ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lamtaruli Purba RSA1C113025

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Ferawati RRA1C113010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dunia pendidikan pada abad ke-21 akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah deksriptif korelasional, yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Yuniarti A1C112021

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL INKUIRI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan Ilmu

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

KETERAMPILAN METAKOGNITIF PADA TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA UNTUK MATERI HIDROKARBON DI KELAS XI MAN MODEL KOTA JAMBI

*Keperluan korespondensi, HP: ,

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Ellisa Putriyani RRA1C112009

Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS PADA MATERI BARISAN DAN DERET

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN PES JLH LLS. Rata. Total Rata. % Nilai KIM. Kota Medan ,98 8,32 50,90 8,48

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Indonesia. *Korespondensi, telp , ABSTRAK

*Korespondensi, tel : ,

DAFTAR PUSTAKA. Agus, N. A. (2008). Mudah Belajar Matematika 2. Jakarta: Pusat Perbukuan dan Departemen Pendidikan Nasional.

JURNAL EFEKTIVITAS PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS (PGL) KELAS VIII DI SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

PENGEMBANGAN E- MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA MATERI BILANGAN BULAT

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR FLEKSIBEL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

ABSTRACT. Keywords: Influence, Problem Based Learning, IPS Text

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan konsep yang dimilikinya. Penguasaan konsep menunjukkan. keberhasilan siswa dalam mempelajari sebuah konsep.

BAB III METODE PENELITIAN

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Transkripsi:

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANGHARI ARTIKEL ILMIAH OLEH: AGNES MEGA KURNIAWATI G RRA1C114009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI 2018

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel ilmiah berjudul Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Sistem Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari yang disusun oleh Agnes Mega Kurniawati G (RRA1C114009) telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Jambi, Juni 2018 Pembimbing I, Dr. Harizon,M.Si NIP. 19651016 199203 1 010 Jambi, Juni 2018 Pembimbing II, Drs. Affan Malik, M.E NIP. 19580717 198403 1 003 1

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANGHARI Oleh: Agnes Mega Kurniawati G 1), Harizon 2), Affan Malik 2) 1) Alumni Prodi Pendidikan Kimia 2) Dosen Pendidikan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi E-mail: agnes_mega11@yahoo.com ABSTRAK Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan proses adalah model pembelajaran yang digunakan guru belum memunculkan keterampilan proses sains secara maksimal. Penggunaan model Problem Based Learning bisa menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, karena model Problem Based Learning melibatkan peserta didik pada situasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterlaksanaan model Learning dan pengaruhnya terhadap keterampilan proses sains pada materi sistem koloid kelas XI MIPA SMAN 1 Batanghari. Jenis penelitian ini adalah mix method dengan mendahulukan data kualitatif dan dilanjutkan dengan data kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ada 2 yaitu teknik analisa data kualitatif menggunakan Miles and Huberman yang diperoleh dari keterlaksanaan model oleh guru, dan teknik analisis data kuantitatif menggunakan korelasi Product Moment dilanjutkan dengan uji-t. Hubungan keterlaksanaan model Learning dengan kemampuan keterampilan proses sains diperoleh r xy = 0,73516 dengan tingkat hubungan kuat. Dari hasil penelitian, Problem Based Learning berjalan dengan baik dan terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa pada setiap pertemuan. Kata Kunci : Problem Based Learing, Keterampilan Proses Sains, Sistem Koloid. 2

PENDAHULUAN Pada hakikatnya pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga tidak bisa lepas dari kehidupan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ini dapat dilalui dengan proses pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas siswa di kelas. Kurikulum 2013 merupakan salah satunya, dimana kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2013). Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dengan begitu siswa sudah dapat menerapkan proses pembelajaran secara 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan (Hosnan, 2014). Pembelajaran kimia merupakan pembelajaran kompleks yang tidak hanya mencakup konsep perhitungan, melainkan bereksperimen dalam rangka pemberian pengalaman belajar secara langsung dan penerapan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya kegiatan tersebut terdapat dalam beberapa materi kimia disekolah, salah satunya sistem koloid. Pembelajaran sistem koloid merupakan salah satu materi kimia, yang diharapkan peserta didik mampu memahami konsep koloid, sifat-sifat koloid, dan peran koloid dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik materi, pada materi sistem koloid tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep, tetapi juga membutuhkan pembuktian melalui eksperimen dengan cara peserta didik mengamati, menganalisis, dan menyimpulkan secara mandiri. Melalui kegiatan eksperimen, peserta didik akan lebih memahami ilmu yang diperolehnya serta dapat membangun sendiri pengetahuannya dari proses kerja ilmiah. Hal ini membuktikan terdapat tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dari kimia, yaitu kimia sebagai sikap, kimia sebagai produk, dan kimia sebagai proses. Dengan demikian, keterampilan proses sangat penting untuk dilatihkan kepada peserta didik SMA khususnya pada materi sistem koloid. Keterampilan proses merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuan dalam melakukan penyelidikan (Qomariyah, 2014). Keterampilan proses dasar terdiri atas mengamati, menggolongkan, mengukur, mengkomunikasikan, menginterpretasi data, memprediksi, menggunakan alat, melakukan percobaan, dan menyimpulkan. Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata pada permasalahan yang nyata pada kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri dalam memecahkan masalah serta mengupayakan berbagai macam solusinya (Purnamaningrum, 2012). Hal ini sesuai dengan karakteristik dari materi koloid yang sejatinya berisi konsep-konsep yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Model problem based learning (PBL) yang 3

merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang berpusat pada siswa dengan pendekatan berfokus pada keterampilan. PBL akan membantu peserta didik belajar tentang konten dan keterampilan memecahkan masalah dengan melibatkan peserta didik pada situasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata mereka. Sehingga model Problem Based Learning akan lebih efektif terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa dibandingkan model lain (Arends; 2004) Beberapa penelitian mengenai keterampilan proses sains dan hubungannya dengan model Learning, diantaranya oleh Listika dkk (2016) dan Wirda (2015) menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti model Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan proses sains disebabkan karena model tersebut mengorientasi siswa pada masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bekerja ilmiah. Hasil dari penelitian Azzahrotul (2017) yakni pengaruh penerapan model PBL (Problem Based Learning) terhadap keterampilan proses sains siswa juga menunjukkan hasil yang sama. Model PBL yang digunakan berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi kelarutan dan hasil kelarutan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Sistem Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan berasal dari kata dasar laksana, kata terlaksana sendiri dapat diartikan yang berarti benda yang dipegang dan menjadi tanda khusus suatu area (Anonim, 2005). Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan keterlaksanaan pembelajaran adalah proses yang terjadi atau proses timbal balik antara guru dan siswa dan media belajar untuk mencapai tujuan yang ada dalam kurikulum (Sugihartono, dkk, 2007). B. Teori Belajar Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk konstektual (CTL) adalah pembelajaran konstruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teaching centered. Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan ini tidak lagi sesuai (Trianto, 2007). Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada 4

siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto, 2007). C. Model Pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah dalam Model Problem Based Learning (PBL) harus sesuai dengan langkahlangkah metode ilmiah. Langkahlangkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan (Pannen,2001), yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) menganalisis data, (4) memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, (5) memilih cara untuk memecahkan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan untuk memecahkan masalah. E. Keterampilan Proses Sains Menurut Ertikanto (2016) keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan peruatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponenkomponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Menurut Kinkin Suartini (dalam Zulaeha, 2014) keterampilan proses sains atau KPS meliputi keterampilan mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melakukan komunikasi dan melaksanakan percobaan. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum di sekolah. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif sekaligus mengembangkan keterampilan proses sains siswa. F. Karakteristik Materi Koloid merupakan dua zat yang terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi merupakan zat yang didispersikan, sedangkan medium pendispersi merupakan medium yang digunakan untuk mendispersikan. Partikel koloid mempunyai ukuran yang lebih besar dari partikel larutan dan lebih kecil dari partikel suspensi. Asam dan basa merupakan 5

dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Koloid mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat tersebut sangat berguna dan sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat tersebut antara lain efek Tyndall dan Gerak Brown. Sifat-sifat koloid ini hanya berlaku untuk sistem koloid sol. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Batanghari pada materi sistem koloid semester genap tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah mix method dengan mendahulukan data kualitatif dan dilanjutkan dengan data kuantitatif. Sampel diambil secara Cluster Random Sampling dari 6 kelas dipilih secara acak dan didapatkan 1 kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan model dan lembar observasi keterampilan proses sains. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ada 2 yaitu teknik analisa data kualitatif menggunakan Miles and Huberman yang diperoleh dari keterlaksanaan model oleh guru, dan teknik analisis data kuantitatif menggunakan korelasi Product Moment dilanjutkan dengan uji-t. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama-tama kelas sampel diberi perlakuan, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Data yang dianalisis adalah lembar observasi keterlaksanaan model dengan lembar observasi keterampilan proses sains. Teknik analisis data yang dimaksudkan untuk menguji data yang diperoleh. Adapun pengujian tersebut adalah sebagai berikut: Uji Korelasi Hasil uji korelasi keterlaksanaan model Problem Based Learning dengan keterampilan proses sains diperoleh rxy sebesar 0,73. Selanjutnya nilai rxy yang diperoleh diinterpretasikan untuk melihat kuatnya hubungan korelasi tersebut. Uji t Hasil perhitungan uji t pengaruh keterlaksanaan model Problem Based Learning dengan keterampilan proses sains siswa diperoleh nilai 6,30. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan ttabel = 1,6828 maka diketahui thitung>ttabel yaitu 6,30>1,6828 dengan dk 33. Pembahasan Keterlaksanaan model Learning oleh guru sudah terlaksana dengan baik, namun masih ada beberapa langkah pembelajaran yang masih belum maksimal diterapkan. Pada pertemuan pertama ada beberapa kekurangan dan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya, sehingga keterlaksanaan model Learning meningkat pada tiap pertemuan, dikarenakan adanya evaluasi dan perbaikan pada langkah pembelajaran yang kurang maksimal. Keterlaksanaan model Learning dengan metode eksperimen oleh siswa mengalami peningkatan persentase pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama persentase yang didapat adalah 52,32%, pada pertemuan kedua 66,88%, dan pada pertemuan ketiga 84,24%. Terjadi peningkatan aktivitas ini terjadi bukan semata-mata karena ketidak 6

