BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang semakin ketat serta bagaimana cara agar perusahaan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencapai keuntungan dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini kegiatan suatu perusahaan sangat pesat sekali. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi pengelolaan sumber daya manusia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB I PENDAHULUAN. dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam. mempertahankan kehidupannya dengan beragam cara yang dimilikinya.

andilnya secara maksimal kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN. masalah perencanaan tenaga kerja mikro yang harus segera dilaksanakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian otonomi yang luas dan sistem desentralisasi kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi menjadi lebih berkembang. Oleh karena itu, setiap organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi maupun industri. Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha mau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented),

BAB I PENDAHULUAN. di bawah naungan pemerintah dalam menghadapi tekanan- tekanan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. ataupun sebuah perusahaan. Agar seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan baik,

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Goal-Setting Theory yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Ormas) maka kemerdekaan Indonesia akan sulit diwujudkan ketika itu

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kinerja yang tinggi dari seluruh karyawannya. Untuk tetap bertahan dan sukses,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu menghasilkan produk yang bermutu serta benar-benar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan semakin dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam bertahan dan mengahadapi persaingan pasar yang semakin ketat serta bagaimana cara agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan sangatlah penting untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan. Kinerja perusahaan secara keseluruhan tidak terlepas dari hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan dalam mengerjakan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut konsisten dengan Murty dan Hudiwinarsih (2012) yang mengungkapkan bahwa: kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dari organisasi tersebut. Karyawan yang terdapat di dalam perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda beda. Namun pada umumnya mereka bekerja di perusahaan karena adanya suatu motif pemenuhan kebutuhan, tak terkecuali untuk karyawan non manajemen. Di dalam perusahaan manufaktur, karyawan non manajemen ini memiliki kuantitas yang banyak dan memiliki andil yang besar dalam berlangsungnya kegiatan usaha perusahaan. Mereka terlibat langsung dengan hal hal yang sifatnya teknis dan 1

2 operasional. Finance.detik.com (06/11/13) melansir berita tentang pengusaha yang mengalami kerugian hingga ratusan milyar akibat demo karyawan dan berhentinya aktivitas operasi perusahaan yang berlangsung dalam beberapa hari saja. Menyadari akan pentingnya karyawan dalam menjalankan roda perusahaan, sudah sepatutnya perusahaan memberikan timbal balik yang adil dan layak pada karyawan. Pemberian kompensasi merupakan hal yang paling pokok yang diberikan perusahaan sebagai alat pemenuhan kebutuhan karyawan. Lebih lanjut Davis & Werther (1996) dalam Sudarsono (2008) menyebutkan ada beberapa tujuan dari pemberian kompensasi, salah satunya untuk memotivasi karyawan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kompensasi yang memadai akan meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab akan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sehingga tercipta suatu produktivitas dalam bekerja dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Robbins (1996) menyebutkan bahwa: motivasi merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan individual, atau dengan kata lain motivasi adalah akibat dari interaksi antara situasi dan kondisi yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi berarti seseorang tertarik untuk mengerahkan seluruh upayanya demi tercapainya kebutuhan pribadi dengan menyelaraskan tujuan perusahaan.

3 Murty dan Hudiwinarsih (2012) menyatakan bahwa: seorang karyawan yang termotivasi akan bersifat energik dan bersemangat dalam mengerjakan tugas tugas yang diberikan kepadanya. Sebaliknya para karyawan yang memiliki motivasi yang rendah akan sering menampilkan rasa tidak nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Terdapat beberapa teori motivasi yang menunjuk pada kebutuhan yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Salah satunya adalah yang diungkapkan oleh Maslow. Maslow dalam Edy (2002) menyatakan bahwa manusia dimotivasi oleh keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada. Teori ini mendasarkan konsep hierarki kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, berwujud pangan, sandang, tempat tinggal dan kebutuhan fisik lainnya. Kebutuhan atas jaminan keamanan berupa rasa aman, terlindung dari risiko jasmani dan rohani. Kebutuhan sosial berupa persahabatan, keharmonisan, penerimaan, dan keterikatan. Kebutuhan harga diri seperti disegani, diakui dan dihormati serta kebutuhan aktualisasi diri berwujud prestasi, karier, tanggung jawab, kepuasan diri. Tidak terbatas pada motivasi, kompensasi pun akan mempengaruhi komitmen organisasi dalam tujuannya mempengaruhi kinerja karyawan. Mathis dan Jackson (2004) dalam Marganingsih dan Martani (2010) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai tingkat sampai dimana pegawai yakin dan menerima tujuan organisasi, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi tersebut. Hal tersebut menandakan bahwa seseorang dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasinya akan menimbulkan sikap loyal kepada organisasi tempatnya

