BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

QUAL QUAN. qual. quan. Analysis of Findings. Analysis of Findings

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

0 0 (Ruseffendi, 1994: 53) Keterangan: 0 : Pretes dan postes X : Kelompok yang memperoleh perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan ADDIE ( Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations). Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap. Gambar 3.1 Model pengembangan ADDIE 27

28 3.2 Prosedur Pengembangan Adapun prosedur pengembangan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 3.2.1 Analysis (Analisis) Analisis merupakan tahap awal dalam mengembangkan produk instrumen. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis yakni sebagai berikut: 1. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui apakah pengembangan perlu dilakukan. Berdasarkan studi pendahuluan di SMAN 1 Kota Jambi, diketahui bahwa dibutuhkan suatu alat identifikasi miskonsepsi yang dapat memudahkan guru mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Pembuatan alat identifikasi miskonsepsi bisa memamfaatkan produk teknologi informasi seperti instrumen tes diagnostik yang dapat dibuat menggunakan program Microsoft Excel dengan Macro yang aktif dalam format *.xlsm 2. Analisis materi Analisis materi ini berpedoman pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dijadikan sebagai dasar pembuatan butir soal instrumen tes diagnostik dengan certainty of response index yang akan dikembangkan. Pada analisis materi ini, dipilih materi ikatan kimia karena materi ini memerlukan pemahaman yang cukup baik untuk membedakan ikatan yang terjadi dalam suatu senyawa. selanjutnya pengembang menelaah silabus dan menetukan indikator pencapaian kompetensi.

29 3. Analisis teknologi pendidikan Analisis teknologi pendidikan bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pengembangan terkait hal yang berhubungan dengan teknologi pendidikan. Berdasarkan hasil peninjauan langsung diketahui bahwa SMAN 1 Kota Jambi telah memiliki sarana dan prasarana pendukung Information Communication and technologi (ICT) yang memadai, laboratorium TIK SMAN 1 Kota Jambi memiliki fasilitas yang lengkap. 3.2.2. Design (Perancangan) Tahap selanjutnya dari penelitian dan pengembangan ini adalah desain produk. Pada tahap ini penulis menentukan : 1. Jadwal, jadwal pembuatan produk, dimulai dari menganalisis produk yang akan dikembangkan, mengumpulkan bahan dan membuat produk yang diperkirakan menghabiskan waktu 3 bulan 2. Tim, tim kerja akan terdiri dari 3 tim dengan tugas dan peran masing-masing. Tim tersebut terdiri dari : peneliti sebagai pengembang produk, tim ahli yang bertindak sebagai validator yang bertugas untuk memvalidasi soal dan tim ahli yang bertindak sebagai validator produk yang akan dikembangkan. 3. Kisi-kisi butir soal, dibuat setelah menelaah indikator untuk setiap kompetensi dasar, bertujuan sebagai petunjuk penulisan pernyataan atau butir soal yang akan dibuat. 4. Soal tes, soal yang digunakan dalam instrumen ini adalah soal objektif berupa pilihan ganda. Soal tes yang telah dibuat akan dianalisis kelayakannya mengunakan analisis kualitatif dengan cara menelaah seluruh butir soal dalam

30 tes sehingga tes memiliki validitas isi dan selanjutnya melakukan analisis kuantitatif berupa data empiris meliputi tingkat kesukaran, daya beda serta reliabilitas soal dan pada tahap akhir pengembang memilih soal yang dapat digunakan untuk instrumen tes diagnostik yang akan dikembangkan. 5. Spesifikasi desain instrumen, merupakan rancangan awal tampilan instrumen tes diagnostik dalam microsoft excel dengan macro yang aktif. Sebelum membuat intrumen tes diagnostik dibuat Flowchart atau diagram alur digunakan sebagai dasar atau patokan untuk membuat instrumen tes diagnostik. Selanjutnya flowchart akan berguna untuk membuat Storyboard, storyboard disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard akan memudahkan mengembangkan produk. Berikut flowchart instrumen tes diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dibuat: Gambar 3.2 Design flowchart

31 3.2.3. Development (Pengembangan) Tahap penelitian yang ketiga adalah pengembangan produk pembuatan instrumen tes diagnostik dengan certainty of response index untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi ikatan kimia. Setelah instrumen tes diagnostik dengan certainty of response index untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa dibuat, maka instrumen tersebut diserahkan kepada tim ahli materi dan ahli media untuk divalidasi. 1. Validasi Soal Adapun pertanyaan dan pernyataan dari angket validasi butir soal diperoleh dari teori para ahli seperti penjabaran berikut ini: (1) Materi Soal harus sesuai dengan indikator (artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi), pengecoh harus berfungsi, dan setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar (artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban). (2) Konstruksi Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. a) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. b) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. c) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. d) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. e) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan Semua pilihan jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

