BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI TEKNIK KOMPRESI VIDEO DENGAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA PERANGKAT BERGERAK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB III KOMPRESI DATA MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM. digunakan adalah JPEG untuk gambar, MPEG untuk video dan H.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

Kompresi Citra Dengan Menggabungkan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan Algoritma Huffman

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III KOMPRESI DATA MENGGUNAKAN SET PARTITIONING IN HIERARCHICAL TREES. menghilangkan kualitas citra secara signifikan. Metode kompresi lossy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. perancangan dan pembuatan akan dibahas dalam bab 3 ini, sedangkan tahap

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

PERANCANGAN APLIKASI PENGACAKAN CITRA MENGGUNAKAN M-SEQUENCE BERDASARKAN PARAMETER

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

Windows. Objek-objek yang digunakan Delphi pada dasarnya merupakan

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB III IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA VIDEO

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

Peningkatan Kompresi Citra Digital Menggunakan Discrete Cosine Transform 2 Dimension (DCT 2D)

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra

ABSTRAK. Kata kunci : Watermarking, SVD, DCT, LPSNR. Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan

Gambar 3.1 Flowchart proses enkripsi AES

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Analisa masalah yang didapat dari penelitian ini adalah membuat data

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III. ANALISIS MASALAH

Implementasi Metode HUFFMAN Sebagai Teknik Kompresi Citra

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Pada tugas akhir ini citra yang digunakan adalah citra diam.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Bab 3 Metode Penelitian

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. perancangan pembuatan kriptografi Impementasi AES ( Advanced Encyrption

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT )

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

ANALISIS STEGANOGRAFI METODE TWO SIDED SIDE MATCH

Implementasi Boosted Steganography Scheme dengan Praproses Citra Menggunakan Histogram Equalization

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISA PERBANDINGAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) PADA IMAGE WATERMARKING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. 3.1 Analisa Sistem Pada sub bab ini pembahasan akan dititik beratkan pada unsur-unsur yang berkaitan dengan penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. 3.1.1 Deskripsi Umum Sistem Aplikasi yang akan dibuat merupakan sistem untuk mengimplementasikan discrete cosine transform untuk proses kompresi image pada sistem operasi android. Proses dalam aplikasi dimulai dari proses browse lokasi image, kemudian dilakukan pembukaan image yang akan dikompresi. Lalu setelah image terbuka, maka dilakukan proses kompresi. Selanjutnya dari hasil proses kompresi dengan menggunakan metode discrete cosine transform, maka akan didapat sebuah image yang mempunyai ukuran lebih kecil dari image asal, namun image tetap bisa dilihat oleh user walaupun ada beberapa infomasi yang hilang. 3.1.2 Diagram Alur Sistem Berikut merupakan diagram blok alur proses aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. Browse Image Load Image Kompres Image dengan DCT-VQ Sistem menampilkan image hasil proses Gambar 3.1: Gambar Proses Aplikasi Secara Umum 24 24

Proses kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android dibagi menjadi 4 proses utama yaitu : 1. Browse Image Yaitu kerja sistem dalam melakukan browse image dari folder yang telah dipilih user pada SDCard Android. Pada proses inilah image yang akan dikompresi dipilih untuk dibuka. Dibawah ini adalah flowchart sistem browse image yang ada pada sistem. Start Sistem membuka form browse image User menekan tombol browse Sistem hanya menampilkan file citra Muncul folder sdcard User memilih file citra yang akan diproses File citra terpilih End Gambar 3.2: Flowchart Proses Browse Image Pada saat aplikasi dijalankan, sistem menampilkan form aplikasi yang berisi juga form untuk melakukan browse image. Kemudian user menekan tombol browse yang memerintahkan sistem untuk membuka folder SDCard. Ketika folder SDCard terbuka, maka user diperintah memilih file image yang ada dalam SDCard android. Jika file telah dipilih oleh user, file terpilih akan dijadikan file proses. 25

2. Load Image. Yaitu kerja sistem dalam memproses file yang terpilih ke form sistem dan mengubah data file tersebut kedalam bentuk image. hal ini agar data image bisa diproses dalam proses kompresi. Dibawah ini adalah flowchart sistem load image yang ada pada sistem. Start Sistem mengambil file terpilih File Citra Input(FI) Konversi FI ke bentuk piksel Piksel FI End Gambar 3.3: Flowchart Proses Load Image Pada saat user telah memlih file input, kemudian sistem melakukan konversi terhadap file input ke bentuk deret piksel untuk menjadikan data piksel input. 3. Kompresi image dengan DCT. Yaitu proses kerja sistem dalam melakukan proses kompresi image menggunakan Discrete cosine transform (DCT). mulai dari pengelompokkan piksel menjadi area 8x8 piksel, hingga image hasil kompresi didapat yaitu image yang mirip seperti asli walaupun ada informasi warna yang dihilangkan dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari image aslinya. 26

