BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III TINJAUAN KASUS

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS

NURSING CARE PLAN (NCP)

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR. datang internal atau eksternal. (Carpenito, 2001) organic fungsional,psikotik ataupun histerik.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA


BAB III TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB III TINJAUAN KASUS

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif


BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid. Pasien bernama Ny. P, umur 33 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan pasien SD, dan tidak bekerja, pasien tinggal di Sayung, Demak dan pasien dibawa ke RS.Jiwa oleh keluarganya, jenis kelamin perempuan sebagai penanggung jawab dari pasien selama di rumah sakit jiwa. Pasien masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tanggal : 3 Desember 2008 II. Riwayat Keperawatan a. Alasan Masuk Pasien mengamuk b. Predisposisi Dua minggu yang lalu penderita menunjukkan perubahan perilaku. Pasien bicara sendiri, melamun, marah marah, bila diajak bicara terkadang tidak nyambung. Hubungan dengan keluarga dan tetangga buruk. Waktu luang digunakan untuk keluyuran, makan dan minum harus disuruh. Pasien dulu pernah bercerai dengan suaminya ± 3 tahun lalu. 29

c. Faktor presipitasi Pasien bicara sendiri, melamun, marah-marah. Bila diajak bicara terkadang tidak nyambung dan pasien sampai memukul orang tuanya sehingga pasien dibawa di rumah sakit jiwa. III. Pemeriksaan Fisik a. Tanda tanda vital Tekanan Darah Nadi RR Suhu : 140 / 90 mmhg : 88 x/ menit : 24 x / menit : 37 0 C b. Data antropometri Tinggi Badan Berat Badan : 157 cm : 49 kg c. Keluhan fisik Kepala Mata Hidung Telinga Mulut Kulit : Rambut bersih : Konjungtivitis : Tidak terdapat penumpukan sekret : Simetris, kotor : Bibir kering, kotor : Kulit kering, kurang bersih. 30

IV. Psikososial 1. Genogram Keterangan : : Laki-laki : Penderita :perempuan : Tinggal 1 Rumah : Hubungan Terdekat Pasien tinggal bersama anak perempuannya. Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti pasien. Yang menanggung kebutuhan keluarga adalah anak perempuannya. Pola komunikasi keluarga selalu musyawarah. 2. Konsep diri a. Gambaran Diri Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya, pasien menyukai semua bagian tubuhnya. b. Identitas Diri Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara, pasien mengakui berjenis kelamin perempuan. Pasien tidak ada / tidak mempunyai 31

masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai seorang perempuan. c. Peran Pasien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai istri dan ibu rumah tangga dari 3 anak, 1anak laki laki, dan 2 amak perempuan d. Ideal Diri Pasien berharap ingin cepat sembuh agar dapat pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga. e. Harga Diri Pasien mengatakan merasa malu karena sering di hina oleh orang lain. Masalah keperawatan : Resiko mencederai diri, orang lain 1. Hubungan sosial a. Orang yang sangat berarti bagi klien adalah keluarganya b. Klien tidak aktif dalam kegiatan masyarakat c. Klien merupakan pribadi yang pendiam Masalah keperawatan : Kerusakan interaksi sosial. d. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat Pasien mengatakan jika dirumah pasien sering megikuti kegiatan karang taruna setiap 1 bulan sekali dan pengajian di masjid setiap selasa malam. e. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain 32

Pasien mengatakan tidak pernah menggantungkan diri terhadap seseorang atau orang lain. 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan Pasien adalah seorang yang beragama islam dan menganut aliran muhammadiyah. Pasien percaya bahwa tuhan akan memberi kesembuhan. b. Kegiatan Ibadah Waktu dirumah pasien selalu sholat 5 waktu bahkan rutin megikuti kegiatan pengajian di masjid. V. Status Mental 1. Penampilan klien selama di rumah sakit tidak rapi, rambut kadang tidak disisir Masalah keperawatan : Sidroma defisit perawatan diri (berpakaian, kerapian rambut) 2. Pembicaraan klien selama di rumah sakit pelan, tapi mampu untuk memulai pembicaraan Masalah keperawatan : - 3. Aktifitas Motorik Agitasi Masalah keperawatan : Resiko tinggi cidera 4. Alam perasaan di rumah sakit sedih Masalah keperawatan : Ansietas 33

