IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

dokumen-dokumen yang mirip
Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN MENJADI ENERGI BIOGAS UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN UMKM DI KABUPATEN PAMEKASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS GUNA MENUNJANG KESEJAHTERAAN PETANI TERNAK. Dewi Hastuti Dosen Fakultas Pertanian Universitas wahid Hasyim

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

PENDAHULUAN. Pertanian organik di masa sekarang ini mulai digemari dan digalakkan di

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pergeseran dari sistem beternak ektensif menjadi intensif

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

MODEL DESA MANDIRI ENERGI : DEMPLOT BIOGAS DAN PUPUK ORGANIK

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK

HALAMAN PENGESAHAN...

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS TAHUN 2009

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ANALISIS SOSIAL EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH KOTORAN SAPI DI DESA DUKUHBADAG KECAMATAN CIBINGBIN KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Pisang adalah nama umum yang

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

Logista Vol. 1 No.2 Tahun 2017 Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

GERAKAN MANDIRI PANGAN DAN ENERGI "GEMAR PANEN" Kelompok Tani Organik "PADA LIANG" Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun Masyarakat

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

PENGEMBANGAN BIOGAS BERBAHAN BAKU KOTORAN TERNAK UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI DI TINGKAT RUMAH TANGGA 1

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 02 November :36 - Update Terakhir Jumat, 19 November :10

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PENAMBAHAN TEPUNG DARAH DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT LIMBAH BIOGAS DARI FESES SAPI DAN SAMPAH ORGANIK TERHADAP KANDUNGAN N, P DAN K SKRIPSI

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Transkripsi:

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR Arfan Abrar, Elly Rosana dan Thirtawati Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK Kelompok Peternak di Desa Arisan Gading Kecamatan Inderalaya Selatan, Ogan Ilir terdiri atas petani penerima bantuan sapi dan peternak mandiri dengan pengetahuan teknik budidaya terbatas. Teknik pemeliharaan masih semi intensif dengan sentuhan teknologi pakan minim. Komunikasi secara personal dengan tokoh masyarakat diketahui bahwa limbah kandang sapi merupakan permasalahan mendesak yang harus dicari solusinya. Kebutuhan BBM untuk rumah tangga juga masih dirasakan sebagai beban pengeluaran rumah tangga, sehingga peternak disibukkan dengan usaha tambahan lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, akibatnya sapi-sapi kurang terurus dan performanya jelek. Penerapan IPTEKS yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) yang akan mengintegrasikan teknologi biogas dengan sistem produksi pertanian/perkebunan yang ada sehingga ada efek sinergi. Instalasi digester biogas dilokasi terbukti mampu menjadi contoh solusi mengatasi limbah kandang sapi, memenuhi kebutuhan energi BBM rumah tangga serta hasil ikutannya dimanfaatkan sebagai pupuk organik dari tanaman pangan yang juga diusahakan oleh anggota kelompok ternak tersebut. Kata Kunci : LEISA, Biogas, Sapi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) pada prinsipnya adalah upaya penerapan dengan input yang minimal dari luar untuk menjamin keberlanjutan usaha tani. Pada peternakan sapi potong, sistem ini dapat dilaksanakan dengan penerapan instalasi digester biogas yang tidak saja menghasilkan energi biogas tetapi juga pupuk organik yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijauan pakan ternak. Sebagian besar peternak di lokasi Desa Arisan Gading masih mengandalkan hijauan pakan ternak yang tumbuh liar, padahal pada saat musim kemarau hijauan pakan ternak menjadi sulit tersedia. Akibatnya, performa sapi pada saat musim kemarau menjadi turun. Selain itu, sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional juga menimbulkan permasalahan lingkungan. Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga petani seringkali mengalami kendala-kendala yang tidak terhindarkan. Beberapa kendala yang diketahui yaitu tingkat pengeluaran cenderung meningkat dan tingkat pendapatan yang cenderung menurun. Pengeluaran yang cenderung Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 296

