ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA Nama : Ichtiarsih Mustika NPM : 25214071 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto, MBA
Latar Belakang PENDAHULUAN Dengan berkembangnya dunia bisnis saat ini dapat menyebabkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan, pada saat kondisi seperti ini perusahaan harus bisa mengikuti perkembangan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya yaitu dengan menentukan harga jual yang tepat sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Maka dari itu untuk dapat menentukan harga jual yang tepat perlu dihitung dengan sebenar-benarnya, selalu di evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan. Salah satu metode penentuan harga jual yang tepat digunakan untuk perusahaan yang memproduksi produknya secara rutin adalah dengan menggunakan metode cost plus pricing.
PENDAHULUAN LANJUTAN Rumusan Masalah 1) Bagaiman proses penentan harga jual menurut perusahaan? 2) Bagaimana nilai harga jual produk jika dihitung dengan menggunakan metode cost plus pricing dalam pendekatan full costing? Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini, penulis membatasi pada penentuan harga jual dengan metode cost plus pricing dalam pendekatan full costing. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui berapa harga jual bakso per porsi. 2. Untuk mengetahui laba yang di hasilkan dengan menggunakan metode cost plus pricing dalam pendekatan full costing.
TINJAUAN PUSTAKA Harga merupakan satu hal penting, dimana harga merupakan komponen besar dari kepuasan konsumen. Hal ini akan mempengaruhi seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh perusahaan, dan ini tergantung dari berapa banyaknya jumlah produk yang terjual. Banyaknya penjualan produk sangat di pengaruhi oleh harga jual produk itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga jual merupakan hal penting atas suatu produk yang dijual baik bagi produsen, maupun bagi konsumen. Cost Plus Pricing Method Penentuan harga jual cost plus pricing, yaitu biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode penentuan harga pokok produk yang digunakan. Absorption/Full Costing Biaya pokok produksi terdiri dari harga pokok produksi baku langsung yang terdiri dari : 1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct material) 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) 3. Biaya Tak Langsung Pabrik (Factory Overhead Cost) a. BOP Tetap b. BOP Variabel
PEMBAHASAN Dalam sehari toko bakso ini mampu memproduksi kurang lebih 12 kg bakso, yang terdiri dari 6,5 kg bakso urat/bakso biasa dan 5,5kg bakso telur. Dimana 1 kg bakso urat dapat menghasilkan kurang lebih 150 buah bakso urat/bakso biasa dan 1 kg bakso telur dapat menghasilkan kurang lebih 100 buah bakso. Dalam proses pembuatan bakso ini, baik bakso telur maupun bakso urat dibuat dengan proses yang sama hanya saja dalam proses pembuatan bakso telur ini, bahan-bahannya dibagi menjadi dua tahap yang pertama sebanyak 1,5kg bahan digunakan untuk membuat bakso telur sedangkan untuk sisanya yakni sebanyak 4kg digunakan untuk membuat bakso biasa yang dapat digunakan sebagai pelengkap bakso telur. Untuk satu porsi bakso telur terdiri dari 1 buah bakso telur dan 4 buah bakso biasa, dan 1 porsi bakso urat terdiri dari 6 buah bakso urat. Data Produksi Bakso Total Produksi Bakso (per hari) No Jenis Bakso Jumlah (Porsi) Persentase (%) 1 Bakso Telur 150 Porsi 50% 2 Bakso Urat (Bakso biasa) 162 Porsi 50% Jumlah 312 Porsi 100% # Ket : Total Produksi Bakso per Tahun Bakso Telur 150 porsi x 360 hari = 54.000 porsi Bakso Urat/ bakso biasa 162 porsi x 360 hari = 58.320 porsi