4 bernaung dan berupaya meningkatkan kinerjanya demi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Derajat tingkatan komitmen berbeda beda antara individu yang satu dengan yang lainnya, hal tersebut tergantung kepada cara pandang mereka memposisikan dirinya di dalam perusahaan. Seperti yang diungkapkan Allen dan Meyer (1991) yang membagi derajat komponen komitmen organisasi menjadi tiga komponen, yaitu affective commitment, continuance commitment dan normative commitment. Affective commitment berarti seseorang memiliki keterkaitan secara emosional dan penerimaan nilai nilai organisasi atau perusahaan. Sehingga seseorang dengan komitmen afektif yang tinggi memiliki rasa ingin terus bekerja dan mencapai tujuan organisasi (want to). Sementara continuance commitment berkaitan dengan seseorang yang tetap bekerja di dalam perusahaan karena mereka memang membutuhkannya (need to). Hal ini dikarenakan tidak ada pilihan lain apabila mereka meninggalkan perusahaan tersebut. Dan yang terakhir yaitu normative commitment berkaitan dengan sikap yang merasa bahwa seseorang memang memiliki kewajiban untuk mencapai tujuan perusahaan (ought to). PT.Ewindo yang menjadi objek penelitian dan berlokasi di Jalan Cimuncang nomor 68 Bandung ini, bergerak dalam industry pembuatan kabel. PT.Ewindo mempekerjakan banyak karyawan sehingga bisa dikategorikan sebagai perusahaan dengan padat karya.sumber daya manusia yang begitu banyak di perusahaan tersebut harus dikelola dan dimanfaatkan sedemikian rupa agar tercipta kondisi yang kondusif di dalam perusahaan dan terjadi timbal balik yang saling menguntungkan antara

5 karyawan dan perusahaan. Sebagai balas jasa yang dilakukan oleh perusahaan, pemberian kompensasi tentunya sangat diharapkan bagi karyawan agar terciptanya kepuasan dalam bekerja dan para karyawan mampu memenuhi kebutuhan individu mereka. Menurut observasi awal yang penulis lakukan pada PT. Ewindo, baik itu berupa peninjauan terhadap data perusahaan dan melakukan beberapa tanya jawab dengan beberapa karyawan perusahaan. Diketahui bahwa feed back dari perusahaan berupa kompensasi, secara umum kurang memadai, Terlebih lagi untuk karyawan bagian marketing yang disebut sebut sebagai ujung tombak perusahaan. Karyawan bagian marketing seringkali dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja. namun tidak ada insentif berupa uang lembur. Uang lembur diberikan hanya jika ada persetujuan dari atasannya. Bagian marketing bertanggung jawab dalam penjualan produk produk perusahaan sehingga seringkali dikaitkan dengan omset penjualan perusahaan. Data dari perusahaan menunjukkan, bahwa omset penjualan dari tahun 2010 hingga tahun 2014 cenderung menurun. Meskipun pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 5% dari omset tahun sebelumnya yaitu dari awalnya sebesar Rp. 536.387.796.776 pada tahun 2012, meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp. 566.604.573.791, namun secara keseluruhan terjadi penurunan kinerja perusahaan apabila diukur dari omset tersebut. Sementara dalam aktivitas produksi, PT.Ewindo menggunakan mesin mesin yang canggih yang didatangkan dari luar negeri khususnya dari Negara Jepang, Mesin mesin tersebut beroperasi dengan memiliki standar kapasitas produksi atau

6 yang diistilahkan sebagai minimum order quantity (MOQ). Meskipun terdapat standar dalam kapasitas produksi, namun tetap saja untuk menjaga apabila ada barang reject yang tidak memenuhi spesifikasi dan kualitas standar barang, PT.Ewindo memproduksi lebih banyak dari standar yang telah ditetapkan sehingga akan terdapat kelebihan dalam produksi. Kelebihan produksi tersebut dijadikan buffer stock atau persediaan cadangan apabila di waktu yang akan datang terdapat purchase order dengan item yang sama. Yang menjadi kendala bagi PT.Ewindo yaitu terdapat banyaknya jenis item produk kabel dengan ukuran yang beragam dan warna yang bermacam macam. Sementara kebutuhan customer tidak selalu sama setiap mereka melakukan pemesanan barang. Hal tersebut seringkali membuat buffer stock masuk kedalam kategori slow moving stock atau barang barang yang sulit untuk diperjualbelikan. Tidak hanya itu, setelah barang slow moving stock tidak bisa terjual dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan, maka akan dijadikan barang scrap atau barang sisa. Scrap ini masih bisa diperjualbelikan namun harganya jauh dari harga asli barang tersebut. Untuk menghindari kerugian perusahaan akibat penjualan scrap yang harganya rendah, diperlukan upaya untuk meningkatkan penjualan barang barang slow moving stock. Peningkatan target penjualan harus diimbangi dengan kompensasi berupa reward dan bentuk lainnya sehingga mereka akan termotivasi untuk mencapai target penjualan tersebut. Dalam hal lain, motivasi karyawan non manajemen di dalam bekerja dinilai rendah. Mereka cenderung menunjukkan sikap ketidaktertarikan mereka pada

