II. BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

MATERI DAN METODE. Materi

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Rancangan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pemeliharaan Tanaman Uji Pemeliharaan Serangga Uji Pengamatan Perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Transkripsi:

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Perlakuan Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yang masing-masing diberi 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa perendaman dengan dosis relhp berbeda yaitu 0, 3, 6, 9, dan 12 mg/l dalam larutan NaCl 0,6% yang ditambah serum albumin sapi (BSA) 0,01%, dan kontrol yang direndam dalam larutan NaCl 0,6% tanpa BSA dan relhp. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (Tabel 1). Benih ikan sidat yang digunakan yaitu stadia glass eel yang diperoleh dari pengumpul di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Tabel 1. Rancangan perlakuan Perlakuan Notasi Perendaman 1 0 NaCl 0,6%, BSA 0,01%, dan relhp 0 mg/l 2 3 NaCl 0,6%, BSA 0,01%, dan relhp 3 mg/l 3 6 NaCl 0,6%, BSA 0,01%, dan relhp 6 mg/l 4 9 NaCl 0,6%, BSA 0,01%, dan relhp 9 mg/l 5 12 NaCl 0,6%, BSA 0,01%, dan relhp 12 mg/l 6 K NaCl 0,6% 2.2 Produksi Hormon Pertumbuhan Rekombinan (rhp) Penelitian ini dimulai dari produksi protein rhp dengan menggunakan bakteri Escherichia coli BL21 (DE3) yang mengandung konstruksi pcold-i/elhp (Alimuddin et al., 2010). Protein rekombinan yang dihasilkan adalah rhp ikan kerapu kertang (ElHP). Bakteri E. coli yang mengandung konstruksi pcold- I/ElHP dikultur dalam 3 ml media LB cair yang mengandung ampisilin dan NaOH 5M, dan diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 18 jam menggunakan shaker 200 rpm. Setelah itu dilakukan subkultur dengan mengambil 1% dari kultur sebelumnya dan dimasukkan ke dalam media LB cair mengandung ampisilin dan NaOH 5M yang baru, diinkubasi lagi menggunakan shaker 200 rpm pada suhu 37 o C selama 3 jam. Induksi produksi rhp dilakukan dengan memberikan kejutan suhu 15 o C selama 30 menit, ditambahkan IPTG (100 mm) sebanyak 750 µl dan diinkubasi menggunakan shaker pada suhu 15 o C selama 24 jam. Hasil kultur kemudian disentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama 1 menit untuk mengendapkan sel bakteri. Setelah itu pelet bakteri dicuci menggunakan buffer 4

phosphate saline (BFS) sebanyak 1 kali, kemudian disimpan di deep-freezer (- 80 o C) hingga akan digunakan. Pelet bakteri hasil sentrifugasi dicuci menggunakan bufer tris-edta (TE) sebanyak 1 ml per 200 mg bakteri, diinkubasi pada suhu 37 o C selama 20 menit dan kemudian disentrifugasi pada suhu 4 o C dengan kecepatan 12.000 rpm selama 2 menit. Supernatan dibuang, dan ke dalam tabung berisi pelet bakteri dimasukkan 500 µl larutan lisozim (10 mg dalam 1 ml bufer TE) untuk melisis dinding bakteri. Proses dilakukan selama 20 menit pada 37 o C, lalu disentrifugasi pada 12.000 rpm selama 15 menit. Supernatan dibuang, dan endapan yang terbentuk merupakan pelet protein rhp dalam bentuk badan inklusi (inclusion body). Pelet protein rhp dicuci dengan BFS sebanyak 1 ml, pencucian dilakukan sebanyak 2 kali. Setelah selesai, protein di simpan dalam deep-freezer hingga akan digunakan. 2.3 Perendaman Ikan dalam Larutan rhp Bobot dan panjang total glass eel ikan sidat sebanyak 50 ekor diukur untuk masing-masing ulangan perlakuan sebagai data awal. Benih ikan direndam dalam media larutan NaCl 3% selama 2 menit (shock salinitas), setelah itu dipindahkan ke larutan NaCl 0,6% yang telah diberi campuran rhp dan BSA sesuai dosis perlakuan (Tabel 1). Ikan direndam dalam larutan rhp volume 200 ml selama 2 jam (Handoyo, 2012). Ikan yang sudah selesai direndam kemudian dipindahkan ke akuarium yang berukuran 20 x 30 x 20 cm 3 dengan volume air sebanyak 7 liter. Pemeliharaan dilakukan selama 8 minggu. Pengukuran biomassa ikan tiap perlakuan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Selama pemeliharaan, ikan diberi cacing sutera secara ad libitum. Pengecekan pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Kualitas air dijaga dengan melakukan pergantian air sebanyak 80% setiap dua hari sekali. Pada akhir pengamatan, dilakukan pengukuran panjang total 10 ekor ikan dari total ikan yang hidup pada masing-masing ulangan perlakuan, penimbangan bobot total atau biomassa dan perhitungan jumlah ikan yang hidup untuk masing-masing ulangan perlakuan. 5

