BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Penyakit ini juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan parasit, jamur, bakteri, dan virus. (Purwaningsih dan Taukhid,

I. PENDAHULUAN. patin merupakan salah satu jenis ikan penghuni sungai-sungai besar. Jenis ikan

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ikan Gurami ( Osphronemus gouramy) Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

PENDAHULUAN. Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar di Indonesia. merupakan salah satu sektor usaha yang sangat potensial, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN meningkat menjadi 31,64 kg per kapita per tahun (KKP, 2012).

I. PENDAHULUAN. patin termasuk komoditi yang memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan. Hal

I. PENDAHULUAN. ikan yang terinfeksi akan mati dan sulit untuk diobati. Sebagai ilustrasi pada tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembudidayaan ikan saat ini merupakan kegiatan yang marak dilakukan, baik

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data

I. PENDAHULUAN. tinggi. Budidaya ikan mas telah lama berkembang di Indonesia, karena selain

PENDAHULUAN. Melihat besarnya potensi pengembangan perikanan budidaya serta. didukung peluang pasar internasional yang baik maka perikanan budidaya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

I. PENDAHULUAN. terutama untuk beberapa pasar lokal di Indonesia. Ikan mas atau yang juga

BAB I. PENDAHULUAN. yang bernilai ekonomis adalah ikan Nila (Orcochromis niloticus). Budidaya ikan

I. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida merupakan jenis bakteri Aeromonas sp, yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan budidaya

BAB I PENDAHULUAN. terutama ikan air tawar. Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat

I. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

Gambar 9a-d. Gejala Klinis Penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia)

BAB 1 PENDAHULUAN. cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya lele dumbo tergolong mudah dan pertumbuhannya relatif cepat.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis penting yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beternak lele

BAB I PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. : Nephelium lappaceum. seperti Filipina, Malaysia dan negara-negara Amerika Latin. Pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. kurang lebih pulau besar dan kecil, juga memiliki garis pantai terpanjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIFITAS PERASAN LARUTAN DAUN API-API

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida adalah salahsatu jenis dari bakteri Aeromonas sp. Secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan konsumsi air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kerapu bernilai gizi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di berbagai daerah, gurami dikenal dengan berbagai sebutan, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tawar yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Ikan ini memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya,

PENDAHULUAN. Budidaya perikanan merupakan satu diantara beberapa kegiatan yang. daerah termasuk Sumatera Utara. Sehingga dengan peningkatan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai gizi yang baik bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ancaman dalam usaha budidaya ikan air tawar (Zonneveld, et al

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan lele lokal (Bachtiar, 2007).

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas (C. carpio) menurut Saanin (1984) adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

BAB I PENDAHULUAN. perikanan pada posisi yang penting sehingga menyebabkan intensifikasi yang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan komoditas perikanan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari famili cyprinidae. Ikan mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang,

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

PENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang sangat potensial untuk

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN PEPAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh para pembudidaya karena berpotensi menimbulkan kerugian yang sangat besar. Kerugian yang terjadi dapat berupa peningkatan kematian ikan. Selain itu, serangan penyakit dapat menyebabkan penurunan kualitas ikan sehingga secara ekonomis berakibat pada penurunan harga jual (Mariyono, 2002). Sistem budidaya perikanan air tawar yang hingga kini telah mencapai tahap intensifikasi tidak terlepas dari resiko biologis, yaitu munculnya penyakit (Suhermanto, 2011). Timbulnya penyakit pada ikan yang umumnya terjadi karena adanya interaksi antara ikan, patogen dan lingkungan (Sari, 2012). Pada berbagai sistem budidaya perikanan, penyakit pada ikan budidaya banyak disebabkan oleh jamur, parasit, virus dan bakteri (Sumino, 2013). Penyakit bakterial pada ikan merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Selain dapat mematikan ikan, penyakit ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas daging ikan yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan sistemik yang menimbulkan kematian ikan yang tinggi (Lukustyowati, 2012). Bakteri Aeromonas hydrophila adalah jenis bakteri yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan penyakit sistemik serta mengakibatkan kematian secara masal. Bakteri Aeromonas hydrophila ini seringkali mewabah di Asia Tenggara sampai sekarang (Haryani, 2012). Bakteri patogen pada ikan dapat bersifat 1

