BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Tangerang yang bergerak pada bidang pengelolaan air minum untuk masyarakat sekitar wilayah kabupaten Tangerang. Dalam struktur organisasinya perusahaan ini dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi dengan menanyakan beberapa hal tentang perusahaan dengan karyawan PDAM, dan ternyata belum lama ini PDAM Tirta Kerta Raharja baru saja berganti Direktur Utama, sebelum pergantian pemimpin karyawan lebih leluasa untuk keluar pada jam kerja dan pemimpin yang lama tidak memberikan sanksi terhadap karyawan, melihat kebiasaan buruk tersebut Direktur Utama yang baru ini mencoba untuk lebih mendisiplinkan karyawannya. Dengan berubahnya pemimpin, maka karakteristik nilai dan cara berkomunikasi pun berubah. Direktur Utama yang saat ini memimpin ingin memajukan perusahaan dengan cara mendisiplinkan karyawannya. Sementara untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya ditentukan oleh kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi atau mengkoordinasi. 1

2 2 Komunikasi membantu untuk menjelaskan tujuan strategi suatu organisasi, karena organisasi memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau public utama. Untuk itu, visi, misi dan nilai-nilai yang direncanakan organisasi harus dikomunikasikan secara jelas. Komunikasi dirancang untuk mempengaruhi perilaku dan adanya komunikasi yang baik, juga membantu organisasi untuk meminimalkan ancaman dengan mengenali masalah atau konflik yang mungkin terjadi, secara awal. Komunikasi organisasi secara sederhana yaitu komunikasi antar manusia (human communication). Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi formal merupakan komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi keatas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi. Didalam suatu organisasi atau perusahaan, masyarakat mengenal adanya kenjangjenjang jabatan maupun kedudukan yang memungkinkan sesama individu dalam suatu organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas seperti pimpinan dan karyawan. Selain itu juga adanya pembagian kerja bagi setiap orang yang memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Peranan pimpinan adalah sebagai motivator kepada bawahannya, pemandu, petunjuk, penuntun, komandan dan fungsinya sendiri dengan jalan memprakasai

3 3 tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha atau upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pempimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. 1 Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi memiliki peran penting, tidak hanya sekedar membimbing dan mengarahkan bawahannya, namun juga bagaimana pemimpin mampu memberikan vsi dan misi atau arah yang jelas kemana organisasi akan dibawa. Dalam era dimana terjadi pergeseran budaya maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kepekaan terhadap perubahan lingkungan yang tajam dalam menggunakan strategi untuk mencapai visi dan misi sehingga anak buah tahu ke arah mana yang hendak dituju. Dalam memimpin sebuah organisasi, seorang atasan mempunyai cara-cara yang berbeda, dimana disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya. Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. 2 Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Sejak organisasi didirikan, secara sadar atau tidak, seorang pemimpin mempunyai andil dalam pembentukan karyawan. Karyawan yang memiliki 1 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinannya, PT Raja Grafindo Persada, 2005, hal Tri Widodo W. Perilaku Organisasi, STIA LAN, Bandung Hal 5-6

4 4 kemampuan akan tetap dipertahankan demi kemajuan perusahaan. Pemimpin dalam konteks ini memiliki andil yang sangat besar terhadap kinerja. Selain mengkoordinir pelaksanaan tugas dengan baik, pimpinan juga harus mampu menghargai, bekerja sama dapat menciptakan suasana kerja yang baik dan memiliki gaya komunikasi yang tepat dalam penyampaian informasi atau tugas-tugas yang hendak diberikan karena tanpa pendekatan seperti ini akan sulit bagi karyawan untuk dapat menciptakan kinerja yang baik. Suksesnya atau tercapainya tujuan perusahaan didukung oleh seluruh karyawan yang berperan secara aktif dan produktif dalam proses kegiatan. Faktor karyawan merupakan faktor kunci, sebab kesalahan dan kekeliruan yang terjadi dapat menyebabkan hambatan yang serius, bahkan dapat menyebabkan kegagalan. Komunikasi khususnya komunikasi internal perusahaan yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan karyawan tidak melakukan pekerjaannya secara maksimal dan hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Definisi dari kinerja itu sendiri adalah bagaimana seorang karyawan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi yang menyangkut tugas fungsional yaitu tugas yang berkaitan dengan seberapa baik seorang karyawan menyelesaikan seluk beluk pekerjaan, terutama aspek teknis pekerjaan tersebut dan tugas perilaku yaitu tugas yang berkaitan dengan seberapa baik karyawan menangani kegiatan antar personal dengan

