BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan paradigma kritis. Perspektif kritis ini bertolak dari asumsi umum bahwa realitas kehidupan bukanlah realitas yang netral, tetapi selalu dalam kaitan dengan kekuatan ekonomi, politik dan sosial. Siapa yang kuat secara ekonomi, politik atau sosial, dialah yang mendominasi. Asumsi umum paradigma kritis di atas selanjutnya berdampak pada asumsi khusus studi kritis wacana media. Dalam studi kritis wacana atau akrab dengan sebutan analisis wacana kritis, bahasa media dilihat bukan sebagai sesuatu yang netral dan bebas nilai. Bahasa media dalam konteks ini selalu dipandang sebagai bentuk dominasi pihak yang kuat terhadap pihak lemah. Dengan kata lain, bahasa media di sini adalah sebuah praktik sosial dari satu pihak untuk menguasai pihak lain. Memandang bahasa sebagai praktik sosial berarti bahasa dilihat sebagai sebuah bentuk tindakan. Dengan memakai bahasa, pengguna bahasa diasumsikan sedang bertindak, menyatakan siapa dirinya dengan segala latar belakangnya. Karena itu, untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dibaliknya, sebuah teks harus dilihat dalam konteks pemakaian tertentu dan tidak terbatas hanya pada persoalan tata bahasa teks tersebut. Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress dan Tony Trew (selanjutnya disebut Fowler dkk.), penganut paradigma kritis, sebagaimana asumsi paradigma kritis umumnya, memandang bahasa sebagai praktik sosial. Secara lebih spesifik, Fowler dkk memandang praktik pemakaian bahasa sebagai momentum melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya. Untuk melihat praktik ideologi yang dipakai pihak tertentu,

2 Fowler dkk kemudian menganalisis teks media yang dianggap tidak netral dan selalu membawa dampak ideologis tertentu. Dalam pendekatan ini, Fowler dkk menganalisis teks media dengan perhatian khusus pada tata bahasa yang meliputi pemilihan kosa kata dan susunan serta pembentukan kalimat yang berdampak pada pengertian tertentu. Pilihan kosa kata dan pembentukan kalimat dalam bentuk tertentu tersebut, menurut Fowler dkk bukan persoalan tata bahasa atau teknis jurmalistik semata, tetapi dilihat sebagai sebuah politik pemaknaan tertentu yang selalu berimplikasi ideologis. Dengan praktik pemaknaan tersebut, mengakibatkan ada orang, kelompok, pandangan atau wacana dirugikan/dipinggirkan, sebaliknya menguntungkan pihak lain. Bertolak dari asumsi yang dikemukakan oleh Fowler dkk, melalui penelitian ini, peneliti akan meneliti teks-teks berita salah satu media massa terkemuka di Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu Surat Kabar Harian Umum Pos Kupang (SKHU Pos Kupang). Beritaberita SKHU Pos Kupang, sama seperti media-media massa lainnya, dalam pandangan Fowler dkk selalu tidak netral dalam praktik penggunaan bahasanya. Lebih lanjut, penelitian ini akan dibatasi pada topik tentang seksisme, khususnya berita-berita tentang peristiwaperistiwa asusila yang dimuat SKHU Pos Kupang pada Rubrik Kupang Crime selama edisi Bulan Oktober 2009 Untuk melihat praktik marjinalisasi pihak wanita, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis teks-teks berita SKHU Pos Kupang, khususnya berita-berita seputar peristiwaperistiwa asusila. Dalam rangka mengungkap praktik ketidakadilan di atas, kerangka analisis Fowler dkk akan dipakai sebagai pisau analisis penelitian ini. Penelitian ini akan menelaah tiga aspek penting.