Dibawah ini adalah flowchart sistem load image yang ada pada sistem yang dibuat. Start Inisialisasi zig zag dan nilai awal vector kuantisasi Bagi citra menjadi piksel bagian 8x8 Lakukan pengurangan pada piksel tiap bagian citra Buat dan cari nilai untuk matriks Discrete Cosine Transform untuk matriks quantisasi Cari matriks D dengan mencari Koefisien DCT Susun D dengan Zigzag Matrik Kuantisasi (hasil kompresi) dengan Quality level End Gambar 3.4: Flowchart Proses Kompresi DCT Proses kompresi citra menggunakan metode Discrete cosine transform (DCT) tercermin dari algoritma penyelesaian dari metode Discrete cosine transform (DCT). Berikut adalah algoritma discrete cosine transform: 1. Inisialisasi urutan pembacaan piksel dalam region vector quantitation secara zig-zag serta inisialisasi nilai awal vector quantitation berdasar kualitas output citra yang telah ditentukan. 27

Gambar 3.5 Inisialisasi Urutan Zigzag Scanning Piksel Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Gambar 3.6 Inisialisasi Nilai Awal Piksel Berdasar Kualitas 2. Gambar dibagi menjadi beberapa blok, dan masing-masing blok memiliki 8 piksel x 8 piksel. Gambar 3.7: (a) Data Citra Original ; (b) Data Citra yang Telah Dikompakkan Menjadi Beberapa blok 3. Data matriks original dikurangi dengan 128 karena algoritma DCT bekerja pada rentang -128 sampai 127 sesuai dengan ketentuan pengolahan citra digital pada citra berwarna. Matriks original dapat dilihat pada Gambar 3.8. 28

Gambar 3.8: Matriks original Gambar 3.9: Basis Data Sebelum Dikompresi Pada Gambar 3.9 dapat terlihat basis data sebelum dikompresi dan rentang warna (pixel) yang ada pada blok yang diambil dari gambar. Sedangkan matrik original yang sudah dikurangi dengan 128 dapat dilihat pada Gambar 3.10. 29

Gambar 3.10: Matriks M 4. Buat dan cari nilai matriks Discrete cosine transform untuk matriks T dan buat matriks transpose-nya untuk matriks T t. (3.1) Maka dengan menggunakan rumusan matriks diatas dapat dihitung nilai matriks T mulai dari T (0,0) sampai T (7,7). 30

Dari perhitungan diatas didapatkan nilai untuk matriks T seperti ditunjukkan pada Gambar 3.11 dan matriks transpose T seperti ditunjukkan pada Gambar 3.12. Gambar 3.11: Matriks T 31

Gambar 3.12: Matriks T t 5. Dengan menggunakan persamaan Discrete cosine transform, cari matriks D, dimana matriks D akan digunakan untuk kuantisasi lanjutan. Agar mendapatkan nilai DCT untuk menghitung kuantitasi lanjutan menggunakan persamaan sebagai berikut : D = T. M. T t (3.2) Dimana D= Nilai Matrik DCT T = Nilai Matriks T M = Nilai Matriks Original Piksel Tt =Nilai Matriks T Transpose Gambar 3.13: Matriks D Matriks D yang ditunjukkan pada Gambar 3.13 berisi koefisien DCT, yang kemudian akan dikuantisasi dengan level kuantisasi yang dipilih. 32

Gambar 3.14: Basis Data yang Telah Berisi Koefisien DCT 5. Matriks D sekarang berisi dengan koefisien DCT, dimana data yang terletak pada kiri atas merupakan korelasi dari frekuensi - frekuensi rendah dari data original. Sedangkan yang terletak pada kanan bawah merupakan korelasi dari frekuensi frekuensi tinggi dari data original. Setelah itu lakukan proses kuantisasi dengan Quality level sesuai keinginan user. Gambar 3.15: Matriks Q50 Persamaan matriks kuantisasi adalah sebagai berikut, dimana round berarti mendekatkan nilai hasil pembagian ke pembulatan bilangan integer terdekat. (3.3) 33

