BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini

dokumen-dokumen yang mirip
Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN GERAK MANIPULATIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA PADA KELOMPOK A1 DI TK ITQ AL IKHLAS TLATAR SAWANGAN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

PERKEMBANGAN MELIBATKAN PERUBAHAN PERKEMBANGAN MERUPAKAN HASIL DR PROSES KEMATANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat fundamental karena yang diberikan Tuhan

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABAA NGABEAN 2 TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH

KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah anak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Motorik Kasar Anak USia Dini 1. Pengertian Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Secara langsung perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Hal ini ketika terjadi suatu kegagalan dan terhambatnya kemampuan anak dalam menguasai suatu keterampilan motorik atau gerak berarti dipengaruhi oleh perkembangan fisik itu sendiri. Motorik kasar anak usia dini merupakan bagian dari perkembangann fisik motorik anak yang merupakan salah satu dari lima aspek perkembangan yang perlu dikembangkan pada anak usia dini selain aspek kognitif, sosial-emosional, aspek bahasa dan moral-agama. Menurut Hurlock (1987: 150) perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Selanjutnya lebih spesifik yaitu terkait definisi dari kemampuan motorik kasar menurut Diane, dkk (2007: 315) adalah kemampuan fisik yang melibatkan penguat otot yang besar. Rudyanto dan Saputra (2005: 117) juga berpendapat bahwa kemampuan mototrik kasar ialah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya. Selanjutnya pendapat Santrock (2007: 210) bahwa kemampuan motorik kasar ialah kemampuan motorik yang melibatkan aktivitas otot yang besar. 8

9 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar adalah kemampuan motorik yang melibatkan aktivitas otot yang besar. 2. Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Kemampuan motorik kasar anak usia dini setiap tahapan berbedabeda karena sesungguhnya perkembangan motorik kasar itu bergantung pada kematangan otot dan syaraf anak, sehingga sebelum sistem syaraf dan otot matang dan berkembang dengan baik maka upaya untuk mengajarkan gerakan atau keterampilan motorik kepada anak akan sia-sia (Hurlock, 1978). Akan tetapi hal itu tidak semata-mata menjadi hal mutlak dalam proses untuk membelajarkan keterampilan pada anak, karena ada beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam rangka mempelajari keterampilan motorik pada anak antara lain kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktek, model yang baik, bimbingan, motivasi, dipelajari secara satu persatu (Hurlock, 1978: 157). Menurut pendapat Hurlock (1978: 152) urutan perkembangan motorik kasar anak usia dini adalah berawal dari bagian kepala, kemudian bagian batang tubuh, bagian tangan, baru kemudian bagian kaki. Tahap usia anak dan perkembangan motorik kasar anak usia dini ialah bergantung pada kematangan otot dan syaraf. Selanjutnya Hurlock (1978:150) mengemukakan bahwa tahapan perkembangan motorik pada anak usia dini adalah sebagai berikut :

10 a. Berawal dari sebuah pengendalian yang berasal dari perkembangan refleks, dan kegiatan yang ada pada waktu lahir. b. Setelah 4 tahun pertama pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar, dimana gerakan terebut melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya. c. Setelah usia 5 tahun, pengendalian koordinasi lebih baik yaitu yang melibatkan otot-otot yang lebih kecil seperti untuk melempar, menangkap bola (kemampuan motorik manipulatif). Ahli lain yang berpendapat sama dengan Hurlock yaitu Gesell (dalam Santrock, 2007: 207) mengungkapkan bahwa perkembangan motorik anak usia dini dipengaruhi oleh kematangan otot. Sementara pendapat lain berdasarkan research menyatakan bahwa urutan perkembangan motorik tidak setepat kesimpulan Gesell yaitu bahwa perkembangan motorik tidak sepenuhnya ditentukan oleh kematangan karena penelitian Adolph dan Berger (dalam Santrock, 2007: 207) menyebutkan bahwa perkembangan motorik mengalami pembentukan ulang seiring dikembangkannya pandangan baru mengenai cara berkembangnya keterampilan motorik salah satunya dengan pemberian stimulus dan motivasi lingkungan serta adanya faktor pendukung lainnya. Tahapan perkembangan motorik anak usia dini secara umum menurut Sukamti (Diktat Perkembangan Motorik, 2007) adalah sebagai berikut :