3 Pertama, pilihan kosa kata SKHU Pos Kupang yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa atau kejadian dalam teks berita, apakah sebuah peristiwa asusila disebut sebagai pemerkosaan, persetubuhan, pencabulan atau sebutan lainnya. Contoh, berita SKHU Pos Kupang edisi Kamis, 1 Oktober 2009, dengan judul Gadis Pemulung Digilir Dua Pemuda. Pilihan kata digilir untuk menggambarkan proses berlangsungnya perbuatan asusila dengan melibatkan pelaku dan korban sangat memarjinalkan wanita yang dalam hal ini berada dipihak korban. Kata digilir bila ditalaah lebih jauh sangat berasosiasi negatif. Dengan menggunakan kata digilir, seorang wanita di sini ibarat sebuah barang yang selesai dipakai seorang dapat diberikan pada pihak lainnya juga untuk dipakai. Problem pilihan kata ini tidak hanya berkaitan dengan persoalan semantik tetapi dalam paradigma kritis, khususnya pendekatan Fowler dkk, selalu dalam kaitan dengan keberpihakan pada pihak dominan/pria, sebaliknya memarjinalkan pihak yang dianggap lemah/wanita. Hal ini diakibatkan, setiap pilihan kata untuk menunjukan peristiwa selalu turut membawa makna tertentu, dan makna yang diperoleh sebagai implikasi dari pilihan kosakata umumnya selalu berpihak pada kaum pria atau pelaku tindak asusila. Kedua, Sebagai korban, lazimnya wanita selalu diberi sebutan tertentu, begitu pula dengan pihak pelaku atau pria. Pilihan kosakata SKHU Pos Kupang untuk dikenakan kepada korban dan pelaku ini harus dianalisis, karena menurut Fowler dkk, pilihan kata yang dikenakan pada kedua pihak tersebut membawa makna tertentu. Pilihan kata yang dipakai selanjutnya membawa pembaca untuk memahami persoalan yang diberitakan. Dalam prasangka kritis, sebutan yang dilekatkan untuk korban selalu berasosiasi negatif. Misalnya, dalam berita SKHU Pos Kupang edisi Rabu, 21 Oktober 2009 dengan judul Siswa SMA Dicabuli Hingga Hamil. Pada berita ini, sebutan yang dikenakan untuk korban adalah

4 siswi SMA. Dengan pilihan kata siswi SMA, kesan yang muncul di benak pembaca, korban adalah seorang remaja yang masih muda, sedang dalam masa pubertas, suka mencoba hal-hal baru, lazimnya suka bergaul bebas (seks bebas). Dengan sebutan demikian, makna yang diterima pembaca bukannya semakin bersimpati dengan korban, melainkan justru memaklumi peristiwa asusila tersebut sebagai sesuatu peristiwa yang memang sudah selayaknya terjadi. Terakhir, telaahan terhadap pola pembentukan kalimat dalam berita asusila, khususnya berita asusila SKHU Pos Kupang. Fokus kajian dalam pola terakhir ini meliputi pasivasi dan nominalisasi kalimat. Fungsi kedua bentuk tersebut dalam pendekatan Fowler dkk selalu dikaitkan dengan penghilangan atau penyembunyian pelaku yang semestinya harus lebih ditonjolkan. Di sini bentuk kalimat yang dipilih turut menentukan makna yang diterima saat berita tersebut dibaca. Dalam berita SKHU Pos Kupang edisi Selasa, 21 Oktober 2009 dengan judul Siswa SMA Dicabuli Hingga Hamil, pada judul berita dengan kalimat pasif ini yang dicantumkan hanya korban, sementara pelaku perbuatan cabul, dalam hal ini pria tidak dicantumkan. Pelaku dalam konteks ini dapat dikatakan disembunyikan baik secara sengaja atau tidak sengaja. Kondisi ini dapat terjadi karena bentuk kalimat pasif tidak selalu menuntut objek. Praktik penggunaan bahasa ini dalam tataran tertentu boleh dikatakan secara sengaja dilakukan, namun tidak tertutup kemungkinan juga, praktik bahasa yang dilakukan media massa dalam hal ini SKHU Pos Kupang, tanpa disadari atau disengajakan turut memarjinalkan pihak wanita/korban. Hal ini diakibatkan oleh praktik ideologi yang telah terinternalisasi dalam diri wartawan penulis berita bersangkutan. Proses akumulasi ideologi tersebut membuat pandangan versi tertentu diterima begitu saja sebagai kebenaran mutlak