Gambar 3.16: Matriks C Gambar 3.17: Basis data yang telah terkuantisasi dengan Level kuantisasi 50 Basis dari data gambar original yang telah terkuantisasi dapat dilihat pada Gambar 3.17 dimana basis data tersebut dapat dibandingkan dengan gambar basis data sebelum dikompress seperti pada Gambar 3.14. 6. Susun bilangan menggunakan fungsi zig-zag scanning dimana ini merupakan langkah terakhir pada proses kompresi. Gambar 3.18: Metode Zig-zag Scanning Matriks C yang terkuantisasi sekarang akan dikonversi oleh encoder ke data biner (01101011...). Koefisien DCT terkuantisasi mengatur sehingga bit yang paring kiri berisikan nilai-nilai yang tidak 0, dan yang paling kanan bersikan bit yang bernilai 0. 34

Proses dekompresi dimana ini merupakan proses untuk menrekonstruksikan data hasil kompresi menjadi data yang dapat dikenali. Persamaan matriks R adalah sebagai berikut: (3.4) Gambar 3.19: Matriks N Gambar 3.20: (a) Basis Data Original; (b) Basis Data Hasil Rekonstruksi Sementara itu penerapan domain frekuensi dalam penggunakan metode DCT yang dilakukan dalam proses kompresi citra dalam aplikasi ini dapat dilihat pada flowchart dibawah ini: 35

Start proses pengurangan nilai piksel dengan 128 cari nilai untuk matriks Discrete Cosine Transform untuk matriks T (quantisasi) menggunakan persamaan Discrete Cosine Transform, dalam menghasilkan matriks Quantitasi End Gambar 3.21: Penerapan Domain Frekuensi dalam Aplikasi Penerapan domain frekuensi dalam aplikasi ini dapat dilihat dari konsep penggunaan domain frekuensi dalam pengolahan citra yaitu : 1. Seperti diketahui konsep domain frekuensi terhadap aplikasi berbasis citra mempunyai ciri melakukan perubahan intensitas piksel ke piksel (frekuensi rendah dan tinggi) hal itu ditunjukkan pada waktu proses pengurangan nilai piksel dengan 128 sesuai dengan ketentuan pengolahan citra digital pada citra berwarna. (3.5) 2. Kemudian untuk konsep prosesan berdasarkan pemilihan frekuensi yang akan difilter atau tidak terletak pada cari nilai untuk matriks Discrete Cosine Transform untuk matriks T (quantisasi) dimana Kuantisasi merupakan pemetaan dari daerah intensitas yang lebar menjadi daerah intensitas terbatas (batas kemampuan visual manusia). (3.6) 3. Kemudian Komputasi relatif cepat karena hasil proses poin 1 dan 2 akan dilakukan perkalian terhadap keduanya yaitu Dengan 36

menggunakan persamaan Discrete Cosine Transform, dan menghasilkan matriks Quantitasi. (3.7) 4. Sistem menampilkan image hasil proses. Yaitu proses kerja sistem dalam melakukan proses menampilkan hasil citra ke form, juga proses sistem dalam menghitung dan menampilkan nilai Mean Square Error (MSE) dan PNSR dari kualitas citra antara citra original dan hasil kompresi menggunakan Discrete cosine transform (DCT). Dibawah ini adalah flowchart sistem menampilkan image hasil proses yang ada pada sistem yang dibuat. Start Data piksel original Data piksel kompresi Hitung MSE dan PNSR Tampilkan citra ke form Tampilkan nilai MSE dan PNSR ke form End Gambar 3.22: Flowchart Menampilkan Image Hasil Proses Proses menampilkan image hasil proses dimulai ketika sistem mengambil data piksel citra orisinal dan citra hasil kompresi menggunakan DCT kemudian dihitung nilai MSE dan PNSR dari perbandingan kualitas citra keduanya menggunakan persamaan sebagai berikut: (3.8) 37

Dimana M = jumlah kolom piksel y = titik awal koordinat y N = jumlah baris piksel S = piksel citra orisinal x = titik awal koordinat x C = piksel citra hasil Dimana = nilai kwadrat region piksel (3.9) MSE = nilai MSE Setelah nilai MSE dan PNSR didapat, maka citra hasil dan nilai MSE serta PNSR ditampilkan ke form. 3.2 Perancangan Sistem Berikut ini merupakan gambar dari class diagram aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android dimana class diagram ini menampilkan beberapa kelas serta atribut dan operasi yang terjadi di dalam kelas dan interaksi terhadap kelas yang lain dalam aplikasi. Class diagram aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android ditunjukkan pada gambar dibawah ini: 38