PEMBAHASAN Total Biaya Produksi Bakso Telur Total Biaya Produksi Bakso Telur 2016 No Keterangan Jumlah 1 Biaya Bahan Baku Rp. 455.220.000 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 18.000.000 3 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 11.430.000 4 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. 13.590.000 Total Biaya Produksi Rp. 498.240.000 Total Biaya Produksi Bakso Urat Total Biaya Produksi Bakso Urat 2016 No Keterangan Jumlah 1 Biaya Bahan Baku Rp. 420.660.000 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 18.000.000 3 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 11.430.000 4 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. 13.590.000 Total Biaya Produksi Rp. 463.680.000
PEMBAHASAN & LANJUTAN Biaya Administrasi dan Umum & Biaya Pemasaran : Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran Rp. 20.000 x 360 hari = Rp. 7.200.000 Rp. 25.000 x 360 hari x 1 orang = Rp. 9.000.000 Berikut ini adalah perhitungan harga jual menurut perusahaan : 1. Bakso Telur : Biaya Bahan Baku Rp. 455.220.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 18.000.000 Biaya Plastik, dll Rp. 450.000 Biaya Bahan Bakar Gas Rp. 450.000 Biaya Listrik Rp. 52.500 Biaya Sewa Bangunan Rp. 315.000 + Rp. 1.267.500 + Total Biaya Produksi Rp. 474.487.500 Laba Yang Diharapkan (30%) Rp. 142.346.250 + Total Harga Jual Rp. 616.833.750 Kapasitas Produksi = 54.000 porsi Harga Jual Per Porsi = Rp. 616.833.750 54.000 = Rp. 11.422,84 dibulatkan jadi Rp.12.000/porsi
PEMBAHASAN & LANJUTAN 2. Bakso Urat/ Bakso Biasa : Biaya Bahan Baku Rp. 420.660.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 18.000.000 Biaya Plastik, dll Rp. 450.000 Biaya Bahan Bakar Gas Rp. 450.000 Biaya Listrik Rp. 52.500 Biaya Sewa Bangunan Rp. 315.000 + Rp. 1. 267.500 + Total Biaya Produksi Rp. 439.927.500 Laba Yang Diharapkan (30%) Rp. 131.978.250 + Total Harga Jual Rp. 571.905.750 Kapasitas Produksi = 58.320 porsi Harga Jual Per Porsi = Rp. 571.905.750 58.320 = Rp. 9.806,34 dibulatkan jadi Rp.10.000/porsi Berdasarkan perhitungan diatas, maka dengan laba yang diinginkan perusahaan yakni sebesar 30% perusahaan menjual bakso-bakso tersebut ke pelanggan dengan harga Rp.12.000/porsi (dibulatkan) untuk bakso telur dan Rp.10.000/porsi (dibulatkan) untuk bakso urat/bakso biasa.
PEMBAHASAN & LANJUTAN Berikut ini adalah perhitungan harga jual menggunakan metode cost plus pricing dalam pendekatan full costing : Perhitungan Unsur Biaya Penuh : 1. Biaya Produksi Bakso Telur : Biaya Bahan Baku Rp. 455.220.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 18.000.000 Biaya Overhead Pabrik Rp. 25.020.000 + Taksiran Biaya Total Rp. 498.240.000 Biaya Administrasi&Umum Rp. 7.200.000 Biaya Pemasaran Rp. 9.000.000 + Taksiran Biaya Komersial Rp. 16.200.000 + Unsur Biaya Penuh Rp. 514.440.000 2. Biaya Produksi Bakso Urat : Biaya Bahan Baku Rp. 420.660.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 18.000.000 Biaya Overhead Pabrik Rp. 25.020.000 + Taksiran Biaya Total Rp. 463.680.000 Biaya Administrasi&Umum Rp. 7.200.000 Biaya Pemasaran Rp. 9.000.000 + Taksiran Biaya Komersial Rp. 16.200.000 + Unsur Biaya Penuh Rp. 479.880.000
PEMBAHASAN & LANJUTAN Perhitungan Persentase Mark-Up : 1. Bakso Telur % Mark-up = Laba Yang Diharapkan + Biaya Non Produksi x 100% Biaya Produksi % Mark-up = Rp. 142.346.250 + Rp. 16.200.000 x 100% Rp. 498.240.000 = Rp. 158.546.250 x 100% Rp. 498.240.000 = 31,82 % 2. Bakso Urat % Mark-up = Laba Yang Diharapkan + Biaya Non Produksi x 100% Biaya Produksi % Mark-up = Rp. 131.978.250 + Rp. 16.200.000 x 100% Rp. 463.680.000 = Rp. 148.178.250 x 100% Rp. 463.680.000 = 31,95%
