LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TANGGAL JUNI 2017

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA DAN KOTA BIMA TANGGAL DESEMBER 2016

ANALISIS KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN EKSTREM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TANGGAL NOVEMBER 2017

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA TANGGAL 6-10 FEBRUARI 2017

LAPORAN ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM, 02 MEI 2015

ANALISIS CURAH HUJAN DASARIAN III MEI 2017 DI PROVINSI NTB

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

LAPORAN ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI KABUPATEN BIMA, DOMPU DAN KOTA BIMA, JANUARI 2015

ANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016

ANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN BANJIR BANDANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

ANALISIS BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR DI SEKITAR BEDUGUL (BULELENG) DAN KINTAMANI (BANGLI) TANGGAL 9 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

PROPINSI ACEH, 22 SEPTEMBER Oleh : Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS KLIMATOLOGI KEJADIAN HUJAN EKSTRIM YANG BERDAMPAK BENCANA DI BALI TANGGAL 1-11 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

ANALISIS CUACA EKSTREM NTB HUJAN LEBAT DI STASIUN METEOROLOGI BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA S STASIUN METEOROLOGI MARITIM KENDARI

ANALISA CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KEC. SUMBAWA DAN LABUHAN BADAS WILAYAH KABUPATEN SUMBAWA (29 JANUARI 2017)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH PEJAWARAN BANJARNEGARA

ANALISIS HUJAN LEBAT DI WILAYAH AMAHAI, KABUPATEN MALUKU TENGAH (21 APRIL 2017)

KAJIAN IKLIM PADA BENCANA BANJIR BANDANG SAMBELIA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, 20 JANUARI 2014

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (16 DESEMBER 2016)

ANALISIS CUACA EKSTREM NTB HUJAN LEBAT DI SAMBELIA LOMBOK TIMUR TANGGAL 08 FEBRUARI 2017

ANALISIS KONDISI CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI PEMALANG TANGGAL 01 JUNI Stasiun Meteorologi Nabire

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

STASIUN METEOROLOGI PATTIMURA AMBON

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

ANALISIS CUACA EKSTREM NTB HUJAN LEBAT DI LOMBOK TIMUR TANGGAL 17 JANUARI 2017

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SERAM BAGIAN BARAT

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI KENDARI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (15 FEBRUARI 2018)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN KENCANG DI RANTEPAO TANA TORAJA TANGGAL 16 MARET Stasiun Meteorologi Nabire

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR TANGGAL 7 MARET 2018 DI LEMBANG TUMBANG DATU SANGALLA UTARA KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BANJIR BANDANG DI WILAYAH NON ZOM KABUPATEN NAGAN RAYA PROVINSI ACEH

ANALISIS KONDISI CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI SUKABUMI TANGGAL 03 JUNI Stasiun Meteorologi Nabire

ANALISIS BANJIR DI WILAYAH SUBULUSSALAM TANGGAL 20 SEPTEMBER 2015

TINJAUAN KLIMATOLOGIS BANJIR DI KABUPATEN MEMPAWAH 14 MEI 2016

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI PRAMBON SIDOARJO TANGGAL 02 APRIL 2018

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KELURAHAN WOLOMARANG, KECAMATAN ALOK, WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (7 JANUARI 2017)

ANALISIS EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 26 OKTOBER 2017 DI BANDARA PONGTIKU KABUPATEN TANA TORAJA

Gbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap

PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Nabire

TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016

ANALISIS CUACA EKSTREM LOMBOK NTB HUJAN LEBAT (CH mm) DI LOMBOK TENGAH 15 SEPTEMBER 2016

TINJAUAN KLIMATOLOGIS KEJADIAN BANJIR DI KOTA PONTIANAK TANGGAL 15 FEBRUARI 2017

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH ACEH PIDIE PROPINSI ACEH, TANGGAL 01 JANUARI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN PUTING BELIUNG DI ARJASA SUMENEP TANGGAL 03 APRIL mm Nihil

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jl. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan Telp : (021)

