EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al 2 O 3 ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN KEAUSAN

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al 2 O 3 ) TERHADAP SIFAT FISIK, DAN KEAUSAN

Studi Eksperimen Pembuatan Komposit Metal Matrik Aluminium Penguat SiC Wisker dan Al 2 O 3 Partikel sebagai Material Alaternatif

Pemanfaatan serat silicon carbon dan partikel alumina pada matrik aluminium untuk meningkatkan sifat mekanis material komposit

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

Efek Temperatur Sintering pada Penambahan Penguat SiCw dan Al2O3 Partikel terhadap Karakteristik Aluminium Matrik Komposit

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstract. Keywords: composite, electroless plating, stir casting, density-porosity.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiTiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

18.1 Sandwich Panel Honeycomb sandwich

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SiC TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM YANG DIPERKUAT SERBUK SiC

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

STRUKTUR MIKRO DAERAH LAMINASI KOMPOSIT LAMINAT HIBRID Al/Al 2 O 3 -Al/ SiC DENGAN VARIASI WAKTU TAHAN SINTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP SHRINKAGE MATRIK ALUMINA ZEOLIT ALAM KERAMIK KOMPOSIT

Gambar 2.1 Pembagian Komposit Berdasarkan Jenis Penguat [2]

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA KOMPOSIT Al-Mg-Si TERHADAP KEKUATAN DENGAN TEKNIK METALURGI SERBUK

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK LAJU KEAUSAN KOMPOSIT AlSiTiB/SiC DAN AlSiMgTiB/SiC Sulardjaka 1,a*, Saefi,b

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar Modulus elastisitas berdasarkan porositas terukur pada material komposit Al/SiC p tanpa terlapisi dan terlapisi ZnO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

Particulate Reinforced Aluminum Composites, School of Materials Science and Engineering, UNSW. 14. Kainer, Karl U., 2006, Basic of Metal Matrix

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 7 No. 2, April 2018 ( )

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PROSES MANUFACTURING

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELAPISAN OKSIDA SiO 2 PADA PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERHADAP KUALITAS IKATAN ANTARMUKA KOMPOSIT Al-SiC

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiTiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Sifat Mekanik Komposit Isotropik Al/SiO 2 Hasil Fabrikasi dengan Metalurgi Serbuk

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

Sintesis Aluminium Matrix Composites (AMC) Berpenguat Sinter Silika dengan Metode Powder Metallurgy

BAB 4 METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

14. Pengenalan Komposit

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING ABSTRACT

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Transkripsi:

Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 124-131 ISSN 2579-6402 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik) EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al 2 O 3 ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN KEAUSAN I Wayan Lega Suprapto 1, Ketut Suarsana 2, Nitya Santhiarsa 3 1 Jurusan Teknik Mesin, Program Magister, Universitas Udayana Denpasar Bali legasuprapto71@gmail.com 2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana Denpasar Bali ktsuarsana@yahoo.com 3 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana Denpasar Bali santhiarsa@yahoo.com ABSTRAK Pengembangan material komposit berbasis logam pada dunia industri cukup potensial untuk memenuhi akan komponen-komponen permesinan. Dengan adanya perkembangan bahan yang sangat pesat, maka dituntut untuk menghasilkan bahan ringan dan murah yang merupakan persyaratan utama dalam dunia industri pembuatan komponen-komponen mesin. Hal ini memunculkan inovasi baru dalam pembuatan Aluminium Matrix Composite (AMC) yang berbasis matrik Alumunium dengan penguat Silicon Carbon dan Al 2 O 3 partikel. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan proses powder metalurgi dan variasi komposisi penguat komposit. Awal proses komposit dibuat dengan variasi komposisi matrik Aluminium dengan penguat SiC+Al 2 O 3 dalam komposit. Komposisi Aliminium : 80% wt dengan variasi penguat 20% wt. Pembuatan material uji dilakukan dengan proses metalurgi serbuk dimana gaya tekan 25 N. Variasi perlakuan waktu sintering adalah 1 jam dan 3 jam pada temperatur 500 o C, 550 o C dan 600 o C. Pengujian karakteristik dilakukan untuk menggetahui sifat fisik dan mekanik komposit. Hasil penelitian adalah dengan penambahan komposisi persen berat SiC dan Alumina (Al 2 O 3 ) memberikan pengaruh pada sifat fisik dan mekanik komposit. Dimana densitas dan keausan meningkat terjadi pada setiap penambahan Alumina (Al 2 O 3 ) itu sendiri. Sebaliknya porositas menurun dengan meningkatnya komposisi penguat. Hubungan antara sifat fisik dan mekanik dari masing-masing komposisi penguat SiCw dan Al 2 O 3 pembentuk komposit yang dibuat, memberikan densitas 2.589 gr/cm 3 dan keausan yang terjadi 0,005 gr pada perlakuan sintering 600 o C dengan waktu tahan 3 jam. Kata Kunci : Matrik Aluminium, SiC dan Al 2 O 3 partikel. 1. PENDAHULUAN Peradaban kehidupan manusia semakin berkembang maka kebutuhan akan teknologi bahan juga semakin meningkat dan beragam dalam berbagai aplikasi penggunaannya. Ketersediaan material konvensional yang kuantitas dan kualitasnya terbatas memunculkan pemikiran untuk pengembangan bahan melalui pengembangan proses pembuatan material dengan cara perlakuan permukaan, penambahan penguat material lain maupun rekayasa strukturalnya. Pengembangan komposit matriks aluminium dalam skala besar sudah banyak dilakukan dalam penelitian. Dimana didukung oleh tersedianya serat karbon, boron dan wisker. Bahan dari Aluminium Matrix Composites (AMC) mempunyai prospek karena menjanjikan karakteristik kekuatan dan ketahanan deformasi termal yang baik. Penguat serat kontinu satu arah menghasilkan perbaikan sifat mekanik yang menonjol dibandingkan dengan material matrik tanpa penguatan maupun yang diskontinu (Beatty, at, al. 1987). Komposit adalah perpaduan dari beberapa bahan yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusunnya untuk menghasilkan material baru dan unik dengan ikatan antara masing-masing material penyusun sebagai matrik dan penguat. Material Al alloy digabungkan dengan keramik SiCw tergolong dalam jenis material komposit Aluminium Matrix Composite (AMC). Pada proses perekayasaan material Aluminium Matrix Composites (AMC) dapat menggunakan logam aluminium alloy sebagai matrik dengan keramik SiC dan alumina sebagai bahan penguat/pengisi. Perbedaan dari material penyusun komposit, antara matrik dan pengisi (filler), agar berikatan dengan kuat, maka perlu penambahan aditif atau penguat (Sciti, D., at, al. 2002). Model penguatan dengan 124

EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al2O3) TERHADAP SIFAT FISIK DAN KEAUSAN I Wayan Lega Suprapto et al. mengunakan jenis penguat merupakan pengembangan dari perlakuan permukaan pada material dasar, tapi sebelumnya umum dilakukan dengan rekayasa perlakuan panas (heat treatment) pada permukaan material komposit. Penggabungan aditif atau penguat yang berbeda karakteristiknya, selama ini dilakukan dengan metode bonding diffusion yaitu penggabungan dilakukan dengan pemanasan temperatur tinggi dengan tegangan mekanik yang besar. Metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu bentuk produk yang terbatas dan biaya produksi tinggi. Penggabungan aditif pada temperatur dingin dengan rekayasa permukaan lapisan melalui prosess manufaktur metalurgi serbuk, merupakan alternatif yang dapat dikembangkan (Widyastuti, at, al. 2008). Salah satu metoda pembentukan logam yang memungkinkan adanya kontrol terhadap setiap variabel prosesnya dapat dilakukan dalam proses fase padat. Ketelitian dalam kontrol dan rekayasa variabel proses merupakan hal yang menjadi penentu kualitas hasil produk. Pencampurannserbuk logam dengan partikel keramik untuk membuat Metal Matrix Composites (MMC) perlu adanya variabel yang jelas. Setelah proses pencampuran ini biasanya diikuti dengan cold compaction, degassing dan perlakuan panas seperti hot isostatic pressing (HIP) maupun sintering. Proses penekanan adalah memadatkan serbuk atau konsolidasi dari serbuk kedalam bentuk yang diinginkan, agar diperoleh dimensi presisi, serta material tidak mudah hancur. Kajian yang telah dilakukan sebelumnya dalam bidang Metal Matrix Composites (MMC) terutama aluminium sebagai matrik dan Silikon carbon sebagai penguat, adalah bertujuan untuk meningkatkan karakteristik fisik dan mekaniknya. Pelapisan alumina (Al 2 O 3 ) pada permukaan SiC partikel cenderung meningkatkan karakteristik karena lebih merata dan menyebabkan ikatan interfasial antara penguat SiC dengan matrik Aluminium menjadi lebih baik (Zainuri, at, al. 2008). Dalam penelitian sebelumnya komposit berbasis matrik Al diperkuat oleh SiC itu sendiri atau alumina (Al 2 O 3 ) telah banyak diteliti. Namun penguat gabungan SiC bersama alumina partikulat (Al 2 O 3 ) pada aluminium matrik disebut komposit Al/(SiC+ Al 2 O 3 ), dan dengan variasi persentase berat belum ada meneliti. Dalam hal ini dipandang perlu untuk membuat material baru dengan komposisi tertentu untuk mendapatkan sifat material yang kekuatannya tinggi serta sebagai bahan alternatif untuk aplikasi pengunaannya. Oleh karena itu fokus penelitian adalah pengaruh komposisi penguat gabungan SiC ditambah alumina partikulat (Al 2 O 3 ) dengan aluminium sebagai matrik terhadap karakteristik komposit terutama densitas, porositas dan keausan yang dimiliki komposit baru. 2. METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa serbuk dan serat berupa Aluminium Matrik, Al 2 O 3 partikel serta SiC whisker. Pembuatan spesimen dengan teknik metalurgi serbuk menggunakan bahan baku yaitu Al fine powder ( 90%) p.a Merck dan serat SiC whisker komersial diameter (d 0.5 μm), panjang (l 40 μm). Sebagai bahan tambahan digunakan serbuk Al 2 O 3 partikel dan Etanol 96% (CH 3 COOH) sebagai media pencampur. Untuk grafit (C) dari arang dan Vasiline sebagai pelumas pada dinding cetak tekan. Alat Penelitian Adapun alat penelitian : Timbangan Digital, berfungsi untuk penimbangan massa bahan. Alat Uji Microhardness Tester Mortar, wadah untuk proses pencampuran Beker glass dan gelas ukur Alat kompaksi CARVER dengan kapasitas 10 ton 125

Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 124-131 ISSN 2579-6402 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik) Mesin magnetic stirrer, mesin ini berfungsi untuk mencampur dan mengaduk Al dengan SiC dan bahan wetting agen. Furnace, sebagai alat pemanas Cetakan/die, alat yang digunakan untuk mencetak Al dengan SiC dan bahan wetting agen Penentuan persen berat (%wt) antara matrik dengan penguat Aluminium matrix Composite (AMC) dibuat dari pencampuran matrik denga penguat, dimana matrik adalah Aluminium fine powder dengan penguat SiC yang diperkuat dengan bahan aditif. Proses pembuatan komposit ini dilakukan dengan proses metalurgi serbuk. Sampel komposit AMC yang dibuat berbentuk silindris dengan diameter 0,8 cm dan tinggi 1 cm. Sehingga, volume total komposit yang harus dihasilkan ± 0,5 cm3. Bahan yang digunakan adalah Aluminium (ρm = 2,7 gr/cm3), SiC (ρf = 3.2 gr/cm3) dan Al 2 O 3 (ρf = 3,8 gr/cm3) dengan perbandingan persen berat (% wt) masing-masing sebagai berikut. Tabel 1 komposisi matriks Al dan penguat (SiC+Al 2 O 3 ). Tabel 1 Komposisi komposit al/(sicw+al 2 O 3 ) Al Powder (%wt) SiC (%wt) AL 2 O 3 (%wt) 80% 17% 3% 14% 6% 11% 9% Penentuan Karakteristik Komposit 1. Penentuan Densitas Densitas merupakan besaran fisis yaitu perbandingan massa (m) dengan volume benda (V), (Birkeland, P.W., 1984). (1) dengan : Densitas bulk (ρ) (gram/cm 3 ), massa sampel setelah dikeringkan di dalam oven ( ms) (gr), massa sampel yang digantung di dalam air (mg)(gram), massa kawat penggantung sampel (mk)(gram), massa sampel setelah direndam didalam air/jenuh (mb)(gr),massa jenis air (ρh 2 O)=1 gr/cm 3 ) 2. Penentuan Porositas Porositas suatu bahan pada umumnya dinyatakan sebagai porositas terbuka atau Apparent porosity, dan dapat dinyatakan dengan persamaan standar ASTM C 373-88. (Birkeland, P.W., 1984)[5] (2) 126

EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al2O3) TERHADAP SIFAT FISIK DAN KEAUSAN I Wayan Lega Suprapto et al. 3. Penentuan Keausan Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari cincin yang berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan, maka semakin tinggi volume material yang terkelupas dari benda uji dengan pembebanan 10 N (Sulardjaka, dkk., 2015 ). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh temperatur dan waktu tahan sintering terhadap densitas komposit Sifat fisik densitas dari komposit sangat dipengaruhi oleh temperatur maupun waktu tahan sinter. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses sinter adalah ukuran partikel, bentuk, struktur, densitas, temperatur dan waktu. Penurunan ukuran partikel akan meningkatkan difusi, hal ini disebabkan peningkatan perbandingan luas area terhadap volume akan menyebabkan peningkatan gaya penggerak yang lebih tinggi, sedangkan bentuk partikel akan meningkatkan luas kontak antar partikel, sehingga meningkatkan kecepatan difusi. Permukaan partikel yang kasar, mempunyai luas kontak yang rendah dibandingkan partikel yang halus. Struktur kristalin pada serbuk sangat signifikan pengaruhnya terhadap proses sinter. Nilai densitas bakalan yang tinggi menyebabkan sifat akhir komposit lebih baik seperti kethanan aus, penghantar panas dan kerapatan komposit. Peningkatan nilai densitas bakalan mempengaruhi luas kontak permukaan antar partikel. Peningkatan temperatur dan waktu pada proses sinter akan dapat meningkatkan kecepatan sinter, yang berhubungan secara signifikan. Struktur polikristalin cenderung mempunyai ukuran butir yang lebih kecil, dan memiliki sifat mekanik seperti tegangan tarik, ukuran butiran dan dimensi yang lebih stabil. Struktur butir yang lebih halus memiliki transpor material yang lebih baik, sehingga menyebabkan kecepatan difusi tinggi. Setelah proses sinter, ukuran butir cenderung menghilangkan butir kecil karena terjadi pertumbuhan butir. Struktur kristalin serbuk pada saat proses sinter lebih stabil, selama gaya pengerak utama untuk terjadinya rekristalisasi (penurunan dislokasi), tidak terjadi di dalam serbuk. Struktur yang mempunyai cacat yang cukup besar, seperti dislokasi akan meningkatkan proses difusi. Komposisi partikel seperti oksidasi pada permukaan partikel akan menurunkan energi permukaan dan dapat menghalangi terjadinya mekanisme transpor permukaan, sehingga dapat menurunkan keefektifan dari proses difusi sepanjang proses sinter. Sepanjang proses sinter temperatur akan menjadi gaya dorong difusi antarmuka partikel. Sehingga semakin tinggi temperatur dan semakin lama waktu tahan sinter, densitas komposit akan semakin meningkat (Suarsana, dkk. 2015). Dari hasil pengujian terlihat pada gambar 1 yang menunjukan pengaruh perlakuan sintering. 127

Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 124-131 ISSN 2579-6402 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik) Tabel 2 Data hasil pengujian Densitas Aluminium matrix composite (AMC) dengan Al matrik diperkuat SiC dan Al 2 O 3 Komposisi 500 C Al (%) SIC(%) Al₂O₃ (%) 1 Jam 3 Jam ρ(gr/cm 3 ) ρ(gr/cm 3 ) 80 17 3 2.360 ± 0.02023 2.391 ± 0.05686 14 6 2.391 ± 0.01012 2.426 ± 0.02156 11 9 2.452 ± 0.07520 2.492 ± 0.05761 550 C 1 Jam 3 Jam ρ(gr/cm 3 ) ρ(gr/cm 3 ) 17 3 2.393 ± 0.02245 2.415 ± 0.04301 14 6 2.421 ± 0.02043 2.457 ± 0.01400 11 9 2.465 ± 0.03095 2.515 ± 0.04180 600 C 1 Jam 3 Jam ρ(gr/cm 3 ) ρ(gr/cm 3 ) 17 3 2.464 ± 0.0320 2.485 ± 0.0525 14 6 2.503 ± 0.0135 2.549 ± 0.0657 11 9 2.556 ± 0.0909 2.589 ± 0.0449 Gambar 1. Grafik hubungan komposisi dengan densitas Pengaruh temperatur dan waktu tahan sintering terhadap porositas Secara ekperimental pengaruh temperatur dan waktu tahan (holding time) sintering terhadap porositas dapat diketahui dari pengamatan data penelitian pada tabel 3 dan gambar 2. Pada Tabel 3 ditunjukkan data hasil pengujian porositas Aluminium matrix composite (AMC) dengan Al fine powder sebagai matrik diperkuat SiC dan Al 2 O 3 setelah perlakuan sintering. Perlakuan sintering yang dikenakan pada komposit Al-(SiC+Al 2 O 3 ) adalah dengan variasi temperatur dan holding time, pada temperatur sintering : 500 o C, 550 o C dan 600 o C, dengan holding time berturut-turut : 1 jam dan 3 jam. Untuk perhitungan dan pengujian penentuan porositas terlihat pada tabel 3. Garafik hubungan komposisi dengan porositas terlihat pada gambar 2. 128

EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al2O3) TERHADAP SIFAT FISIK DAN KEAUSAN I Wayan Lega Suprapto et al. Tabel 3 Data hasil pengujian porositas aluminium matrix composite (AMC) dengan Al sebagai matrik diperkuat SiC dan Al 2 O 3, setelah proses sinter. Komposisi 500 C Al (%) SIC Al₂O₃ 1 Jam 3 Jam (%) (%) 17 3 10.851 ± 0.87732 10.029 ± 1.76810 14 6 9.356 ± 1.01289 7.696 ± 1.06899 11 9 8.049 ± 2.45656 5.902 ± 0.86203 550 C 1 Jam 3 Jam 80 17 3 12.508 ± 1.21037 9.655 ± 0.91232 14 6 10.668 ± 0.86439 7.997 ± 0.95604 11 9 8.711 ± 1.66446 6.517 ± 1.09402 600 C 1 Jam 3 Jam 17 3 9.036 ± 0.09372 6.998 ± 1.63185 14 6 7.111 ± 1.83290 6.020 ± 2.07385 11 9 5.426 ± 0.20759 4.311 ± 1.16856 Gambar 2 Grafik hubungan komposisi dengan porositas Pengaruh Komposisi Penguat SiC dan Al 2 O 3 terhadap Keausan Pada gambar 3 menunjukkan hubungan antara komposisi persentase berat dari komposit Al- (SiC+Al 2 O 3 ) dengan keausan. Hal ini dapat dilihat bahwa setiap peningkatan komposisi gabungan penguat SiC dan Al 2 O 3 dengan komposisi matriks Aluminium, menyebabkan peningkatan sifat fisik. Temuan ini mirip dengan penelitian sebelumnya (Widyastuti, et al. 2008). Hipotesa penelitian menyatakan peningkatan perlakuan komposisi persentase berat (%wt) pada komposit Al+(SiC+Al 2 O 3 ), menjadikan semakin meningkat sifat mekanik dari komposit. Pada penelitian ini untuk setiap komposisi matrik dan peningkatan persentase berat penguat Al 2 O 3 sendiri, menyebabkan meningkatnya ketahanan aus dan konduktivitas termal komposit. Hal ini terjadi karena partikel Al 2 O 3 yang memiliki ukuran lebih kecil daripada matriks aluminium itu sendiri, memungkinkan mereka untuk menyebar secara merata. Partikel Al 2 O 3 itu sendiri mempunyai nilai kekerasan lebih tinggi dari aluminium matrik, bila ditingkatkan 129

Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 124-131 ISSN 2579-6402 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik) penambahan Al 2 O 3 sehingga menyebabkan kekerasan meningkat. Selanjutnya, setiap pengurangan SiC dari gabungan penguatan (SiC+Al 2 O 3 ) juga menyebabkan ketahanan aus. Ini bisa terjadi karena serat SiC acak, lebih kecil dari partikel serbuk aluminium matriks dan kekerasanya tinggi. Dengan orientasi serat acak dari SiC dapat meningkatkan pembentukan jumlah pori-pori pada komposit. Pada penelitian sebelumnya matrik paduan aluminium diperkuat dengan partikel silikon karbida dengan dan tanpa dilapisi menunjukkan bahwa lapisan partikel dan ukuran partikel memberikan efek secara signifikan terhadap sifat-sifat mekanis pada permukaan komposit. Tabel 4 Data hasil pengujian keausan komposit aluminium matrix diperkuat SiC dan Al 2 O 3. Al Powder (%wt) Komposisi SiC Wiker (%) AL 2 O 3 (%) Suhu 500 o C 550 o C 600 o C waktu sintering waktu sintering waktu sintering 1 jam 3 Jam 1 jam 3 Jam 1 jam 3 Jam 80 17 3 0,055 0,025 0,045 0,016 0,037 0,008 14 6 0,051 0,024 0,043 0,016 0,034 0,007 11 9 0,047 0,023 0,043 0,013 0,032 0,005 Gambar 3 Grafik hubungan komposisi dengan keausan 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian komposit Al/(SiC+Al 2 O 3 ) yang terdiri dari aluminium fine powder sebagai matrik dengan Silicon Carbon whisker (SiC) digabung alumina partikel (Al 2 O 3 ) sebagai penguat, juga berdasarkan analisa dan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan: 1. Komposisi persentase berat (%wt) penguat pada komposit Al+(SiC+Al 2 O 3 ) memberikan pengaruh terhadap densitas meningkat dan porositas menurun dengan peningkatan penguat dari alumina, dimana densitas tertinggi adalah (ρ = 2,589 gr/cm3) dan porositas terendah didapat pada p =4,311 %. 2. Porositas menurun dengan peningkatan penguat dari alumina, dimana porositas tertinggi adalah p=21,546 % dan porositas terendah didapat p = 4,311 %. Sedangkan sifat mekanik dimana nilai densitas berbanding terbalik dengan nilai porositas. 3. Sifat mekanik yaitu keausan meningkat pada komposit Al+(SiC+ Al 2 O 3 ) disetiap peningkatan persentase berat dari alumina partikel (3%wt Al 2 O 3, 6%wt Al 2 O 3 dan 9%wt Al 2 O 3 ). 130

EFEK KOMPOSISI DAN PERLAKUAN SINTERING PADA KOMPOSIT Al/(SiCw+Al2O3) TERHADAP SIFAT FISIK DAN KEAUSAN I Wayan Lega Suprapto et al. Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement) Terimakasih kepada Kepala Laboratorium Metalurgi Teknik Mesin Universitas Udayana, Kepala Laboratorium Metalurgi Institut Teknologi (ITN) Malang dan Kepala Laboratorium Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang. DAFTAR PUSTAKA Beatty, R. L. and Wyman, F. H., 1987, Continous Silicon Carbide Whisker Production, United state Patent, No. 4,637, 924. Birkeland, P. W., 1984. Soil dan Geomorphologi, Oxford, University Press New York,halaman 14-15. Sciti, D., and Bellosi, A., 2002. Microstructure and Properties of Alumina- SiC nanocomposites Prepared from Ultrafine Powders, Journal of Material Science 37, Kluwer Academic Publishers. Suarsana, Putu Wijaya Sunu (2015). Studi Eksperimen Pembuatan Komposit Metal Matrik Aluminium Penguat SiC Wisker dan Al 2 O 3 Partikel sebagai Material Alaternatif. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana Bukit Jimbaran Bali, Indonesia. Sulardjaka dkk 2015. Karakteristik laju keausan komposit AlSiB/SiC dan AlSiMg/SiC. Jurusan Teknik Mesin, FT-UNDIP, Kampus UNDIP Tembalang-Semarang. Indonesia. Gibson Ronald, F., 1994. Principles of Composite Material Mechanics. Singapore : McGraw- Hill. Widyastuti, Eddy, S., Siradj, Dedi Priadi, and Anne Zulfia., 2008. Compactibility Al/Al2O3 Composites with Variable Hold Time Sintering, Makara, Sains, Vol.12, No. 2, November (2008), 113-119. Zainuri, M., Siradj, E. S., Priadi, D., dan Zulfia, A., 2008. Pengaruh Pelapisan Permukaan Partikel SiC dengan Oksida Metal terhadap Modulus Elastisitas Komposit Al/SiC. Matrix, 12 (2), 126-133. Widyastuti, et al. 2008. Kompaktibilitas Komposit Isotropik Al/Al2O3 dengan Variabel Waktu Tahan Sinter. Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. 131