BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu hal ialah metode yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN TRAINER OUTBOUND KOTA SURAKARTA: Suatu Kajian Pragmatik

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai alat sosial, dan sebagai sarana mengekspresikan diri (2007:3). Dari

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian terhadap tindak tutur komisif penjual dan pembeli cabai di Pasar

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DIALOG BERITA BEDAH EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

BAB III KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijelaskan metode penelitian, teknik serta instrumen

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan tindak tutur dalam berkomunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif melukiskan secara sistematis

3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

Transkripsi:

38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif-kualitatif. Menurut Bogdan dan Bilken dalam Subroto, penelitian kualitatif merupakan istilah yang dipakai untuk memayungi atau melingkupi berbagai strategi penelitian sesuai dengan disiplin ilmunya atau sesuai dengan karakteristik aspek substansi masalah yang diteliti (2007:5). Istilah deskriptif digunakan untuk menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup di kalangan penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa bahasa yang memang biasa digunakan penutur-penuturnya yang dapat dikatakan bersifat seperti potret: paparan dari yang sebenarnya terjadi (Sudaryanto, 1992:62). Tujuan dari penelitian kualitatif adalah berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena dan kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat yang diteliti dalam konteks kehidupan. Data dalam penelitian kualitatif adalah data lunak, yaitu data yang kaya akan deskripsi objek yang diteliti. Jenis penelitian ini menganalisis data secara induksi (Subroto, 2007:6). Artinya, peneliti tidak mencari data untuk membuktikan suatu hipotesis melainkan untuk membuat generalisasi atau abstraksi dari masalah yang sedang diteliti. Penelitian ini bersifat terpusat pada deskripsi. Menurut Sutopo, penelitian yang terpusat pada deskripsi merupakan penelitian yang datanya berupa kata-kata, 38

39 kalimat, yang memiliki arti lebih dibandingkan angka atau frekuensi, menekankan catatan yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna mendukug penyajian data. Penelitian kualitatif juga bertujuan mencari pemahaman dan cenderung tidak memotong cerita situasi (konteks) dan data lain dengan simbol-simbol angka (2002:35). Dalam penelitian ini, peneliti menuliskan data-data yang berupa tuturan yang dituturkan oleh trainer outbound kota Surakarta selama memandu kegiatan outbound. Tidak hanya tuturan saja, melainkan peneliti jua menyertakan menuliskan konteks-konteks yang meliputi tuturan. Tuturan-tuturan yang dicatat adalah tuturan-tuturan yang mengandung tindak tutur dan atau prinsip kesantunan, baik yang berupa pematuhan maupun yang berupa pelanggaran. Dengan demikian, hasil analisis dalam penelitian ini juga akan berwujud deskripsi atas fenomena tindak tutur dan penerapan prinsip kesantunan, baik yang berupa pematuhan maupun pelanggaran yang terjadi pada saat trainer outbound kota Surakarta memandu kegiatan outbound. B. Data dan Sumber Data 1. Data Data merupakan bahan dalam penelitian dan bukanlah sebagai bahan mentah melainkan bahan jadi, yang diperoleh melalui proses pemilihan dan pemilahan tuturan (Sudaryanto, 1990:3). Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak tutur dan atau pematuhan serta pelanggaran prinsip kesantunan yang disampaikan oleh trainer outbound kota Surakarta saat memandu kegiatan outbound pada bulan Mei s.d. Agustus 2016, akan

40 tetapi pada 6 Juni s.d. 1 Agustus pengumpulan data terpaksa dihentikan sejenak dikarenakan ketiga penyedia jasa outbound tidak menerima klien pada tanggal-tanggal tersebut. 2. Sumber Data Data lingual tidak muncul dari suatu ketiadaan. Data mempunyai sumber, ada asalnya (Sudaryanto, 1990: 33-34). Sebagai sumber data adalah trainer outbound dari ketiga lembaga penyedia jasa atau penyelanggara kegiatan outbound yang berlokasi di wilayah kota Surakarta, ketiga lembaga tersebut yaitu PT Jendela Nusantara, Hamda Consulting, dan Lembaga Psikologi Anava. Ketiga lembaga tersebut dipilih karena dinilai dapat mewakili trainer-trainer dari lembaga-lembaga penyelenggara outbound yang ada di Surakarta. Selain itu ketiganya juga telah memiliki kualitas dan jam terbang yang tinggi dan telah melayani berbagai klien dari instansi-instansi di daerah-daerah karesidenan Surakarta dan di luar karesidenan Surakarta, bahkan hingga dari luar provinsi. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak: yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai lanjutan dari metode simak adalah teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik rekam, dan teknik catat.