5 tanpa ditinjau lebih jauh, sebalikya memarjinalkan pandangan lainnya yang kurang populer (wacana tandingan). Ketiga aspek analisis di atas akan menghantar peneliti pada sebuah pembongkaran proses praktik ketidakadilan bahasa yang selama ini dilakukan media massa, secara khusus SKHU Pos Kupang. Selain itu, persoalan asusila dalam pemberitaan media ini menjadi problem yang menarik untuk diteliti karena melalui analisis yang konprehensif, segala bentuk praktek ideologi yang selama ini telah berdiri menjadi sebuah hegemoni besar dalam media massa di Indonesia, dan NTT khususnya dapat dibongkar dan diangkat ke permukaan 1.2 Rumusan Masalah Salah satu karakteristik khusus pelitian kritis sebagaimana dikemukakan Eriyanto (2001:53) dalam bukunya Analisis Wacana-Pengantar Analisis Teks media adalah bahwa penelitian kritis sudah diawali dengan prasangka terhadap realitas yang akan diteliti. Untuk itu, dalam penelitian kritis ini, peneliti pun bertolak dari sebuah prasangka yang dapat diumuskan sebagai berikut: Bagaimana korban (wanita) dimarjinalkan dalam teks berita SKHU Pos Kupang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dapat dirumuskan sebagai berikut: Untuk mengetahui proses marjinalisasi pihak wanita dalam teks-teks berita asusila pada SKHU Pos Kupang yang direpresentasikan melalui kosa kata dan pembentukan kalimat. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan-kegunaan dari penelitian ini, antara lain:

6 a. Keguanaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi Jurusan Ilmu Komunikasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kaitan dengan studi tentang analisis isi media. b. Kegunaan Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran bagi semua pihak, secara khusus khalayak pembaca media untuk selalu kritis dalam melihat bahasa yang digunakan media. 1.5 Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis Penelitian Kerangka Pemikiran Berita asusila SKHU Pos kupang merupakan refleksi wartawan/reporter atas realitas yang kemudian direpresentasikan dalam bahasa untuk selanjutnya dibaca masyarakat pembaca. Dalam proses produksi berita tersebut, seorang wartawan/reporter berhadapan dengan beragam pilihan kata dan bentuk kalimat di mana masing-masing pilihan membawa makna tertentu pula ketika dibaca pembaca. Dalam kerangka analisis Fowler dkk, analisis pertama akan dilakukan pada tingkat kosa kata. Kosa kata pertama yang ingin dilihat adalah kosa kata yang dipakai dalam menamakan peristiwa asusila, dan kedua, kosa kata untuk menamakan pelaku

7 dan korban peristiwa asusila. Pada analisis kosa kata ini, peneliti akan menganalisis pilihan kata (diksi) yang dipakai wartawan. Patut diketahui bahwa problem pilihan kata atau diksi sangat erat kaitannya dengan makna kata. Makna kata dalam Bahasa Indonesia terdiri dari makna denotatif dan makna konotatif (Keraf, 2009:27). Makna denotatif adalah makna kata yang tidak mengandung perasaan-perasaan tertentu. Sedangkan makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan atau nilai rasa tertentu dinamakan makna konotatif. Masing-masing makna tersebut mempunyai asosiasi tertentu sesuai dengan konteks di mana kata tersebut digunakan. Konteks, secara khusus konteks sosial dalam analisis wacana kritis memegang peranan yang sangat penting untuk memahami makna sebuah kata. Analisis pilihan kata juga erat kaitannya dengan struktur leksikal. Struktur leksikal adalah bermacam-macam relasi semantik yang terdapat pada kata yang dapat berwujud: sinonim, polisemi, hiponim dan antonim (Keraf, 2009:34-41). Dengan menggunakan relasi-relasi semantik tersebut peneliti dapat mempunyai pegangan untuk menganalisis kata-kata yang hendak dicari maknanya. Kedua, analisis akan dilakukan pada tingkat kalimat. Dalam analisis ini yang menjadi perhatian peneliti adalah proses pasivasi dan nominalisasi kalimat. Pertama, pasivasi kalimat. Dalam sebuah kalimat pasif, pelaku perbuatan yang seharusnya menempati posisi sebagai subjek kalimat berpindah posisi menempati posisi objek kalimat, sebaliknya, korban perbuatan menempati posisi subjek kalimat. Dalam paradigma kritis, dengan penempatan posisi seperti ini, selalu dilihat sebagai upaya penyembunyian pelaku. Hal ini didasari pada argumentasi bahwa, dengan

