BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu Negara. berkembang yang bertujuan untuk menjadi negara maju di masa yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSEDUR PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dibayarkan memiliki fungsi tertentu yaitu fungsi Budgetair (sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan ditentukan melakukan kewajiban perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tahun 2009 (KUP) pasal 1 ayat 1 bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak

BAB I PENDAHULUAN. negeri misalnya pinjaman luar negeri dan hibah (garant), sedangkan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, yakni pada tahun 2015 besarnya belanja negara sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran negara, pembangunan maupun untuk biaya rutin negara.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. peningkatan taraf hidup yang lebih baik untuk perkembangan negara juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang bertujuan untuk menjadi negara maju di masa yang akan datang, untuk itu dalam mewujudkan tujuannya yang berdasarkan pada hukum negara Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dengan cara pembangunan nasional secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Pembangunan nasional yang dilakukakan secara bertahap akan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur. Namun dalam melaksanakan pembangunan dan menjalankan pemerintahan tentunya perlu memperhatikan masalah pembiayaan. Dana yang sangat besar tentunya dibutuhkan dan Indonesia sendiri memiliki sumber dana pendapatan yang berasal dari dalam dan luar negeri. Sumber dana pendapatan dari dalam negeri diperoleh melalui sektor migas, dan non migas, sementara sumber dana pendapatan dari luar negeri diperoleh melalui hibah dari negara lain. Bangsa Indonesia tidak selamanya mengandalkan sumber pendapatan negara dari sektor migas saja sebab sumber daya alam Indonesia saat ini mulai menipis dan membutuhkan waktu yang cukup lama dan bahkan mungkin tidak dapat diperbaharui. Mengetahui hal tersebut maka pemerintah mengupayakan sumber penerimaan negara dari sektor lain. Salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu memperkuat sumber dana 1

yang berasal dari sektor pajak. Pajak juga merupakan sumber dana yang potensial selain dari sektor migas, manfaat pajak digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan pembiayaan fasilitas masyarakat. Data pokok Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2016 dari Kementrian Keuangan RI bahwa pada tahun 2016 ditetapkan pendapatan negarasebesar Rp1.822,5 triliun, atau Rp25,6 triliun lebih rendah dari yang diusulkan dalam RAPBN Tahun Anggaran 2016. Target Pendapatan Negara tersebut bersumber dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.546,7 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp273,8 triliun (rasio penerimaan negara terhadap PDB atau tax ratio dalam tahun 2016 sebesar 13,11%) dari pendapatan keseluruhan. Melihat hal tersebut maka pajak merupakan sektor yang sangat kuat dalam mewujudkan dan mensukseskan pembangunan. Peran masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan perlu ditingkatkan dengan cara mendorong kesadaran pemahaman, dan penghayatan bahwa pajak adalah sumber utama pembangunan nasional dan pembiayaan negara. Salah satu sumber dana berupa pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan merupakan pajak negara, sehingga hasil pemungutannya merupakan sumber pendapatan APBN.Pajak Penghasilan merupakan pajak langsung yang pemungutannya langsung kepada Wajib Pajak (WP) dan dilakukan secara periodik yaitu setahun sekali dengan terutangnya pada akhir tahun. Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kerja sama Nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, menyetor, melaporkan sendiri kewajibannya atas pajak terutang atau sering disebut dengan self 2

assessment system sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, teliti, sederhana, dan mudah dipahami oleh wajib pajak. Dalam rangka melaksanakan semua aktivitas perpajakan, wajib pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang berfungsi sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak atau untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran dan pengawasan administrasi perpajakan.setiap dokumen perpajakan sebagai contoh Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan (SPT) harus mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2000, dan kemudian diubah kembali dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan No.28 Tahun 2007menyebutkan bahwa: Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan Nomor yang diberikan Ditjen Pajak kepada Wajib Pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak (WP) dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Dengan identitas ini, Wajib Pajak dapat dengan mudah menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan, baik mengenai pembayaran pajak, 3

