Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN: Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol.1 No.1 September 2017 ISSN:

PEMBERDAYAAN USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK SRADHA DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK LELE TRADISIONAL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PERTAMINA IDE GILA ENERGY COMPETITION 2017

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK RUMPUT LAUT UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN NUSA LEMBONGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ABSTRAK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. batas air pasang dan surut (Murdiyanto, 2003). Asia Tenggara. Provinsi Lampung mempunyai potensi kawasan hutan seluas

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

KHADIMUL UMMAH. Journal of Social Dedication. Use Etica, Lutfy Ditya Cahyanti * e-issn: ISSN:

Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir : Pengalaman Pendampingan terhadap Kelompok Nelayan

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

BAB I PENDAHULUAN. pada 8 februari 2010 pukul Data dari diakses

Iptek bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Petani Ikan Kelurahan Rap Rap. (Science and Technology for Fish Farmers Group of Rap Rap Village)

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PEMANFAATAN POHON PISANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT RT 05 RW IX KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL DAN

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

I. PENDAHULUAN. sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara (BPS Aceh 2012). penduduk. Areal tanaman kelapa di Provinsi Aceh pada tahun 2004 seluas

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

Muhammad Tahwin 1 dan A. Aviv Mahmudi 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PETANI JAMBU METE

RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

MENUMBUHKAN WAWASAN EDUPRENEUR MAHASISWA MELALUI PROGRAM KKN PPM

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KOMPOSTER SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAH DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Tahun Anggaran 2015

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

IbM Kelompok Tani Buah Naga

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

CILACAP SURGANYA GULA KELAPA

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR

DAMPAK EKONOMI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PADA PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan ketersediaan sumber daya

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

I B M AIR BERSIH DI DESA SIRNARASA

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

ISU-ISU PENGELOLAAN. pembangunan belum optimal

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB V KEMITRAAN ANTAR STAKEHOLDERS DAN ARAHAN PENINGKATANNYA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

BAB I PENDAHULUAN. dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak kawasan pesisir yang kaya dan sangat produktif, tetapi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

Transkripsi:

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Buah Nipah (Nypa Fruticans, Wurmb) Menjadi Berbagai Produk Olahan Dan Pembentukan Sentra Industri Kecil Di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3 1 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Samudra, Jl. Meurandeh, Langsa Aceh * Penulis Korespodensi: boyrizajuanda@unsam.ac.id Abstrak. Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dari permasalahan belum tersedianya sumberdaya manusia yang potensial dalam mengolah dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal yaitu buah nipah sebagai usaha yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani setempat. Dengan pelaksanaan program yang sifatnya rintisan ini dirancang kegiatan pelatihan, Pembentukan Kelompok Usaha Bersama KUBE dan Membuka serta memperluas jaringan pemasaran mitra bagi kelompok tani nelayan desa Sungai Leung Tunas Harapan dan kelompok tani nelayan Karya Bersama desa Sukarejo. Materi pelatihan meliputi pengolahan produk buah nipah seperti produk dodol, manisan buah nipah, dan sirup buah nipah. Keseluruhan proses transfer iptek yang direncanakan dilaksanakan dengan pola pendidikan dan pelatihan serta pendampingan yang meliputi: sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan kepada kelompok tani nelayan desa Sungai Leung Tunas Harapan dan kelompok tani nelayan Karya Bersama desa Sukarejo. Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Buah Nipah, Sentra Industri kecil Abstract. This program is designed to answer the problem of unavailability of potential human resources in processing and utilizing the potential of local raw materials as a business that can be developed to increase the income of local farmers. With the implementation of this pioner program, the training is designed, Establishment of Joint Business Group "KUBE" and Opening and expanding partner marketing network for farmer group of Sungai Lueng village "Tunas Harapan" and farmer group "Karya Bersama" Sukarejo village. Training materials include processing of nipah products such as dodol products, candied nipah, and nipah fruit syrup. The whole process of science and technology transfer planned to be implemented with the pattern of education and training and mentoring which include: socialization, training, and assistance to farmer groups of Sungai Lueng village "Tunas Harapan" and farmers group "Karya Bersama" Sukarejo village. Keywords : Community Empowerment, Nipah Fruit, Small Industry Center I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Kemiskinan dan ketertinggalan merupakan dua kata yang sering dialamatkan serta disematkan kepada daerah Aceh. Kota Langsa adalah salah satu daerah yang masih jauh tertinggal di Indonesia bahkan di Propinsi Aceh sendiri. Berlimpahnya sumber daya alam di Aceh tidak menyebabkan angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi atau tingkat kemiskinan yang lebih rendah. Pada kenyataannya, kekayaan sumber daya terkait erat dengan konflik yang telah merusak Aceh selama lebih dari 30 tahun dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi, pemerintahan yang lemah, serta salah satu tingkat kemiskinan yang tertinggi di Indonesia. Kota Langsa mempunyai keterbatasan luas lahan pertanian karena sebagian wilayahnya adalah garis pantai yang mempunyai vegetasi berupa mangrove dan nipah. Dalam upaya menambah penghasilan masyarakat dan pengembangan usaha agribisnis perlu dilakukan identifikasi faktor internal dan eksternal dari sumberdaya hutan pesisir yang berpotensi untuk dikembangkan salah satunya adalah nipah. Nipah atau Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb adalah anggota suku Palmae, tumbuh di sepanjang sungai yang terpengaruh pasang surut air laut dan tumbuhan ini dikelompokkan pula dalam ekosistem hutan mangrove. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang ± 81.000 km dan sebagian besar terwujud dalam bentuk hutan mangrove dimana nipah merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di daerah Forum Dosen Indonesia (FDI) - DPD Jatim 39