8 menempatkan pelaku di akhir kalimat, sorotan lebih diarahkan pada korban yang menempati awal kalimat yang seharusnya dilindungi atau disembunyikan. Lebih lanjut, dalam bentuk kalimat pasif, pelaku yang menempati posisi objek kalimat dapat dihilangkan karena kalimat pasif tidak selalu menuntut objek. Sementara itu, dalam nominalisasi kalimat, pelaku tindakan yang seharusnya mendapat sorotan lebih, sama seperti dalam pasivasi wajib dihilangkan karena dalam bentuk ini bukan lagi suatu tindakan yang ditekankan tetapi peristiwa. Kalimat dalam bentuk peristiwa pada hakekatnya tidak membutuhkan subjek, bahkan objek pun dapat dihilangkan, karena bentuk peristiwa tidak harus menunjuk pada realitas acuan yang kongkrit, baik pelaku, korban, tempat dan waktu. Deskripsi atas segala item yang menjadi fokus perhatian dalam pendekatan Fowler dkk selanjutnya diinterpretasikan peneliti untuk memperoleh makna di baliknya. Makna yang akan diperoleh tersebut merupakan sebuah ideologi yang selama ini mendominasi pola pikir baik wartawan maupun masyarakat pembaca surat kabar.

9 Gambar 1 Kerangka pemikiran Realitas yang diangkat menjadi Berita Asusila SKHU Pos Kupang Kerangka Analisis Wacana Roger Fowler Pilihan kata (makna denotatif dan konotatif, struktur leksikal) dan pembentukan kalimat (pasivasi dan nominalisasi) Interpretasi Ideologi Asumsi Penelitian ini dilandasi oleh asumsi sebagai berikut, yakni bahasa media massa selalu tidak netral karena selalu dilihat dalam kaitan dengan pertarungan ideologi, di mana dalam pertarungan tersebut selalu lebih menguntungkan ideologi orang, kelompok, wacana atau pendapat pihak dominan. Untuk membongkar praktik ideologi yang tidak adil tersebut, teks media harus dianalisis dan diinterpretasi secara kritis.

10 1.5.3 Hipotesis Bertolak dari rumusan persoalan di atas, dalam penelitian ini, peneliti berpegang pada sebuah hipotesis, yakni: Dalam penulisan berita-berita SKHU Pos Kupang tentang peristiwa asusila, pilihan bahasa dalam hal ini pilihan kata (diksi) dan pola pembentukan kalimat bila dilihat secara kritis, memarjinalkan korban (wanita).

BAB VI PENUTUP. penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Bertolak dari rumusan persolan penelitian, hasil analisis dan hasil interpretasi data penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik (Sobur, 2009: 30). Dalam hal ini, media digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammad Nazir dalam bukunya "Metode Penelitian", menyatakan bahwa. terus-menerus untuk memecahkan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian, menyatakan bahwa. terus-menerus untuk memecahkan masalah. 34 BAB III METODE PENELITIAN Berbagai literature dalam metodologi penelitian menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan terhadap masalah. Muhammad Nazir dalam bukunya "Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah maka diperlukan metode yang sesuai dengan objek penelitian. Karena metode berfungsi sebagai acuan dalam mengerjakan

