BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan media sebagai salah satu alatnya (Maryani, 2011:3).

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ruben (1984, h. 189) mengungkapkan Mass media such as newspaper,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Dengan adanya perkembangan. yang disebut sebagai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEDIA MONITORING 100 HARI PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tugas utama jurnalis adalah menyajikan berita secara obyektif. Hal ini dikarenakan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

SKRIPSI. Pengaruh Terpaan Berita Penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai Tersangka Oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

Analisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

Jokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate (kekuasaan keempat) dalam proses pemerintahan setelah lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif (dalam Uchjana, 2007:147). Posisi strategis ini menguntungkan media massa untuk membentuk opini publik terhadap wacana yang sedang dibicarakan. Hal ini menurut Eriyanto dikarenakan pemberitaan yang terus-menerus disebarkan media massa secara tidak langsung membentuk pemahaman dan kesadaran di khalayak mengenai sesuatu (2001:172). Media massa berperan untuk menampilkan berbagai macam informasi di hampir semua bidang kehidupan manusia. Salah satu bidang yang memiliki ruang paling banyak ditampilkan adalah politik. Menurut Firmansyah, ranah politik menyentuh hampir di setiap sendi kehidupan manusia, tidak hanya wilayah publik tetapi juga ke wilayah yang dianggap personal atau privat (2007:1). Hal ini menjadikan politik sebagai topik pembahasan yang tiada henti. Permasalahan politik kontemporer seperti kasus korupsi mendapat perhatian dari sebagian besar masyarakat akhir-akhir ini. Mahardhika dan Wintarsih (2014) menyebutkan bahwa: 1

2 Indonesia Indicator (I2), sebuah lembaga riset software Artificial Intelligence pada akhir tahun 2013 menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial di Indonesia dengan melakukan real time monitoring dan analisis dengan cakupan media online, media sosial, forum, diskusi, dan televisi. Sepanjang tahun 2013, dari 2.027.311 pemberitaan seluruh online di Indonesia, terdapat 253.718 berita yang berkategori berita politik atau rata-rata pemberitaan 21.169 perbulan. Ekspos ini meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 149.703 pemberitaan atau sekitar 12.475 pemberitaan perbulan. Berita politik tercatat mengambil porsi sebanyak 12.5% dari seluruh pemberitaan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 24.2% pemberitaan politik didominasi oleh kasus korupsi (Mahardhika dan Wintarsih, 2014). Tahun 2015 misalnya, terdapat kasus korupsi yang diduga telah dilakukan oleh Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Kasus ini muncul ke publik ketika Budi Gunawan diajukan ke DPR oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon Kapolri. Bersamaan dengan hal itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Budi sebagai tersangka kasus penerimaan suap dan gratifikasi. Kasus ini melibatkan banyak pihak di dalamnya, seperti Presiden Joko Widodo, KPK, Polri, DPR, dan lain-lain. Kasus ini dipenuhi berbagai macam kepentingan dan perebutan kekuasaan karena melibatkan pihak dan lembaga yang memiliki kekuasaan di Indonesia. Media massa memiliki peran penting dalam menampilkan kasus tersebut karena berkaitan dengan pembentukan opini publik. Setiap media akan menampilkan kasus KPK dan Polri dengan cara yang berbeda-beda. Sobur menilai bahwa hal ini terjadi karena media massa berada di tengah realitas sosial yang penuh dengan kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam (2006:29-30). Artinya, media massa juga memiliki

3 kepentingan di balik berita yang ditampilkannya. Media massa bisa memposisikan diri menjadi pihak yang pro, kontra, atau netral dalam pemberitaan kasus KPK vs Polri. Majalah Tempo merupakan salah satu media massa nasional yang sangat tajam dalam pemberitaan bidang politik di Indonesia. Sebuah forum guru bahasa Indonesia menyatakan bahwa Majalah Tempo dianggap sebagai majalah yang kontroversial baik dari segi pemilihan kata maupun dalam hal cara mengungkap fakta berita. Majalah Tempo secara terbuka memposisikan diri sebagai media yang oposisi terhadap pemerintah. Hal ini terlihat dari beberapa pemberitaan yang sering memunculkan permasalahan di kalangan pejabat birokrasi negara. Penggunaan pilihan kata yang berani sesuai dengan fakta berita juga terkesan melemahkan tokoh, peristiwa, dan seting sosial tertentu (www.forgubindo.blogspot.com). Majalah Tempo memiliki cara berbeda dalam menampilkan kasus KPK dan Polri. Misalnya dalam rubrik opini majalah Tempo. Dalam satu situs online disebutkan bahwa berbeda dari majalah berita lainnya, majalah Tempo berisikan opini, baik itu opini dari wartawan, narasumber, maupun dari berbagai sumber tulisan lainnya yang dapat dikatakan cenderung menghasut (www.academia.edu). Seperti dalam kalimat Sesuai dengan catatan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, rekening gendut komisaris Jenderal Budi menampung uang yang jumlahnya tidak sesuai dengan profilnya sebagai perwira polisi, majalah Tempo menggunakan metafora dalam

