EFEKTIVITAS NPK ORGANIK SEBAGAI PENGGANTI NPK ANORGANIK PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) DI TANAH REGOSOL

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET AZOLLA-ARANG SEKAM GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

UJI EFEKTIVITAS ABU TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR UNTUK TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) DI TANAH REGOSOL

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

Keywords : N,P,K, farm fertilizer, pellets, corn plants, soil regosol

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 13, No. 2, Oktober 2014

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

TATA CARA PENELITIAN

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KLOROFIL XI - 1 : 1 6, Juni 2016 ISSN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK NPK PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH PEMBERIAN BRIKET KOTORAN KAMBING SEBAGAI PELEPAS LAMBAT PUPUK PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa

III.TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN N, P, K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) DI TANAH ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

MAKALAH SEMINAR HASIL EFISIENSI APLIKASI PUPUK HIJAU PADA BERBAGAI KELANGASAN. TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharat) DI TANAH REGOSOL

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

JURNAL SAINS AGRO

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP EFEKTIFITAS APLIKASI MIKORIZA PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata sturt) DI TANAH REGOSOL

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

PEMANFAATAN PUPUK BIO-SLURRY PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE-NURSERY

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

Volume 10 Nomor 2 September 2013

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

PEMBERIAN ABU SEKAM PADI DENGAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) PADA TANAH GAMBUT

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

Transkripsi:

EFEKTIVITAS NPK ORGANIK SEBAGAI PENGGANTI NPK ANORGANIK PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) DI TANAH REGOSOL Elviyan Wahyu Tira., Ir. Mulyono, M.P dan Ir. Nafi Ananda Utama, M.S. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Abstrack The purpose of this study is to obtain the dosage of blood flour, cow bone ash and coconut ash as the right organic NPK for the growth and yield of sweet corn crops and to know whether the blood flour, cow bone ash and coconut husk ash As organic NPKs can replace inorganic NPKs on the growth and yield of sweet corn crops. This research used experimental method compiled in Completely Randomized Design (RAL) with single factor treatment design consisted of 9 treatments, as follows: treatment P1 = Flour of 1.3 gram + Cow bone 0.25 gram + Coconut husk ash 0.35 gram. Treatment P2 = Flour 1.3 gram + Cow bone 0.25 gram + Coconut husk ash 10 gram. Treatment P3 = Flour of 1.3 gram + Cow bone grass 4.42 gram + Coconut husk ash 0.35 gram. Treatment P4 = Flour 1.3 gram + Cow bone grass 4.42 grams + Coconut husk ash 10 gram. Treatment P5 = Flour 10 gram + Cow bone 0.25 gram / tan + Coconut husk ash 0.35 gram. Treatment P6 = Flour 10 gram + Cow bone 0.25 gram + Coconut husk ash 10 gram. Treatment P7 = Flour 10 gram + Cow bone grass 4.42 grams + Abu coir 0.35 gram. Treatment P8 = Flour 10 gram + Cow bone grass 4.42 gram + Coconut husk ash 10 gram Treatment P9 = Urea 5.8 gram + SP36 1.9 gram + KCl 1.9 gram (comparison treatment). Each treatment was replicated 3 times so that there were 27 experimental units consisting of 3 sample plants and 3 casual plants so that there were 135 plants. The results showed that all treatments had positive effect on all observation parameters. Treatment that tends to be better is P8 = Flour 10 gram + Cow bone 4,42 gram + Coconut husk ash 10 gram. Key word: Sweet cron, NPK organic, NPK anorganic. Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa sebagai NPK organik yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis dan mengetahui apakah pemberian tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa sebagai NPK organik dapat menggantikan NPK anorganik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan perlakuan faktor tunggal terdiri dari 9 perlakuan, sebagai berikut: perlakuan P1 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu 1