11 a. Tahap pra keterampilan : tingkatan refleksi, tingkatan integrasi sensoris dan perkembangan pola gerakan dasar Tahap pra keterampilan ialah merupakan tahap awal perkembangna motorik anak yaitu diawali dengan kemampuan reflek yaitu gerak akibat adanya dorongan dari luar sebagai perangsang yang kemudian dilengkapi dengan tahap integrasi sensori (gerak). Artinya kepekaan reflek tersebut dibantu yang kemudian menimbulkan integrasi sensori. Selanjutnya pola gerakan dasar seperti kemampuan lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif terbentuk pada tahap ini. b. Tahap pengembangan keterampilan Tahap pengembangan keterampilan ialah tahap kelanjutan atau pengembangan dari pola gerakan dasar yang terbentuk dari tahapan sebelumnya. Pada tahap pengembangan keterampilan yang dimaksud ialah mengembangkan pola gerakan dasar yang telah ada menjadi lebih terkoordinasi dan optimal serta gerakan dasarnya tepat sebagai persiapan untuk mengarah ke tahap keterampilan anak pada tahap berikutnya. c. Tahap keterampilan meliputi penghalusan keterampilan, tahap penampilan, dan pola kemunduran Tahap keterampilan ialah tahap penghalusan dan penampilan kemampuan motorik anak dari tahapan sebelumnya untuk menjadi lebih sempurna membentuk sebuah keterampilan anak seperti kemampuan anak dalam melompat dua kaki. Pada tahap ini akan diperhalus dan

12 lebih disempurnakan sehingga kemampuan melompat anak tersebut menjadi sebuah keterampilan yang lebih baik. Menurut Bambang (dalam Diktat Sukamti, 2007) tahap-tahap perkembangan keterampilan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu: 1. Tahap verbal kognitif, yaitu tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang akan dilakukan. 2. Tahap asosiatif, yaitu tahap belajar untuk menyesuaikan konsep ke dalam bentuk gerakan dengan mempersesifkan konsep gerakan pada bentuk perilaku gerak yang dipelajarinya/ mencoba-coba gerakan dan memahami gerak yang dilakukan. 3. Tahap otomatisasi adalah melakukan gerakan dengan berulang-ulang untuk mendapatkan gerakan yang benar secara alamiah. Pendapat di atas serupa dengan pendapat Samsudin (2008: 10) bahwa tahapan perkembangan motorik meliputi tahap kognitif, tahap assosiatif dan tahap otomatisasi. 3. Unsur-unsur Motorik Kasar Anak Usia Dini Unsur-unsur kemampuan motorik kasar pada anak Taman Kanakkanak yaitu meliputi kemampuan lokomotor, non-lokomotor dan kemampuan manipulatif (Samsudin, 2008: 9). Kemampuan lokomotor ialah kemampuan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti berlari, skipping, dan melompat. Kemampuan non-lokomotor ialah kemampuan motorik dimana kegiatan gerak dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai. Yang termasuk dalam kemampuan non-lokomotor ialah menekuk dan meregang,

13 mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain. Sedangkan kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Bentukbentuk dari kemampuan manipulatif terdiri dari gerakan mendorong yaitu seperti memukul, menendang dan melempar. Kemampuan manipulatif yang lainnya ialah gerakan menerima (menangkap) objek yang merupakan kemampuan penting yang dapat diajarkan dengna menggunakan bola plastik yang terbuat dari bantalan karet (bola medisin) atau bola plastik dengan gerakan mematul-mantulkan bola atau menggiring bola seperti kegiatan basket ball. Anak Taman Kanak-kanak harus menyadari keberadaan dirinya dengan kondisi lingkungan pada saat mereka bergerak. Mereka harus memanfaatkan indra, mengontrol keseimbangan, mengenali ruang gerak dan memahami bagian-bagian tubuh yang dapat digerakkan. Kesadaran gerak anak Taman Kanak-kanak meliputi panca indera yaitu alat yang digunakan untuk mengenali lingkungan di sekeliling anak Taman Kanakkanak sehingga dengan indera tersebut anak dapat berinteraksi. Kesadaran gerak yang kedua ialah keseimbangan yaitu suatu kesadaran dimana tenaga yang berlawanan mampu menjaga pusat berat badan. Pusat berat badan anak laki-laki ialah di bagian perut dan pusat berat badan perempuan adalah dibagian pinggang.