tersebut. Hingga kini sebagian besar tanaman nipah tumbuh secara alami, belum dibudidayakan secara intensif. Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 700.000 ha dengan rata-rata populasi pohon 8.000/ha dan diperkirakan total populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon (Bandini, 1996). Buah nipah dalam beberapa penelitian disebutkan sebagai sumber bahan baku industri rumah tangga. Desa Sungai Lueng dan Sukarejo merupakan desa yang berada di Kota Langsa dan dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi nipah yang dapat dikembangkan. Permasalahan yang terjadi saat ini, keberadaan hutan nipah di desa Sungai Lueng dan Sukarejo dari dulu sampai saat sekarang ini betul-betul memprihatinkan. Belum ada masyarakat yang mau memanfaatkannya secara optimal, padahal jika kelompok masyarkat Desa Sungai Lueng dan Sukarejo mampu memanfaatkan sumber daya alam lokal tersebut secara optimal maka dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat setempat yang lebih baik. Pemanfaatan tanaman nipah saat ini masih bersifat konvensional dan berdasarkan keperluan hidup sehari-hari saja. Pemanfaatan ini terbatas hanya pada pelepah, daun, dan tangkai daun seperti untuk kayu bakar, membuat atap rumah, dan membuat sapu lidi. Sedangkan tentang bagaimana pemanfaatan buahnya masih belum banyak masyarakat yang menelusurinya. Melihat sumber bahan baku yang cukup tersedia di Desa Sungai Lueng dan Sukarejo, maka pengolahan buah nipah menjadi berbagai produk olahan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk produk olahan dari nipah yang perlu dimaksimalkan dan diintensifkan sebagai peluang bisnis kelompok masyarakat petani nelayan sekitar. berdasarkan keterangan yang diperoleh dari masing- masing ketua kelompok tani Tunas Harapan dan Karya Bersama buah nipah yang tersedia di kedua desa tersebut cukup melimpah jumlahnya dan selama ini dibiarkan begitu saja, tidak pernah dimanfaatkan selain pelepahnya dan mereka pun tidak mengetahui jika buah nipah tersebut dapat dimanfaatkan. 1.2. Permasalahan Mitra Berdasarkan analisis situasi diatas, permasalahan yang dihadapi mitra antara lain: 1. Permasalahan terkait dengan produksi a. Minimnya Peralatan, pengetahuan, keterampilan serta kreatifitas masyarakat dalam mengolah buah nipah sebagai bahan baku pembuatan produk makanan yang bernilai ekonomis b. Sulitnya mengubah kebiasaan masyarakat yang kurang tanggap terhadap manfaat alih fungsi teknologi. c. Tingkat pendidikan formal. Tingkat pendidikan sangat terkait dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang dikuasainya. Semakin banyak pengetahuan, maka semakin mudah bagi seseorang untuk memahami berbagai informasi baru yang disampaikan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Geuchik (Kepala Desa), pada umumnya petani nelayan di desa mitra berpendidikan rendah yaitu hanya tamatan Sekolah Dasar dan disampaikan pula bahwa dalam penerapan teknologi yang dilatih, petani setempat masih cenderung melihat teknologi tersebut dari sisi nilai kebermanfaatan. d. Sulitnya memperoleh pelatihan dalam membuat aneka olahan produk yang bersumber dari bahan baku lokal seperti buah nipah. 2. Permasalahan terkait dengan manajemen a. Belum memiliki jaringan pemasaran b. Belum terbentuknya sebuah wadah usaha dan sistem yang dapat menjamin kelangsungan industri pengolahan produk buah nipah seperti produk dodol, gula merah nipah, jus buah nipah, dan manisan buah nipah sebagai produk olahan buah nipah. II. METODE PELAKSANAAN Adapun tahapan atau langkah- langkah yang ditempuh guna melaksanakan solusi yang ditawarkan tersebut, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pelatihan dan penyediaan sarana berupa peralatan pengolahan buah nipah Pelatihan dan penyediaan sarana berupa peralatan pengolahan buah nipah yang diberikan kepada mitra mempunyai tujuan untuk membantu dalam penyediaan sarana produksi dan memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani nelayan dalam rangka meningkatkan dan menumbuhkan kreatifitas mitra dalam mengolah produk buah nipah menjadi produk dodol, gula merah nipah, jus buah nipah, dan manisan buah nipah. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pelatihan ini adalah : a. Mengumpulkan buah nipah b. Membuat jadwal pelatihan c. Menyiapkan alat dan bahan pelatihan. d. Pembagian tugas e. Pelaksanaan pelatihan f. Melaksanakan evaluasi Forum Dosen Indonesia (FDI) - DPD Jatim 40

2) Membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Produk Nipah Adapun tujuan utama dibentuknya Kelompok Usaha Bersama ini adalah untuk mengatasi segala keterbatasan baik keterbatasan, modal, Sumber Daya Manusia, sarana dan prasana yang dimiliki, akan tetapi dengan kebersamaan dan tolong menolong melengkapi segala kekurangan diharapkan dapat mengatasi segala keterbatasan yang telah disebutkan di atas. a. Menjadwalkan pertemuan kelompok b. Menentukan nama Kelompok Usaha Bersama c. Menyusun susunan pengurus dan AD/ART Kelompok Usaha Bersama d. Mendaftarkan Kelompok Usaha Bersama ke Dinas Pertanian Kota Langsa 3) Membuka dan memperluas jaringan pemasaran mitra a. Menjembatani Kelompok Usaha Bersama yang telah terbentuk agar dapat menjadi mitra kerja bersama dinas koperasi, perdagangan dan perindustrian Kota Langsa b. Mengajukan pembinaan pengembangan usaha di bidang perdagangan melalui Diskoperindag Kota Langsa c. Mengajukan bantuan tempat pemasaran atau showroom melalui dinas Diskoperindag Kota Langsa III. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Iptek Bagi Masyarakat dengan Judul : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Buah Nipah (Nypa fruticans, Wurmb) Menjadi Berbagai Produk Olahan Dan Pembentukan Sentra Industri Kecil Di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa ini didapatkan hasil yang cukup baik, yaitu sebagai berikut : 1. Kegiatan pengabdian ini mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi petani dalam memanfaatkan buah nipah untuk menjadi berbagai macam produk olahan 2. Melalui kegiatan pengabdian yang telah dilakukan, membuka alternatif pekerjaan baru bagi petani di desa Sukarejo dan Sungai Lueng untuk menambah penghasilan keluarga tani 3. Selain hal tersebut diatas, hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan adalah terjadinya peningkatan pemanfaatan buah nipah yang sebelumnya buah nipah hanya dibiarkan hidup begitu saja 4. Terjalinnya proses kerjasama antara Mitra dengan Diskoperindag Kota Langsa dan Dinas Pertanian Kota Langsa dalam pembinaan pengembangan usaha. Gambar 1. Pelatihan dan Penyerahan Sarana Produksi Gambar 2. Salah satu alternatif pekerjaan baru petani desa Sukarejo dan Sungai Lueng Gambar 3. Pemasaran Dodol Nipah Langsa (Donila) Ke Pidie Jaya dan Pasar Peurelak Forum Dosen Indonesia (FDI) - DPD Jatim 41