5. Afek klien selama di rumah sakit Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 6. Interaksi Selama Wawancara kontak mata kurang (saat wawancara melihat sekeliling) tidak melihat perawat : kooperatif Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi 7. Persepsi pasien tentang halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran 8. Proses Pikir klien sudah mulai rasional / sesuai dengan keadaan Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 9. Isi pikiran klien sudah mulai mengetahui kejadian yang terjadi pada dirinya, klien memiliki waham curiga, merasa senang semua orang benci terhadapnya. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 10. Tingkat Kesadaran klien bingung Selama wawancara klien mengetahui waktu, tempat dan orang. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 11. Memori a. Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi dalam dirinya b. Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi dalam hari-hari terakhir c. Klien mampu mengingat kejadian yang baru saja terjadi Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 34

12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung a. Mudah dialihkan b. Pasien mampu berhitung Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir VI. Kebutuhan persiapan Pulang a. Makan Pasien bisa makan sendiri. Saat makanan pasien langsung makan tanpa harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi makanan selalu habis satu porsi. b. BAB / BAK Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK pasien tidak membutuhkan bantuan dari siapapun. Pasien mampu melakukan semua itu sendiri. c. Mandi Pasien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore, dan tanpa bantuan siapapun. Pasien mandiri. d. Berpakaian Pasien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap pasien mandi pasien ganti baju, pasien mampu menyisir rambutnya sendiri selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah.. e. Istirahat dan Tidur Tidur siang pasien dari jam habis makan sampai jam 15.00 WIB. Sedangkan tidur malam pasien dari jam 19.30 WIB sampai dengan 35

jam 06.00 WIB. Selama menjelang tidur pasien tidak ada persiapan khusus jika ingin tidur kadang sebelum tidur ngobrol dengan teman dan nonton tv. f. Penggunaan Obat Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien diberi obat 2 kali yaitu setelah makan siang jam 12.00 WIB dan sebelum tidur jam 21.00 WIB. Obat selalu diminum, tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan pasien yaitu pasien merasa mengantuk. g. Pemeliharaan kesehatan Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga akan mengunjungi pasien. Pasien mengatakan jika sudah pulang nanti akan rutin kontrol dirumah sakit. h. Kegiatan dirumah Pasien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, pasien akan mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu. i. Kegiatan diluar rumah Pasien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada dikampungnya, misalnya pengajian. VII. Mekanisme Koping Bila pasien mempunyai masalah, pasien selalu memendam dan tidak mau terbuka, pasien enggan bercerita. 36

VIII. Pemeriksaan penunjang a. Therapi medik 1. Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid / F200 2. Terapi medis : - CPZ 2 x 100 mg - Halloperidol 2 x 5 mg - Trihexipenidil 2 x 2 mg - Program ECT 6 x 3. Analisa Data NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah 1 27 Desember DS : - Pasien mengatakan Gangguan persepsi 2008 09.00 mendengar suara yang menyuruh nyuruh - Pasien mengatakan suara itu datang pada malam hari - Pasien mengatakan suara itu datang saat Ny. P sedang berdiam diri - Pasien mengatakan jika mendengar suara itu Pasien merasa jengkel dan ingin marah sensori : halusinasi pendegaran DO : - Terkadang Pasien melamun 37

2 27 Desember 2008 09.00 dan bicara sendiri - Bicara Pasien kacau - Pasien terkadag senyum senyum sendiri DS : - Pasien mengatakan merasa malu karena di olok-olok dengan tetangganya DO : - Kontak mata pasien kurang - Pasien nampak malu Harga Diri Rendah 3 27 Desember DS : - klien mudah marah dan Resiko Perilaku 2008 tersinggung Kekerasan 09.0 DO : - Pandangan mata tajam - klien terlihat bingung dan marah 4 27 Desember DS : - Keluarga klien mengatakan Isolasi sosial : 2008 klien lebih senang menarik diri 09.00 menyendiri daripada bergaul dengan orang lain DO : - Kontak mata kurang - Pasien tidak fokus jika di ajak ngobrol - Pasien senang menyendiri 38