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN HUJAN LEBAT TANGGAL 02 NOVEMBER 2017 DI MEDAN DAN SEKITARNYA

ANALISIS KEJADIAN HUJAN LEBAT DI KOTA BALIKPAPAN TANGGAL 29 NOVEMBER

STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK

ANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA TANGGAL 08 NOVEMBER 2016

ANALISIS KEJADIAN KABUPATEN SEKADAU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 19 FEBRUARI 2017

ANALISIS TERKAIT HUJAN SANGAT LEBAT (128,1 mm) di BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA

ANALISA BANJIR KAB. ACEH SELATAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN BANJIR

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA

Transkripsi:

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I LOMBOK BARAT NTB Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362 Website : http://iklim.ntb.bmkg.go.id Email : staklim.kediri@bmkg.go.id LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TANGGAL 12-13 JUNI 2017 Sumber: www.google.com BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I LOMBOK BARAT-NTB JUNI 2017

ANALISIS KLIMATOLOGIS KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TANGGAL 12-13 JUNI 2017 Oleh : Afriyas Ulfah, SST dan Restu P.Megantara, SST I. PENDAHULUAN Kejadian curah hujan ekstrim yang terjadi pada pertengahan bulan Juni 2017 di wilayah NTB khususnya di wilayah Kota Mataram dan sebagian Lombok Barat merupakan fenomena yang jarang terjadi. Bulan Juni merupakan bulan musim kemarau di wilayah NTB, tetapi karena adanya ganguan dinamika atmosfer sehingga dapat terjadi kondisi ekstrim. Curah hujan yang terjadi pada tanggal 12 13 Juni 2017 hampir terjadi merata di wilayah Lombok walaupun dengan intensitas yang berbeda. Curah hujan dengan intensitas tinggi umumnya terjadi di wilayah Kota Mataram dan sebagian Kabupaten Lombok Barat. Seperti dilansir dari Republika.co.id wilayah kota Mataram yang terdampak paah yaitu di wilayah Kekalik Jaya kecamatan Sekarbela. Sementara untuk wilayah Lombok Barat seperti dilansir dari kicknews.today terdapat 340 kepala keluarga mengungsi di kecamatan Labuapi. Selain di wilayah Labuapi genangan air juga terjadi di desa Lembuak kecamatan Narmada. Berdasarkan informasi dari kepala BPBD Kabupaten Lombok Barat, banjir terjadi bukan hanya karena hujan lebat yang terjadi dari siang hari yaitu pukul 13.00 wita hingga pukul 19.00 wita tetapi juga disebabkan oleh saluran air yang tidak berfungsi normal sehingga tidak dapat menampung limpahan air dari wilayah yang lebih tinggi. Berikut beberapa wilayah yang terdampak (informasi dari BPBD Provinsi NTB) : 1. Kota Mataram Kelurahan Kekalik Kijang Kelurahan Mapak Kelurahan Sekarbela 2. Kabupaten Lombok Barat Desa Labuapi Desa Lembuak

II. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER A. Analisa Citra Satelit Awan Dari pantauan citra satelit awan tanggal 12 13 Juni 2017 dapat dilihat pertumbuhan awan terjadi disekitar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara khususnya di wilayah NTB. Awan konvektif yang terbentuk di atas wilayah NTB diakibatkan oleh adanya kemunculan pusaran angin dalam skala kecil (Eddy) yang menyebabkan terjadi gangguan pola angin di wilayah Jawa, Bali dan NTB. Gangguan pola angin tersebut menimbulkan peluang hujan lebat akibat melambatnya massa udara yang berada di atas NTB sehingga pembentukan awan hujan menjadi signifikan Gambar 2.1 Citra Satelit Tanggal 12 Juni jam 14.00 Wita Gambar 2.2 Citra Satelit Tanggal 12 Juni jam 20.00 Wita Gambar 2.3 Citra Satelit Tanggal 13 Juni jam 14.00 Wita Gambar 2.4 Citra Satelit Tanggal 13 Juni jam 20.00 Wita (Sumber : http://weather.is.kochi-u.ac.jp/sat/gms.sea/2017/06) B. Analisa Angin (Streamline) dan Tekanan Udara Analisa angin pada tanggal 12 13 Juni 2017 terlihat adanya beberapa gangguang angin seperti sirkulasi angin skala kecil (Eddy) di utara Pulau Jawa, Tekanan Rendah di Barat Laut Sumateradan Siklon Tropis MERBOK di laut China Selatan. Walaupun beberapa gangguan besar seperti Siklon Tropis berada jauh di utara, hal ini ternyata tetap mempengaruhi pola angin di wilayah