4 merepresentasikan realitas. Eriyanto menjelaskan bahwa metafora digunakan untuk menentukan suatu realitas dapat dimaknai dan dikategorikan sebagai hal positif atau negatif (2001:292). Metafora rekening gendut mengandung penilaian negatif. Kata gendut dan jumbo berarti sesuatu yang besar. Metafora rekening gendut diabstraksikan kepada khalayak bahwa rekening yang dimiliki oleh Komisaris Jenderal Budi tidak wajar karena menampung nominal uang yang tidak sesuai dengan pendapatannya sebagai perwira polisi. Dengan kata lain, rekening Komjen Budi menampung uang yang dicurigai asal-usulnya sekaligus memberikan citra negatif terhadap Komjen Budi Gunawan. Strategi merepresentasikan kasus KPK dan Polri oleh majalah Tempo tersebut bukanlah karena ketidaksengajaan, tetapi adanya kepentingan majalah Tempo di baliknya. Majalah Tempo telah menciptakan citra positif dan negatif pada pihak yang terlibat di dalamnya. Sehubungan dengan hal tersebut Sobur mengatakan bahwa media massa (dalam hal ini majalah Tempo) berada pada dua posisi, yaitu dapat memberikan pengaruh-pengaruh positif dan negatif (2006:30). Hal ini bergantung pada kepentingan yang diwakili majalah Tempo. Pilihan kata pada judul opini Stop Kriminalisasi Pimpinan KPK yang digunakan oleh majalah Tempo merupakan penyikapan terhadap fakta dan realitas yang sedang terjadi. Fakta peritiwa yang terjadi ditampilkan lewat bahasa dan bahasa bukanlah sesuatu yang bersifat netral. Bahasa sebagai sarana penyampai informasi dalam media massa digunakan sebagai wadah

5 merepresentasikan ideologi media tersebut. Gramsci melihat media sebagai ruang di mana ideologi direpresentasikan (dalam Sobur, 2006:30). Hal ini berarti, majalah Tempo menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat legitimasi, dan kontrol terhadap wacana publik. Eriyanto menambahkan, ideologi yang dianut oleh wartawan dan majalah yang bersangkutan secara strategis menghasilkan laporan semacam itu (2001:58). Media massa dan jajarannya, termasuk wartawan, editor, dan penerbit tidak hanya dipandang sebagai pelapor berita, tetapi menjadi aktor dari keragaman penafsiran dan subjektivitas dalam publik. Keberadaan media massa bukan hanya sebagai penjelas suatu peristiwa tetapi membentuk realitas sesuai dengan kepentingan kelompoknya. Media massa tidak hanya menampilkan berita dan opini sesuai dengan fakta dan pertimbangan etis tetapi karena adanya pertimbangan ideologis. Eriyanto menambahkan, ideologilah yang mendorong wartawan atau seseorang untuk menulis teks opini dengan cara seperti itu (2001:15). Melihat permasalahan itu, analisis wacana kritis (AWK) sangat tepat untuk mengkaji penggunaan bahasa pada majalah Tempo ketika menyajikan kasus KPK vs Polri. Eriyanto mengatakan bahwa dalam AWK wacana di sini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa (2001:7). Adapun Fairclough, memandang wacana sebagai bentuk dari tindakan, seseorang menggunakan bahasa sebagai suatu tindakan pada dunia dan bentuk representasi ketika melihat dunia atau realitas (dalam Eriyanto, 2001:286). Wacana politik pada Kasus KPK vs Polri menyeret sejumlah nama yang memiliki kekuasaan yang

6 besar di Indonesia. Media massa memiliki peran dalam menampilkan suatu peristiwa serta para partisipan yang direpresentasikan dalam rubrik opini, mengingat partisipan yang terlibat merupakan pihak yang mempunyai pengaruh yang besar, seperti KPK dan Polri. Rubrik opini dari suatu media massa membawa ideologi tertentu yang terkandung dalam bahasa yang digunakan. Fairclough menambahkan bahwa dalam masyarakat modern saat ini pelaksanaan kuasa semakin meningkat dan dicapai melalui ideologi yang secara khusus dapat ditemukan melalui media bahasa (1989:2). Melalui bahasa yang digunakan akan diketahui representasi kasus KPK vs Polri pada rubrik opini dalam majalah Tempo serta ideologi yang terkandung di dalamnya. Sampai sejauh ini, yang diketahui peneliti, sudah ada skripsi yang meneliti tentang analisis wacana kritis berita di surat kabar. Penelitian tersebut dilakukan oleh Joko Priyanto (2014) dalam skripinya yang berjudul Telaah Teks Berita Pelengseran Presiden Muchammad Mursi dalam Al-Ihram dan Al-Jazirah: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Penelitian ini membandingkan kasus pelengseran Muchammad Mursi dalam dua situs berita di internet, yaitu Al-Ihram dan Al-Jazirah. Model analisis yang digunakan adalah AWK Norman Fairclough yang meliputi teks dan intertekstualitas. Selain itu, terdapat penelitian serupa dari Mahardhika Zifana dan Mahmud Fasya yang berjudul Representasi Presiden Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemberitaan Kasus Suap Daging Sapi Impor di Harian Umum Tempo dan Republika. Penelitian ini dipublikasikan saat Konferensi

