356 63

melakukan perawatan nyeri sendi sebanyak 15 responden (31,2%). Nyeri merupakan gejala penyakit Artritis reumatoid yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Smeltzer, 24). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Munira (28) memperlihatkan bahwa mayoritas penderita artritis reumatoid melakukan perawatan nyeri sendi dikarenakan pengetahuan yang baik tentang perawatan nyeri sendi dan akibat rasa nyeri yang tidak terhahankan yang mengganggu aktifitas mereka. sehingga mereka harus melakukan perawatan pada sendi. Pengetahuan Penderita Artritis Rumatoid terhadap Perawatan Nyeri Sendi Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa dari 48 (1%) ada 11 responden yang memiliki pengetahuan baik, yang melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 8 responden ( 63,7%) dan yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 3 responden (36,3%), dan ada 22 responden yang memiliki pengetahuan cukup, yang melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 19 responden (86,3%), dan yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid yaitu sebanyak 3 responden (13,7%), dan ada 15 responden yang memiliki pengetahuan kurang, melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 6 responden (4%), dan yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid yaitu sebanyak 9 responden (6%). Menurut Notoatmodjo (21), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ikmaluddin (21) terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien artritis reumatoid dengan perawatan nyeri sendi, dimana pasien yang berpengetahuan baik lebih besar kemungkinan melakukan perawatan nyeri sendi dengan baik. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani (212) memperlihatkan ada hubungan yang bermakna pengetahuan penderia artritis reumatoid dengan perawatan rematoid artritis. Dukungan Keluarga terhadap Perawatan Nyeri Sendi Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 48 responden (1%) ada 47 responden yang mendapat dukungan keluarga baik, tidak melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 14 responden (29,8%), dan ada 1 responden yang mendapat dukungan keluarga kurang, yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid yaitu sebanyak 1 responden (1%). Dukungan keluarga sangat mempengaruhi penderita Artritis reumatoid dalam melakukan perawatan nyeri sendi, hal ini dikarenakan dengan adanya dukungan yang diberikan keluarga pada penderita artritis reumatoid dalam perawatan nyeri sendi menyebabkan penderita mau melakukan perawatan nyeri sendi yang dialaminya (Seftriani, 28). ISSN : 246-4356 64

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendro Bijuni (21) didapatakan bahwa mayoritas penderita artritis reumatoid mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 61,9%. Dengan adanya dukungan keluarga sangat berpengaruh dengan pasien melakukan perawatan nyeri sendi. Terdapat hubungan yang bermakna dukungan keluarga dengan pasien melakukan perawatan nyeri sendi. Karena dukungan keluarga mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan melakukan perawatan nyeri sendi. Terpenuhinya dukungan ini berarti keluarga sudah menghargai usaha yang telah dilakukan pasien dalam menjaga kesehatannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan secara umum, sebagai berikut : 1. Mayoritas dari responden adalah melakukan perawatan nyeri sendi dikarenakan keinginan sembuh yang sangat besar dari diri mereka yang mengakibatkan timbulnya kesadaran diri mereka untuk melakukan perawatan nyeri. 2. Mayoritas dari responden adalah berpengetahuan cukup tentang perawatan nyeri sendi. Namun dengan pengetahuan yang cukup mereka memiliki kesadaran diri yang besar untuk merawat kesehatan dirinya dan agar aktifitas mereka dapat berjalan sesuai dengan yang mereka inginkan tidak terhalang dengan rasa nyeri yang di akibatkan oleh artritis reumatoid. 3. Mayoritas dari responden adalah yang mendapat dukungan keluarga yang baik. Dikarenakan keluarga mampu menghargai usaha mereka untuk merawat dirinya dan memberi dukungan terhadap kesembuhan mereka. karena dukungan keluarga memiliki pengaruh yang besar dalam kesembuhan pasien yang mengakibatkan pasien patuh terhadap perawatan yang dijalaninya. SARAN 1. Bagi Penderita Dan Keluarga Agar lebih membuka wawasan tentang pengetahuan perawatan nyeri sendi agar membentuk prilaku yang mandiri untuk mengatasi nyeri sendi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Agar menambah referensi tentang artritis reumatoid yang berhubungan dengan perawatan nyeri sendi sehingga dapat menambah pengetahuan perawatan nyeri sendi. Daftar Pustaka 1. Junaidi. 26. Pencegahan Reumatik. http://www.google.com Akses 9 April 215 2. Potter, P.A., & Perry,A.G. (25). Fundamental of Nursing Concept, Process and Practice. 4 th Edition. St Louis: Mosby Company. 3. Zeng et al. 211. Angka Kejadian Nyeri Artritis Reumatoid, http://www.google.com. Akses 7 April 215 4. Depkes RI. 21. Penderita Artritis reumatoid. http://www.global.com. Akses 2 Maret 215 5. Register Puskesmas Karang Baru. 214-215. 6. Sudoyo.S, 27. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI 7. Myrnawati. 21. Gambaran Pengetahuan Penderita Reumatik terhadap Perawatan 8. Smelzer & Bare. (2 4). Buku ajar Keperawatan medikal bedah, Edisi 8. Jakarta, EGC. 9. Notoatmojo,S. 27. Motodologi penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. ISSN : 246-4356 65

1. Sahar, 26. Gambaran pengetahuan Penderita Reumatik Terhadap Penatalaksanaan Kompres Hangat. http://www.google.com. Akses 9 April 215 11. Seftariany, 29. Dukungan Keluarga Penderita Reumatik terhadap Perawatan Nyeri Sendi. http;//www.google.com. Akses 24 Juli 215. 12. Price, A.dkk. 26. Patofisiologi. Jakarta : EGC 13. Gordon, N. 26. Radang Sendi. Rajagrafindo; Jakarta ISSN : 246-4356 66