BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep yang digunakan dalam perancangan museum olah raga ini adalah Metafora dari Gerakan Shalat, dimana konsep ini merupakan hasil penggabungan antara: Nilai gerakan shalat, yaitu: Kebersamaan, Pada penggunaan ramp untuk pengunjung pejalan / disable person kaki dengan sudut antara 15-20 derajat sehingga dapat memungkinkan semua orang dapat mengunjungi museum Kesucian, karena fungsi bangunan cukup kontras perbedaannya dengan bangunan sekitarnya maka digunakan kontur atau pengaturan ketinggian lantai bangunan sehingga perbedaan fungsi tersebut cukup dapat dilihat oleh seseorang, akan tetapi masih memperhitungkan jarak antara bangunan dengan jalan sehingga walaupun terdapat perbedaan ketinggian namun masih tidak terlihat individualismenya. filsafat gerak, terlihat pada hierarki penyusunan koleksi museum kiblat, view maksimal diarahkan ke arah barat dan untuk main entrance nya dari arah samping sebelah utara dan selatan yang mengambil filosofi dari arah masuk makmum ketika shalat berjamaah. Fungsi gerakan shalat saat sujud antara lain: melancarkan aliran darah yang membawa oksigen masuk ke otak, yaitu pada perletakan ruang pusat informasi sebagai pusat sirkulasi. 198
Bentuk tubuh saat melaksanakan shalat (bentuk tubuh pada saat sujud), yang kemudian diaplikasikan ke dalam perancangan sebuah sarana public berupa Museum Olah Raga. 6.1. Hasil rancangan pada penataan dan aksesibilitas tapak. 6.1.1. Aksesibilitas pada bangunan adalah merupakan penerapan dari nilai kebersamaan (hablumminannas), dan bentuk tapak diperoleh dari tampak atas orang yang melakukan shalat. Gambar 6.1. Lay Out Aksesibilitas Pengunjung dan Pengelola. Sumber: Hasil Perancangan. 199
Gambar 6.2. Denah akses pengunjung LT I Sumber: Hasil Perancangan. 200
Gambar 6.3. Denah akses pengunjung LT IL Sumber: Hasil Perancangan. 201
Gambar 6.4. Denah akses pengunjung LT III Sumber: Hasil Perancangan. Gambar 6.5. Denah akses pengunjung LT IV Sumber: Hasil Perancangan. 202
Diumpamakan sebagai kaki pada saat melaksanakan sujud Diumpamakan sebagai tubuh kita pada saat melaksanakan sujud Diumpamakan sebagai kepala pada saat melaksanakan sujud Diumpamakan sebagai tangan pada saat melaksanakan sujud Gambar 6.6. Site Plan Aksesibilitas Pengunjung dan Pengelola. Sumber: Hasil Perancangan. 203
6.1.2. View adalah merupakan penerapan dari kiblat. Konsep View ini disesuaikan dengan pandangan yang memiliki potensi bagi pengunjung, bangunan dan sekitarnya. Pandangan juga menentukan estetika bangunan, konsep pandangan dibagi menjadi dua yaitu pandangan ke dalam dan pandangan ke luar. Pandangan dalam tapak yang berpotensi hanya satu arah, dan pandangan yang lain hanya mendukung dari pandangan tersebut. Sehingga, dari hasil analisa view bangunan lebih diarahkan menghadap ke arah barat tapak. Selain itu pandangan ke barat juga mendukung antara analisa pandangan dan analisa matahari, karena pandangan ke barat juga membelakangi arah sinar matahari. Selain itu, pandangan ke arah barat juga sesuai dengan arah kiblat saat shalat untuk area kota Malang dan sekitarnya yaitu menghadap ke arah barat. a) Konsep Pandangan Ke dalam Museum. Bangunan Museum dibuat lebih tinggi dari permukaan jalan untuk memberikan adanya pembedaan fungsi bangunan, dengan bangunan sekitar nya yang memiliki fungsi sebagai fungsi permukiman dan fungsi perdagangan. 204
View menghadap ke arah barat yang merupakan aplikasi dari arah kiblat Jenis vegetasi pada bagian depan bangunan adalah berbatang tinggi dan berdaun lebat, sehingga bangunan masih tetap jelas terlihat dan di sekitarnya tetap teduh. U LAY OUT PLAN Gambar 6.7 Penggunaan Vegetasi dengan jenis batang panjang dan daun lebat. Sumber: Hasil Rancangan 205
Peninggian lantai pada bangunan untuk perbedaan fungsi dengan daerah disekitarnya yang umumnya berfungsi sebagai kawasan perdagangan dan permukiman Gate dengan warna yang mencolok dibandingkan dengan warna angunan yang berfungsi sebagai main entrance bangunan Laporan Tugas Akhir Gambar 6.8. Nilai kesucian pada peninggian Tampak Depan. Sumber: Hasil Rancangan 206
