BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan UKDW

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Perubahan

SKRIPSI PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler dan Keller (2009:5) Pemasaran (marketing) adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku ekonomi baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh bauran eceran (retail mix)

RETAILING MIX DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suci Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

MAKALAH STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL

Oleh : M. Dian Azhari F BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengembangkan tempat perbelanjaan. Pola

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern sendiri yang baru lahir (Utami, 2006:4).Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. hiburan saat berbelanja (Parwanto, 2006:30). Masyarakat Indonesia khususnya

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Profil/sejarah singkat Citra Swalayan Andalas. mempunyai aktivitas utama menjual produk - produk kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan barang kehidupan sehari-hari. akan kenyamanan berbelanja, kepraktisan dan penghematan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel (retailing) adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya pertumbuhan dan kemajuan ekonomi. Seiring dengan majunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu semakin meningkat. Banyak perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB I PENDAHULUAN. Toko PD MEMEY adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami perkembangan pesat khususnya di Kota. Perkembangan pasar modern di Kota memberi alternatif yang lebih banyak lagi bagi konsumen untuk memilih tempat belanja guna memenuhi kebutuhannya. Hal ini berdampak terhadap perilaku kosumen modern di kotakota besar selalu mendahului efisiensi dan efektifitas dalam berbelanja kebutuhan akan barang dan jasa, dan pergeseran pola belanja konsumen yang lebih suka berbelanja pada toko eceran modern seperti mini market, supermarket atau hypermarket. Kondisi seperti ini merupakan suatu potensi dan daya dorong tumbuh kembangnya berbagai macam bentuk bisnis, yang salah satunya adalah bisnis ritel. Pesatnya perkembangan bisnis ritel mengakibatkan tingkat persaingan di dunia usaha bisnis ritel juga semakin ketat, sehingga masing-masing retailer berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan. Semuanya akan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan seoptimal mungkin sehingga menimbulkan implikasi positif bagi konsumen. 1

2 Retailer juga mencoba mempengaruhi konsumen dengan segala cara agar konsumen bersedia membeli produk yang ditawarkannya, bahkan yang semula tidak ingin, menjadi ingin membeli. Karena pada prinsipnya konsumen yang menolak hari ini belum tentu menolak hari berikutnya. Akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang mampu bersaing dipasaran. 1 Keputusan pembelian adalah segala sesuatu yang dikerjakan konsumen untuk membeli, membuang, dan menggunakan produk dan jasa. Proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian berbeda-beda. Setiap perusahaan berusaha menciptakan suatu konsep pemasaran yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Selain itu perusahaan juga mengembangkan pengetahuanya mengenai perilaku konsumen. Hal ini disebabkan perilaku konsumen sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Keputusan pembelian merupakan hal yang lazim dipertimbangkan konsumen dalam proses pemenuhan kebutuhan atas barang maupun jasa. Customer Service adalah serangkaian kegiatan dan program yang dilakukan oleh retailer untuk membuat pengalaman belanja lebih 1 http://scholar.unand.ac.id/2192/ diakses tanggal 24 maret 2017

3 bermanfaat bagi para pelanggan mereka. 2 Customer Service atau pelayanan yang berkualitas cenderung lebih digemari oleh masyarakat, hal ini terjadi karena masyarakat menilai bahwa fasilitas dan pelayanan yang bagus akan memberikan nilai tambah dibanding dengan usaha yang memiliki fasilitas dan pelayanan biasa. Kualitas dan pelayanan akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Begitu pun dengan adanya fasilitas-fasilitas seperti personal selling serta layanan keuangan seperti kartu kredit, tidak luput dari pandangan konsumen yang akan berdampak pada ketertarikan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli di gerai tersebut. Store Design & Display merupakan atmosfer atau suasana dalam gerai. 3 Suasana dalam gerai berperan penting memikat pembeli. Suasana yang nyaman, penampilan toko yang nayaman akan membuat pelanggan nyaman dalam memilih barang belanjaan dan mengingatkan pelanggan tentang produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga, yang membuat konsumen tidak segan dalam mengambil keputusan pembelian. Communication Mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, salespromotion, personal selling, publisitas, dan atmosfer dalam gerai. Adanya promosi, penyampaian informasi yang bagus dalam gerai kepada konsumen 2 Ma ruf Hendri, Pemasaran Ritel, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 217 3 Ibid., h. 201