Indonesia salah satunya adalah wilayah NTB. Adanya Eddy di yang bergerak dari selat Karimata. Lalu menuju Laut Jawa dan akhirnya tiba di atas NTB menyebabkan ada belokan massa udara di wilayah NTB. Hal inilah yang memicu pembentukan awan-awan hujan yang signifikan yang menyebabkan terjadi hujan lebat di wilayah NTB. Konvergensi tersebut hanya terjadi dalam skala harian yaitu 1-2 hari dikarenakan memang diakibatkan oleh pusaran angin dalam skala kecil sehingga tidak bertahan dalam waktu lama. Gambar 2.5 Peta Analisis Angin Tanggal 12 Juni 2017 jam 08.00 Wita Gambar 2.6 Peta Analisis Angin Tanggal 12 Juni 2017 jam 20.00 Wita

Gambar 2.7 Peta Analisis Angin Tanggal 13 Juni 2017 jam 08.00 Wita Gambar 2.8 Peta Analisis Angin Tanggal 13 Juni 2017 jam 20.00 Wita (Sumber : http://www.bom.gov.au/australia/charts/archive/index.shtml) C. Analisis Angin Zonal (Timur-Barat) Berdasarkan peta rata-rata angin zonal (Gambar 2.9 a dan b) pada tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) di wilayah Indonesia secara keseluruhan memiliki nilai negatif yang mengartikan angin timuran dominan terjadi di wilayah Indonesia termasuk di wilayah NTB. Nilai rata-rata angin

zonal tidak terlalu signifikan di wilayah NTB yaitu berkisar -1 s/d -2 jika dibandingkan dnegan klimatologinya (berdasarkan data 1981 2010) yang dapat mencapai -5 s/d -6. Hal ini menggambarkan angin timuran mengalami pelemahan pada pentad ke-33 jika dibandingakan dengan klimatologinya. Melemahnya angin timuran dapat memicu pembentukan awan-awan konvektif khususnya di NTB. Secara vertikal (Gambar 2.10 a dan b) pada 8⁰LS - 9⁰LS, wilayah NTB terletak di bujur 115⁰ BT - 120⁰ BT (pada kotak hitam). Nilai angin zonal secara vertikal di atas NTB bernilai negatif yaitu berkisar antara -5 s/d +10. Nilai postif tersebut terlihat hingga ketinggian lebih dari 200 mb. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan angin timuran tidak hanya terjadi pada lapisan bawah, tetapi hingga lapisan atas yang cukup tinggi dan stabil. Hal ini berbeda dengan klimatologinya (berdasarkan data 1981 2010) pergerakan angin timuran secara vertikal hanya terjadi hingga laipsan 500 mb, tetapi perlu di perhatikan pada kondisi klimatologis secara vertikal angin timuran tersebar rata di wilayah Indonesia dari 90⁰BT - 145⁰BT dalam arti tidak ada gangguan pola angin. Jika kita lihat angin zonal secara vertikal pada pentad ke 33 (lingkaran merah) merupakan gangguan pola angin dimana angin timuran melambat bahkan berbalik arah menjadi angin baratan (dilihat dari nilai yang postif). Gangguan inilah yang memicu pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah NTB (kotak hitam), dimana massa udara dipaksa melambat sehingga potensi hujan menjadi cukup signifikan. (a) Angin Zonal (b) Normal Angin Zonal Gambar 2.9 Peta Komponen Angin Zonal di Indonesia (Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/)