meningkat diantaranya adalah pembelian bahan bakar minyak/gas untuk kebutuhan memasak sehari-hari dan pembelian pupuk untuk kebutuhan kebun/sawahnya. Umumnya keluarga petani kemudian mengakali hal tersebut dengan menggunakan kayu bakar sebagai ganti bahan bakar, namun hal ini tidak dapat berlangsung lama karena ketersediaan kayu bakar yang semakin lama semakin menipis. Permasalahan lain dari penggunaan bahan bakar minyak/gas adalah ketersediaanya. Pemerintah sempat mengalami kesulitan pengadaan bahan bakar minyak/gas sehingga sebagian besar masyarakat dibeberapa daerah harus mengantri untuk membeli bahan bakar minyak/gas tersebut. Rata-rata tiap rumah tangga petani dengan jumlah 4 anggota keluarga akan memiliki pengeluaran rutin untuk bahan bakar minyak/gas berkisar Rp. 50,000 Rp. 100,000,- setiap bulannya. Sehingga dibutuhkan solusi untuk dapat menghemat pengeluaran yang rutin tadi. Hal yang sama juga berlaku untuk penyediaan pupuk dan pestisida bagi petani. Tingkat pengeluaran petani untuk pupuk dan pestisida sangat bervariasi tergantung dari skala usahanya, namun jika dapat diperoleh solusi untuk mengatasi masalah tersebut, maka hal tersebut akan meringankan beban pengeluaran keluarga petani tersebut. Kelompok Peternak di Desa Arisan Gading Kecamatan Inderalaya Selatan, Ogan Ilir terdiri atas petani penerima bantuan sapi dan peternak mandiri dengan pengetahuan teknik budidaya terbatas. Teknik pemeliharaan masih semi intensif dengan sentuhan teknologi pakan minim. Komunikasi secara personal dengan tokoh masyarakat diketahui bahwa limbah kandang sapi merupakan permasalahan mendesak yang harus dicari solusinya. II. METODE KEGIATAN Identifikasi Permasalahan : 1. Upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani terkendala oleh pengeluaran rutin seperti penyediaan bahan bakar minyak/gas dan pupuk/pestisida, 2. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk belum optimal dan belum ada upaya memanfaatkannya sebagai biogas 3. Limbah kandang yang tidak diolah dengan baik menimbulkan permasalahan lingkungan dan performa sapi yang jelek. Metode yang akan dilakukan adalah pembuatan demplot biogas serta pendampingan bagi anggota kelompok peternak tersebut. Pembuatan digester biogas akan melibatkan anggota kelompok serta mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini serta pendampingan dilakukan dalam rangka upaya pemanfaatan hasil ikutan dari digester biogas tersebut sebagai pupuk organik. Pupuk organik yang diproduksi akan dimanfaatkan pada kebun-kebun dan tanaman yang dimiliki oleh anggota kelompok. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi kegiatan berada di Desa Arisan Gading, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, dilokasi ini terdapat banyak peternak rakyat dengan tingkat pemilikan sapi berkisar 2 hingga 12 ekor. Sistem pemeliharaan sapi umumnya di kandangkan dan diliarkan pada siang hari, peternak memberikan pakan pada pagi dan malam hari didalam kandangan sanitasi kandang pada siang hari pada saat sapi dikeluarkan dari kandang. Peternak yang terlibat merupakan peternak binaan Dinas Kabupaten Ogan ilir dengan populasi sapi sebanyak 12 ekor, peternak sapi yang terlibat memiliki pengetahuan teknik budidaya yang terbatas dengan teknik pemeliharaan yang Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 297

masih semi intensif dan masih kurang akan sentuhan pakan yang baik hal ini terlihat dari performa sapi yang masih kurus, namun kondisi kandang yang sudah bersih. Hanya saja limbah hasil pembersihan kandang belum diolah dengan baik. Keterbatasan informasi mengenai pengolahan limbah kandang mengakibatkan peternak langsung membuang limbah kandangnya ke kebun yang ada disekitar kandang. Gambar 1 Model LEISA Model LEISA seperti digambarkan pada gambar 1 diatas akan dilaksanakan dilokasi kelompok ternak Desa Arisan Gading, dengan tahapan yang tergambar pada gambar-gambar berikut; Tata letak kandang dan lokasi bangunan gudang peternak yang cukup luas dapat dimanfaatkan untuk membuat digester biogas berada disamping bangunan dan membuat bak penampung yang jaraknya dekat dengan dapur sehingga gas yang dihasilkan dari biogas dapat disalurkan dan digunakan langsung untuk memasak di dapur. Limbah kotoran sapi yang sudah di proses didalam digester yang penuh kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat limbah kotoran sapi ini biasa juga disebut dengan pupuk organik atau pupuk kompos dan pupuk cair (bioslurry) yang kemudian digunakan untuk pemupukan tanaman sehingga tidak menggunakan pupuk kimia. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 298