7 pekerjaannya. Hal tersebut bisa dilihat dari kedisiplinan dan budaya kerja yang tidak baik. Tidak jarang banyak karyawan yang tidak berpenampilan rapi seperti tidak memakai sepatu kerja dan lain lain. Selain itu, tidak terpenuhinya kebutuhan karyawan akibat kompensasi yang kurang memadai tadi, seringkali menimbulkan perilaku yang tidak etis. Banyak diantaranya para karyawan yang tertangkap basah mencuri asset perusahaan untuk kemudian dijual kembali sebagai tambahan dalam pemenuhan kebutuhan. Begitu pula komitmen karyawan terhadap perusahaan yang dikatakan rendah. Akumulasi dari ketidakpuasan karyawan terhadap perusahaan menimbulkan sikap yang tidak loyal karyawan kepada perusahaannya. Tercatat banyak pegawai yang mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Beberapa peneliti dan literatur akuntansi manajemen telah melakukan penelitiannya tentang hal yang berkaitan dengan kompensasi, motivasi, komitmen serta kinerja karyawan. Namun hasil yang diperoleh sangat beragam dengan kesimpulannya masing masing. Apriwandi (2013) mengungkapkan bahwa literatur akuntansi manajemen memberikan gambaran yang beragam mengenai dampak pemberian insentif terhadap kinerja dan tidak terdapat bukti pemberian insentif moneter atau non moneter dapat meningkatkan kinerja. Sementara Murty dan Hudiwinarsih (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa: kompensasi secara parsial hanya berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Begitu pula untuk komitmen karyawan terhadap kinerja. Hanya saja secara parsial motivasi karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

8 Sudarsono (2008) dengan kerangka pikir yang berbeda menyatakan bahwa secara tidak langsung kinerja dipengaruhi melalui peningkatan motivasi yang didasarkan pada pemberian kompensasi. Hal yang berseberangan diungkapkan oleh Suswati dan Budianto (2013) bahwa: komitmenlah yang mempengaruhi kinerja. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa komitmen organisasi yang terdiri dari affective commitment, continuance commitment dan normative commitement berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai secara simultan. Lain halnya yang diungkapkan oleh Marganingsih dan Martani (2010), mereka mengungkapkan bahwa: antara komitmen dan motivasi, keduanya mempengaruhi kinerja karyawan. Namun sebelumnya komitmen dipengaruhi oleh imbalan moneter, sementara motivasi dikaitkan dengan tekanan anggaran waktu. Penelitian oleh mereka menitikberatkan pada kompensasi yang ternyata tidak membuktikan bahwa besaran imbalan moneter dapat meningkatkan komitmen karyawan. Berdasarkan uraian di atas, masih terdapat GAP antara peneliti yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut menjadi hal yang menarik diteliti lebih lanjut oleh penulis. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN NON MANAJEMEN MELALUI MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI (Studi Kasus Pada PT.Ewindo).

9 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan non manajemen PT.Ewindo. 2. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap motivasi karyawan non manajemen PT.Ewindo 3. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan non manajemen PT. Ewindo. 4. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap affective commitment karyawan non manajemen PT.Ewindo. 5. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap continuance commitment karyawan non manajemen PT.Ewindo. 6. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap normative commitment karyawan non manajemen PT.Ewindo. 7. Apakah affective commitment berpengaruh pada kinerja karyawan non manajemen PT.Ewindo. 8. Apakah continuance commitment berpengaruh pada kinerja karyawan non manajemen PT.Ewindo. 9. Apakah normatif commitment berpengaruh pada kinerja karyawan non manajemen PT.Ewindo.

10 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai pengaruh kompensasi, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Ewindo, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan non manajemen PT. Ewindo. 2. Pengaruh kompensasi terhadap motivasi karyawan non manajemen PT. Ewindo. 3. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan non manajemen PT. Ewindo. 4. Pengaruh kompensasi terhadap affective commitment karyawan non manajemen PT.Ewindo. 5. Pengaruh kompensasi terhadap continuance commitment karyawan non manajemen PT.Ewindo. 6. Pengaruh kompensasi terhadap normative commitment karyawan non manajemen PT.Ewindo. 7. Pengaruh affective commitment terhadap kinerja karyawan non manajemen PT. Ewindo. 8. Pengaruh continuance commitment terhadap kinerja karyawan non manajemen PT. Ewindo. 9. Pengaruh normative commitment terhadap kinerja karyawan non manajemen PT. Ewindo.

11 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang luas dan lebih jelas mengenai kesesuaian fakta lapangan dengan teori yang ada. 2. Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukkan yang bermanfaat untuk perusahaan terutama mengenai kompensasi, motivasi, dan komitmen organisasi kaitannya terhadap pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Serta dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. 3. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengendalian manajemen serta diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk peneliti peneliti selanjutnya.

12 1.5. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk keperluan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Ewindo yang berlokasi di Jalan Cimuncang nomor 68 Bandung. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2015 hingga bulan Agustus.