(a) Angin Zonal Vertikal (b) Normal Angin Zonal Vertikal Gambar 2.10 Peta Angin Zonal Secara Vertikal ( wilayah 8⁰LS - 9⁰LS) (Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/) D. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Nilai r a t a - r a t a OLR ( G a m b a r 2. 1 1 a d a n b ) dari tanggal pada tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) di wilayah NTB pada umumnya menunjukkan nilai rendah jika dibandingkan dengan klimatologinya. Nilai OLR yang rendah menunjukkan bahwa tutupan awan di wilayah tersebut sangat signifikan (banyak dan tebal) hal ini dapat mengindikasikan banyaknya pertumbuhan awan konvektif di wilayah NTB. Nilai OLR yang tergambar pada peta yaitu berkisar antara 240-250 W/m 2 cukup rendah dibandingkan dengan klimatologinya yaitu berkisar 270-280 W/m 2. Anomali OLR yang ditunjukkan pada Gambar 2.12 cukup besar berkisar antara -40 s/d -20 W/m², yang artinya nilai OLR ini menunjukkan pertumbuhan awanawan konvektif yang cukup dominan diwilayah NTB pada tanggal tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33).

(a) Rata-rata OLR (b) Normal OLR Gambar 2.11 Peta Outgoing Longwave Radiation (OLR) Gambar 2.12 Peta Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) (Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/) E. Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature) Anomali rata-rata SST selama tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) menunjukkan di wilayah Nusa Tenggara Barat pada umumnya lebih dingin. Nilai anomali SST berkisar antara -0.4⁰C s/d -0.2⁰C. Nilai anomali negatif menandakan suhu muka laut di sekitar NTB cukup dingin dan suplai uap air tidak terlalu signifikan dalam memicu pertumbuhan awan-awan konvektif penghasil hujan lebat. Walaupun demikian, wilayah timur NTB seperti NTT, Laut Arafuru, dan Laut Banda cukup hangat dibandingkan dengan klimatologinya dimana nilai anomali SST-nya berkisar antara +0.4⁰C s/d +0.6⁰C. Lautan yang hangat tersebut mensuplai uap air yang cukup dan terbawa oleh angin timuran yang melambat ke wilayah Barat salah satunya NTB. Hal ini lah yang menjadi potensi pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah NTB

Gambar 2.13 Anomali SST Indonesia (Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/) F. Kelembaban Relatif (%) Nilai kelembaban relative ( G a m b a r 2. 1 4 a d a n b ) selama tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) menunjukkan di wilayah Nusa Tenggara Barat pada umumnya lebih basah dibandingkan klimatologisnya (berdasarkan data tahun 1981 2010). Nilai kelembaban relative mencapai 75 % s/d 80%, sedangkan nilai klimatologisnya hanya berkisar 50% s/d 65%. Terdapat selisih atau anomali positif sebesar 15 s/d 25%, anomali positif menandakan udara basah dengan kandungan uap air signifikan terjadi di wilayah NTB. Banyaknya uap air yang ada di atas wilayah NTB menyebabkan peluang terbentuknya awan konvektif cukup tinggi. Rata-rata kelembaban relative (Gambar 2.15 a dan b) selama tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) secara vertikal pada 8⁰LS - 9⁰LS, wilayah NTB terletak di bujur 115⁰ BT - 120⁰ BT (pada kotak merah) menunjukkan nilai kelembaban relative sebesar 75%-90% hingga ketinggian 600 mb. Secara vertikal udara basah terkumpul hinggal lapisan 600 mb menyebabkan peluang terbentuknya awan-awan penghasil hujan lebat di wilayah Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk kondisi klimatologisnya (berdasarkan data tahun 1981 2010) nilai kelembaban relative menunjukkan nilai 75% - 80% hingga ketinggian 900 mb (lapisan permukaan).