41 1. Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) Peneliti tidak terlibat langsung dalam peristiwa tutur yang sedang diteliti. Peneliti hanya sebagai pemerhati, memperhatikan penggunaan bahasa atau dialog yang terjadi (Sudaryanto, 1993:134). Teknik ini digunakan untuk menyimak tuturan trainer outbound dan peserta sat berkegiatan. 2. Teknik Rekam Teknik rekam merupakan teknik lanjutan setelah teknik simak. Peneliti melakukan perekaman terhadap tuturan. Alat perekam menjadi alat utama yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian dengan teknik rekam (Sudaryanto, 1993:135). Dalam hal ini, peneliti menggunakan telepon seluler sebagai alat perekam. 3. Teknik Catat Setelah melakukan perekaman kemudian dilakukan pencatatan sehinga data yang semula berwujud lisan menjadi berwujud tertulis. Pencatatan dilakukan setelah proses perekaman dilakukan. Peneliti melakukan pencatatan terhadap terhadap data relevan yang sesuai sasaran tujuan penelitian. Pencatatan ini dilakukan pada kartu data yang akan dilanjutkan dengan proses klasifikasi data. Pencatatan juga dilakukan untuk memperoleh data dalam bentuk tulis melalui proses transkripsi (Sudaryanto, 1993:135-136). Dalam hal ini, peneliti melakukan pencatatan dalam proses transkripsi dengan menggunakan bantuan alat buku tulis dan juga bolpoin. Adapun bentuk transkripsi yang

digunakan peneliti adalah transkripsi ortografis. Setelah dilakukan proses transkripsi diperoleh data yang berbentuk tulis. 42 D. Metode Klasifikasi Data Pengklasifikasian data merupakan masalah pengaturan data menurut asasasas tertentu, hal ini mempunyai kepentingan yang cukup strategis di dalam penelitian (Subroto, 2007:51). Klasifikasi data dilakukan setelah semua data penelitian terkumpul. Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasi berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang digunakan. Tujuan dari dilakukannya pengklasifikasian data tersebut adalah untuk mendapatkan tipe-tipe data yang tepat dan cermat sehingga mempermudah proses analisis selanjutnya (Rahardi, 2005:16). Adapun klasifikasi data pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara penyimakan terhadap aspek-apek yang dirumuskan yang mengandung tindak tutur direktif dan prinsip kesantunan. Setelah diklasifikasikan, selanjutnya dilakukan penomoran data. Penomoran data dilakukan berdasarkan pada urutan data terkait dengan tuturantuturan yang mengandung tindak tutur direktif dan prinsip kesantunan. Penomoran tersebut meliputi nomor urut data, lembaga penyelenggara outbound, instansi peserta outbound, piranti klasifikasi, dan waktu terlaksananya kegiatan. Adapun contoh klasifikasi data dalam penelitian ini sebagai berikut.

(3) Konteks Tuturan : Trainer Heri membuka kegiatan outbound dengan peserta anggota baru KSR PMI Karanganyar yang diselenggarakan Rabu malam 3 Agustus 2016. Trainer Heri membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. Bentuk Tuturan : Heri (Al) : Selamat malam semuanya, saya belum mendapatkan energi semangat positif dari jawaban teman-teman sekalian malam ini. Peserta : Malam! Heri (Al) : Saya masih ingin mendapatkan energi yang lebih semangat lagi? Selamat malam? Peserta : Malam! (55/HC/KSRK/TT/Fts/02 Agustus 2016) Keterangan : 55 : Nomor urutan data 43 HC KSRK TT Fts : Hamda Consulting : Korps Sukarela (KSR) Karanganyar : Tindak Tutur : Fatis 02 Agustus 2016 : Tanggal, bulan, dan tahun (waktu terjadinya tuturan) Tuturan bercetak tebal pada data (3) tersebut merupakan tindak tutur menyapa yang disampaikan penutur yaitu trainer outbound bernama Heri kepada peserta outbound yaitu anggota KSR Karanganyar. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur menyapa karena di dalam tuturan tersebut terkandung maksud penutur untuk memulai percakapan dengan mitra tutur. Penutur menuturkan tuturan Selamat malam! sesuai dengan latar belakang waktu terjadinya peristiwa tutur malam pagi hari. Pada tuturan tersebut ditemukan adanya penanda lingual berupa kata selamat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tuturan tersebut sebagai tindak tutur menyapa.