4 akan memberikan poin penting dalam gerai tersebut, untuk bisa meyakinkan konsumen untuk melakukan suatu pembelian. Location adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemsaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya setting yang bagus. 4 Konsumen akan lebih cendrung membeli ketempat yang lebih strategis dibanding dengan tempat yang susah dijangkau. Merchandise Asoortments, adanya persediaan berbagai barang dagangan dalam gerai yang beragam akan membuat konsumen lebih tertarik berbelanja dalam gerai. Konsumen lebih cendrung melakukan pembelian kepada persediaan berbagai barang dagangan yang sangat beragam. Tidak hanya pelayanan, fasilitas, keragaman barang, lokasi dan promosi yang mempengaruhi keputusan pembelian namun harga juga merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Penetapan harga adalah yang paling sulit diantara unsur-unsur lain dalam bauran pemasaran ritel. 5 Konsumen lebih cenderung membeli produk yang memiliki harga kompetitif dan sesuai dengan manfaat yang diinginkan. 4 Ibid., h. 115 5 Pricilia Adji, Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Uk Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1, No. 2, (2013), h. 3-4

5 Konsumen biasanya membandingkan harga suatu produk yang satu dengan yang lain terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Keterjangkauan harga suatu produk juga akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian dari konsumen terhadap gerai yang akan ia lakukan pembelian.. Citra Swalayan Andalas merupakan salah satu usaha bisnis ritel yang berada di Kota. Citra Swalayan Andalas Kota didirikan tahun 1996, terletak di Jl. Andalas Timur, No. 102 Sumatra Barat Kota. Citra Swalayan mempunyai managemen yang bagus dalam pengelolaan usaha bisnis ritel di kota. Citra Swalayan termasuk ritel yang bertahan lama. Hal ini terlihat dari tahun 1996 sampai 2017 Citra Swalayan mampu mengembangkan 19 cabang. TABEL 1.1 Tabel Nama Cabang Citra Swalayan Sumatra Barat dan Riau NO NAMA TAHUN BERDIRI ALAMAT 1. Citra Swalayan Andalas 1996 Jl. Andalas Timur No 102, 2. Citra Swalayan Jondul 1998 Jl. Jondul Rawang, Mato Aie, 3. Citra Swalayan Gunung Pangilun 4. Citra swalayan Sungai Balang 2001 Jl. Gajah Mada No 5, Gunung Pangilun 2006 Jl. Sungai Balang,

6 5. Citra Swalayan Pengambiran 6. Citra Swalayan Tamrin 7. Citra Swalayan Simpang IV Pasaman Barat 8. Citra Swalayan Adinegoro 2007 Jl. Raya Ampali, Pengambiran 2007 Jl. M. Thamrin No 71, Alang Laweh 2008 Jl. Sudirman, Simpang Ampek, Pasaman Brat 2009 Jl. Adinegoro, 2010 belimbing 9. Citra Swalayan Belimbing 10. Citra Swalayan 2012 Pekan Baru Rumbai Pekan Baru 11. Citra Swalayan Muaro 2013 Muaro Sijunjung Sijunjung 12. Citra Swalayan Solok 2014 Solok 13. Citra Swalayan Balai 2014 Balai Baru, Baru 14. Citra Swalayan Pasar 2014 Sijunjung Sijunjung 15. Citra Swalayan 2015 Sijunjung Tanjung Ampalu 16. Citra Swalayan 2016 Jl.KuranjI, Kuranji 17. Citra Swalayan Parak 2016 Parak Gadang Gadang, 18. Citra Swalayan Kalumbuk 2016 Kalumbuk, 19. Grand Citra 2017 Lubuk Buaya Banyak hal yang telah dilakukan oleh retailer (Redian Fikri) selaku manager Citra Swalayan tersebut untuk menjadi salah satu supermarket yang digemari oleh konsumen di Kota,