sabut 0,35. Perlakuan P2 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 10. Perlakuan P3 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 0,35. Perlakuan P4 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 10. Perlakuan P5 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 0,35. Perlakuan P6 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 10. Perlakuan P7 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 0,35. Perlakuan P8 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 10. Perlakuan P9 = Urea 5,8 + SP36 1,9 + KCl 1,9 (perlakuan pembanding). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 27 unit percobaan yang terdiri dari 3 tanaman sampel dan 3 tanaman korban sehingga terdapat 135. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan berpengaruh positif terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan yang cenderung lebih baik adalah perlakuan P8 = tepung darah 10 + abu tulang sapi 4,42 + abu sabut 10. Kata kunci: Jagung manis, NPK organik, NPK anorganik. I. Latar Belakang Komoditas pangan dan hortikultura merupakan komoditas yang prospektif dikembangkan mengingat SDA, SDM dan ketersediaan teknologi, tetapi masih banyak diusahakan secara tradisional atau usahatani rakyat. Salah satu usahatani rakyat yang merupakan komoditas hortikultura yang cukup banyak diminati adalah jagung (Deptan, 2015). Salah satu jenis jagung yang mempunyai prospek bisnis yang baik dan menguntungkan adalah jagung manis yang biasa dikenal sweet corn (Zea mays saccharata) yang merupakan tipe jagung baru dikembangkan masyarakat Indonesia. Keistimewaannya adalah kandungan gula (terutama sukrosa) yang tinggi pada waktu dipanen. Berbeda dengan jagung ladang, jagung manis biasanya tidak dijual sebagai pakan ternak, melainkan sebagai konsumsi manusia. Pengolahan jagung ini dapat direbus, dibakar, maupun dijadikan bubur. Tanaman jagung manis membutuhkan minimal 13 jenis unsur hara yang diserap melalui tanah. Hara N, P dan K (makro) diperlukan dalam jumlah lebih banyak, hara Ca, Mg dan S diperlukan dalam jumlah sedang, hara-hara tersebut tidak semua dapat diserap oleh tanaman (Syafruddin, 2007). Menurut Hong dalam Nurul (2008), jagung manis tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika unsur hara yang diberikan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif 2

dan kualitatif. Penambahan unsur hara pada jagung manis dapat berasal dari pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik yang biasa digunakan dalam budidaya jagung manis adalah Urea, SP36 dan KCL. Pupuk anorganik tidak mampu memperbaiki kualitas tanah, berbeda dengan pupuk organik yang berfungsi sebagai penyubur dan pembenah tanah. Selain itu, pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman karena mampu berperan dalam memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya simpan air, meningkatkan aktivitas biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman lengkap (Suntoro, 2003). Pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan dan atau sisa-sisa daun yang telah terurai. Beberapa bahan yang dapat dijadikan pupuk organik antara lain tepung darah, abu tulang sapi dan abu abu sabut kelapa. Tepung darah dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur N, abu tulang sapi sebagai sumber unsur P dan abu sabut kelapa sebagai sumber unsur K. Penggunaan ketiga bahan tersebut diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dalam budidaya tanaman dan juga dapat mengurangi limbah. Tepung darah memiliki kandungan unsur hara N sebesar 13%, P sebesar 2% dan K sebesar 1% (Firmansyah, 2011). Tulang sapi merupakan limbah dari rumah potong hewan. Bahan padatan utama tulang sapi mengandung kristal kalsium hidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2 dan kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium hidroksiapatit merupakan fosfat anorganik yang larut dalam larutan asam dan merupakan salah satu fosfat primer dari fosfat alam (Jeng et al., 2008). Abu sabut kelapa juga telah banyak digunakan sebagai pupuk tanaman, karena kaya akan kandungan kalium. Menurut Risnah, Yudono, dan Syukur (2013), abu sabut kelapa mengandung K total yang tinggi, yaitu sebesar 21,87%. Salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan jagung manis adalah dosis yang tepat dari pupuk organik tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa. Pada dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketidak efisienan pupuk, sedangkan pada dosis yang terlalu rendah menyebabkan pemberian pupuk tidak berpengaruh. Oleh karena itu, perlu diketahui dosis yang tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan dosis yang tepat untuk pertumbuhan jagung manis. Perumusan Masalah: 1) Apakah pemberian tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa sebagai NPK organik dapat menggantikan NPK anorganik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis? 2) Berapa dosis tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa sebagai NPK organik yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis? 3