7 Linguistik Tahunan Atma Jaya pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan kajian AWK model Van Dijk untuk melihat representasi presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemberitaan dua harian umum terkemuka, yakni Tempo dan Republika, yang sering mewakili dua kutub pemikiran masyarakat Islam dan sekuler. Analisis pada lapisan teks menggunakan Linguistik Fungsional Sistemik dari Halliday. Interpretasi data mengemukakan strategi yang digunakan kedua harian umum dalam merepresentasikan figur Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) sebagai presiden PKS. Simpulan akhir interpretasi menunjukkan bagaimana pemberitaan masingmasing media merepresentasikan presiden PKS di dalam kasus korupsi daging sapi impor. Saat ini belum ada penelitian yang menggunakan tinjauan analisis wacana kritis untuk membahas rubrik opini dalam majalah Tempo. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akan melakukan kajian terhadap penelitian yang berjudul Telaah Teks pada Wacana Politik Kasus KPK vs Polri dalam Rubrik Opini Majalah Tempo: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Penelitian ini diharapkan bermanfaat pada disiplin ilmu linguistik, khususnya studi analisis wacana kritis. Selain itu, penelitian ini diharapkan membuka mata pembaca untuk selalu kritis dalam menyikapi setiap opini yang ada dalam sebuah media massa dan agar pembaca bisa memilih media massa yang benar-benar menampilkan berita yang objektif dan sesuai dengan realitas.

8 B. Pembatasan Masalah Pembahasan mengenai representasi teks opini tentulah sangat luas pengkajiannya. Peneliti melakukan pembatasan masalah terhadap penelitian ini agar terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu pada rubrik opini kasus KPK vs Polri dengan tinjauan analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Rubrik opini dibatasi pada rubrik Opini pada majalah Tempo edisi bulan Februari 2015 yang menampilkan kasus KPK vs Polri. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana representasi kasus KPK vs Polri dalam wacana politik kasus KPK vs Polri melalui diksi, metafora, dan ketransitifitasan pada rubrik opini dalam majalah Tempo? 2. Bagaimana ideologi majalah Tempo yang terkandung dalam rubrik opini kasus KPK vs Polri? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai dua tujuan yang hendak dicapai yaitu. 1. Mendeskripsikan representasi kasus KPK vs Polri dalam wacana politik kasus KPK vs Polri melalui diksi, metafora, dan ketransitifitasan pada rubrik opini dalam majalah Tempo.

2. Mendeskripsikan ideologi majalah Tempo yang terkandung dalam rubrik opini kasus KPK vs Polri. 9 E. Manfaat Penelitian Hasil kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu pegetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan studi analisis wacana kritis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai kajian AWK, khususnya dalam representasi dan ideologi yang terkandung dalam opini majalah Tempo. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Peneliti dapat mendeskripsikan atau memaparkan analisis wacana kritis yang meliputi representasi KPK dan Polri serta mengetahui ideologi majalah Tempo yang terkandung dalam teks opini yang menampilkan kasus KPK vs Polri. b. Bagi Pembaca Pembaca mampu menemukan apa yang benar-benar dimaksud atau tujuan majalah Tempo ketika menampilkan opini mengenai kasus KPK vs Polri sehingga pembaca dapat memilih media massa yang

10 benar-benar menyampaikan berita sesuai dengan fakta dan realita serta pembaca sadar bahawa sebuah opini di dalam media massa merupakan salah satu alat untuk menyembunyikan kepentingan suatu kelompok yang satu terhadap kelompok yang lain. Oleh karena itu, pembaca diharapkan lebih kritis dan selektif dalam memahami teks opini yang ditampilkan oleh media massa. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penguraian suatu penelitian, diperlukan sistematika penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab sebagai berikut. Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri atas enam subbab yang meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini terdiri atas tiga subbab, yaitu tinjauan studi terdahulu, landasan teori, dan kerangka pikir. Dalam tinjauan studi terdahulu dipaparkan beberapa studi yang sejenis dan relevan dengan penelitian ini, sedangkan dalam landasan teori dimuat teori-teori yang berhubungan dengan topik dan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Teori yang menjadi acuan penelitian ini terdiri dari teori tentang analisis wacana kritis.

11 Bab ketiga adalah metode penelitian. Metode penelitian tersebut berisi jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, klasifikasi data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab keempat adalah analisis data. Analisis data berisi serangkaian proses pengolahan data penelitian. Bab kelima adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.