44 Melalui tuturan, Selamat malam! penutur bermaksud mencoba memulai percakapan dengan mitra tutur. Penutur memberikan sapaan tersebut sesuai dengan latar waktu saat peristiwa tutur, yaitu pada malam hari. Tuturan tersebut sekaligus menjadi pengantar atau awalan dari percakapan yang lebih panjang dan intensif antara penutur dan mitra tutur. E. Metode Analisis Data Menganalisis berarti mengurai atau memilah membedakan unsur-unsur yang membentuk satu satuan lingual dan biasa juga mengandung pengertian sebagai usaha penentuan identitas (Subroto, 2007:59). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kontekstual. Metode analisis kontekstual, yaitu cara-cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan identitas konteks-konteks yang ada. Konteks merupakan segala latar belakang yang dapat dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur (Rahardi, 2005:16-17). Dalam hal ini, konteks-konteks yang meliputi tuturan seorang trainer akan turut dianalisis untuk diperoleh hasil analisis yang maksimal. Selain menggunakan metode analisis kontekstual, analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan teknik analisis cara-tujuan (means-end). Menurut Leech (dalam terjemahan Oka, 2011:55) strategi pemecahan masalah oleh penutur dapat dilihat sebagai bentuk analisis cara-tujuan (means-ends). Dalam menuturkan suatu tuturan, umumnya seorang penutur mempunyai suatu tujuan. Menurut Searle (dalam Leech, terjemahan Oka, 2011:57) suatu

45 tindak ujar tidak langsung dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk melakukan suatu tindak ujar langsung untuk mencapai suatu tujuan akhir yang diarahkan ke tujuan sekunder terlebih dahulu. Oleh karena itu, ilokusi-ilokusi tak langsung merupakan ilokusi yang lebih tidak langsung dibandingkan ilokusiilokusi langsung. Langsung atau tidaknya suatu ilokusi hanyalah sebatas permasalahan drajat atau tingkat saja. Dalam analisis cara-tujuan skala ketaklangsungan sebuah ilokusi digambarkan dengan panjang rantai cara-tujuan yang menguhubungkan tindak ujar dengan tujuannya. Untuk rantai cara-tujuan digambarkan melalui keadaan-keadaan tengahan (yang meliputi sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan sekunder, dan kondisi-kondisi untuk mencapai tujuan akhir) digunakan model-model perluasan yang lebih lanjut dapat menggambarkan tujuan ganda, keadaan-keadaan yang simultan, tujuan-tujuan negatif, dan sebagainya. Leech (terjemahan Oka, 2011:61) menambahkan penjelasan Searle, analisis cara-tujuan harus dapat diterapkan pula pada ujaran-ujaran fatis atau ujaran-ujaran basa-basi, pada penghindaran kata-kata tabu, dan penggunaan bahasa lainnya yang tujuan-tujuannya tidak disengaja atau disadari oleh penuturnya, walaupun pola bahasa yang digunakan tergolong jelas. Pada intinya, istilah tujuan pada cara-tujuan mengacu pada keadaan yang mengatur perilaku individu sehingga memudahkan tercapainya suatu hasil tujuan tertentu. Selain menggunakan metode analisis cara tujuan (means-end) peneliti juga menggunakan metode analisis heuristik. Menurut Leech (terjemahan Oka, 2011:61) analisis heuristik digunakan untuk pemecahan masalah dari sudut pandang mitra tutur dalam menginterpretasikan tuturan penutur. Strategi yang digunakan dalam analisis heuristik adalah dengan mengidentifikasi daya

46 pragmatik dari tuturan penutur melalaui hipotesis-hipotesis yang selanjutnya akan diuji berdasarkan data-data yang tersedia. Namun, apabila hipotesis tidak teruji, maka akan dibuat hipotesis yang baru hingga tercapai suatu pemecahan berupa hipotesis yang dapat teruji. F. Metode Penyajian Hasil Data Teknik penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik penyajian informal. Sudaryanto (1993:145) mendefinisikan teknik penyajian informal adalah hasil analisis disajikan dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat biasa.