32 f) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. g) Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. h) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. i) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. (3) Bahasa/ Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (i) unsur subjek, (ii) unsur predikat, (iii) anak kalimat; b) pemakaian kata: (i) pilihan kata, (ii) penulisan kata; c) pemakaian ejaan; (i) penulisan huruf, (ii) penggunaan tanda baca. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti peserta didik. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal. (Depdiknas,2008). Adapun kisi-kisi lembar validasi butir soal adalah sebagai berikut:

33 No. Aspek Yang dinilai 1. Materi 2. Kontruksi 3. Bahasa Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar validasi butir soal Indikator 1. Butir soal sesuai dengan indikator 2. Hanya ada satu kunci jawaban atau jawaban yang benar 3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran 4. Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas 5. Pilihan benar-benar berfungsi, jika pilihan merupakan hasil perhitungan, maka pengecoh berupa pilihan yang salah rumus/salah hitung 6. Pokok soal (steam) dirumuskan dengan jelas 7. Rumusan soal dan pilihan dirumuskan dengan tegas 8. Pokok soal tidak memberi petunjuk/mengarah kepada pilihan jawaban yang benar 9. Pokok soal tidak mengandung pernyataan negatif ganda 10. Bila terpaksa menggunakan kata negatif, maka harus digaris bawahi atau dicetak lain 11. Pilihan jawaban homogen 12. Hindari adanya alternatif jawaban: seluruh jawaban di atas benar atau tak satu jawaban di atas benar dan yang sejenisnya 13. Panjang alternatif/pilihan jawaban relatif sama, jangan ada yang sangat panjang dan ada yang sangat pendek Pilihan dalam bentuk angka atau waktu diurutkan 14. Wacana, gambar, atau grafik benar-benar berfungsi 15. Antar butir tidak bergantung satu sama lain 16. Rumusan kalimat komunikatif 17. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, sesuai dengan jenis bahasanya 18. Rumusan kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda atau salah pengertian 19. Menggunakan bahasa atau kata yang umum (bukan bahasa lokal) 20. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan siswa 2. Revisi Soal Setelah tim ahli memvalidasi soal, penulis memperbaiki soal berdasarkan saran dari tim ahli. Selanjutnya divalidasi kembali hngga didapat soal yang layak diujicobakan berdasarkan kriteria kelayakan dari tim ahli.

34 3. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai secara rasional pada rancangan produk tersebut. Dikatakan secara rasional karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Pada tahap ini tim ahli akan memberikan saran masukan terhadap instrumen yang akan dibuat melalui pertanyaan utama. Selanjutnya tim ahli akan memilih Pilihan jawaban ya atau tidak dalam sub pertanyaan. Jika belum memenuhi maka akan diberikan saran dan masukan dari tim ahli. Selanjutnya saran dan masukan tersebut berupa data kualitatif yang akan digunakan untuk merevisi dan memperbaiki media yang dibuat. Penyusunan instrumen penelitian dilakukan dengan membuat kisi kisi berdasarkan instrumen yang dirancang, penggunaannya, keterkaitannya dengan materi, kemenarikan penggunaan instrumen dan kesesuian instrumen, sehingga tidak menimbulkan kesalahan pada tujuan pembuatan instrumen, dan lain-lain. Kisi-kisi ini disusun berdasarkan kriteria dan keefektifan instrumen dengan membuat aspek evaluasi dan penilaian kemudian menjabarkannya menjadi indikator indikator penilaian agar nantinya pernyataan-pernyataan yang tercantum pada instrumen penilaian sesuai dengan data yang diharapkan guna mengetahui keefektifan penggunaan instrumen identifikasi konsepsi ini.adapun kisi-kisi angket validasi instrumen tes diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi menurut widodo dalam (Romas, 2014:37) seperti tampak pada tabel berikut ini:

35 Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen validasi disain Variabel Indikator Descriptor No item 1. Tampilan secara 1 umum 2. Kombinasi warna 2 tampilan 3. variasi huruf 3 4. Susunan kalimat 4,5 Tampilan 5. Tata letak judul 6 Penggunaan instrumen 6. Tata letak kolom 7 penilaian tes diagnostik dan tombol dengan CRI untuk mengidentifikasi 7. Ukuran dan tata 8 letak gambar miskonsepsi siswa 11. Keserasian 9 gambar dan background Standar pengoperasian 1. Pengoperasian instrumen 10, 11, 12, 13 Kemudahan pengoperasian 1. Kemudahan pengoperasian 14, 15 4. Revisi desain Setelah diadakan validasi desain ada yang harus diperbaiki atau ditambah guna lebih menyempurnakan produk. Revisi dalam desain dialakukan dengan mempertimbangkan pendapat dan masukan serta penilaian dari para ahli mengenai produk. Mempertimbangkan bagian mana yang harus ditambah dan dibuang atau yang harus diperbaiki. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kelemahankelemahan desain setelah diadakannya validasi ahli. Secara garis besar kegiatan ini dapat dikatakan evaluasi produk dengan urutan (1) validasi kepada tim ahli, (2) menganalisis hasil validasi dari tim ahli dan (3) merevisi produk berdasarkan saran tim ahli 5. Produk Akhir Merupakan produk hasil revisi setelah dilakukan validasi oleh tim ahli dan mendapat tanggapan dari tim ahli bahwa instrumen yang dikembangkan sudah