PEMBAHASAN & LANJUTAN Perhitungan Harga Jual Metode Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Cost : 1. Bakso Telur Perhitungan Mark-up Biaya Administrasi&Umum Rp. 7.200.000 Biaya Pemasaran Rp. 9.000.000 Laba Yang diharapkan Rp. 142.346.250 + Jumlah Rp. 158.546.250 Biaya Produksi Rp. 498.240.000 Persentase Mark-up 31,82 % Perhitungan Harga Jual Biaya Produksi Rp. 498.240.000 Mark-up (31,82 % x Rp. 498.240.000) Rp. 158.539.968 + Jumlah Harga Jual Rp. 656.779.968 Volume Produksi 54.000 porsi Harga Jual/porsi = Rp. 656.779.968 54.000 porsi = Rp. 12.162,59 dibulatkan Rp. 13.000/porsi
PEMBAHASAN & LANJUTAN 2. Bakso Urat Perhitungan Mark-up Biaya Administrasi&Umum Rp. 7.200.000 Biaya Pemasaran Rp. 9.000.000 Laba Yang diharapkan Rp. 131.978.250 + Jumlah Rp. 145.748.250 Biaya Produksi Rp. 451.980.000 Persentase Mark-up 31,95 % Perhitungan Harga Jual Biaya Produksi Rp. 463.680.000 Mark-up (31,95 % x Rp. 463.680.000) Rp. 144.145.760+ Jumlah Harga Jual Rp. 611.825.760 Volume Produksi 58.320 porsi Harga Jual/porsi = Rp. 611.825.760 58.320 porsi = Rp. 10.490,83 /porsi dibulatkan Rp. 11.000/porsi Berdasarkan perhitungan diatas, maka dengan laba yang diinginkan perusahaan ditambah dengan persentasi mark-up yakni sebesar 31,82% untuk bakso telor dan 31,95 untuk bakso urat/biasa, maka perusahaan menjual bakso-bakso tersebut ke pelanggan dengan harga Rp.13.000/porsi (dibulatkan) untuk bakso telur dan Rp.11.000/porsi (dibulatkan) untuk bakso urat/bakso biasa.
KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan 1. Dalam proses penentuan harga jual, perusahaan hanya memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan yang berhubungan langsung dengan biaya produksi seperti, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya plastik dll, biaya bahan bakar gas, biaya listrik, dan biaya sewa serta dalam menentukan harga jual, perusahan juga menambahkan persentase laba yang diharapkan per porsi. Tujuan perusahaan menambahkan persentase yang diharapkan adalah agar perusahaan dapat menutup biaya per porsi. Sehingga harga jual yang diperoleh dan ditetapkan perusahaan adalah sebesar Rp.12.000 untuk bakso telur dan Rp. 10.000 untuk bakso urat dengan laba bersih yang diperoleh sebesar Rp. 316.785.000/tahun. 2. Sedangkan nilai harga jual produk menurut metode cost plust pricing dengan pendekatan full cost yaitu dengan menjumlahkan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan seperti, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variable, biaya administrasi & umum, biaya pemasaran dan markup, sehingga harga jual yang diperoleh adalah sebesar Rp. 13.000 untuk bakso telur dan Rp. 11.000 untuk bakso urat dengan laba bersih yang diperoleh sebesar Rp. 365.400.000/tahun.
KESIMPULAN & SARAN Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis akan memberikan saran kepada perusahaan agar dalam menetapkan harga jual bakso sebaiknya menggunakan metode cost plus pricing. Karena metode cost plus pricing dirasa sangat tepat sebagai dasar penentuan harga jual perusahaan. Selain itu, metode ini juga sesuai dengan kondisi perusahaan yang memproduksi produknya setiap hari, metode ini juga lebih spesifik terhadap unsur biaya yang dikeluarkan hal ini dapat dilihat dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan lebih maksimal.