14 Kesadaran gerak yang berikutnya ialah kesadaran akan ruang yaitu kemampuan memahami ruang eksernal sekitar anak Taman Kanak-kanak seperti lingkaran, segitiga, segi empat dan sebagainya. Tubuh adalah termasuk dalam kesadaran gerak anak Taman Kanak-kanak yaitu kemampuan untuk mengetahui dan memahami nama serta fungsi macammacam bagian tubuh yang melekat pada diri anak Taman Kanak-kanak seperti kaki, tangan, mata, telinga dan sebagainya. Kesadaran gerak yang lain ialah waktu dan arah. Kesadaran waktu ialah kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada ciri-ciri kecepatan jalannya bola, berat dan jarak bola, dengan kata lain kesadaran waktu ialah kemampuan individu untuk mengantisipasi sesuatu benda yang datang kepadanya. Kesadaran arah ialah kemampuan memahami dan menerapkan konsep arah seperti atas, bawah, depan, belakang dan sebagainya. Rudyanto dan Saputra (2005: 117) juga mengemukakan bahwa kamampuan mototrik kasar Anak Usia Dini meliputi tiga unsur kemampuan yaitu kemampuan lokomotor, kemampuan non-lokomotor dan kemampuan manipulatif. Pendapat lain Hidayatulloh (2005: 12) juga mengemukakan bahwa unsur-unsur motorik kasar pada anak meliputi kemampuan gerak lokomotor seperti lari, lompat, loncat, skipping, dan congkak. Kemampuan manipulatif seperti melempar, menangkap, menendang, menjebak, voli, mukul, memantul, dan bergulir. Menurut Morisson (1988:220) bahwa usia prasekolah merupakan waktu yang tepat bagi anak untuk belajar What they can do and how they

15 can do it as individualis. Permainan lokomotor adalah sebuah aturan atau hal penting dalam perkembangan motorik dan keterampilan anak prasekolah salah satunya ialah permainan outdoor. Kegiatan yang termasuk dalam keterampilan lokomotor antara lain walking, running, hopping, jumping, rolling, dancing, climbing, and leaping. Anak usia dini khususnya usia prasekolah memanfaatkan kegiatan-kegiatan lokomotor tersebut untuk mengetahui dan menjelajahi hubungan antara dirinya, ruang dan suatu objek atau benda dalam ruang. Pendapat lain Musfiroh (2005: 64) mengatakan bahwa Kemampuan motorik kasar pada anak usia dini antara lain berupa wilayah keterampilan lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif. 4. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar Menurut Hurlock (1978: 150) mengemukakan bahwa tujuan perkembangan motorik kasar adalah menunjang kesehatan fisik, tujuan lainnya yaitu katarsis emosional artinya bahwa anak melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, dan keputusasaan. Terkait kemandirian tujuan perkembangan motorik kasar yaitu untuk meningkatan percaya diri anak ketika anak semakin banyak melakukan motorik sendiri. Perkembangan motorik yang baik menyediakan kesempatan bagi anak untuk mempelajari keterampilan sosial. Selain itu pengendalian motorik yang baik dapat menimbulkan rasa aman secara fisik dan yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis.

