BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan TI yang berkembang dengan pesat. Perkembangan penerapan TI bisa dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan TI, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, kemudian perpustakaan digital atau cyber library. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakannya untuk umum. Penerapan TI di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain: 1. Penerapan TI digunakan sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk automasi perpustakaan. 2. Penerapan TI sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan perpustakaan digital. Kedua fungsi penerapan TI ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan TI yang mendukung keduanya. Adapun beberapa faktor penggerak perpustakaan menerapkan TI adalah :
Kemudahan mendapatkan produk TI Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI Kemampuan dari TI Tuntutan layanan masyarakat serba klick Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan Meningkatkan citra perpustakaan Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global. Pertumbuhan pesat di bidang produksi bahan-bahan pustaka berbasis elektronik (elektronic-based) serta teknologi internet yang sernakin gencar, telah memberikan ungkapan electronic library atau digital library. Menurut Siregar, A. Ridwan (2004 : 55), perpustakaan elektronik atau digital adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana berbagai objek informasi (dokumen, images, suara dan video-clips) disimpan dan diakses dalam bentuk elektronik. Dengan adanya hal tersebut, menjadikan perpustakaan sebagai salah satu penyedia sumber informasi penting bagi masyarakat karena mudahnya pengaksesan objek informasi yang ada di perpustakaan. Terlebih lagi dengan penyediaan jaringan Internet yang luas dan berkapasitas tinggi akan mempermudah objek informasi untuk diakses. Perpustakaan telah menerapkan TI untuk memproduksi bahan-bahan berbasis elektronik, dimana penyebaran karya-karya dari para pakar yang diterbitkan dalam bentuk digital dan pengalihan dan pengalihan bahan cetak ke bentuk digital, sehingga penyebaran inforrnasi dapat berlangsung dengan cepat. Informasi digital yang dapat diakses dalam jaringan internet akan semakin mempermudah penyebaran informasi tersebut. Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi sistem otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana
mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis/terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan dapat membantu mencari sumbersumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun ia berada. Pembangunan perpustakaan digital pada suatu perpustakaan umumnya dimulai dengan pembangunan atau pembuatan situs web/portal perpustakaan. Anggapan pustakawan untuk membuat situs web perpustakaan yang dinamis, interaktif dan berbasis database adalah sangat sulit, sehingga diperlukan seorang web master atau programmer yang handal dan dibayar dengan mahal. Konsekuensinya adalah perpustakaan harus menyediakan anggaran yang cukup untuk membangun situs web tersebut. Bagi perpustakaan besar dengan anggaran yang memadai hal ini tentunya tidak menjadi suatu masalah, tetapi bagaimana dengan perpustakaan kecil dengan anggaran yang kecil pula, dan ditambah ketidak tersediaan sumber daya manusia yang dimiliki dengan kualifikasi web master atau programmer? Hal-hal inilah menurut pengamatan awal penulis yang mungkin dihadapi oleh beberapa perpustakaan sehingga sampai saat ini tidak membuat atau memiliki situs web perpustakaannya. Padahal anggapan itu tentu saja dapat dibantah dengan munculnya beberapa aplikasi berbasis open source dan gratis yang dapat dimanfaatkan untuk membangun situs web perpustakaan, salah satunya adalah Mambo. Dari uraian tersebut di atas menjadi alasan bagi penulis untuk berusaha membuat suatu penelitian untuk membangun suatu situs web perpustakaan dengan menggunakan aplikasi/software yang bernama Mambo, merupakan salah satu free software Content Management System yang sudah diakui di dunia. Dengan harapan nantinya para pustakawan dapat membangun sendiri suatu situs web Perpustakaan. Penulis mengambil judul Pembangunan Situs Web Perpustakaan Menggunakan Software Mambo Content Management System (CMS).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, yang menjadi masalah sehingga dilakukannya penelitian ini adalah kekhawatiran pustakawan yang menganggap dalam pembangunan sebuah situs web perpustakaan yang dinamis, interaktif dan berbasis database adalah sangat sulit, sehingga diperlukannya seorang web master atau programmer yang handal dan dibayar dengan mahal. Dengan munculnya beberapa aplikasi berbasis open source dan gratis yang dapat dimanfaatkan untuk membangun situs web perpustakaan, maka anggapananggapan di atas dapat terbantahkan. Salah satu dari aplikasi berbasis open source dan gratis tersebut adalah mambo. Dengan demikian rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana sebuah software gratis yaitu mambo, dapat memfasilitasi kebutuhan suatu situs web perpustakaan sehingga menjadi salah satu software yang benar-benar dapat digunakan dengan mudah untuk membangun situs web perpustakaan yang dinamis, interaktif dan berbasis database yang nantinya dapat berkembang menjadi suatu perpustakaan digital yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan para pengguna perpustakaan. 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kemampuan software gratis mambo dalam memenuhi kebutuhan fitur-fitur sebuah situs web perpustakaan serta memberi gambaran, jawaban, solusi serta langkah-langkah dalam pembangunan situs web perpustakaan menggunakan Free Software Mambo, yang merupakan sebuah sistem manajemen konten (Content Management Sistem/CMS) yang paling powerfull dan telah digunakan di seluruh dunia untuk keperluan website dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks sekalipun. Sehingga nantinya kekhawatiran dan anggapan para pustakawan akan sulitnya pembangunan situs web perpustakaan yang dinamis, interaktif dan berbasis database serta pemilihan aplikasi yang akan digunakan dapat terselesaikan.
1.4 Manfaat Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi : a. Pemerhati Perpustakaan : Memberikan solusi dalam pemilihan software yang tepat dan mudah dalam penggunaannya dalam pembangunan situs perpustakaan. Memberikan gambaran, jawaban serta langkah-langkah dalam pembangunan suatu situs perpustakaan yang benar dan relevan. b. Mahasiswa/i Departemen Ilmu Perpustakaan. Diharapkan nantinya Mahasiswa/i dapat memilih software yang tepat dan dapat menguasai teknik-teknik pembuatan website perpustakaan dengan benar. c. Perpustakaan-perpustakaan yang belum memiliki situs perpustakaan (Perpustakaan Digital). 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan sistem manajemen perpustakaan. Sistem yang dimaksud adalah membangun situs web perpustakaan menggunakan software gratis. Penulis membatasi objek penelitian hanya pada Free Software Mambo, untuk dapat mengetahui segala kemampuan dan kemudahan software tersebut untuk dapat membantu pustakawan dalam membuat suatu website perpustakaan yang dinamis, interaktif dan berbasis database.