BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK

Transkripsi

1 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK Jl. Raya Sei Nipah Km Jungkat Pontianak Telp.(0561) Fax. (0561) Web: iklim.kalbar.bmkg.go.id ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 22 NOVEMBER 2016 DI KECAMATAN SOKAN, KABUPATEN MELAWI I. PENDAHULUAN Gambar 1. Banjir di kecamatan Nanga Sokan, Melawi Melawi-22 November Terjadi banjir pada tanggal 22 November 2016 dini hari pukul WIB. Banjir merendam kecamatan Sokan kabupaten Melawi, seluas tujuh desa mengalami kerugian materiil. Tujuh dea tersebut adalah desa Melana, Potai, Sepakat, Nanga Sokan, Tanjung Sokan, Muara tanjung dan Betangai. Dilansir dari media local Tribun Pontianak, banjir kali ini tidak mengakibatkan korban jiwa. Berdasarkan informasi, diduga banjir ini disebabkan oleh meningkatnya intensitas curah hujan. Kejadian ini akan dikaji secara klimatologis dengan menggunakan data curah hujan di beberapa pos hujan terdekat, serta data-data pendukung lainnya. Kejadian banjir dipicu dari banyak factor, seperti : berkurangnya lahan penyerapan air seiiring dengan bertambahnya tata guna lahan, buruknya drainase, pemukiman yang terlalu dekat dengan wilayah bantaran sungai, serta curah hujan dengan intensitas tinggi. Hal ini akan diteliti lebih lanjut dalam analisis kejadian banjir ini.

2 II. DATA Data yang digunakan dalam analisis adalah data Curah Hujan dua Pos Hujan kerjasama yang berhubungan dengan tempat kejadian di Nanga Sokan, Melawi yaitu Pos ujan Hulu Sungai terletak di bagian Hulu Nanga Sokan dan Pos Hujan Tanah Pinoh dibagian hilir. Data curah hujan dari pos pengamatan hujan terdekat, didapat bahwa curah hujan selama tiga hari yaitu mulai tanggal 20 hingga tanggal 22 sebagai berikut : Pos Hujan Tanggal Hulu Sungai Tanah Pinoh 3-77 Tabel 1. Data curah hujan di Hulu Sungai dan Tanah Pinoh Pada tanggal 20 terjadi hujan yang kurang signifikan di pos penakar hujan Hulu Sungai tercatat TTU sedangkan di Tanah Pinoh tercatat 3 mm/jam. Puncak hujan terjadi pada tanggal 21 di Hulu Sungai yaitu hulu sungai Pinoh yang melalui Nanga Sokan dengan kategori sangat lebat tercatat 106 mm/hari, sedangkan di Tanah Pinoh tidak terjadi hujan. Pada hari selanjutnya tanggal 22, curah hujan di Hulu Sungai tercatat 13 mm/hari sedangkan di Tanah pinoh tercatat 77 mm/hari. Ranking Data Tanggal Tabel 2. Rangking data curah hujan di Hulu Sungai Berdasarkan pada tabel, data curah hujan dan histori maksimum harian dapat diuraikan bahwa curah hujan pada tanggal 21 yang terjadi di Pos pengamatan Hulu Sungai masuk dalam 5 besar hujan maksimum harian yang pernah terjadi pada keseluruhan bulan. Sedangkan pada tanggal 20 dan 22 curah hujan di Hulu Sungai kurang signifikan.

3 Ranking Data Tanggal Tabel 3. Rangking data curah hujan di Tanah Pinoh Berdasarkan pada tabel, data curah hujan dan histori maksimum harian dapat diuraikan bahwa curah hujan pada tanggal 20 hingga 22 yang tercatat di Pos pengamatan Tanah Pinoh tidak masuk dalam 5 besar hujan maksimum harian yang pernah terjadi pada keseluruhan bulan. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data curah hujan di Hulu Sungai dan Tanah Pinoh, didapatkan bahwa curah hujan di bagian hulu, yaitu Hulu Sungai menempati rangking lima curah hujan tertinggi sepanjang pengamatan dengan curah hujan sebesar 106 mm/hari. Sedangkan analisis dinamika atmosfer saat kejadian dari parameter suhu permukaan laut, OLR, tekanan udara permukaan, dan angin zonal ditunjukkan pada gambar dibawah. Gambar 2. Suhu muka laut tanggal 21 dan 22 di sekitar Kalimantan Barat Suhu permukaan laut di utara kalimantan Barat cenderung lebih dingin dibanding normalnya. Dibagian barat daya Kalimantan Barat suhu permuakaan laut cenderung lebih hangat dibanding normalnya. Menunjukkan bahwa suplai uap air lebih dominan disuplai dari arah barat daya Kalimantan Barat.

4 Gambar 3. Tekanan permukaan laut tanggal 21 dan 22 disekitar Kalimantan Barat Tekanan udara permukaan laut di utara kalimantan Barat cenderung lebih rendah dibanding normalnya. Sehari sebelum kejadian, anomali tekanan udara permukaan di Kalimantan Barat dan sekitarnya berkisar antara -1.5 hingga Sedangkan pada hari saat kejadian cenderung lebih tinggi. Gambar 4. OLR tanggal 21 dan 22 disekitar Kalimantan Barat Outgoing Longwave Radiation (OLR) di Kalimantan Barat cenderung lebih rendah dibanding normalnya pada sehari sebelum kejadian menandakan daerah tutupan awan yang lebih banyak dibandingkan normalnya menutupi sebagian besar wilayah Kalimantan Barat. Sedangkan saat kejadian, anomalinya cenderung bernilai positif menandakan daerah tutupan awan yang kurang signifikan jika dibandingkan normalnya.

5 Gambar 5. Angin Zonal tanggal 21 dan 22 disekitar Kalimantan Barat Dari analisis angin zonal sehari sebelum kejadian dan saat kejadian di Kalimantan Barat cenderung bernilai positif. Keadaan ini mengindikasikan angin zonal bertiup dari arah barat kalimantan barat yang membawa uap air dari lautan. Kondisi ini menunjang berkumpulnya masa udara yang membawa uap air dari lautan ke daratan. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer dan analisis curah hujan dari pos pengamatan hujan kerjasama di sekitar wilayah kejadian, dapat disimpulkan bahwa kondisi dinamika atmosfer mendukung terjadinya hujan. Dari hasil pengamatan curah hujan pos pengamatan hujan kerjasama di hulu Nanga sokan mendapat kriteria rangking lima selama periode pengamatan yaitu di kecamatan Hulu Sungai yang berada di bagian hulu Nanga Sokan dengan kategori sangat lebat. Sedangkan di pos pengamatan hujan kerjasama di bagian hilir Nanga Sokan yaitu Tanah Pinoh tidak termasuk dalam rangking lima besar selama periode pengamatan. Hal ini mengindikasikan bahwa kejadian banjir di Nanga Sokan pada dini hari tanggal 22 November 2016 cenderung dipengaruhi oleh akumulasi curah hujan dari bagian Hulu Sungai Pinoh yang mengalir melewati Nanga Sokan. Mengetahui, Pontianak, 01 Desember 2016 Kepala Seksi Observasi dan Informasi Prakirawan, ISMAHARTO ADI, S.Kom NURDEKA HIDAYANTO, S.Tr NIP NIP

6