16 Menurut Rudyanto dan Saputra (2005: 115) mengemukakan bahwa tujuan pengembangan motorik kasar adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan keterampilan gerak b. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani c. Menanamkan sikap percaya diri d. Mampu bekerjasama e. Mampu berperilaku disiplin, jujur dan sportif. Pendapat lain yaitu menurut Samsudin (2008: 8) berpendapat bahwa tujuan pengembangan motorik kasar untuk anak usia dini yaitu untuk penguasaan keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik ktertentu, karena kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukannya efektif dan efisien. B. Metode Outdoor Games dengan Media Dadu Raksasa 1. Pengertian Metode Outdoor Games dengan Media Dadu Raksasa a. Metode Outdoor Games Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan sebagai bagian dari strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan (Moeslichatoen, 2004: 7). Sedangkan menurut Sudjana (2008: 76) metode mengajar adalah cara yang

17 dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa atau peserta didik pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pendapat lain Samsudin (2008: 33) mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah acara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang diterapkan. Pembahasan berikutnya yaitu permainan, permainan asal kata dasar dari bermain yang artinya sesuatu aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Jindrich, 2005: 67). Hidayatullah (2008: 5) mengemukakan bahwa permainan adalah berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan dan dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Kegiatan ini banyak melibatkan aktifitas tubuh atau gerak-gerakan tubuh. Arti lainnya yaitu permainan adalah kontes sukarela yang didasari peraturan dan tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas menurut Morris dan Stiehl (dalam Hidayatullah, 2008: 5). Bettelheim (dalam Hurlock, 1978: 320), mengelompokan permainan atau games ini dalam kelompok kegiatan bermain aktif yaitu kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri. Kegiatan ini banyak melibatkan aktifitas tubuh atau gerak-gerakan tubuh.

18 Outdoor games terdiri dari dua kata, yang pertama permainan atau yang lebih populer disebut games adalah situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu, ada rule of games yang disepakati bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang memiliki tujuan tertentu. Sementara kata kedua ialah outdoor yaitu suatu kegiatan yang dilakukan di luar ruangan kelas dapat dilakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas (Sugiman, 2009). Jadi metode Outdoor Games atau permainan outdoor ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar berupa kegiatan dan situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu yang dilakukan di luar ruangan baik dilakukan individu maupun kelompok. b. Media Dadu Raksasa Menurut Arsyad (2007: 3) media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau penghantar. Pendapat lain Briggs (dalam Arief Sudirman, 2009: 6) mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Selain itu berpegang pada pendapat Gagne (dalam Arief Sudirman, 2009: 6) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

19 Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah dadu raksasa dalam penerapan metode outdoor games, terkait dengan pendapat para pakar di atas maka media dadu raksasa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat yang digunakan dalam pembelajaran yang diharapkan mampu merangsang peserta didik khususnya subjek penelitian sehingga mampu berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran yang nantinya berpengaruh terhadap keberhasilan pencapain dari tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Manfaat Outdoor Games dengan Dadu Raksasa Gallahue (dalam Samsudin, 2008:13) mengemukakan bahwa untuk mengembangkan pola gerak anak sebaiknya dilakukan melalui aktivitas-aktivitas seperti permainan salah satunya, dimana aktivitasaktivitas tersebut masuk ke dalam wilayah pendidikan jasmani. Kegiatan anak melalui bermain dan permainan dapat berpengaruh positif terhadap perkembangna aspek lain yaitu terkait perkembangna fisik anak, rangsangan bagi kreativitas, penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan dan berfungsi sebagai sumber belajar (Hurlock, 1978: 323). Menurut Mariyana (2005: 98) aktivitas outdoor dapat menjadi tempat yang menunjang bagi berbagai kegiatan dan kesempatan belajar bagi anak-anak, dan peran terpenting dari aktivitas outdoor adalah untuk merangsang perkembangan serta pertumbuhan fisik. Kegiatan outdoor yang dalam hal ini berupa permainan outdoor atau outdoor games dapat