(a) Rata-rata RH (b) Normal RH Gambar 2.14 Anomali Kelembaban Relatif (%) Indonesia (Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/) (a) Rata-rata RH Vertikal (b) Normal RH Vertikal Gambar 2.15 Anomali Kelembaban Relatif (%) Secara Vertikal ( wilayah 8⁰LS - 9⁰LS) (Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/)

III. ANALISIS CURAH HUJAN A. Intensitas Curah Hujan Berdasarkan data curah hujan dari pos hujan kerjasama BMKG dan UPT BMKG di wiilayah NTB yang terkena dampak banjir terlihat bahwa curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi terjadi pada tanggal 12 13 Juni 2017. Beberapa pos hujan kerjasama di Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat mencatat nilai curah hujan lebat dan hujan ekstrim, dimana kriteria curah hujan lebat adalah terukurnya curah hujan 50 100 mm dalam 24 jam (1 hari), sedangkan ekstrim adalah terukurnya curah hujan >100 mm dalam 24 jam (1 hari). Berikut adalah data curah hujan harian dari tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) dari 17 Pos Hujan (Termasuk UPT BMKG Stasiun Klimatologi Kediri) yang tersebar di wilayah Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat. Tabel 1. Data Curah Hujan Wilayah Terdampak Banjir Tanggal 10 s/d 14 Juni 2017 (dalam mm) NO Kab/Kota POS HUJAN Tanggal 10 Tanggal 11 Tanggal 12 Tanggal 13 Tanggal 14 1 Ampenan - 0 159 16-2 Cakranegara - - 40 32 - Kota Mataram 3 Majeluk - 14 56 36-4 Selaparang - - 30 4 44 5 Batu Layar 1 51 71 - - 6 Buwun Mas 1 0 1 73-7 Banter Gerung - - 12 - - 8 Gerung - - 98 1-9 Gunung Sari - - 41 66-10 Labuapi - - 116 7-11 Kab. Lombok Barat Lembar - - 18 9-12 Narmada - - 208 5-13 Pelangan 5-7 48-14 Rumak - - 75 5-15 Sekotong - - 9 20-16 Sigerongan - - 120 9-17 Kediri - - 82 1 - (Sumber : Stasiun Klimatologi Kelas I Lombok Barat - NTB)

Gambar 2.16 Grafik Curah Hujan Harian Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) Data curah hujan tersebut diukur pada pukul 08.00 Waktu Setempat (WS). Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilihat bahwa di wilayah Kota Mataram yang mengalami curah hujan ekstrim adalah di Kecamatan Ampenan dengan curah hujan > 150 mm dalam 24 jam. Hal ini terbukti dengan wilayah terdampak yaitu wilayah Sekarbela dan wilayah Kekalik yang dekat dengan penakar hujan Pos Ampenan. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Lombok Barat curah hujan ekstrim terjadi di wilayah Labuapi, Narmada, dan Sigerongan. Data curah hujan ini pun sesuai dengan wilayah terdampak banjir di Kabuapaten Lombok Barat. Curah hujan tertinggi pada Pentad ke -33 terjadi di Kecamatan Narmada (wilayah terdampak banjir yaitu Desa Lembuak) yaitu sebesar 208 mm dalam 24 jam. Peta distribusi curah hujan pada tanggal 10 14 Juni 2017 di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat dilihat sebagai berikut :

(a) (b)

(c) (d)

(e) Gambar 2.17 (a) s/d (e) Peta Distribusi Curah Hujan di Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33) Berdasarkan peta distribusi curah hujan (Gambar 2.18 a s/d e) yang terjadi pada tanggal 10 14 Juni 2017 (Pentad ke-33), curah hujan ekstrim terjadi secara signifikan terjadi pada tanggal 12 Juni 2017. Pada tanggal 13 Juni 2017 masih terjadi hujan secara umum dalam kategori Sedang dan ada beberapa wilayah yang mengakami curah hujan lebat. Pada tanggal 14 Juni 2017 secara umum tidak terjadi hujan di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat. Intensitas hujan turun cukup signifikan. Begitupun pada tanggal 10-11 Juni 2017 sebelum terjadi hujan ekstrim secara umum wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat terjadi hujan dalam kategori sangat ringan, dan kemudian melonjak secara ekstrim pada tanggal 12 Juni 2017.