2.4 Analisis Proksimat Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis proksimat (kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, serat kasar, dan BETN) dilakukan pada kontrol dan perlakuan terbaik. Pengujian parameter ini ditujukan untuk menguji pengaruh penggunaan rhp terhadap kandungan gizi (kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, serat kasar, dan BETN) pada ikan sidat. Rumus perhitungan kandungan proksimat daging dilampirkan pada Lampiran 1. 2.4.1 Kadar Air Prinsip kerja analisis kadar air adalah menguapkan air yang terdapat dalam bahan menggunakan oven 100 o -105 o C dalam jangka waktu tertentu hingga penyusutan berat badan tidak berubah lagi. Pertama, botol dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 o C. Lalu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang bobotnya (x). Sampel sebanyak 5 g (y) dimasukkan ke dalam oven 105 0 C selama 4-6 jam, lalu didinginkan lagi dalam eksikator dan ditimbang. Langkah ini dilakukan 3 kali hingga berat kering bahan konstan (z). 2.4.2 Kadar Abu Prinsip kerja analisis kadar abu adalah membakar bahan dalam tanur (Furnace) pada suhu 600 o C selama 3-8 jam sehingga hanya tersisa abu yang merupakan kumpulan mineral-mineral dalam bahan. Pertama, cawan dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 o C lalu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (x). Sampel bahan 5 g (y) dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dipijarkan diatas api pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dimasukkan dalam tanur listrik pada suhu 400 o -600 o C. Setelah sampel abu berwarna putih, sampel dipindahkan ke dalam eksikator dan biarkan selama 1 jam lalu ditimbang kembali (z). 6

2.4.3 Kadar Protein Prinsip pengukuran kadar protein adalah pengukuran kadar nitrogen bahan dengan metode Kjeldahl melalui 3 tahap yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pada tahap destruksi, 0,3 g bahan dimasukkan ke dalam labu destruksi dan ditambahkan sekitar 3 sendok katalis campuran dan 20 ml H 2 SO 4 pekat teknis secara homogen. Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada alat destruksi dengan posisi low selama 10 menit, medium 5 menit dan high sampai larutan menjadi jernih dan berwarna kehijauan. Tahap kedua yaitu destilasi, labu destruksi didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu penyuling dan diencerkan dengan 300 ml akuades. Ke dalam larutan ditambahkan batu didih dan larutan NaOH 22% 100 ml, kemudian labu penyuling dipasang dengan cepat di atas alat penyuling. Proses penyulingan berlangsung sampai 2/3 cairan dalam labu penyuling telah menguap. Tahap ke tiga yaitu titrasi, hasil penyulingan dalam labu erlemeyer dititrasi dengan larutan NaOH 1,3 N sampai larutan tersebut berwarna biru kehijauan. Volume NaOH dicatat (z ml) dan dibandingkan dengan blanko (y ml). 2.4.4 Kadar Lemak Pengukuran kadar lemak dilakukan dengan metode sochlet. Labu lemak dengan beberapa butir batu didih dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105-110 C selama 1 jam dan kemudian didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang (a). Sampel yang sudah ditimbang (x) dimasukkan ke dalam selongsong yang terbuat dari kertas saring dan ditutup dengan kapas yang bebas lemak. Setelah itu selongsong dimasukkan kea lat FATEX-S (suhu 60 o C dalam waktu 25 menit) dan ditambahkan larutan petroleum ether sebagai larutan pengekstrak. Kemudian dilakukan proses evaporasi dengan mengubah suhu menjadi 105 o C, ditunggu hingga alat berbunyi. Proses dilakukan sebanyak 2 kali. Kemudian labu dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 o C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang (b). 7

2.4.5 Serat Kasar Sampel bahan sebanyak 1 gram (x) dimasukkan ke dalam gelas piala 500 ml dan ditambahkan 50 ml H 2 SO 4 0,3 N, lalu dipanaskan selama 30 menit hingga mendidih. Setelah itu, ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, dan terus dididihkan kembali selama 30 menit kedua. Kemudian cairan tersebut disaring dengan kertas saring yang sudah ditimbang (a) menggunakan corong Bucher. Proses penyaringan berturut-turut dilakukan dengan menggunakan 50 ml air panas, 50 ml H 2 SO 4 0,3 N, 50 ml air panas, 25 ml Aceton. Kertas saring dan isinya dipindahkan ke cawan porselen dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C kemudian didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang (y). Setelah itu kertas saring dan isinya dipijarkan dalam tanur sampai putih dan ditimbang (z). 2.5 Analisis Statistik Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang, tingkat kelangsungan hidup, biomassa, dan kandungan proksimat daging. Rumus yang digunakan untuk menghitung parameter pertumbuhan, biomassa, dan kelangsungan hidup adalah seperti dalam Lampiran 2. Parameter pertumbuhan dan kandungan proksimat daging dianalisis secara deskriptif, dan diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. 8