20 bermanfaat bagi anak-anak khususnya untuk mengetahui dan mengenal reaksi tubuh mereka sendiri saat bekerja dalam ruangan dan membandingkannya dengan situasi ketika beraktivitas di luar ruangan. Selanjutnya Rita Mariyana mengemukakan bahwa melalui aktivitas outdoor semua bagian perkembangan anak dapat ditingkatkan, karena aktivitas outdoor melibatkan multi aspek perkembangan anak. Moeslichatoen (2004: 32) mengemukakan bahwa melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Manfaat yang lainnya yaitu menurut Hidayatullah (2008:2) mengemukakan bahwa guru harus memandang permainan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kontribusi yang berharga pada perkembangan total anak, karena melalui permainan anak dalam hal ini permainan outdoor adalah anak dapat memiliki pengalaman sukses dan berprestasi. Selain itu keterampilan sosial, menerima aturan, dan pemahaman yang lebih baik pada dirinya dalam situasi kompetitif dan kooperatif melalui permainan ini. Selanjutnya Hidayatulloh (2008:11) menjelaskan bahwa melalui kegiatan permainan pada anak dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar, mendukung kesegaran fisik dan gerak anak, dapat membantu pengembangan dan penghalusan berbagai kompetensi sosial dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengimplementasikan berbagai kemampuan gerak dasar.

21 Pendapat lain Jindrich (2005: 69) mengugkapkan bahwa bermain berpengaruh positif pada perkembangan anak antara lain mempengaruhi perkembangan fisik, dapat digunakan sebagai terapi, dapat mempengaruhi pengetahuan dan kreativitas anak, dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak dan dapat mempengaruhi nilai moral anak. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa manfaat dari outdoor games ini ialah dapat mengembangkan pola gerak anak yang merupakan dasar dan bagian dari kemampuan motorik kasar yang masuk ke dalam ranah pendidikan jasmani anak. Selain itu ialah dapat melatih dan meningkatkan koordinasi otot kasar seperti melalui kegiatan merayap, merangkak, berjalan, berlari, meloncat, melompat, menendang, melempar dan lain sebagainya dan dapat memberikan pengaruh positif pada aspek perkebangan baik fisik maupun sosial emosional dan kreativitas anak dan melalui kegiatan permainan outdoor tersebut anak dapat mengetahui dan menjelajahi hubungan antara dirinya, ruang dan suatu objek atau benda dalam ruang. 3. Langkah-langkah Metode Outdoor Games dengan Media Dadu Raksasa Dalam penelitian ini peneliti menerapkan tiga rangkaian kegiatan permainan dalam metode outdoor games tersebut. Adapun kegiatannya antara lain (1) lari tempel dadu (2) loncat dan lompat dadu, dan (3) lempar dan tangkap bola. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan metode outdoor games dengan media dadu raksasa :

22 1. Mempersiapkan atat atau media yang akan digunakan serta menentukan lokasi atau tempat untuk megiatan outdoor games. 2. Mengenalkan media yang akan digunakan dalam outdoor games. 3. Menjelaskan aturan outdoor games. 4. Mencontohkan gerakan dalam kegiatan outdoor games yang akan dilakukan. 5. Menetukan urutan atau giliran anak yang akan melakukan kegiatan outdoor games dengan memanfaakan dadu raksaa. 6. Pelaksaan kegiatan outdoor games. Anak melakukan berbagai gerakan dalam kegiatan outdoor games (berlari tempel dadu, loncat dan lompat dadu modifikasi serta lempar dan tangkap bola). C. Kriteria Keberhasilan 1. Pedoman Penilaian Menurut Ralph Tyler (dalam Yus, 2011: 39) mengatakan bahwa penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Arti lain penilaian hasil belajar siswa ialah pengukuran yang dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran Griffin & Nix (dalam Yus, 2011: 39). Selanjutnya Samsudin (2008: 65) mengatakan bahwa penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematik, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang

23 proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran. Adapun cara pencatatan hasil penilaian harian menurut Depag (2008: 50) dilaksanakan dengan pedoman sebagai berikut : O : untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan : untuk anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru. Menurut Mendiknas (2010: 11) Prosedur Penilaian harian di Taman Kanak-kanak menurut pedoman penilaian berupa catatan hasil penilaian harian perkembangan anak yang dicantumkan pada kolom penilaian di RKH sebagai berikut : = Belum Berkembang = Mulai Berkembang = Berkembang Sesuai Harapan = Berkembang Sangat Bagus Sedangkan menurut Kemendiknas (2004: 6) pencatatan hasil penilaian harian, pelaksanaanya yaitu berupa catatan hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian Satuan Kegiatan Harian (SKH). Apabila anak belum mampu mencapai indikator yang diharapkan dalam SKH atau masih selalu dibantu oleh guru maka dalam kolom