36 dapat diuji cobakan dan digunakan sebagai instrumen tes diagnostik untuk mengetahui miskonsepsi siswa. 3.2.4. Implementation (Implementasi) Pada tahap ini dilakukan uji coba produk instrumen tes diagnostik dengan certainty of response index untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi ikatan kimia, ujicoba yang dilakukan adalah: a. Uji coba kelompok kecil Ujicoba ini dibatasi terhadap 15 orang peserta, dari ujicoba kelompok kecil selanjutnya didapatkan data persepsi siswa, dari data yang diperoleh dilakukan revisi apabila dalam pemakaian kondisi nyata yaitu sebagai instrumen tes diagnostik miskonsepsi terdapat kekurangan. Namun jika tidak ditemukan lagi kekurangan maka perbaikan tidak diperlukan lagi dan bisa diujicobakan dalam kelompok besar. b. Uji coba kelompok besar Pada tahap uji coba ini dipilihlah salah satu kelas untuk digunakan sebagai objek penelitian pengembangan instrumen tes diagnostik dengan certainty of response index untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi ikatan kimia. 3.2.5 Evaluation (Evaluasi) Evaluasi dilakukan setiap akhir tahap pengembangan mulai dari rancangan penilaian, pembuatan produk, validasi desain, revisi, sehingga pada tahap evaluasi dihasilkan produk akhir. Adapun produk akhir yang dihasilkan berbentuk Intrumen tes diagnostik dengan certainty of response index untuk

37 mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi ikatan kimia yang merupakan produk hasil revisi yang telah divalidasi oleh tim ahli. Tahap-tahap pengembangan instrumen tes diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa adalah sebagai berikut: Analisis kebutuhan Analisis Analisis materi Analisis teknologi pendidikan Design Membuat kisi-kisi soal, flowchart dan storyboard Development (pengembangan) Membuat Soal Validasi soal Revisi Pemilihan butir soal Ujicoba soal Pembuatan media Soal valid Produk I Validasi Revisi Implementasi Produk II Ujicoba kelompok kecil Revisi Ujicoba kelompok besar Produk akhir Revisi Gambar 3.3 Tahap-tahap pengembangan

38 3.3 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Lembar validasi tim ahli Lembar validasi yang digunakan untuk ahli berupa lembar validasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut materi, konstruk, bahasa, dan praktikalitas yang berkaitan dengan produk disertai dengan kolom komentar dan saran terhadap perbaikan produk. Lembar validasi ahli materi menggunakan skala likert dengan 5 aspek penilaian dan lembar validasi ahli media menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam bentuk checklist. 2. Lembar angket persepsi siswa Adapun lembar angket persepsi siswa yang dimaksud bertujuan untuk mengukur kualitas instrumen dari segi praktikalitas. Angket respon peserta didik dibuat dengan didasarkan pada skala Likert dengan empat aspek penilaian. Setiap aspek memiliki skor maksimum 4 dan minimum 1. Adapun penggunaan skala 1-4 untuk setiap jawaban responden yakni: (1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 (2) Setuju (S) diberi skor 3 (3) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 (4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

39 Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen angket responden No Aspek yang diamati Indikator Descriptor Butir Kemudahan soal untuk 1 Bahasa dalam instrumen dipahami Kebahasaan menggunakan bahasa Bahasa yang digunakan 2,3 (Kunandar, 2013:95) indonesia baku Angka-angka dan rumus kimia 4 jelas Kesesuaian susunan Tampilan huruf 5 Konstruk komponen-komponen Kejelasan gambar 6,7,8 (Kunandar, 2013:95) pada instrumen tes Komposisi warna 9 yang dikembangkan Tampilan keseluruhan 10 Kemudahan Mengadministrasi (Dimyati dan Mudjiono, 2013:198) Ketercukupan waktu (Dimyati dan Mudjiono, 2013:198) Kemudahan menskor (Dimyati dan Mudjiono, 2013:198) Kemudahan intepretasi dan aplikasi (Dimyati dan Mudjiono, 2013:198) Instrumen memiliki petunjuk penggunaan yang jelas Waktu yang diberikan untuk pelaksanaan tes cukup Analisis hasil tes tidak rumit Hasil mengambarkan pemahaman siswa tes Kemudahan pengoperasian 11 Fungsi tombol dan kursor 12,13 Petunjuk penggunaan 14 Waktu pelaksanaan tes cukup 15 Hasil tes akurat 16 Hasil tes dapat menentukan tindak lanjut siswa terhadap mater 17 3.4 Jenis Data Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang diambil yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validator berupa isian angket yang berisi saran dalam perbaikan instrumen. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari responden tentang kelayakan dari instrumen.