Lebih terperinci

MARJINALISASI WANITA DALAM WACANA MEDIA

MARJINALISASI WANITA DALAM WACANA MEDIA MARJINALISASI WANITA DALAM WACANA MEDIA (Analisis Wacana Kritis Berita-Berita Asusila Surat Kabar Harian Umum Pos Kupang, Rubrik Kupang Crime Edisi 1-31 Oktober 2009 Menurut Roger Fowler dkk) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: ANALISIS WACANA KRITIS Mengungkap realitas yang dibingkai media, pendekatan analisis kritis, dan model analisis kritis Fakultas 11Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia selalu memerlukan bahasa di setiap geraknya, hampir dapat dipastikan semua

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pada hakekatnya

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pada hakekatnya BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pada hakekatnya penelitian yang mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau lebih membenarkan suatu kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh rakyat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh rakyat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh rakyat untuk menuntut haknya, maupun saat terdapat suatu kebijakan yang dianggap tidak mensejahterakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat penting. Posisi penting bahasa tersebut, semakin diakui terutama setelah munculnya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Bertolak dari fokus kajian penelitian dan hasil analisis serta interpretasi peneliti,

BAB VI PENUTUP. Bertolak dari fokus kajian penelitian dan hasil analisis serta interpretasi peneliti, BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Bertolak dari fokus kajian penelitian dan hasil analisis serta interpretasi peneliti, mengenai bentuk marjinalisasi terhadap mahasiswa saat berunjuk rasa menolak kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam informasi. Hal itu berkaitan dengan semakin canggihnya industri media informasi dan komunikasi,

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu atau beberapa pendekatan teori yang mengeksplorasi dan mencari penjelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu atau beberapa pendekatan teori yang mengeksplorasi dan mencari penjelasan 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat penelitian Desain penelitian ini adalah Sifat Penelitian eksploratif (Penggalian), dengan mencoba mengurai Analisis Komunikasi Transaksional dan kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang khusus membahas tentang kajian mengenai penggunaan teori Roger

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang khusus membahas tentang kajian mengenai penggunaan teori Roger 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA H. Penelitian yang Relevan Penggunaan teori Roger Fowler, dkk. merupakan salah satu analisis wacana yang sangat menarik untuk diteliti. Dalam penelitian terdahulu tidak terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kualitatif ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita atau informasi yang muncul dalam pikiran manusia, sebenarnya, bukanlah suatu peristiwa, melainkan sesuatu yang diserap penulis atau wartawan terhadap peristiwa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah teks berita pelecehan seksual yang dimuat di tabloidnova.com yang tayang dari bulan Januari hingga September

Lebih terperinci

STRATEGI PENGGUNAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA DALAM BERITA HARIAN UMUM INDEPENDEN SINGGALANG. Dina Ramadhanti

STRATEGI PENGGUNAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA DALAM BERITA HARIAN UMUM INDEPENDEN SINGGALANG. Dina Ramadhanti STRATEGI PENGGUNAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA DALAM BERITA HARIAN UMUM INDEPENDEN SINGGALANG Dina Ramadhanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Email: dina_ramadhanti89@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Analisis melalu komponen-komponen visual yang ditemukan pada karakter sticker LINE messenger Chocolatos pada tataran denotatif dan konotatif telah selesai dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM BERITA HARIAN SURYA: KAJIAN WACANA KRITIS. Wieke Ayu Pratiwi

DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM BERITA HARIAN SURYA: KAJIAN WACANA KRITIS. Wieke Ayu Pratiwi DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM BERITA HARIAN SURYA: KAJIAN WACANA KRITIS Wieke Ayu Pratiwi Penelitian yang berjudul Diskriminasi Perempuan dalam Berita Harian Surya: Kajian Wacana Kritis bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sepak Bola memiliki peminat banyak dari penggemar olahraga. Sepak bola menjadi berita olahraga paling banyak diberitakan media massa. Penulisan berita sepak

Lebih terperinci

Analisis Isi Buku Agama Saya Adalah Jurnalisme Text Analysis of Book Agama Saya Adalah Jurnalisme

Analisis Isi Buku Agama Saya Adalah Jurnalisme Text Analysis of Book Agama Saya Adalah Jurnalisme Prosiding Jurnalistik ISSN: 2460-6529 Analisis Isi Buku Agama Saya Adalah Jurnalisme Text Analysis of Book Agama Saya Adalah Jurnalisme 1 Gusti Ibnu Freeyandani, 2 Kiki Zakiah 1,2 Prodi Ilmu Jurnalistik,,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian analisis teks media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain mengenai (A)

