BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi ideal dari pelaksanaan tugas pegawai dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan, maka orientasi manajemen harus berfokus pada pelanggan. Dengan kata lain arah pelaksanaan tugas karyawan adalah memberikan pelayanan pada pelanggan, baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan dalam pemberian pelayanan adalah pegawai dengan berbagai persoalannya. Bukan tidak mungkin pelanggan memperoleh citra yang buruk tentang lembaga/organisasi disebabkan oleh pekerjaan pelayanan oleh pegawai yang jelek. Untuk menghindari hal ini perusahaan perlu fokus pada peningkatan kinerja pegawai. Karena tidak mungkin terjadi fokus pada pelanggan tanpa didahului oleh fokus pada pegawai. Untuk meningkatkan kinerja individual pegawai, beberapa hal yang mempengaruhi salah satunya faktor motivasi dan gaya kepemimpinan di perusahaan tersebut. Pegawai dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pegawai memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik, yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin kegiatan perusahaan berjalan baik, kalau pegawainya bekerja tidak produktif, artinya pegawai tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah. Karena 18
kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja pegawai dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Untuk meningkatkan motivasi kerja diperlukan seorang pemimpin yang yang mampu memotivasi pegawai untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Rangsangan atau dorongan tersebut bersifat interen dan ekstern serta harus dapat dirasakan manfaatnya yaitu dapat merubah sikap pegawai dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal. Dorongan yang bersifat intern merupakan dorongan yang timbul dari dalam hati nurani masing-masing individu tanpa dipengaruhi faktor-faktor dari pihak luar. Oleh karena itu, dasar pertama menumbuhkan motivasi agar dapat berhasil dan terus berkembang, tidak hanya memuaskan kebutuhan dalam hal materi saja, namun tidak kalah pentingnya adalah memenuhi kebutuhan non materi yakni kebutuhan rohani. Dorongan yang bersifat ekstern timbul dari rangsangan dari luar individu, misalnya dari kondisi lingkungan kerja, atau pemberian fasilitas yang diberikan kepada pegawainya. Gaya pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya. Sebab pemimpin dan manajer yang sukses itu mampu mengelola organisasi, bisa mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan menunjukkan jalan, berperilaku dan melakukan aktifitas bersama-sama (melakukan kerjasama). Seorang pemimpin yang baik harus tahu dan bagaimana menggerakkan. sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dana dan waktu secara efektif, efisien kedalam proses manajemen. Sehingga berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat
tergantung kepada kepemimpinan seseorang. Melalui pemimpin, orang-orang akan digerakkan dan dimotivasi agar memberikan kinerja terbaiknya. Gaya kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting dalam sebuah era organisasi modern yang mengkehendaki adanya demokratisasi dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan perusahaan. Akibat yang mungkin timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan kinerja karyawan yang akan membawa dampak kepada penurunan kinerja total perusahaan. Gaya kepemimpinan berpengaruh dalam upaya meningkatkan motivasi kerja, hal ini disebabkan seorang pemimpin yang baik selalu membuat tujuan organisasi yang dipimpinnya jelas dan terarah, dan seluruh karyawan mau mengetahuinya dengan jelas tujuan organisasi. Penelitian ini melihat pengaruh motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada PDAM Tirtanadi Medan. Faktor faktor utama didalam melakukan suatu pekerjaan adalah pegawai yang mempunyai motivasi untuk melakukan pekerjaan secara lebih giat dan lebih baik, agar dapat dihasilkan suatu output yang memuaskan berbagai pihak. Motivasi kerja perlu diberikan kepada pegawai. Motivasi kerja pegawai diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang dihasilkan, oleh karena itu pemberian motivasi kerja dapat dilakukan oleh pimpinan suatu lembaga atau instansi. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Medan sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan yang diterapkan para pemimpinnya, khususnya para pejabat sruktural dalam mengarahkan, memberikan semangat dan memperdayakan karyawan.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagimana pengaruh motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di PDAM Tirtanadi Medan? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi pegawai di PDAM Tirtanadi Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di PDAM Tirtanadi Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pegawai di PDAM Tirtanadi Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pimpinan PDAM Tirtanadi Medan dalam memotivasi pegawai dalam bekerja, menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam rangka meningkatkan kinerja pegawainya. 2. Sebagai menambah khasanah penelitian pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen.
3. Sebagai menambah pengetahuan, membuka cakrawala berpikir dan menambah wawasan peneliti dalam bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai motivasi, gaya kepemimpinan, dan kinerja pegawai. 1.4. Kerangka Berpikir Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari motivasi dari setiap individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, seorang pemimpin organisasi harus mampu memahami bagaimana motivasi mempengaruhi kinerja pegawainya. Menurut Robbins (2001), Motivasi merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Motivasi kerja adalah suatu perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seseorang bersemangat dalam bekerja karena terpenuhi kebutuhannya. Daft dalam Safaria (2004) menyatakan bahwa Motivasi adalah dorongan uang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik. Bila seseorang termotivasi, maka seseorang akan berusaha berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum tentu upaya yang keras itu akan menghasilkan produktivitas yang diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam arah yang dikehendaki organisasi. Oleh karena itu, upaya harus diarahkan dan
lebih konsisten dengan tujuan ke dalam sasaran organisasi. Unsur kebutuhan berarti suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan di dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila tercapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan tegangan. Oleh karena itu, melekat di dalam definisi motivasi adalah bahwa kebutuhan individu itu sesuai dan konsisten dengan tujuan dan sasaran organisasi (Prasetyo dan Wahyudin, 2006). Kinerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai tentunya tidak saja dipengaruhi oleh motivasi yang ada dalam diri seorang pegawai, tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana gaya seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya. Menurut Knippenberg dan Hogg (2003), Gaya kepemimpinan merupakan perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Rivai (2004) menyatakan bahwa Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Dalam menerapkan gaya kepemimpinan tergantung pada situasi. Teori situasioanal menyimpulkan bahwa seseorang pemimpin yang efektif harus memperhatikan faktor-faktor situasional yang terdapat di dalam organisasi. Karena faktor-faktor situasi tersebut tidak selalu tetap, maka diperlukan kemampuan dari pemimpin untuk mengadaptasi kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Setidaknya ada 3 (tiga) gaya kepemimpinan situasi yang sering muncul yakni otokratis, demokratis dan laisez faire. Dengan penerapan gaya kepemimpinan yang tepat akan memotivasi kemampuan karyawan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan (Mark, 2006). Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja terdiri dari kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal organisasi misalnya motivasi dan kepemimpinan. Berdasarkan hal tersebut maka kerangka berpikir pertama dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut : Motivasi Kinerja Pegawai Gaya Kepemimpinan Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama
Setiap individu dalam perusahaan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka sangat penting bagi perusahaan untuk melihat apa kebutuhan dan harapan karyawannya. Jika perusahaan dapat mengetahui hal-hal tersebut, maka akan lebih mudah untuk menempatkan karyawan pada posisi yang paling tepat, sehingga ia akan semakin termotivasi dalam bekerja. Menurut Rivai (2006), ada beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi pegawai, antara lain adalah lingkungan kerja yang menyenangkan, dan penghargaan atas prestasi kerja yang diberikan kepada pegawai. Lingkungan Kerja Penghargaan Atas Prestasi Kerja Motivasi Gambar 1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua 1.6. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut : 1. Motivasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di PDAM Tirtanadi Medan. 2. Lingkungan kerja dan penghargaan atas prestasi kerja berpengaruh terhadap motivasi pegawai di PDAM Tirtanadi Medan.