5 5 anggota lain dari organisasi, termasuk mengatasi konflik, mengelola waktu, memberdayakan orang lain, bekerja dalam tim dan bekerja secara mandiri. 3 Kinerja karyawan bisa diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja yang dilakukan oleh karyawan. Dalam meningkatkan kinerja karyawan diperlukan adanya dorongan, semangat atau motivasi yang timbul dari dalam diri, selain itu pula diperlukan kerjasama yang baik antara pemimpin/pimpinan dengan para karyawannya yang dimana merupakan hak yang paling mendasar dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai suatu produktivitas yang tinggi juga dibutuhkan hubungan kerjasama yang baik antara pimpinan dengan pegawai yang dimana seorang pemimpin mempunyai sikap saling menghargai dan berkomunikasi yang baik. Tujuan organisasi atau perusahaan tidak mungkin akan terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan sangat canggih. Karena itu, masalah kinerja dan produktivitas sumber daya manusia harus benar-benar mendapatkan perhatian dari organisasi atau perusahaan. Untuk mewujudkan motivasi dan kinerja karyawan yang baik maka dibutuhkan adanya komunikasi organisasi yang merupakan penghubung dalam melakukan segala aktivitas yang berhubungan dalam organisasi. Komunikasi organisasi tersebaut dapat 3 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Hal. 134

6 6 dilakukan antara atasan (upward communication) dan antara sesame karyawan (sideway communication) dalam organisasinya. 4 Setiap anggota organisasi perlu diatur secara tertib demi efisiensi kerja dan demi maksimalisasi pencapaian tujuan, karena itu perlu adanya pemimpin yang bisa mengatur semua kegiatan kerja anggota organisasi. Pemimpin berusaha untuk mempengaruhi bawahan melalui komunikasi. Kepemimpinan dan komunikasi adalah dua faktor yang saling terkait karena kepemimpinan akan lebih efektif dengan melakukan komunikasi dalam mempengaruhi bawahannya. Selain itu juga peranan gaya kepemimpinan yang dimiliki pimpinan cukup memberikan kontribusi dalam usaha meningkatkan semangat dan kegairahan kerja kepada para karyawan sehingga produktivitas dapat lebih ditingkatkan. Dalam hal ini setiap para pemimpin harus selalu berusaha agar para karyawannya mempunyai semangat dan kegairahan kerja yang tinggi, sebab apabila para pimpinan mampu meningkatkan semangan dan kegairahan kerja, maka akan diperoleh banyak keuntungan, pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan. Gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan merupakan bagian dari komunikasi organisasi, dimana seorang PR harus mampu mengatasi perbedaan agar terjalin kerjasama antara pimpinan dan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak terbentuk dengan sendiri, oleh karena itu PR harus 4 Ibid, hal 184

7 7 bisa mensosialisasikannya dengan baik dan benar supaya karyawan mengerti dan menjalankannnya dengan baik serta bisa membentuk kerjasama yang kuat. Ketika kita berkomunikasi dengan seorang pemimpin dan menyesuaikannya dengan gaya kepemimpinannya, gaya tersebut kita pelajari. Disinilah peran PR untuk bisa mengatasi perbedaan tersebut dengan mengkomunikasikan gaya kepemimpinan seorang pemimpin dengan tepat, sehingga komunikasi organisasi dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang sangat vital antara kinerja dan kepemimpinan. Keberhasilan seorang pemimpin justru akan dilihat dalam pengaruh mereka secara langsung terhadap kinerja karyawan. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang. Karena perusahaan tersebut baru saja berganti pemimpin, semenjak berganti pemimpin karyawan menjadi lebih giat bekerja dan membuat perusahaan menjadi lebih maju. Peneliti ingin mengetahui sejauhmana pengaruh gaya kepemimpinan yang dilakukan direktur utama yang baru dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Peranan gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi memang sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan didalam bekerja. Kebutuhan bawahannya, tergantung kepada baik tidaknya kepemimpinan yang dilaksanakan dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Karena, bila kepemimpinan

8 8 yang dilaksanakan kurang baik, maka organisasi perusahaan tersebut tidak akan mencapai tujuannya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik mengambil judul untuk riset ini yaitu : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktur Utama PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang Terhadap Kinerja Karyawan 1.2 Perumusan Masalah Setelah melihat fenomena yang terjadi di PDAM Tirta Kerta Raharja dan berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui : Sejauhmana pengaruh gaya kepemimpinan direktur utama terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang? 1.3 Tujuan Penelitian Dari uraian di latar belakang masalah tentang gaya kepemimpinan dan kinerja PDAM Tirta Kerta Raharja maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan direktur utama terhadap kinerja karyawan PDAM Kabupaten Tangerang.

9 9 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dibidang komunikasi organisasi yang dapat dikembangkan dan juga dapat menjadi acuan untuk melakuakan penelitian akademik dibidang komunikasi organisasi, khususnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan masukanmasukan bagi manajemen PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang dalam meningkatkan kinerja pegawainya lewat gaya kepemimpinan dan mampu menjalankan fungsi komunikasi antara pihak instansi dan pihak publik (khususnya pegawai).