Tujuan Penelitian: 1) Mengetahui apakah pemberian tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa sebagai NPK organik dapat menggantikan NPK anorganik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. 2)Mendapatkan dosis tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa sebagai NPK organik yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. II. TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian: Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian UMY di Jl. Lingkar Selatan, Taman Tirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2017. Bahan dan Alat Penelitian: Bahan yang digunakan meliputi tanah regosol, tepung darah sapi, abu tulang sapi, abu sabut kelapa, benih jagung manis, Urea, SP36, KCl dan pupuk kandang. Alat yang digunakan meliputi timbangan anilitik, polybag, ember, cangkul, sekop, moffle, karung, penggaris/meteran dan alat tulis. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Adapun susunan perlakuan sebagai berikut: P1 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 0,35 P2 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 10 P3 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 0,35 P4 = Tepung darah 1,3 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 10 P5 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 0,35 P6 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 0,25 + Abu sabut 10 P7 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 0,35 P8 = Tepung darah 10 + Abu tulang sapi 4,42 + Abu sabut 10 P9 = Urea 5,8 + SP36 1,9 + KCl 1,9 (perlakuan pembanding) 4

Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 27 unit percobaan yang terdiri dari 3 tanaman sampel dan 3 tanaman korban sehingga terdapat 135 tanaman.m Parameter Pengamatan: 1)Tinggi Tanaman (cm). 2)Jumlah Daun (helai). 3)Panjang Akar (cm). 4)Luas Daun (cm 2 ). 5) Segar Tajuk. 6) Segar Akar. 7) Kering Tajuk. 8) Kering Akar. 9)Panjang Tongkol (cm). 10)Diameter Tongkol (cm). 11) Tongkol dengan Klobot. 12) Tongkol Tanpa Klobot. Analisis Data: Data hasil pengamatan di sidik ragam pada taraf nyata 5%. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%. III. Hasil dan Pembahasan A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan jagung manis disajikan dalam tabel 1, 2,3 dan 4. Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Umur 7 Minggu (cm), Jumlah Daun (helai) Dan Panjang Akar (cm) Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Panjang Akar (cm) Panjang Akar (cm) 5 Panjang Akar (cm) P1 210,670 a 8 a 45,000 a 71,833 a 83,500 a P2 202,557 a 8,33 a 55,833 a 70,167 a 81,500 a P3 213,557 a 8,66 a 54,667 a 69,833 a 87,433 a P4 192,443 a 9 a 37,667 a 69,667 a 82,000 a P5 216,110 a 10,66 a 42,167 a 70,333 a 81,167 a P6 209,110 a 10 a 38,133 a 71,667 a 78,000 a P7 200,780 a 10 a 42,667 a 68,833 a 86,667 a P8 213,000 a 10,33 a 51,500 a 74,167 a 82,333 a P9 203,057 a 11,66 a 42,667 a 69,333 a 74,833 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji F. Pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang sama dengan pemberian NPK anorganik pada tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang akar jagung manis. Hal ini berarti semua perlakuan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman jagung manis. Selama proses pertumbuhan, tanaman membutuhkan unsur hara makro dan mikro