2 sebagai infeksi primer atau sekunder. Penyakit akibat infeksi bakteria di Indonesia ternyata dapat mengakibatkan kematian sekitar 50-100% (Wiyanto, 2010). Menurut Rahmaningsih (2012) Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk patogen oportunistik yang hampir selalu ada didalam air dan siap menimbulkan penyakit apabila ikan dalam kondisi kurang baik. Bakteri ini menyebabkan penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS). Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama dada, perut, dan pangkal sirip (Wahjuningrum, 2008). Penyakit Motile Aeromonad Septicemia (MAS) adalah penyakit bakterial yang sering menyerang ikan mas (Cyprinus carpio L.) dan jenis ikan air tawar tropis lainnya. Penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) ini disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan dikenal sebagai penyakit bercak merah (Sukenda, 2008). Penularan penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) dapat melalui air, kontak badan, kontak dengan peralatan yang tercemar atau dengan pemindahan ikan yang telah terserang bakteri Aeromonas hydrophila dari satu tempat ke tempat lain (Samsundari, 2006) Bakteri Aeromonas hydrophila yang menyerang ikan pada suatu budidaya akan menampakan ciri-ciri sebagai berikut: (1) warna ikan menjadi lebih gelap atau pucat, (2) ikan tampak menyendiri, (3) gerakan ikan tidak normal (berputarputar), (4) terdapat bercak peradangan pada kulit, (5) peradangan berdarah pada mulut dan organ dalam, (6) kepucatan dan eksudat (cairan radang) didalam rongga perut, (7) serta ginjal mengalami pembengkakan yang disertai pendarahan (Yunus, 2009). Menurut Ghufran (2013) Ikan yang diserang penyakit bercak

3 merah yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila menunjukan gejalagejala: (1) kemampuan berenang ikan menurun, (2) mata ikan rusak dan agak menonjol, (3) sisik terkelupas, (4) seluruh siripnya rusak, (5) insang ikan rusak sehingga kesulitan bernapas, (6) kulit menjadi kasat dan timbul pendarahan yang selanjutnya diikuti dengan luka-luka borok, (7) perut ikan kembung, (8) dan apabila dilakukan pembedahan, maka akan kelihatan pendarahan pada hati, ginjal, dan limpa. Pemelihara ikan tidak terlepas dari serangan penyakit, pada tahun 2005 kematian ikan lebih kurang 47 ton konsumsi 2,1 juta ekor benih yang siap untuk dipasarkan milik kelompok tani ikan Mutiara Sukma di kenagarian lubuk pandan. Lokasi yang terserang luasnya sekitar 50 hektar dengan jumlah petani sekitar 80 KK, ditaksir nilai kerugian lebih kurang 1,5 milyar, ikan yang mati adalah jenis ikan air tawar yaitu ikan nila, ikan mas, dan ikan gurami. Ikan di sentra budidaya Lubuk pandan sudah mulai terinfeksi bakteri pada awal februari 2005, hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan secara laboratorium sampel ikan dari Kanagarian Lubuk Pandan positif terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Bakteri yang gemar menyerang ikan-ikan di kolam biasanya jenis Aeromonas hydrophila. Penyakit yang timbul akibat bakteri ini pernah menghebohkan dunia perikanan Indonesia, khususnya Jawa Barat. Penyakit ini mengakibatkan 69 ton ikan mati, menyerang 295 ton ikan, dan mengancam 51 ton ikan lainya (Susanto, 2014). Terjadi penurunan produksi ikan mas di Jawa Barat akibat terserang penyakit bercak merah dengan total kematian mencapai 125 ton, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila (Hadiroseyani, 2005).

4 Berkaitan dengan permasalahan tersebut, perlu adanya alternatif bahan obat yang lebih aman yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit ikan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat antibakteri. Beberapa keuntungan menggunakan tumbuhan obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, murah, tidak menimbulkan resistensi, dan relatif tidak berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya (Prayogo, 2011). Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi bakteri pada ikan adalah daun ketapang (Terminalia catappa L.). Tumbuhan ketapang (Terminalia catappa L.) merupakan salah satu tumbuhan anggota suku Combretaceae yang berasal dari Asia Tenggara, khususnya kepulauan-kepulauan Melayu. Nilai guna dari tumbuhan ini sangat banyak, salah satunya sebagai antibakteri (Tempemawa, 2016). Ketapang (Terminalia catappa L.) termasuk salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh di tanah yang kurang nutrisi dan tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia sehingga mudah untuk dibudidayakan. Selama ini masyarakat hanya mengenal tumbuhan ketapang sebagai tumbuhan peneduh kota dan belum banyak dimanfaatkan sehingga nilai ekonomisnya masih rendah. Ketapang diketahui mengandung senyawa obat seperti flavonoid, alkaloid, tannin, triterpenoid/steroid, resin, dan saponin (Riskitavani, 2013). Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi oleh para petani maupun para pengusaha pembudidaya ikan mas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa

5 L.) Terhadap Kesintasan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Sebagai Sumber Belajar Biologi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap kesintasan ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila? 1.2.2 Berapakah konsentrasi optimal ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) yang dibutuhkan untuk menghambat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas (Cyprinus carpio L.)? 1.2.3 Bagaimana Pemanfaatan hasil penelitian pengaruh ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap kesintasan ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila sebagai sumber belajar biologi?