4. Daftar Masalah Keperawatan a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi b. Harga diri rendah c. Isolasi sosial : menarik diri d. Resiko perilaku kekerasan 4. Pohon Masalah Resiko Perilaku kekerasan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran Core Problem Isolasi sosial : menarik diri Harga Diri Rendah 5. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi 2. Harga Diri Rendah 3. Isolasi sosial : menarik diri 4. Resiko Perilaku Kekerasan 39

Rencana Tindakan Keperawatan Di RSJ Dr A mino Gondhohutomo Semarang Tgl No. DX Diagnosa Keperawatan Kriteria Evaluasi 1 Perilaku kekerasan Setelah 2x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda tanda percaya kepada perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata d) Bersedia menceritakan perasaan 2. Klien dapat menceritakan penyebab perilaku kekerasan a. Menceritakan penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupung lingkungannya Rencana Tindakan Keperawatan Tindakan Keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap berinteraksi b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien d) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi e) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien 2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan : a) Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya b) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan ps Rasional a) Menciptakan tras pada klien b) Tak kenal maka tak sayang c) Agar lebih akrap dalam menyapa klien d) Mewujudkan percaya pada klien e) Memvalidasi perasaan klien a) Mengungkapkan perasaan klien b) Memperhatikan klien TT 40

3. Klien dapat menceritakan tandatanda saat terjadi perilaku kekerasan a) Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar c) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan 4.Klien dapat menjelaskan : a. Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya b. Perasaannya saat melakukan kekerasan c. Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah 3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan a) Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi b) Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tandatanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan c) Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial) 4) Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya a) Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya b) Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi c) Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi a) Mengusahakan klien mau bercerita b) Menguasahakan klien mau bercerita c) Mengusahakan klien mau bercerita a) Memberikan kesempatan pada klien untuk bercerita b) Mengetahui bagaimana perasaa klien etelah melakukan tindak kekerasan c) Klien dapat memilah mana yang benar dan yang salah 41

5. Klien dapat menjelaskan akibat perilaku kekerasan a) Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll b) Orang lain / keluarga : luka, tersinggungu, ketakutan, dll. c) Lingkungan : barang atau benda rusak, dll 6. Klien dapat : Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah 7. Klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan a) Fisik : nafas dalam, memukul bantal / kasur 5) Klien dapat megidentifikasi akibat perilaku kekerasan a. Diri sendiri b. Orang lain / keluarga c. Lingkungan 6) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan : Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : - Cara fisik : nafas dalam, pukul bantalk atau kasur, olah raga - Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain - Sosial : latihan asertif dengan orang lain - Spiritual : sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing 7) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan Latih klien memperagakan cara yang dipilih : Mengetahui akibat dari perilaku kekerasan Klien tahu cara untuk mengungkapkan marah Klien dapat mendemonstrasikan cara yang dipilih 42

b). Verbal : mengungkapkan perasaan kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti c). Spiritual : zikir / doa, meditasi sesuai agamanya 8. Perawat dapat melakukan petemuan dengan keluarga a. Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan b. Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih Jelaskan manfaat cara tersebut Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna 8) Klien mendapat dukungan keluarga untuk megontrol perilaku kekerasan : a) Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan b) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekekarasan c) Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien d) Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan) a) Agar keluarga klien tahu pendukung nutuk klien itu sangat penting 43

9. Klien dapat menjelaskan : a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama obat d) Bentuk dan warna obat e) Dosis yang diberikan kepadanya f) Waktu pemakaian g) Cara pemakaian h) Efek yang dirasakan e) Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang f) Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan 9) Klien menggunakan obat sesuai program yag telah ditetapkan: a) Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat) b) Dosis yang tepat untuk klien c) Waktu pemakaian d) Cara pemakaian e) Efek yang dirasakan klien Anjurkan klien : a) Minta dan menggunakan obat tepat waktu b) Lapor ke perawat / dokter jika mengalami efek yang tidak biasa c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat Agar klien mau minum obat secara teratur dan tahu mengenai dosis, jeis obat, waktu pemakaian dan cara pemakaian 44