kepindahan lokasi usaha, perubahan badan usaha atau kegitan lain yang diisyaratkan untuk memiliki identitas perpajakan. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak berada pada wajib pajak sendiri.pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan tehadap pemenuhan kewajiban perpajakan.karena sebagian pendapatan negara berasal dari sektor pajak, untuk itu pemerintah sangat mengharapkan kesadaran diri dari wajib pajak untuk tidak meninggalkan dan melalaikan kewajibannya dalam hal pembayaran atas pajak yang terutang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kewajiban mendaftarkan diri umtuk mendapatkan NPWP adalah langkah awal pelaksanaan kewajiban perpajakan.sehubungan dengan hal tersebut, maka penulistertarik mengangkat topik dalam laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul Sistem Pelayanan Pajak Pada Seksi Pelayanan Di Kanwil DJP Sumut II.Dalam Sistem Pelayanan pada Seksi Pelayanan di Kanwil DJP Sumut II, terdapat 16 layanan unggulan didalanmya. Namun untuk mengefisiensikan laporan Praktek Kerja Lapangan penulis mengenai sistem pelayanan perpajakan maka dari itu penulis akan mengambil salah satu dari enam belas pelayanan unggulan perpajakan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak yaitu aktivitas pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, rumusan masalah dari penulisan ini adalah: Bagimana sistem pelayanan pada seksi pelayanan mengenai 4

aktivitas pelayanan penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Kanwil DJP Sumut II? I.3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan I.3.1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk memahami mengenai sistem pelayanan pada seksi pelayanan terhadap aktivitas pelayanan penyelesaian pendaftaran NPWP baik secara teoritis maupun praktek. Dan untuk lebih memahami betapa pentingnya pelayanan bagi suatu kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan kepuasan wajib pajak. I.3.2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) Adapun manfaat yang dapat diambil adalah: 1. Bagi Penulis Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataa yang terjadi di lapangan. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang sistem pelayanan pada seksi pelayanan wajib pajak mengenai aktivitas pelayanan penyelesaian pendaftaran NPWP di Kanwil DJP Sumut II. 3. Bagi Pembaca 5

Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta dapat dijadikan nahan reformasi yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir. I.4. Metode Praktek Kerja Lapangan (PKL) Metode yang diperlukan dalam Pelaksanaan Kerja Lapangan adalah sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan Di dalam tahapan ini, penulis akan melakukan persiapan dalammelaksanakan metode praktek kerja lapangan yaitu dimulai dengan persiapan judul, persiapan dalam penentuan pelaksanaan praktek, serta melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing utama yang telah ditentukan. 2. Tahap Literatur Pada tahap ini penulis mencari sumber data, dokumen-dokumen, dalammenyelesaikan penulisan laporan seperti buku-buku, undangundang, media teknologi seperti internet dan daftar lainnya baik yang bersumber dari pustaka. 3. Observasi Liberatur Tahap selanjutnya penulis akan melakukan peninjauan secara langsung kepada objek pajak Praktek Kerja Lapangan untuk mengetahui tentang sistem pelayanan wajib pajak pada seksi pelayanan mengenai 6

aktivitas penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumut II. 4. Pengamatan Data Pada tahap ini penulis akan mengumpulkan data dengan lengkap dengan cara pengambilan data secara langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang relevan. 5. Analisa Data dan Evaluasi Setelah penulis mengumpulkan data dengan lengkap dari subjek pajak kemudian dilakukan dengan pengelompokan data untuk memudahkan dalam meninjau kembali analisa dan evakuasi tentang sistem pelayanan wajib pajak pada seksi pelayanan mengenai aktivitas penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). I.5.Metode Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapangan (PKL) Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan metode wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap pihak kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak khususnya seksi pelayanan yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan tugas akhir ini, dan menggunakan studi dokumen, serta menelusuri website resmi Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id. I.6. Sistematika Penulisan 7

Salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu memperkuat sumber dana yang berasal dari sektor pajak. Pajak juga merupakan sumber dana yang potensial selain dari sektor migas, manfaat pajak digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan pembiayaan fasilitas masyarakat. Data pokok Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2016 dari Kementrian Keuangan RI bahwa pada tahun 2016 ditetapkan pendapatan negarasebesar Rp1.822,5 triliun, atau Rp25,6 triliun lebih rendah dari yang diusulkan dalam RAPBN Tahun Anggaran 2016. Target Pendapatan Negara tersebut bersumber dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.546,7 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp273,8 triliun (rasio penerimaan negara terhadap PDB atau tax ratio dalam tahun 2016 sebesar 13,11%) dari pendapatan keseluruhan. Melihat hal tersebut maka pajak merupakan sektor yang sangat kuat dalam mewujudkan dan mensukseskan pembangunan. Peran masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan perlu ditingkatkan dengan cara mendorong kesadaran pemahaman, dan penghayatan bahwa pajak adalah sumber utama pembangunan nasional dan pembiayaan negara. Salah satu sumber dana berupa pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan merupakan pajak negara, sehingga hasil pemungutannya merupakan sumber pendapatan APBN.Pajak Penghasilan merupakan pajak langsung yang pemungutannya langsung kepada Wajib Pajak (WP) dan dilakukan secara periodik yaitu setahun sekali dengan terutangnya pada akhir tahun. 8

Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kerja sama Nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, menyetor, melaporkan sendiri kewajibannya atas pajak terutang atau sering disebut dengan self assessment system sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, teliti, sederhana, dan mudah dipahami oleh wajib pajak. Dalam rangka melaksanakan semua aktivitas perpajakan, wajib pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang berfungsi sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak atau untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran dan pengawasan administrasi perpajakan.setiap dokumen perpajakan sebagai contoh Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan (SPT) harus mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2000, dan kemudian diubah kembali dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan No.28 Tahun 2007menyebutkan bahwa: Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan Nomor yang diberikan Ditjen Pajak kepada Wajib Pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib 9

Pajak (WP) dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Dengan identitas ini, Wajib Pajak dapat dengan mudah menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan, baik mengenai pembayaran pajak, kepindahan lokasi usaha, perubahan badan usaha atau kegitan lain yang diisyaratkan untuk memiliki identitas perpajakan. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak berada pada wajib pajak sendiri.pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan tehadap pemenuhan kewajiban perpajakan.karena sebagian pendapatan negara berasal dari sektor pajak, untuk itu pemerintah sangat mengharapkan kesadaran diri dari wajib pajak untuk tidak meninggalkan dan melalaikan kewajibannya dalam hal pembayaran atas pajak yang terutang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kewajiban mendaftarkan diri umtuk mendapatkan NPWP adalah langkah awal pelaksanaan kewajiban perpajakan.sehubungan dengan hal tersebut, maka penulistertarik mengangkat topik dalam laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul Sistem Pelayanan Pajak Pada Seksi Pelayanan Di Kanwil DJP Sumut II.Dalam Sistem Pelayanan pada Seksi Pelayanan di Kanwil DJP Sumut II, terdapat 16 layanan unggulan didalanmya. Namun untuk mengefisiensikan laporan Praktek Kerja Lapangan penulis mengenai sistem pelayanan perpajakan maka dari itu penulis akan mengambil salah satu dari enam belas pelayanan unggulan perpajakan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak yaitu aktivitas pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 10

I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, rumusan masalah dari penulisan ini adalah: Bagimana sistem pelayanan pada seksi pelayanan mengenai aktivitas pelayanan penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Kanwil DJP Sumut II? I.3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan I.3.1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk memahami mengenai sistem pelayanan pada seksi pelayanan terhadap aktivitas pelayanan penyelesaian pendaftaran NPWP baik secara teoritis maupun praktek. Dan untuk lebih memahami betapa pentingnya pelayanan bagi suatu kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan kepuasan wajib pajak. I.3.2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) Adapun manfaat yang dapat diambil adalah: 4. Bagi Penulis Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataa yang terjadi di lapangan. 5. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang sistem pelayanan pada seksi pelayanan wajib pajak 11

mengenai aktivitas pelayanan penyelesaian pendaftaran NPWP di Kanwil DJP Sumut II. 6. Bagi Pembaca Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta dapat dijadikan nahan reformasi yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir. I.4. Metode Praktek Kerja Lapangan (PKL) Metode yang diperlukan dalam Pelaksanaan Kerja Lapangan adalah sebagai berikut: 6. Tahapan Persiapan Di dalam tahapan ini, penulis akan melakukan persiapan dalammelaksanakan metode praktek kerja lapangan yaitu dimulai dengan persiapan judul, persiapan dalam penentuan pelaksanaan praktek, serta melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing utama yang telah ditentukan. 7. Tahap Literatur Pada tahap ini penulis mencari sumber data, dokumen-dokumen, dalammenyelesaikan penulisan laporan seperti buku-buku, undangundang, media teknologi seperti internet dan daftar lainnya baik yang bersumber dari pustaka. 8. Observasi Liberatur 12