untuk proses pembelahan sel. Menurut Mul (1990) untuk dapat tumbuh dengan baik tanaman membutuhkan unsur hara N, P dan K yang merupakan unsur hara esensial dimana unsur hara ini sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara umum pada fase vegetatif. Sesuai dengan Marschner (1986) yang menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan tumbuh dan kerdil. Tabel 2. Rerata Luas Daun (cm 2 ) Perlaku-an Luas daun (cm 2 ) Luas daun (cm 2 ) umur 7 Luas daun (cm 2 ) umur 10 P1 982,3 a 2742,3 c 2727,0 cd P2 807,3 a 3224,3 abc 2442,3 d P3 894,3 a 2822,7 bc 2899,0 bcd P4 988,0 a 2849,3 bc 2560,3 d P5 809,3 a 3338,3 ab 3739,3 a P6 730,3 a 2979,7 bc 3758,3 a P7 797,7 a 2947,3 bc 3477,0 ab P8 803,7 a 3731,0 a 3289,3 abc P9 778,0 a 3147,0 bc 3839,0 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji F dan atau Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang sama dengan pemberian NPK anorganik pada luas daun, berbeda deangan hasil rerata luas daun umur 7 dan 10 yang menunjukkan pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang berbeda. Hal ini berarti semua perlakuan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman jagung manis saat ber tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan jagung manis akan unsur hara saat berumur 7 dan 10. Unsur hara utama yang dibutuhkan untu penambahan luas daun adalah Nitrigen. Menurut Humpheries dan Wheeler (1963) dalam Franklin, dkk (2008) pemupukan nitrogen mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perluasan daun, teruma pada lebar dan luas daun. Suatu defisiensi N juga menyebabkan pengurangan luas daun karena menuanya daun-daun yang lebih bawah. Sumber N dapat berasal dari dari tepung darah sapi dan Urea. Menurut Wiyono (2007) tepung darah sangat bagus sebagai pupuk organik. Kandungan N yang terkandung didalam tepung darah sapi adalah 13,25% (Jamila, 2012). 6

Tabel 3. Rerata Segar Tajuk Dan Segar Akar Perlakuan segar tajuk segar tajuk umur 7 segar tajuk umur 10 segar akar segar akar umur 7 segar akar umur 10 P1 55,02 a 180,20 b 181,94 c 9.40 a 39.72 a 41.31 a P2 38,77 a 203,78 ab 179,33 c 8.63 a 35.88 a 55.45 a P3 42,37 a 173,84 b 173,22 c 8.14 a 32.78 a 48.71 a P4 53,04 a 177 b 197,84 bc 7.65 a 26.72 a 53.71 a P5 42,14 a 237,78 a 234,13 a 6.39 a 29.66 a 52.26 a P6 37,40 a 200,08 ab 241,31 a 5.84 a 33.80 a 51.64 a P7 40,51 a 180,75 b 251,59 a 8.30 a 27.53 a 59.89 a P8 39,94 a 240,94 a 247,04 a 7.65 a 40,43 a 66.19 a P9 39,76 a 197,04 ab 221,87 ab 7.85 a 32.53 a 49.76 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji F dan atau Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang sama dengan pemberian NPK anorganik pada bobot segar tajuk, berbeda deangan hasil rerata bobot segar tajuk umur 7 dan 10 yang menunjukkan pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang berbeda. Sedangkan Pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang sama dengan pemberian NPK anorganik pada bobot segar akar, 7 dan 10. Hal ini berarti semua perlakuan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk berat segar tajuk saat ber dan berat segar akar umur 3,7 dan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan jagung manis akan unsur hara untuk berat segar tajuk saat berumur 7 dan 10. Menurut Benyamin Lakitan (2001) berat segar tanaman terdiri dari 80-90% adalah air dan sisanya adalah berat. Kemampuan tanaman dalam menyerap air terletak pada akar. kondisi akar yang baik akan mendukung penyerapan air yang optimal. Kondisi perakaran tanaman bekaitan dengan penyerapan unsur hara di dalam tanah oleh akar tanaman. Unsur hara yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan akar diantaranya adalah unsur N dan P. 7