7 diantaranya melakukan inovasi-inovasi untuk mempertahankan kualitas pelayanannya, suasana dalam gerainya, kualitas produknya, lokasi dan fasilitas dalam gerainya, sebaik mungkin agar mampu bersaing dengan kompetitor serta mendorong konsumen untuk melakukan pembelian di gerai Citra Swalayan tersebut. Citra Swalayan juga gencar melakukan operasinya dengan menghadirkan hal-hal baru yang menjadi kebutuhan konsumennya, antara lain menawarkan produk-produk dengan harga murah, mendiskon harga hingga memberikan daya tarik bagi konsumennya. Hal ini betujuan untuk membujuk serta mendorong masyarakat melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan dan demi mempertahankan keberadaannya dari sekian banyaknya usaha ritel yang ada di kota. Data jumlah Konsumen Citra Swalayan 3 bulan terakhir, Januari, Februari, Maret 2017 Tabel 1.2 No Bulan Jumlah Konsumen 1. Januari 28. 250 2. Februari 28. 350 3. Maret 28. 450 Sumber: Retailer di Citra Swalayan Andalas Kota

8 Berdasarkan tabel 1.2 terlihat jumlah konsumen Citra Swalayan pada 3 bulan terakhir 2017 terhitung dari bulan Januari sebanyak 28.250 konsumen, bulan Februari sebanyak 28.350, dan dibulan Maret sebanyak 28.450. Hal ini terlihat bahwa jumlah konsumen Citra Swalayan mengalami peningkatan di setiap bulannya. Citra Swalayan merupakan usaha bisnis ritel yang mempunyai visi untuk menjadi salah satu bisnis ritel yang sangat bermasyarakat. Terlihat bahwa dari tahun 1996 hingga sekarang Citra Swalayan mampu bersaing dengan supermarket lain di kota seperti Dhamar Plazza, Singgalang minimarket dan lain-lain. Untuk lebih memperkenalkan usaha ritelnya, retailer mendirikan cabang baru yaitu Grand Citra yang berlokasi di Lubuk Buaya yang berada dikeramaian kota. Namun dewasa ini banyak bermunculan usaha ritel baru yang beredar di pasar dengan kualitas yang tidak kalah dengan Citra Swalayan tersebut. Harga yang ditawarkan kepada konsumen juga terjangkau, serta didukung dengan adanya fasilitas yang menarik, keragaman barang serta lokasi yang sangat bagus yang tidak kalah saing dengan Citra Swalayan. Hal ini memberikan peluang bagi konsumen untuk memilih banyak pilihan alternatif dan membandingkan tempat belanja

9 yang memberikan implikasi yang posistif bagi konsumen yang sesuai dengan keinginan dan harapnnya. 6 Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti lebih lanjut dan menulisnya dalam bentuk proposal dengan judul Hubungan Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Citra Swalayan Andalas Kota. B. Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini hanya terfokus kepada 6 Elemen Retailing Mix yang berhubungan dengan keputusan pembelian(y), yaitu Customer service (X1), Store design & Display (X2), Communication Mix (X3). Location (X4), Merchandise assortments (X5), Retail pricing (X6). C. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah peneliti kemukakan diatas, maka selanjutnya akan peneliti kemuksakan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Hubungan Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Citra Swalayan Andalas Kota? 6 Hasil wawancara dengan Retailer Citra Swalayan Andalas Kota (Bpk, Redian Fikri Guspardi, tanggal 24 maret 2017).

10 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Citra Swalayan Andalas Kota. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, baik bersifat teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu membawa kontribusi positif untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen pemasaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan masukan obyektif tentang bauran eceran yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Citra Swalayan. b. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan perusahaan kedepan agar dapat lebih bersaing dan terus berkembang. c. Penulis dapat memperoleh pengalaman meneliti dan mengaplikasikan teori-teori yang di dapat dari bangku kuliah ke dalam kenyataan sesungguhnya di lapangan.

11