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain mengenai (A) 9 BAB II KAJIAN TEORI Untuk melandasi penelitian ini digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain mengenai (A) bahasa, Teks, dan Konteks; (B) Bahasa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TEKS BERITA POLITIK DALAM KORAN RADAR MADURA MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2014

ANALISIS WACANA KRITIS TEKS BERITA POLITIK DALAM KORAN RADAR MADURA MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2014 ANALISIS WACANA KRITIS TEKS BERITA POLITIK DALAM KORAN RADAR MADURA MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2014 Moh. Faridi Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Analisis wacana kritis adalah analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki keanekaragaman yang unik dan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat. Pada dasarnya bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara

Lebih terperinci

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh LISDA OKTAVIANTINA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010.

III. METODE PENELITIAN. pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan relasi leksikal pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Bab 5 Ringkasan Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Tetapi perbedaan struktur kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sering menjadi kendala bagi pemelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. judul Reputasi Pemerintah dalam Pemberitaan Ujian Nasional Berbasis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. judul Reputasi Pemerintah dalam Pemberitaan Ujian Nasional Berbasis 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan Penelitian relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah, karena pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal akan tetapi berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, dijelaskan desain penelitian yang digunakan dalam tesis ini. Desain yang dimaksud berkenaan dengan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, data

Lebih terperinci

PEMBERITAAN KASUS KORUPSI DI BALI PADA MEDIA CETAK BALI POST DAN JAWA POS: SUATU KAJIAN TEORI ROGER FOWLER, DKK.

PEMBERITAAN KASUS KORUPSI DI BALI PADA MEDIA CETAK BALI POST DAN JAWA POS: SUATU KAJIAN TEORI ROGER FOWLER, DKK. PEMBERITAAN KASUS KORUPSI DI BALI PADA MEDIA CETAK BALI POST DAN JAWA POS: SUATU KAJIAN TEORI ROGER FOWLER, DKK. A.A. Sg. Dian Chandradewi, Nengah Suandi, I Wayan Artika Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan hal-hal paling penting sehingga penelitian ini layak dilaksanakan, yakni latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang yang peneliti sampaikan, maka jenis penelitian ini lebih cocok dengan penelitian kualitatif. Menurut Raco

Lebih terperinci

EKSLUSI DAN INKLUSI PADA RUBRIK METROPOLITAN HARIAN KOMPAS: ANALISIS WACANA KRITIS BERDASARKAN SUDUT PANDANG THEO VAN LEEUWEN

EKSLUSI DAN INKLUSI PADA RUBRIK METROPOLITAN HARIAN KOMPAS: ANALISIS WACANA KRITIS BERDASARKAN SUDUT PANDANG THEO VAN LEEUWEN EKSLUSI DAN INKLUSI PADA RUBRIK METROPOLITAN HARIAN KOMPAS: ANALISIS WACANA KRITIS BERDASARKAN SUDUT PANDANG THEO VAN LEEUWEN Harry Andheska Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 29111, Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas tahun 2014 ditemukan kohesi gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000:154-155) yakni publisitas yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000:154-155) yakni publisitas yang menyangkut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Surat kabar merupakan salah satu sumber informasi tertulis yang memuat berbagai peristiwa. Berita dalam surat kabar diperuntukan untuk umum yang menyangkut kepentingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan yakni pradigma kontruksionis. Paradigma menurut Bogdan dan Bikien adalah kumpulan longgar dari sejumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014 ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014 Ifah Hanifah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta pikiran. Bahasa memiliki fungsi sebagai identitas nasional, karena di Indonesia terdapat beribu-ribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, komunikasi menjadi demikian penting bagi kehidupan masyarakat. Salah satu ciri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki kebutuhan yang cukup banyak. Mulai dari sandang, pangan dan kebutuhan lainnya. Tidak semua kebutuhan

Lebih terperinci