Menurut Flankin dkk, (2008) jagung yang dipupuk dengan N ternyata mempunyai perkembangan akar yang lebih besar dan lebih banyak pada awal musim, mungkin karena adanya peningkatan luas daun dan lebih banyak hasil asimilasi untuk pertumbuhan akar. Tanaman yang dipupuk fosfor mengembangkan lebih banyak akar dibanding dengan tanaman yang tidak dipupuk, tetapi hal ini mungkin bukan pengaruh langsung. ketersediaan P mula-mula meningkatkan fotosintesis yang selanjutnya meningkatkan pertumbuhan akar. Pertambahan umur tanaman juga mempengaruhi berat segar tajuk karena pengaruh status air. Menurut Goldsworthy dan Fisher (1992) status air jaringan atau keseluruhan tubuh tanaman dapat berubah seiring pertambahan umur tanaman. Tanaman jagung manis yang berumur 7 lebih membutuhkan unsur hara N dan P dibandingkan tanaman jagung manis yang ber. Kurang terpenuhinya unsur N dan P saat jagung manis berumur 7 menyebabkan bobot segar tajuk lebih rendah karena unsur makro yang digunakan untuk pembelahan sel tidak tersedia sesuai kebutuhan jagung manis selama proses pertumbuhan. Tabel 4. Rerata Kering Tajuk dan Berat Kering Akar Perlakuan tajuk umur 3 tajuk umur 7 tajuk umur 10 8 akar akar umur 7 akar umur 10 P1 4,30 a 15,27 a 34,91 a 0,89 a 5,18 a 5,540 a P2 3,05 a 15,23 a 35,24 a 0,73 a 4,07 a 5,420 a P3 3,05 a 15,74 a 30,967 a 0,68 a 3,17 a 4,333 a P4 3,97 a 14,05 a 38,453 a 0,61 a 2,64 a 5,493 a P5 3,31 a 18,52 a 41,363 a 0,61 a 2,88 a 5,360 a P6 2,88 a 16,13 a 41,833 a 0,53 a 2,88 a 6,097 a P7 2,51 a 15,08 a 39,373 a 0,83 a 2,82 a 8,063 a P8 3,12 a 16,88 a 40,913 a 0,68 a 4,01 a 8,270 a P9 2,80 a 18,04 a 33,897 a 0,83 a 3,25 a 8,607 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji. Pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang sama dengan pemberian NPK anorganik pada bobot tajuk dan bobot akar jagung manis. Hal ini berarti semua perlakuan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan

unsur hara yang dibutuhkan untuk bobot tajuk dan bobot akar jagung manis. Menurut Prawiratna. dkk (1995) berat tanaman mencerminkan status nutrisi tanaman dan berat tanaman merupakan indikator yang menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan tanaman yang selanjutnya berkaitan dengan ketersedian dan serapan hara. Terbentuknya biomassa keseluruhan sangat tergantung dengan banyaknya unsur hara yang diserap oleh tanaman. B. Hasil Tanaman Jagung Manis Hasil tanaman jagung manis disajikan dalam tabel 1, 2,3 dan 4. Tabel 5. Rerata Tongkol Dengan Klobot, Tongkol Tanpa Klobot, Panjang Tongkol (cm), Diameter Tongkol Dan Hasil Tanaman (ton/hektar). Perlakuan tongkol dengan tongkol tanpa klobot Panjang tongkol (cm) Diameter Tongkol (cm) Hasil Tanaman (ton/hektar) klobot P1 126,38 abc 81,82 bc 22,00 abc 3,98 bc 9,09 bc P2 88,88 c 61,75 c 19,33 c 3,85 c 6,862 c P3 102,02 bc 80,26 bc 21,67 bc 3,72 c 8,917 bc P4 132,93 abc 102,90 ab 22,33 abc 4,35 ab 11,433 ab P5 141,03 ab 115,92 a 23,43 ab 4,44 a 12,880 a P6 134,13 abc 110,93 ab 23,33 ab 4,38 ab 12,327 ab P7 170,57 a 94,07 abc 24,33 ab 4,31 ab 10,453 abc P8 170,18 a 123,93 a 25,50 a 4,52 a 13,773 a P9 142,26 ab 104,73 ab 23,33 ab 4,50 a 11,64 ab Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji F dan atau Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Pemberian NPK organik dari tepung darah sapi, abu tulang sapi dan abu sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memiliki respon yang berbeda dengan pemberian NPK anorganik pada bobot tongkol dengan klobot, bobot tongkol tanpa klobot, panjang tongkol, diameter tongkol dan hasil tanaman jagung. Perlakuan pada ketiga parameter tersebut adalah perlakuan 8. Hal ini berarti perlakuan 8 yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk hasil jagung manis dibandingkan perlakuan yang lain. Sutoro dll, (1988) menyatakan bahwa unsur hara mempengaruhi hasil tanaman jagung terutama biji karena unsur hara yang diserap oleh tanaman akan dipergunakan untuk pembentukan protein, karbohidrat, dan lemak yang nantinya akan disimpan dalam biji. Berdasarkan hal tersebut, unsur 9