40 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada instrumen pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Analisis soal a. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran dinyatakan menggunakan metode indeks kesukaran (p) atau diffucutyl index. Indeks kesukaran (p) dapat dihitung menggunakan rumus yaitu : P= p = Tingkat kesukaran R = Jumlah siswa yang menjawab benar suatu butir soal S = Jumlah siswa yang menjawab benar suatu butir soal T = Jumlah skor siswa yang mengikuti tes. b. Analisis daya beda Tabel.3.4 Kriteria indeks kesukaran Indeks Kesukaran (p) Kriteria 0,81-1,00 Sangat Mudah (SM) 0,61-0,80 Mudah (M) 0,41-0,60 Sedang/Cukup (C) 0,21-0,40 Sukar (S) 0,00-0,20 Sangat Sukar (SS) (Endrayanto, 2014) Analisis daya beda menggunakan angka yang disebut indeks diskriminasi (discrimination index). Rumus menghitung indeks diskriminasi (D) yaitu: D= - = P - P D = Indeks diskriminasi R = Jumlah siswa dikelompok atas yang menjawab benar R = Jumlah siswa dikelompok bawah yang menjawab benar

41 T T P P = Jumlah siswa pada kelompok atas = Jumlah siswa pada kelompok bawah = Proporsi siswa dikelompok atas yang menjawab benar = Proporsi siswa dikelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.5 Kriteria indeks diskriminasi Indeks Diskriminasi (D) Kriteria 0,40 atau lebih Sangat baik 0,30-0,39 Cukup Baik tetapi butir soal dapat diperbaiki 0,20-0,29 Sedang, tetapi soal dapat diperbaiki Di bawah 0,19 c. Analisis reliabilitas soal tes Jelek, butir soal dapat diganti atau dilakukan perbaikan (Endrayanto, 2014) Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen ini dapat konsisten jika instrumen yang dihasilkan dipakai berulang kali. Untuk releabilitas didapat dengan menggunakan metode belah dua dihitung menggunakan rumus Sperman-Brown sebagai berikut: r = r t r xy = Koefisien reliabilitas = Koefisien korelasi ganjil-genap Tabel 3.6 Kategori reliabilitas soal Koefisien reliabilitas Kriteria 0,81-1,00 Sangat Tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat Rendah (Arifin, 2009)

42 2. Analisis data hasil angket ahli materi Lembar validasi ahli materi menggunakan skala likert dengan 5 aspek penilaian. Dihitung persentase kelayakan berdasarkan rumus oleh Sudjino (2009), sebagai berikut: P = x 100% Keterangan: P = persentase yang dicari f = banyak data n = jumlah responden Tabel 3.7 Kategori kualifikasi angket ahli materi Interval Kriteria 0% - 20% Sangat tidak layak 21% - 40% Tidak layak 41% - 60% Cukup layak 61% - 80% Layak 81% - 100% Sangat layak (Riduwan, 2011) 3. Analisis data hasil angket ahli media Angket yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban responden berupa skor tertinggi diberi nilai 1 sedangkan skor terendah diberi nilai 0 (Riduwan, 2011:91). Persentase angket dihitung dengan rumus persentase oleh Sudjino (2009) sebagai berikut: P = x 100% Keterangan : P = persentase yang dicari f = banyak data n = jumlah responden

43 Tabel 3.8 Kategori kualifikasi angket ahli media Interval Kriteria 0% - 20% Sangat tidak layak 21% - 40% Tidak layak 41% - 60% Cukup layak 61% - 80% Layak 81% - 100% Sangat layak (Riduwan, 2011) 4. Analisi data hasil angket respon siswa Teknik analisa data yang digunakan angket persepsi siswa menggunakan persamaan persentase oleh Sudjino (2009) sebagai berikut : P = x 100% Keterangan : P = persentase yang dicari f = banyak data n = jumlah responden Tabel 3.9 Kategori kualifikasi produk Interval Kriteria 0% - 20% Sangat tidak layak 21% - 40% Tidak layak 41% - 60% Cukup layak 61% - 80% Layak 81% - 100% Sangat layak (Riduwan, 2011)