24 penilaian mendapat simbol lingkarang kosong (o). Jika anak sudah mampu mencapai dan melebihi indikator yang diharapkan dalam SKH maka dalam penilaian mendapat simbol lingkaran penuh ( ). Sedangkan apabila anak sudah mampu mencapai indikator yang diharapkan maka dalam penilaian mendapat simbol check list ( ). Dalam penelitian ini menggunakan pedoman penilaian sesuai dengan pedoman penlaian oleh Diknas (2010) dengan menggunakan simbol bintang karena tahapan kriteria lebih lengkap dan jelas yaitu mulai dari yang belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. 2. Indikator Hasil Belajar Kriteria/ indikator hasil belajar ialah tugas kemampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar (Depdiknas, 2005). Indikator kemampuan motorik kasar anak usia dini yaitu dalam hal ini anak TK kelas B menurut Kurikulum Taman Kanak-Kanak 2004 adalah sebagai berikut : 1) Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki 2) Meloncat dari ketinggian 30-40 cm 3) Melempar bola ke sasaran 4) Menangkap bola dengan berbagai variasi dan dll Freeny, Stephanie dkk (dalam Yus, 2011: 14) mengemukakan bahwa ada tanda atau ciri-ciri perkembangan motorik kasar pada tahap preschool yaitu usia 4-6 tahun antara lain :

25 1) Berjalan dengan tangan terayun 2) Berlari dengan seimbang dan dapat berhenti secara tiba-tiba 3) Melompat untuk menjangkau benda ke atas atau ke depan 4) Mengayuh sepeda dengan cepat 5) Menangkap dan melempar bola dengan cepat. Menurut pendapat Samsudin (2008: 15) unsur-unsur motorik kasar anak usia dini antara lain meliputi kemampuan lokomotor, non-lokomotor dan kemampuan manipulatif. Adapum unsur-unsur yang termasuk dalam lokomotor, non-okomotor dan manipulatif tersebut akan diperjelas dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Unsur-unsur motorik kasar Unsur-unsur Motorik Kasar Lokomotor Non-lokomotor manipulatif berlari, skipping, melompat menekuk, meregang, mendorong, menarik, mengangkat, menurunkan, melipat, memutar, mengocok, melingkar, melambungkan memukul, menendang, melempar serta menggiring bola. Isjoni (2011: 112) juga berpendapat bahwa aspek perkembangan motorik kasar anak usia dini secara umum meliputi memanjat, berlari, melompat, menendang, melempar dan menangkap. Dari beberapa uraian di atas maka peneliti mengadaptasi dan menentukan beberapa indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain :

26 1) Berlari dengan seimbang 2) Meloncat dengan satu kaki 3) Melompat ke berbagai arah dengan dua kaki 4) Melempar bola tepat ke sasaran 5) Menangkap bola dengan gerakan sempurna D. Kerangka Berfikir Pada dimensi tertentu dalam rentangan kehidupan,anak terdapat beberapa bentuk perkembangan dan proses belajar yang terjadi secara sangat optimal. Demikian juga, tahun-tahun prasekolah tampaknya menjadi periode optimal untuk perkembangan motorik yang mendasar dan karenanya keterampilan-keterampilan motorik mendasar lebih mudah dan lebih efisien dicapai pada periode usia ini Gallahue (dalam Samsudin : 2008). Permainan yang dalam hal ini outdoor games merupakan suatu laboratorium dimana anak dapat menerapkan keterampilan baru yang dipelajari dengan cara yang tepat (Hidayatullah, 2008). Permainan berperan dalam membantu mengembangkan kelompok otot-otot besar dan meningkatkan kemampuan berlari, lari belak-belok dan berbagai kesempatan kegiatan dengan teman yang lain. Permainan merupakan pokok bahasan yang mudah diajarkan, karena permainan hanya memerlukan sedikit intervensi dari guru, kecuali untuk mengatasi kesulitan atau karena alasan-alasan tertentu. Menurut Hidayatullah (2008) dalam mengajarkan permainan juga dapat menciptakan berbagai variasi kesempatan belajar kepada anak termasuk