Gambar 2 Proses Pembuatan Digester Biogas dan api biru dari digester Pupuk kompos untuk mendapatkan hasil yang baik dapat dilakukan proses pengayakkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk memisahkan pupuk yang halus dan pupuk yang masih besar ukurannya. Berikut gambar proses pengayakkan dan hasil pupuk kompos yang sudah halus. Gambar 3. Proses pengayakkan pupuk kompos dan hasil pengayakan pupuk kompos Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 299

Pupuk organik yang dihasilkan dalam bentuk padat atau pupuk kompos ataupun cair dapat diaplikasikan pada tanaman. Pupuk kompos dapat diaplikan lagsung pada tanaman dengan cara mencampurkan pupuk kompos yang dihasilkan dengan tanah yang akan digunakan untuk menanam tanaman seperti gambar berikut: Gambar 4. Proses pencampuran tanah dengan pupuk kompos Pupuk cair diaplikasikan pada tanaman dengan cara menyiram daun tanaman dengan pupuk cair yang sudah diencerkan dengan perbandingan 1 : 10, Pupuk cair yang digunakan harus dilkakukan pengenceran terlebih dahulu, pengenceran ini bertujuan agar tanaman tidak layu dan mati. Pupuk cair ini dapat digunkan sebagai pengganti peptisida yang biasanya digunakan untuk memupuk tanaman. Berikut tanaman yang menggunakan pupuk kompos dan pupuk cair. Gambar 5. Tanaman menggunakan pupuk kompos dan tanaman yang baru disiram dengan pupuk cair IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemanfaatan limbah kandang sebagai bahan baku digester biogas selain ramah lingkungan juga akan meningkatkan pendapatan harian peternak sapi. Hasil akhir dari proses digester biogas menghasilkan pupuk padat atau pupuk kompos dan pupuk cair yang dapat diaplikasikan sebagai pengganti pestisida pada tanaman. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 300

Saran Perlu dilaksanakan kegiatan lanjutan dan disebarkan pada kelompok ternakyang lain yang diinisiasi oleh Universitas Sriwijaya sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat. DAFTAR PUSTAKA [1] Hamni, Arinal. 2008. Rancang Bangun dan Analisa Tekno Ekonomi Alat Biogas dari Kotoran Ternak Skala Rumah Tangga, Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Lampung. [2] Jannah, Uma F. 2010 Biogas 3, www.bbrp2b.kkp.go.id, acc ( 6 Desember 2011 ) [3] Kim. 2011. Biogas. http://repository.upi.edu, acc. ( 6 Desember 2011 ) [4] Rahayu, S., Dyah Purwaningsih, dan Pujianto. 2009. Pemanfaatan kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya. Inotek Volume 13 Nomor 2. FISE Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. [5] Seadi, Al teorodita, dkk. 2008. Biogas Handbook. University Of Southern DenmarkEsbjerg, Denmark. [6] Setiawan, Ade Iwan. 2009. Memanfaatkan Kotoran Ternak Solusi Masalah Lingkungan dan Pemanfaatan Energi Alternatif. Penebar Swadaya, Jakarta. [7] Sudarno, Nano dkk. (2010). Biogas, Mengolah Limbah Menjadi Berkah, Bandung:Yayasan Pendidikan Lingkungan Kesehatan dan Kesejahteraan. [8] Sukmana, Rika Widiya dan Anny Muljatiningrum. 2011. Biogas Dari LimbahTernak. Penerbit NUANSA, Bandung. [9] Sulaeman, Dede. 2009. Draft Pedoman Desain Teknik IPAL Agroindustri. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. [10] Susilaningsi, I., Pristiawan Erik, dan Viddy Oktavianto. 2007. Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi sebagai Pengganti Bahan Bakar Rumah Tangga yang Lebih Memberikan Keuntungan Ekonomis. Universitas Muhamaddiyah Malang. Malang. [11] Sutarno dan Feris Firdaus. 2007. Analisis Prestasi Produksi Biogas (CH4) daripolyethilene Biodigester Berbahan Baku Limbah Ternak Sapi. Logika. Vol. 4:1. Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 301