B. Intensitas Curah Hujan Pentad Gambar 2.18 Grafik Persentil 95% Curah Hujan Pentad di wilayah Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat Pada gambar grafik di atas (Gambar 2.18) dapat terlihat bagaimana curah hujan yang terjadi pada pentad ke-33 jika dibandingkan dengan rata-rata dan persentil 95% untuk menunjukkan bahwa hujan yang terjadi merupakan kondisi ekstrim di wilayah Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat. Pada pentad ke-33 tahun 2017, di wilayah Kota Mataram semua pos hujan yang mengalami curah hujan di atas rata-rata dan juga mengalami curah hujan ekstrim karena berada di atas grafik persentil 95. Sedangkan untuk wilayah Kab.Lombok Barat 12 pos hujan yang tersebar di wilayah Lombok Barat mengalami curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya. Jika dibandingkan dengan persentil 95% terdapat 6 pos hujan dari 13 pos hujan yang melewati batas ekstrim persentil yaitu pos hujan Batulayar, Buwun Mas, Gunung Sari, Labuapi, Narmada dan Sigerongan.

C. Intensitas Curah Hujan Dasarian dan Bulanan Gambar 2.19 Grafik Persentil 95% Curah Hujan Dasarian di wilayah Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat Pada gambar grafik pentad (Gambar 2.19) dapat terlihat bagaimana curah hujan yang terjadi pada Dasarian II Juni jika dibandingkan dengan rata-rata dan persentil 95% untuk menunjukkan bahwa hujan yang terjadi merupakan kondisi ekstrim. Pada Dasarian II Juni tahun 2017, di wilayah Kota Mataram semua pos hujan dari 4 pos hujan yang mengalami curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya. Jika dibandingkan dengan persentil 95% terdapat 2 pos yang melewati batas ekstrim persentil 95 yaitu pos hujan Ampenan dan Majeluk. Di wilayah Kab.Lombok Barat pada Dasarian II Juni tahun 2017 semua pos yang tersebar di wilayah Lombok Barat mengalami curah hujan yang lebih tinggi dengan rata-ratanya. Terdapat 3 pos huan dari 13 pos hujan yang melewati batas ekstrim 95 yaitu pos hujan Batulayar, Labuapi, dan Narmada.

D. Anomali Curah Hujan Pentad dan Dasarian Gambar 2.20 Grafik Anomali Curah Hujan Pentad 33 di Wilayah Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat Gambar 2.21 Grafik Anomali Curah Hujan Dasarian II Juni di Wilayah Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat Anomali curah hujan pentad didapatkan dengan cara membandingkan antara nilai curah hujan pada pentad tersebut dengan data curah hujan rata-rata pada pentad masing-masing pos

hujan. Pada gambar grafik anomali curah hujan pentad (Gambar 2.20) dapat terlihat anomali curah hujan yang terjadi pada pentad ke-33 di wilayah Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat semua pos hujan memiliki nilai anomali positif. Hal ini memberikan arti bahwa curah hujan pada pentad tersebut berada di atas rata-ratanya. Nilai anomali curah hujan tertinggi terjadi di pos hujan Narmada sebesar +197 mm/pentad. Anomali curah hujan dasarian didapatkan dengan cara membandingkan antara nilai curah hujan pada dasarian tersebut dengan data curah hujan ratarata pada dasarian masing-masing pos hujan. Berdasarkan grafik anomali dasarian (Gambar 2.21) di wilayah Kota mataram dan Kab.Lombok Barat semuanya mengalami anomali yang bernilai postif atau terdapat peningkatan curah hujan jika dibandingkan dengan rata-ratanya. Anomali curah hujan positif tertinggi pada pos hujan Narmada sebesar +188/dasarian. Jika dilihat dari anomali pentad dan dasarian penyumbang anomali positif terbesar terjadi pada tanggal 12-13 Juni 2017, yang kemudian terakumulasi pada pentad ke-33 dan dasarian II Juni 2017 sehingga mengalami anomali curah hujan yang juga cukup signifikan. E. Historis Hujan Ekstrim Di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat Periode Juni, Juli, Agustus (JJA) Tabel 2. Data Historis Curah Hujan Ekstrem Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat Periode JJA (dalam mm) No Pos Hujan CH TANGGAL 12 JUNI 2017 RATA-RATA CH BULAN JUNI 10 TAHUN TERAKHIR CH Harian Maks Juni Historis Ekstrem Periode JJA 10 TAHUN TERAKHIR 1 Ampenan 159 10 50-2 Cakranegara 40 48 85-3 Majeluk 56 60 88 28 JULI 1998 (108 mm), 27 JULI 2010 (120 mm) 4 Selaparang 30 55 88 28 JULI 1998 (106 mm), 27 JULI 2010 (128 mm), 10 JULI 2013 (137 mm) 5 Batulayar 71 66 65-6 Buwun Mas 1 45 29-7 Banter Gerung 12 40 0-8 Gerung 98 75 93-9 Gunungsari 41 92 110 17 JUNI 2010 (110 mm) 10 Labuapi 116 54 26-11 Lembar 18 23 62-12 Narmada 208 79 96-13 Pelangan 7 35 64-14 Rumak 75 55 60-15 Sekotong 9 36 45-16 Sigerongan 120 58 90 27 JULI 2010 (120 mm) 17 Kediri 82 64 90 -