Gambar 3.23: Class Diagram Class diagram yang menunjukkan class yang berperan dalam aplikasi ditunjukkan pada tabel yang berada dibawah ini: 39

Tabel 3.1: Class Diagram dan Masing-Masing Fungsinya No Class Fungsi Class 1 Main Activity Kelas pertama yang muncul pada waktu awal aplikasi dijalankan. 2 Intro Kelas yang berisi Link Navigasi ke kelas yang lain. 3 Aplikasi Kelas untuk memulai menjalankan proses kompresi yaitu melakukan browse file untuk dilakukan ke proses pengkompresian melalui DCT. 3.1 File Chooser Kelas untuk memulai menjalankan proses membuka portal SDCard agar bisa dilihat isi SDCard. 3.2 File Array Adapter Kelas untuk menampilkan list data file dan folder yang ada di device SDCard. 3.3 Option Kelas untuk menampilkan propertis file dalam device SDCard. 4 Proses Kelas untuk melakukan proses kompresi menggunakan metode Discrete cosine transform (DCT) dan menyimpannya di device android. 4.a DCT Kelas proses khusus metode Discrete cosine transform (DCT). 4 About Kelas untuk menampilkan teks about aplikasi. 3.3 Rancangan Desain Interface Tampilan User Interface pada aplikasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android ini meliputi tampilan form aplikasi yang ditampilkan menggunakan pemrograman eclipse yang didukung dengan android SDK. 40

Berikut merupakan rancangan tampilan desain interface dari aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. a. Perancangan Tampilan Intro Aplikasi Perancangan tampilan intro merupakan form utama aplikasi yang tampil pada saat user mengakses aplikasi ini. Form ini akan otomatis muncul ketika user membuka aplikas dan membuat progress bar berjalan selama 10 detik. Setelah 10 detik waktu loading berjalan, maka otomatis aplikasi membawa pengguna ke menu aplikasi. Berikut adalah gambar dari perancangan tampilan awal aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. Gambar 3.24: Interface Halaman Awal Aplikasi b. Perancangan Tampilan Menu Utama Aplikasi Perancangan Tampilan Menu Utama Aplikasi merupakan form yang berisi semua link menuju semua halaman yang ada dalam aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. Form ini tampil ketika user telah membuka aplikasi dan menekan tombol masuk. Halaman ini merupakan halaman form akses kepada pengguna agar bisa sebagai penghubung antar form yang ada dalam aplikasi. 41

Berikut adalah gambar dari perancangan tampilan menu utama aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada system operasi android. Gambar 3.25: Interface Halaman Menu Utama Aplikasi c. Perancangan Tampilan Proses Kompresi Aplikasi Perancangan Halaman Menu proses kompresi Aplikasi merupakan form dimana fungsi proses kompresi DCT dan penyimpanan hasil konmpresi kedalam device android atau biasa dinamakan SDCard android. Berikut adalah gambar dari perancangan tampilan proses aplikasi kompresi dalam aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada system operasi android. 42

Gambar 3.26: Interface Halaman Proses Kompresi Aplikasi d. Perancangan Tampilan Deskripsi Hasil Proses Kompresi Perancangan Halaman Deskripsi Hasil Proses Kompresi merupakan form dimana deskripsi properti hasil proses kompresi menggunakan metode discrete cosine transform (DCT) akan ditampilkan kepada pengguna. Berikut adalah gambar dari perancangan tampilan deskripsi Hasil Proses kompresi dari aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada system operasi android. Gambar 3.27: Interface Halaman Deskripsi Hasil Proses Kompresi 43

e. Perancangan Tampilan Hasil Proses Kompresi Perancangan halaman hasil proses kompresi merupakan form dimana hasil proses kompresi menggunakan metode discrete cosine transform (DCT) akan ditampilkan kepada pengguna. Berikut adalah gambar dari perancangan tampilan hasil proses kompresi dari aplikasi kompresi gambar menggunakan metode discrete cosine transform pada sistem operasi android. Gambar 3.28: Interface Halaman Hasil Proses Kompresi f. Perancangan Tampilan About Perancangan halaman About merupakan perancangan form tentang aplikasi yang berisi jawaban dari mengapa aplikasi ini dibuat, hingga pengguna tahu bahwa aplikasi ini dibuat untuk apa saja. Berikut adalah gambar dari perancangan tampilan about. Gambar 3.29: Interface Halaman About 44