NPK sangat dibutuhkan untuk hasil tanaman jagung manis, sehingga NPK dalam tanah harus terpenuhi. IV. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut sebagai sumber NPK organik efektif dalam menggantikan NPK anorganik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. 2. Dosis yang paling tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis adalah tepung darah 10 + abu tulang sapi 4,42 + abu sabut 10 (perlakuan 8). C. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai tepung darah, abu tulang sapi dan abu sabut sebagai sumber NPK organik pada tanaman jagung atau tanaman lain yang dibudidayakan di lahan dan penggunaan tanah yang berbeda. Daftar Pustaka Benyamin Lakitan. 2001. Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. PT. Raja Grafindo Persada. Deptan. 2015. Jagung dan Prosperk Pengembangan Agribisnis. http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b2jagung Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis: Jagung 2014. Di akses tanggal 9 Januari 2017. Firmansyah. A.M.. 2011. Peraturan Tentang Pupuk. Klasifikasi Pupuk Alternatif dan Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produksi Pertanian. (Online). (http://kalteng.litbang.pertanian. go.id/ind/images/data/makalah-pupuk.pdf). Diakses pada 24 Desember 2016. Franklin P. Gardner. Brent Pearce dan Roger Mitchell. 2008. Fisiologi tanaman budidaya. UI press. 428 hal. Jamila. 2012. Pemanfaatan Darah dari Limbah RPH. Teknologi Pengolahan Limbah Sisa Hasil Ternak. Modul. Fakultas Perternakan Universitas Hasanudin. Makasar. 10

Jeng. A. S.. Haraldsen. T. K.. Gronlund. A. and Pedersen. P. A. 2008. Meat and Bone Meal as N and Phosphorus Fertilizer to Cereal and Rye Grass. Nutr.Cycl.Agron. 76:183-191. Marschner. 1986. Mineral Nutrition in Higher Plants. Academis Press. London. 430 p. Mul Mulyani Sutedjo. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineksa Cipta. Jakarta. Nurul Syarifah Al Amin. 2008.Pengaruh Kascing Dan Pupuk Anorganik Terhadap Efisiensi Serapan P Dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Pada Alfisols Jumantono. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Risnah. S., Yudono dan A. Syukur. 2013. Pengaruh abu sabut kelapa terhadap ketersediaan K di tanah dan serapan K pada pertumbuhan bibit kakao. Jurnal Ilmu Pertanian. 16 (2) : 79-91. Suntoro Wongso Atmojo. 2003. Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pengukuhan Guru Besar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Solo. Sutoro., Soeleman dan Iskandar. 1998. Budidaya Tanaman Jagung. Penerbit Kanisius. Yoryakarta. 84 hal. Syafruddin. Faesal. dan M. Akil. 2007. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung. Jurnal. Balai Penelitian Tanaman Serelia. Maros. Pdf Wiyono. 2007. Prospek Cerah Dari Tepung Darah. http://www.wiyono.net. Diakses pada tanggal 30 Desember 2016. 11