27 mengembangkan keterampilan gerak anak, sehingga anak akan memperoleh suatu landasan keterampilan gerak yang memungkinkan anak berpartisipasi dengan baik. Jika anak telah memeproleh prasyarat keterampilan permainan maka olahraga menjadi suatu alternatif untuk mengisi waktu luang. Anak-anak yang memiliki banyak kesempatan dan dukungan orang dewasa untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan motorik besar (berlari, melompat, melempar, dan lain-lain) selama periode ini memiliki keuntungan kumulatif menjadi lebih baik dan mampu dalam menguasai keterampilan-keterampilan motorik yang lebih kompleks pada tahun-tahun berikutnya. Sebaliknya, anak-anak yang memiliki pengalaman awal terbatas kemungkinan besar mengalami kesulitan untuk menguasai kompetensi fisik dan menunjukkan keterlambatan ketika mencoba berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas olahraga tingkat lanjut. Metode permainan outdoor atau outdoor games dengan media dadu raksasa untuk meningkatan kemampuan motorik kasar anak TK ini, guru perlu mempersiapkan area atau lingkungan outdoor yang tidak terlalu luas. Guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan emosi siswa dalam outdoor games tersebut. Metode bermain outdoor ini menjadikan siswa tersalurkan energi berlebih yang dimilikinya. Kemampuan motorik kasar yang telah berkembang dengan baik dapat berpengaruh terhadap aktivitas serta perkembangan yang lain dan anak terhindar dari segala gangguan yang mungkin terjadi akibat kemampuan motorik kasar yang terhambat.

28 Berhasil tidaknya peningkatan kemampuan motorik kasar anak tersebut bukan hanya merupakan tanggungjawab guru semata tetapi juga orangtua siswa tersebut. Ketika anak terlalu dibiarkan berlama-lama melakukan kegiatan atau aktivitas yang kurang memanfaatkan gerak otot-otot besar tubuh seperti nonton TV atau bermain komputer maka usaha yang dilakukan guru di sekolah kemungkinan tidak berhasil karena tidak didukung dengan perhatian atau pengawasan orangtua terhadap anak. Sehingga perlu adanya kerjasama antara guru dan orangtua.

29 Berikut bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini : Kondisi awal Guru dalam proses pembelajaran belum menggunakan metode outdoor games : pembelajaran kurang menarik, waktu terbatas. 1. Anak didik kurang aktif 2. Kemampuan motorik kasar rendah Hasil Siklus I : 1. Anak didik mulai menunjukan minat dan keaktifan dalam kegiatan motorik kasar 2. Kemampuan motorik kasar anak dalam berlari, melompat, meloncat, melempar dan menangkap bola menunjukan peningkatan tetapi belum maksimal (ada beberapa anak). Tindakan Siklus I Dalam kegiatan motorik kasar digunakan metode outdoor games dengan media dadu raksasa Siklus II Dalam kegiatan motorik kasar digunakan metode outdoor games dengan media dadu raksasa Tindakan Siklus II 1. Anak didik mulai menunjukan minat dan keaktifan dalam kegiatan motorik kasar 2. Kemampuan motorik kasar anak dalam berlari, melompat, meloncat, melempar dan menangkap bola menunjukan peningkatan lebih maksimal. Hasil Akhir : Kemampuan motorik kasar anak dalam berlari, melompat, meloncat, melempar dan menangkap bola mengalami peningkatan dengan menerapkan metode outdoor games dengan media dadu raksasa. Gambar 2.1 Bagan kerangka berfikir

30 E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini bahwa penerapan metode outdoor games dengan media dadu raksasa dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak TK B Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto Tahun Ajaran 2012-2013.