Dari tabel di atas terlihat bahwa sangat jarang ditemukan adanya kejadian hujan ekstrem di periode JJA untuk wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Hal ini dikarenakan periode JJA merupakan puncak musim kemarau untuk wilayah NTB. Khususnya untuk bulan Juni, dari 17 pos dengan data 25 tahun terakhir hanya terdapat sau kali kejadian hujan ekstrem di bulan Juni yaitu pada tanggal 17 Juni 2010 di Pos Hujan Gunungsari sebesar 110 mm. Oleh karena itu, kejadian Hujan Ekstrem yang terjadi tanggal 12 Juni 2017 di 4 lokasi yaitu Ampenan (159 mm), Labuapi (116 mm), Narmada (208 mm), dan Sigerongan (120) merupakan kejadian yang baru pertama kali ini terjadi dan tercatat sebagai curah hujan tertinggi yang pernah tercatat pada pos tersebut pada periode JJA. III. KESIMPULAN. Curah hujan ekstrem tanggal 12 Juni 2017 yang tercatat di 4 lokasi yaitu Ampenan (159 mm), Labuapi (116 mm), Narmada (208 mm), dan Sigerongan (120), merupakan curah hujan harian tertinggi yang pernah tercatat di bulan Juni untuk wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat. Bahkan curah hujan harian tertinggi yang pernah terjadi di periode puncak musim kemarau di NTB yaitu periode JJA. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer secara klimatologis dari beberapa parameter seperti angin, tekanan udara, SST, kelembaban udara, komponen angin zonal, dan juga tutupan awan yang terindikasi dari nilai OLR menunjukkan penumpukan masa udara basah di wilayah Bali- Nusa Tenggara khususnya NTB cukup tinggi. Secara vertikal angin timuran yang membawa uap air dari wilayah Timur (Laut Banda dan Laut Arafuru) melambat di atas wilayah NTB. Hal ini menyebabkan pertumbuhan awan yang cukup signifikan pada pentad ke-33 khususnya pada tanggal 12-13 Juni 2017. Peristiwa banjir yang melanda Kota Mataram dan Kab.Lombok Barat yang terjadi merupakan gangguan dalam skala kecil sehingga bersifat harian. Gangguan terjadi cukup cepat hanya berkisar 1-3 hari. Selain karena kondisi dinamika atmosfer yang labil dengan dibuktikan oleh curah hujan yang relatif tinggi, perlu diperhatikan pula kondisi wilayah terdampak yang merupakan daerah aliran sungai (DAS) sehingga menyababkan genangan.

Demikian laporan analisis kejadian banjir ini kami buat berdasarkan data dinamika atmosfer dan intensitas hujan dari pos hujan di wilayah terdampak banjir. Kediri, Juni 2017 Pembuat Laporan 1. AFRIYAS ULFAH, SST : TTD NIP. 199104232010122001 2. RESTU P. MEGANTARA, SST : TTD NIP. 199011162009111001 Mengetahui : Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Lombok Barat NTB W A K O D I M, SP : TTD NIP. 196010021982031002