HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA DAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : 18512091 Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D
Latar Belakang Masalah Masa remaja senang mencoba berbagai hal baru untuk mengekspresikan diri Perilaku Asertif Banyak remaja yang tidak dibiasakan mengutarakan pendapat atau keinginannya Remaja mempercayai orang tua dan menjadikan anak lebih mudah untuk bersikap jujur dalam membicarakan setiap masalah yang dihadapinya Attachment Orang tua Remaja Penting
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara attachment dengan orang tua dan perilaku asertif pada remaja
Tinjauan Pustaka Perilaku Asertif Perilaku asertif adalah perilaku interpersonal yang di perlukan untuk menampilkan keberanian secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, pikiran pikiran apa adanya dan mempertimbangkan perasaan orang lain. Perilaku asertif meliputi, bertanggung jawab atas pilihan dan perilaku sendiri, menentukan batasan dan dapat berkomunikasi dengan jelas.
Tinjauan Pustaka Perilaku Asertif Rathus dan Nevid (1983) menyatakan bahwa individu dengan perilaku asertif memiliki aspek aspek sebagai berikut : Meminta Pertolongan Mengungkapkan Ketidaksetujuan Mampu Menjalin Relasi Mengungkapkan perasaan Menyatakan Rasa Senang dan Bangga Mengungkapkan Keluhan
Tinjauan Pustaka Attachment Attachment adalah ikatan emosional yang kuat melalui interkasi antara bayi dengan orang tua nya, yang akan kekal sepanjang waktu. Hubungan ikatan emosional ini penting karena akan membentuk tingkah laku berlanjut sepanjang hidupnya.
Tinjauan Pustaka Attachment Indikator attachment menurut Armsden & Greenberg (2007) adalah sebagai berikut : Komunikasi ( communication ) Kepercayaan ( trust ) Keterasingan ( alienation )
Tinjauan Pustaka Remaja Remaja adalah masa transisi perkembangan antara kanak kanak dan dewasa yang sering disebut sebagai masa pubertas, yaitu dimulai pada usia 12 21 tahun. Remaja mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak kanak menjadi dewasa
Tinjauan Pustaka Penelitian Sebelumnya Bosman (2000) menyebutkan bahwa remaja yang bersikap asertif juga diasumsikan mengembangkan model secure attachment. Remaja yang kurang memiliki kepercayaan dengan orang tua, mereka tidak memiliki basic yang aman Turner dan Langhinrichsen (2010) menyebutkan bahwa subjek dengan pola avoidant attachment akan kurang asertif terhadap partnernya dan subjek dengan pola anxious attachment dan avoidant attachment berhubungan dengan agresivitas yang tinggi
HIPOTESIS Terdapat hubungan antara attachment dengan orang tua dan perilaku asertif pada remaja
Metode Penelitian Karakteristik responden penelitian ini perempuan dan laki laki berusia 12 21 tahun Teknik pengambilan sampel adalah teknik accidental sampling Attachment Diukur dengan memodifikasi skala dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA). Skala diterjemahkan penulis ke dalam bahasa Indonesia menggunakan metode back translation Pengumpulan Data Kuesioner dibagikan melalui internet dengan bantuan google docs berjumlah 102 subjek dan juga dibagikan langsung ke responden dengan paper and pencil berjumlah 49 subjek Teknik analisis data Uji korelasi product moment dari Pearson Perilaku Asertif Diukur dengan memodifikasi skala Rathus Assertiveness Schedule (RAS). Skala diterjemahkan penulis ke dalam bahasa Indonesia menggunakan metode back translation
Hasil dan Pembahasan Uji Hipotesis Tabel 12. Uji Hipotesis Correlations Parental attachment Perilaku asertif Parental attachment Pearson Correlation 1.326 ** Sig. (2-tailed).000 N 151 151 Perilaku asertif Pearson Correlation.326 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N 151 151 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara attachment dengan orang tua dan perilaku asertif pada remaja
Hasil dan Pembahasan M,5,5 5 5 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Subjek penelitian memiliki attachment yang tergolong tinggi. M,5 5,5 5 5 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Subjek penelitian memiliki perilaku asertif yang tergolong sangat tinggi.
Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara attachment dengan orang tua dan perilaku asertif pada remaja yang artinya hipotesis yang diajukan penulis diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,326 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 Hal ini menunjukkan responden penelitian ini memiliki hubungan emosional yang baik antara anak dan orang tua nya sehingga dapat menjalin hubungan yang baik pula dengan orang lain dan dapat mengungkapkan perasaan atau hak, mampu menolak permintaan orang lain secara halus
Pembahasan Howe (2005) menyatakan bahwa individu yang memiliki secure attachment dapat berperilaku terbuka dan fleksibel dalam sebuah hubungan, merasa aman, mengekspresikan kebutuhan attachment nya kepada orang lain, berkomunikasi dengan jujur dan akurat, serta merefleksikan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka secara objektif
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara attachment dengan orang tua dan perilaku asertif pada remaja
Saran Remaja Penting bagi remaja untuk lebih meningkatkan perilaku asertif dalam dirinya agar remaja tidak kehilangan hak hak pribadi dan saat mereka berada di dalam lingkungan yang kurang mendukung, remaja tersebut dapat mengungkapkan perasaan dan kebutuhannya secara asertif Penelitian Selanjutnya Bagi peneliti berikutnya dapat meneliti mengenai hal hal yang memiliki pengaruh terhadap variabel seperti faktor budaya atau karakteristik individu. Selain itu, penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan subjek penelitian yang berbeda, misalnya pada subjek dewasa.
Terima Kasih