6 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap kesintasan ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. 1.3.2 Mengetahui konsentrasi optimal ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) yang dibutuhkan untuk menghambat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas (Cyprinus carpio L.). 1.3.3 Mengetahui pengembangan sumber belajar biologi berdasarkah hasil penelitian. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Secara Praktis 1.4.1.1 Dapat digunakan sebagai sarana informasi dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pihak-pihak lain yang dikembangkan melalui sumber belajar biologi. 1.4.2 Secara Teroritis 1.4.2.1 Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi awal bahwa ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) dapat digunakan sebagai obat alami untuk menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila yang menginfeksi ikan mas (Cyprinus carpio L).

7 1.4.2.2 Diketahuinya konsentrasi yang terbaik dalam penggunaan ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) sebagai obat untuk meghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila yang menginfeksi ikan mas (Cyprinus carpio L.). 1.5 Batasan Penelitian Batasan masalah dalam penelitian ini agar tidak menyimpang dari fokus permasalahan adalah sebagai berikut: 1.5.1 Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada kesintasan ikan mas yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila yang diberi ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.). 1.5.2 Ikan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan mas berumur 2 bulan dengan ukuran 5-7 cm yang terdapat di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) yang sehat dengan ciri-ciri frekuensi pernapasan normal, ikan banyak bergerak aktif, produksi lendir normal dan warna tubuh sesuai dengan pigmennya. 1.5.3 Biakan Aeromonas hydrophila yang digunakan adalah biakan murni Aeromonas hydrophila yang didapat dari Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang 1.5.4 Ekstrak daun ketapang yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun ketapang yang dibuat di Lab Materi Medica Batu. 1.5.5 Konsentrasi yang diberikan dari ekstrak daun ketapang adalah 0%, 0,5%, 1,5%, 2,5%, 3,5%, 4,5%.

8 1.5.6 Dalam penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dan satu kontrol. 1.5.7 Pengamatan dilakukan satu hari setelah tahap pengobatan selama satu minggu (benih ikan dinyatakan mati apabila mengendap didasar dan tidak memberikan respon apabila disentuh). 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Ekstrak adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Susetyarini, 2015). 1.6.2 Ketapang (Terminalia catappa L.) merupakan salah satu tumbuhan anggota familia Combretaceae. Tumbuhan Ketapang adalah salah satu tumbuhan obat yang banyak tumbuh di Indonesia dan telah digunakan secara tradisional. Khasiat dari daun ketapang ini tidak lepas dari senyawa yang terkandung di dalam tanaman ketapang itu sendiri. Ketapang diketahui mengandung senyawa obat seperti flavonoid, triterpenoid, tanin, alkaloid, steroid, dan asam lemak (Chasani, 2013). 1.6.3 Kesintasan adalah istilah ilmiah yang menunjukan tingkat kelulushidupan (survivorship) dari suatu populasi dalam jangka waktu tertentu. Kesinatasan atau kelangsungan hidup ikan merupakan persentase ikan yang hidup dari jumlah ikan yang dipelihara di wadah. 1.6.4 Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) adalah salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling banyak dibudidayakan dan bernilai ekonomis tinggi (Yulvizar, 2014).

9 1.6.1 Bakteri Aeromonas hydrophila adalah bakteri yang memiliki sifat oksidatif dan anaerobik fakultatif, sehingga dapat hidup di lingkungan perairan dengan atau tanpa oksigen. Bakteri ini tidak memiliki kemamuan untuk membentuk spora. Aeromonas hydrophila dapat dijumpai di lingkungan air payau, air tawar, atau lautan dan termasuk bakteri yang memiliki kemampuan untuk bergerak (motil) (Afrianto, 2015). 1.6.2 Sumber belajar merupakan komponen dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain sumber belajar merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dengan harapan dapat mencapai tujuan pembelajaran (Agustina, 2014).