sengajaan, namun dikarenakan Problem Based Learning oleh siswa berjalan dengan baik, sehingga siswa mulai terbiasa dengan diterapkannya model Learning oleh guru. Adapun persentase rata-rat dari ketiga pertemuan yang diperoleh adalah 67,83% dengan kategori baik. Persentase keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan di setiap pertemuannya. Diketahui persentase pada pertemuan pertama 52,60%, kemudian pada pertemuan kedua mengalami kenaikan dengan persentase 66,47%, dan pada pertemuan ketiga mengalami kenaikan dengan rata-rata 82,60%. Dari persentase rata-rata sebesar 67,22% dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa termasuk pada kategori baik. Setelah itu dilanjutkan dengan uji korelasi. Hasil uji korelasi Problem Based Learning dan keterampilan proses sains siswa diperoleh rxy sebesar 0,73. Selanjutnya nilai rxy yang diperoleh diinterpretasikan untuk melihat kuatnya hubungan korelasi antara Problem Based Learning dan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan tabel pedoman interpretasi koefisien relasi menurut Sugiyono (2016), nilai rxy 0,73 memiliki tingkat hubungan kuat karena berada pada rentang 0,60-0,799. Hal ini berarti korelasi antara Problem Based Learning dengan keterampilan proses sains siswa pada penelitian ini memiliki tingkat hubungan yang kuat. Setelah diketahui tingkat korelasi antara keterlaksanaan model Learning dengan metode eksperimen dan keterampilan proses sains siswa, maka dilanjutkan dengan uji-t. Hasil perhitungan uji t pengaruh Problem Based Learning terhadap keterampilan proses sains siswa diperoleh nilai 6,30. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan ttabel=1,6828 maka diketahui thitung>ttabel yaitu 6,30>1,6828 dengan dk 33, berarti ada pengaruh positif antara keterlaksanaan model Learning terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi sistem koloid kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 1 Batanghari. Berdasarkan hipotesis di atas maka dapat disimpulkan dengan diterimanya hipotesis, yaitu H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat dikatakan bahwa semakin baik Problem Based Learning maka keterampilan proses sains siswa juga baik. Adapun kendala saat melaksanakan pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif Problem Based Learning, diantaranya pada pertemuan awal siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Siswa masih bingung dengan permasalahan yang diberikan, sehingga guru harus lebih terampil untuk memilih masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa juga sering kurang teliti dalam mengamati, dan kurang mengerti dalam merumuskan hipotesis. Namun setelah pertemuan yang pertama, di pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa 7

Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keterlaksanaan model Learning pada materi sistem koloid kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari sudah terlaksana dengan baik dan mengalami peningkatan tiap pertemuannya ditinjau dari aktivitas guru dan siswa. 2. Hasil perhitungan uji t diperoleh thitung>ttabel yaitu 6,30>1,6828 dengan dk 33, berarti terdapat pengaruh yang positif antara keterlaksanaan model Learning terhadap keterampilan proses sains pada materi sistem koloid kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dan berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan: 1. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol agar perbandingan dapat terlihat jelas 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih banyak menggunakan indikator keterampilan proses sains yang akan diobservasi Daftar pustaka Arends, Richard I, 2004. Classroom Instruction and Management. New York: Mc-Graw Hill. Ertikanto., C. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta : Media Akademi. Hosnan., 2014. Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor : Ghalia Indonesia. Ibrahim, M. dan Nur, M., 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Mulyasa., 2013. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Purnamaningrum, A., & Probosari, R. M., 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3, 4(3), 39-51 Sudarmo, U., 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sudjana., 2014. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Sugihartono., Fathiyah, K. N., Setiawati, F. A., 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono, 2014, Metodologi Penelitian Pendidikan: Metode Penelitian Kualitatif dan 8

Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto, S. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Zulaeha, I. W., Darmadi, & Werdhiana, K., 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang. Jurnal 9