Tahap selanjutnya penulis akan melakukan peninjauan secara langsung kepada objek pajak Praktek Kerja Lapangan untuk mengetahui tentang sistem pelayanan wajib pajak pada seksi pelayanan mengenai aktivitas penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumut II. 9. Pengamatan Data Pada tahap ini penulis akan mengumpulkan data dengan lengkap dengan cara pengambilan data secara langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang relevan. 10. Analisa Data dan Evaluasi Setelah penulis mengumpulkan data dengan lengkap dari subjek pajak kemudian dilakukan dengan pengelompokan data untuk memudahkan dalam meninjau kembali analisa dan evakuasi tentang sistem pelayanan wajib pajak pada seksi pelayanan mengenai aktivitas penyelesaian pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). I.5.Metode Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapangan (PKL) Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan metode wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap pihak kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak khususnya seksi pelayanan yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan tugas akhir ini, dan menggunakan studi dokumen, serta menelusuri website resmi Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id. 13

I.6. Sistematika Penulisan Untuk dapat melengkapi dan menyelesaikan pokok permasalahan yang akan dijelaskan sebelumnya, maka penulis akan menyajikan secara singkat mengenai apa yang akan dibahas pada Laporan Tugas Akhir ini. Adapun yang menjadi sistematika penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi menjadi 5 bab antara lain: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat praktek kerja lapangan, metode praktek lapangan, metode pengumpulan data praktek kerja lapangan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang pengertian-pengertian secara teoritis beserta teori yang berkaitan dengan sistem pelayanan wajib pajak seperti pengertian pajak, fungsi pajak, pelayanan fiskus, system pelayanan wajib pajak pada seksi pelayanan, hak dan kewajiban wajib pajak, pengertian NPWP, dasar hukum NPWP, dan manfaat memiliki NPWP. BAB III GAMBARAN UMUM DJP SUMUT II Bab ini diuraikan tentang sejarah singkat berdirinya kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumut II, visi dan misi, logo dan 14

makna, struktur orgnanisasi, kedudukan, tugas dan fungsi, beserta kebijakan Kanwil DJP Sumut II. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan tentang analisa data yang telah diperoleh dari subjek pajak, yang telah dikelompokkan dan di evaluasi serta memberikan interpretasi dalam menjawab setiap rumusan hasil penelitian dari pemecahan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari tahap yang telah dilakukan berdasarkan penyebabnya maka penulis akan menguraikan tentang kesimpulan dari evaluasi rumusan hasil laporan praktek kerja lapangan dari pemecahan masalah sebelumnya, dan akan mencoba memberikan saran-saran yang membangun dan bermanfaat untuk mempertimbangkan sebagai bahan masukan bagi wajib pajak dan kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumut II dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak dalam penyelesaian pendaftaran NPWP. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pajak II.1.1. Pengertian Pajak 15

Pengertian pajak menurut beberapa pandangan para ahli memberikan berbagai defenisi yang hakikatnya memiliki tujuan yang sama. Untuk lebih jelasnya dalam memahami defenisi pajak tersebut, maka dikemukakan beberapa defenisi pajak diantaranya sebagai berikut : Menurut Undang-undang No.28 Tahun 2007, Pasal 1 angka (1) tentang perubahan ketiga atas Undang-undang No.26 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (KUP) sebagai mana yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 bahwa : Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 1 Menurut Mardiasmo : Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan Undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 2 Menurut Adriani : Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 3 Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur : 1 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan No.28 Tahun 2007, Jakarta, 2008, Hal.4 2 Mardiasmo, Perpajakan, EdisiRevisi, Indeks, Yogyakarta, 2011, hal.1. 3 Sumarsan Thomas, Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi, Indeks, Yogjakarta, 2008, hal.3. 16

1. Iuran dari rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang). 2. BerdasarkanUndang-undang Pajak di pungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 17