BAB I PENDAHULUAN. 1) Pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi. 2) Perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industri

dokumen-dokumen yang mirip
Bab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan I - 1

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

I- 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

2015 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia dalam bumi negara kita ini. Contohnya

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air


0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI

Bab 3 Metodologi III TINJAUAN UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI Rancangan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Resti Viratami Maretria, 2011 Perencanaan Bendung Tetap Leuwikadu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB III METODOLOGI MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA PENENTUAN LOKASI EMBUNG

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran... 57

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan mempunyai potensi energi air yang besar. Penggunaan PLTMh sebagai energi alternatif yang cost friendly,

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN - - TELAAH PERMASALAHAN - - INVENTARISASI KEB. DATA PENGUMPULAN DATA AWAL PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA & EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Master Plan Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon MW dan potensi baru sebesar MW.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ahmad Ragana Yudha, 2014 Optimalisasi Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Berskala Pico Hydro

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

BAB III METODOLOGI III UMUM

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

BAB I PENDAHULUAN. mengalir melalui sungai-sungai. Ketinggian aliran sungai tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah

BAB III III - 1METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB III METODOLOGI III-1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air. Beberapa waktu yang lalu, masyarakat masih merasakan bahwa ketersediaan listrik mencukupi atau lebih besar dibanding dengan permintaan. Namun saat ini permintaan akan kebutuhan listrik semakin bertambah, hal ini disebabkan oleh : 1) Pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi. 2) Perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industri 3) Pembangunan sarana pemerintahan yang semakin meningkat 4) Perkembangan sektor sektor lainnya yang membutuhkan listrik Kelangkaan Listrik yang terjadi menuntut langkah langkah nyata dalam upaya penaggulangannya. Sampai dengan tahun 2006 diperlukan penambahan kapasitas pembangkitan di Indonesia sebesar ± 14.500 MW. Untuk mengatasi besarnya kebutuhan daya pembangkit tersebut, maka perlu segera dilakukan pembangunan pembangkit skala kecil yang relatif cepat dan murah sehingga dapat memberikan pasokan yang lebih cepat dalam memenuhi sebagian kebutuhan energi listrik tersebut. Pembangkit tenaga listrik dengan tenaga air diklasifikasikan atas 4 golongan berdasarkan kriteria besarnya kapasitas energi yang dapat dibangkitkan. 1

Pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas hingga 99kW diklasifikasikan sebagai Mikro Hidro, yang berkapasitas antara 100kW 999kW diklasifikasikan sebagai PLTA kapasitas rendah, yang berkapasitas antara 1000kW 9999kW diklasifikasikan sebagai PLTA kapasitas sedang, dan yang berkapasitas lebih dari 10.000kW merupakan PLTA kapasitas tinggi. Skala pengembangan masingmasing jenis klasifikasi pembangkitan energi tenaga air didasarkan kepada kepentingan-kepentingan pengembangan wilayah, strategi pembangunan, dan potensi tenaga air yang dimiliki. PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis. Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe generator lain adalah : Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui Ramah Lingkungan Tidak memerlukan bahan bakar Periode mulainya terjadi secara terus menerus Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah Hampir tidak ada resiko meledak 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud yang ingin dicapai dari pembangunan PLTA di Kabupaten Garut yaitu untuk merencanakan pengelolaan sumber daya air PLTA yang efektif di daerah tersebut. Tujuan yang ingin dicapai adalah PLTA dapat beroperasi dan digunakan secara efektif. 1.3 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan dan tema tugas akhir ini, maka dibuat ruang lingkup nya sebagai berikut : 2

1. Analisis Hidrologi, mengkaji tentang parameter hidrologi seperti analisis curah hujan,dan klimatologi di daerah kajian. 2. Menampung air pada musim hujan dan dimanfaatkan pada musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan PLTA. 3. Desain bangunan-bangunan yang diperlukan. 4. Rencana anggaran belanja serta rencana kerja dan syarat dari salah satu bangunan yang diperlukan. 1.4 LOKASI DAERAH KAJIAN Lokasi proyek direncanakan di kecamatan Pakenjeng kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan memanfaatkan sungai cikandang yang melintasi areal tersebut. Daerah Tangkapan Air U Rencana Lokasi Waduk Gambar 1.1. Denah lokasi Waduk Garut 3

Batas administratif: a. Utara : Kelurahan Neglawangi, Kecamatan Cisurupan b. Timur : Kelurahan Simpang dan Kecamatan Pakenjeng c. Selatan : Kelurahan Neglasari, Kecamatan Pakenjeng d. Barat : Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang Waduk yang direncanakan mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 204,5 km 2 atau 20.450 ha. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Secara garis besar sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi perencanaan serta sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Berisi teori teori yang relevan serta dasar dasar perhitungan analisis data untuk perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Air dan penyusunan pola operasi waduk. BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan tentang metode pelaksanaan dalam tugas akhir perencanaan PLTA ini. BAB IV ANALISIS HIDROLOGI Bab ini menguraikan tentang analisis data curah hujan, debit banjir rencana, debit andalan dan analisis keseimbangan air. BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI Bab ini menguraikan tentang konstruksi waduk, hidrolis, stabilitas lereng, bangunan pelimpah, perencanaan pipa pesat dan turbin. 4

BAB VI RKS Bab ini berisi mengenai syarat-syarat administrasi, syarat-syarat umum dan syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam pembangunan waduk dan PLTA ini. BAB VII RAB Bab ini menguraikan tentang analisis harga satuan, daftar harga bahan dan upah, rencana anggaran biaya, network planning, time schedule dan kurva S. BAB VIII PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisis perencanaan waduk dan PLTA Garut. 5