petani semakin bertambah dalam memanfaatkan buah nipah. 2. Terbentuknya kelompok masyarakat tani nelayan yang memiliki usaha olahan buah nipah diharapkan dapat menjadi icon khas oleh- oleh kota Langsa yang belum memiliki ciri khas penganan buah tangan. Gambar 4. Kondisi awal dan setelah pelatihan dalam memanfaatkan nipah Gambar 6. Kunjungan Mitra Bersama Tim Pengabdi ke Dinas Pertanian Kota Langsa Gambar 5. Kunjungan Mitra Bersama Tim Pengabdi ke Diskoperindag Kota Langsa Luaran yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan yaitu : 1. Melalui kegiatan ini dihasilkan berbagai macam produk olahan dari buah nipah yaitu diantaranya dodol, manisan dan sirup. Sebelumnya ketersediaan buah nipah yang sangat banyak tidak pernah dimanfaatkan oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Tunas Harapan dan Karya Bersama. Namun dengan adanya kegiatan pengabdian tersebut, kini pengetahuan dan keterampilan Gambar 7. Berita Acara Pembentukan KUBE NIPAH 3. Selain hal tersebut diatas, luaran lainnya yang dihasilkan yaitu publikasi kegiatan pada media cetak Serambi Indonesia tanggal 29 Juli 2017 halaman 20 kolom Serambi Nanggroe. Dengan adanya publikasi tersebut diharapkan dapat menginformasikan tentang pemanfaatan buah nipah yang dilakukan oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani nelayan desa Sungai Leung. Forum Dosen Indonesia (FDI) - DPD Jatim 42

Gambar 8. Publikasi Kegiatan Pada Media Cetak IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah: 1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari sosialisasi, pelatihan dan pendampingan, dapat berjalan dengan baik. 2. Pelaksanaan kegiatan menghasilkan luaranluaran yang diharapkan oleh program pengabdian kepada masyarakat. 3. Mitra sudah dapat mengolah produk dodol, manisan buah nipah dan sirup buah nipah. 4. Tim LPPM dan PM dan pemerintah setempat memantau, mendampingi dan memonitoring kegiatan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Kemenristek Dikti atas pemberian dana hibah tahun 2017 dan terima kasih kepada LPPM dan PM Universitas Samudra serta kepada mitra yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Gambar 9. Monitoring dan Evaluasi Internal Oleh LPPM dan PM Universitas Samudra DAFTAR PUSTAKA [1] Ambarjaya, B. 2010. Budi Daya Nipah. Mandiri Pratama. Jakarta. [2] Bandini Y, 1996. Nipah Pemanis Alami Baru. PT Penebar Swadaya. Jakarta. [3] Mangrove Information Center. 2009. Nipah. Denpasar.Bali.http://headline baru.jpg,mm_menu.js.buah_nipah_jpg. [15November 2016]. Forum Dosen Indonesia (FDI) - DPD Jatim 43