2 Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda tanda percaya kepada perawat : a) Ekspresi wajah bersahabat b) Menunjukkan rasa senang c) Ada kontak mata d) Mau berjabat tangan e) Mau menyebutkan nama f) Mau duduk berdampingan dengan perawat g) Bersedia mengngkapkan masalah yang dihadapi 1. Bina hubungan saling percaya a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat c) Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi a) Menciptakan tras pada klien b) Tak kenal maka tak sayang c) Mewujudkan rasa percaya pada klien d) Tanyakan perasaan klien danmasalah yang dihadapi klien e) Dengarkan dengan penuh perhatian d). Memvalidasi perasaan klien e). Memperhatikan perasaan kilen 2. Klien dapat menyebutkan : a) Isi b) Waktu c) Frekuensi d) Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi 2. Klien dapat menyebutkan a) Mengetahui jenis halusinasi b) Mengetahui isi, waktu,frekuensi halusinasi c) Mengetahui situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinai Klien dapat menceritakan mengenai halusinasinya 3. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya di lakukan untuk mengendalikan halusiasi 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya a). Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika Klien dapat mengidentifikasikan cara yang harus dilakukan jika terjadi halusinasi 45

4. Klien dapat menyebutkan cara kontrol halisinasi 5. Klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi 6. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat terjadi halusinasi 4. Diskuikan cara yang diinginkan klien : a) Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian b) Jika cara yang digunakan mal adaptif dikusikan cara tersebut 5. Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi : a) Katakan pada diri sendiri bahwa suara itu tidak nyata b) Bantu klien memillih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya c) Beri keempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih d) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatuh, jika berhasil beri pujian 6. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi a) Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, topiik). b) Diskusikan dengan keluarga tentang : Pengertian halusinasi a) Memberi reinforcement positif b) Memberikan cara yang terbaik untuk klien Memberitahukan cara terbaru pada klien cara memutus halusinasi a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga klien b) Agar keluarga tahu mengenai sakit yang diderita klien 46

Tanda dan gejala halusinasi Isi halusinasi Waktu halusinasi Frekuensi halusinasi Situasi terjadinya halusinasi. dll 3 Isolasi Sosial : Menarik Diri 7. Klien dapat menyebutkan a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna, dosi, efek terapi dan efek samping Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda tanda percaya kepada perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata 7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosi, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat a) Pantau klien saat penggunaan obat b) Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar c) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap berinteraksi b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Agar klie mau minum obat dengan tepat 47

2. Klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri a) Diri sendiri b) Orang lain c) Lingkungan 3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri a) Banyak teman b) Tidak kesepian c) Bisa berdiskusi d) Saling menolong Kerugian menarik diri, misalnya : a) Sendiri b) Kesepian c) Tidak bisa diskusi 2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri : Tanyakan pada klien tentang : a) Orang yang tinggal serumah / teman sekamar b) Orang yang paling dekat dengan klien dirumah / diruangan c) Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah / diruang perawatan d) Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut e) Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain 3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien tentang : a) Manfaat hubungan sosial b) Kerugian menarik diri 48

59 4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : a) Perawat b) Perawat lain c) Klien lain d) Kelompok lain 3. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : a) Orang lain b) Kelompok 4. Perawat dapat bertemu dengan keluarga dan dapat menjelaskan : a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik diri c) Penyebab dan akibat menarik diri d) Cara merawat klien menarik diri 2. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial ecara ecara bertahap. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan: a) Perawat lain b) Klien lain c) Kelompok 5. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial dengan : a) Orang lain b) Kelompok 6) Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial Jelaskan pada keluarga tentang: a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik diri c) Penyebab dan akibat menarik diri d) Cara merawat klien menarik diri 49

3 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 7. Klien dapat menyebutkan a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi 2. Klien dapat menyebutkan a) Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien b) Aspek positif keluarga c) Aspek positif lingkungan klien 3. Klien menyebutkan kemampuan yang dapat 7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b) Perkenalkan diri dengan sopan c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji 2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien tentang : a) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki klien 3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan 50

dilaksanakan a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya 4. Klien membuat rencana kegiatan harian 5. Klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat 6. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga 4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat a) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan b) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga 51

diri rendah b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah 52

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan 53

54

55

56

57

58

59