Parkir motor di bagian depan bangunan dibuat lebih rendah 1,2 meter dari tinggi jalan dengan tujuan agar view ke bangunan dapat lebih maksimal. Gambar 5.3 Konsep Pandangan Keluar Sumber : Hasil analisis (2011) Portal gate dengan warna mencolok dan penanda berupa tiang yang menyerupai bentuk siku pada saat sujud, berfungsi untuk menarik pengunjung atau berfungsi sebagai main entrance. Gambar 6.9. Portal Gate dengan warna mencolok. Sumber: Hasil Rancangan 207
b) Konsep Pandangan ke luar Museum Konsep pandangan ke luar hanya digunakan pada area kantor pengelola saja, karena pada unit ruang kantor pengelola yang cenderung bersifat statis. Sedangkan pada ruang pameran pandangan ke luar tidak digunakan agar perhatian pengunjung tidak terpecah adapun pengaturan pada ruang pameran adalah dengan menaruh diorama pada sisi jendela. Agar pandangan ke luar dapat digunakan secara maksimal, bukaan menggunakan material kaca terang agar dapat melihat objek secara jelas. Sedangkan dari luar berfungsi sebagai shading device penghalang sinar berlebihan dari sinar matahari. 208
6.1.3. Pengaturan hierarki koleksi adalah merupakan penerapan dari Nilai Filsafat gerak dan fungsi gerakan shalat. Gambar 6.10 Penggabungan nilai filsafat gerak dengan fungsi gerakan sujud. Sumber: Hasil Rancangan 209
6.1.4. Sirkulasi pengunjung di dalam Museum merupakan penerapan fungsi gerakan shalat yaitu memperlancar aliran darah. Aksesibilitas di dalam bangunan adalah merupakan aplikasi dari fungsi gerakan shalat yang hanya dapat terjadi ketika sujud, yaitu pada saat sujud sirkulasi darah yang membawa oksigen menuju otak dan keseluruh tubuh secara sempurna yang dimetaforkan dengan arah aksesibilitas pengunjung dalam ruang. Jantung yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh diibaratkan sebagai pusat sirkulasi Gambar 6.11. Fungsi gerakan sujud menyebarkan darah ke seluruh tubuh. Sumber: Hasil Rancangan. 210
Gambar 6.12 Fungsi gerakan sujud menyebarkan darah ke seluruh tubuh. Sumber: Hasil Rancangan. 211
6.2. Iklim 6.2.1. Matahari. Matahari membawa sinar dan panas, sehingga konsep bentukan bangunan adalah agar tiap ruang bisa mendapatkan pencahayaan alami, tanpa harus terasa panas. 6.2.2. Angin. Angin dimanfaatkan untuk menghapus panas dalam ruangan, melalui penggunaan bentukan lengkung yang bersifat aerodinamis sehingga angin tidak sampai di pantulkan, akan tetapi angin tersebut dibelokkan searah dengan arah bidang lengkung yang terkena angin secara langsung Gambar 6.13 Konsep bangunan terhadap iklim Sumber: Hasil Rancangan. 212
Gambar 6.14 Aplikasi konsep iklim terhadap bangunan Sumber: Hasil Rancangan. 213
6.3. Detail. 6.3.1. Detail Arsitektural. Sculpture. Gambar 6.15 sculpture Sumber: Hasil Rancangan. 214
Interior. Gambar 6.16 Denah Lantai I. Sumber: Hasil Rancangan. 215
Gambar 6.17 Denah Lantai II Sumber: Hasil Rancangan. 216
Gambar 6.18 Denah Lantai 3. Sumber: Hasil Rancangan. 217
a. Pusat Informasi. Gambar 6.19 Pusat Informasi. Sumber: Hasil Rancangan. 218
b. R.Pameran - Ruang Diorama LT 3 Gambar 6.20 Diorama Olah Raga. Sumber: Hasil Rancangan. 219
- Ruang pamer photo dan Lukisan permainan Tradisional Gambar 6.21 Ruang Pamer Foto dan Lukisan. Sumber: Hasil Rancangan 2 220
c. Museum Shop Gambar 6.22 Museum Shop. Sumber: Hasil Rancangan 221
6.4. Utilitas bangunan 6.4.1. Air bersih & Air kotor Bagan 6.1. Sistem Penyediaan Air Bersih (Sumber: Analisis, 2011) Bagan 6.2. Sistem Pembuangan Kloset dan Wastafel (Sumber: Analisis, 2011) 222
Gambar 6.23. lay out plan utilitas air bersih dan air kotor. Sumber: Hasil Rancangan. 223
Gambar 6.24 Potongan Utilitas Air bersih dan air kotor Sumber: Hasil Rancangan. 224
6.4.2. Titik lampu. Gambar 6.25 Utilitas Perletakan Titik Lampu Sumber: Hasil Rancangan. 225
Gambar 6.26 Potongan Utilitas Perletakan Titik Lampu. Sumber: Hasil Rancangan. 226
6.4.3. AC Gambar 6.27 Lay Out Utilitas AC Sumber: Hasil Rancangan. 227
Gambar 6.28 Potongan Utilitas AC Sumber: Hasil Rancangan. 228