Sintesis dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa N-Fenil-4-Bromobenzamida (Synthesis and Antibacterial Activity Assay of N-Phenyl-4-Bromobenzamide)

dokumen-dokumen yang mirip
Yualanda, et al, Sintesis dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa N-Fenil-3,4-Diklorobenzamida

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

Pengaruh Gugus Nitro dengan Posisi Para (p) pada Sintesis N-(4-Nitrobenzoil)tiourea

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB 3 METODE PENELITIAN

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0)

PENDAHULUAN. Uji nyata yang digunakan dalam menggunakan dan mengendalikan suatu reaksi

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

3. Metodologi Penelitian

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA

BAB III METODE PENELITIAN

M. Kuswandi 1, Broto Santoso 2*, Annisa Nur Aini 2. Pabelan Kartasura

ABSTRAK. Kata Kunci : trans-1,3-difenil-2-propen-1-on, kondensasi Claisen-Schmidt, tetrahidrofuran, antibakteri. ABSTRACT

3 Percobaan dan Hasil

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

BAB III METODE PENELITIAN

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

PEMBENTUKAN SENYAWA SIKLIS PADA REAKSI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DENGAN ASAM AMINOETANOAT

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA N -(4-METOKSIBENZILIDENE)-4-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DEWI ASRI SETYANINGRUM

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PENGARUH POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA TURUNAN N

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

Bab III Metodologi Penelitian

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

4002 Sintesis benzil dari benzoin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

PENGARUH PELARUT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DAN ASAM ANTRANILAT

3 Metodologi Penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN MORFOLIN DAN PIPERAZIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

3 Metodologi Penelitian

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI MIMBA (AZADIRACHTA INDICA A. JUSS) TERHADAP STREPTOCOCCUS PYOGENES DAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

PENGARUH PENAMBAHAN PIPERAZIN DAN PIPERIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

3 Metodologi penelitian

SINTESIS DAN UJI DAYA ANTIBAKTERI SENYAWA N -(2-HIDROKSIBENZILIDEN)-4- HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

3. Metodologi Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah tahapan optimasi sintesis.

A STUDY OF THE SYNTHESIS OF VERATRYL CYANIDE REQUIRED AS AN INTERMEDIATE FOR THE PREPARATION OF C-9154 ANTIBIOTIC DERIVATIVE FROM VANILIN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Gambar 1.1 Struktur khalkon

3 Metodologi Penelitian

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

SINTESIS TETRA DENZIL KUERSETIN MENGGUNAKAN PEREAKSI DENZIL KLORIDA DAN KALIUM KARBONAT

PENGARUH NATRIUM ASETAT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DAN ASAM KLOROASETAT SANTOSO GUNAWAN

SINTESIS IMINA TURUNAN 7-ACA (7- AMINOSEFALOSPORONAT ASAM) DENGAN VANILLIN (4-HIDROKSI-3- METOKSIBENZALDEHID) MELALUI REAKSI ADISI ELIMINASI

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

Pengembangan Obat Turunan 5-Fluorourasil sebagai Agen Antikanker dengan Pendekatan Molekuler ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Azo Dari p-aminofenol Dengan Sulfanilamida

Transkripsi:

Sintesis dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa N-Fenil-4-Bromobenzamida (Synthesis and Antibacterial Activity Assay of N-Phenyl-4-Bromobenzamide) Nazilatul Maghfiroh, Indah Purnama Sary, Dwi Koko Pratoko Fakultas Farmasi Universitas Jember Jln. Kalimantan no. 37, Jember 68121 e-mail korespondensi: indahpurnamasary.farmasi@unej.ac.id Abstract Infectious diseases are contagious disease caused by pathogenic microorganisms and can be spread directly or indirectly from one person to another. The aim of this research was to synthesized N-phenyl-4-bromobenzamide as a new antibacterial agent. The reaction was carried out by reacting 1,3-diphenylthiourea with 4-bromobenzoyl chloride by nucleophilic substitution. The purification of this compound was confirmed by TLC and the structure was identified by UV, IR, 1 H-NMR and 13 C-NMR. The newly synthesized compound was screened for its antibacterial activity against gram-positive and gram-negative bacteria, Staphylococcus aureus ATCC 6538 and Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 using well diffusion method. The concentration of the test solution used were 31.25; 62.5; 125; 250; 500; 1,000; 2,000; 4,000; 8,000; and 10,000 µg/ml with levofloxacin as positive control. The synthesized product did not show any antibacterial activity which characterized by the absence of inhibition zone. Keywords: 1,3-diphenylthiourea, N-phenyl-4-bromobenzamide, nucleophilic substitution, antibacterial activity. Abstrak Infeksi adalah penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang dapat menyebar secara langsung ataupun tidak langsung dari satu orang ke orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa N-fenil-4-bromobenzamida dan melakukan uji aktivitas antibakterinya. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan 1,3- difeniltiourea dengan 4-bromobenzoil klorida melalui reaksi substitusi nukleofilik. Pemurnian produk sintesis dilakukan dengan KLT dan struktur diidentifikasi dengan spektrofotometer UV, spektrofotometer IR, spektroskopi 1 H-NMR dan 13 C-NMR. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Konsentrasi larutan uji yang digunakan yaitu 31,25; 62,5; 125; 250; 500; 1.000; 2.000; 4.000; 8.000; dan 10.000 µg/ml dengan levofloksasin sebagai kontrol positif. Produk sintesis tidak menunjukkan adanya aktivitas yang ditandai dengan tidak adanya zona hambat. Kata kunci: 1,3-difeniltiourea, N-fenil-4-bromobenzamida, substitusi nukleofilik, aktivitas antibakteri. Pendahuluan Infeksi merupakan penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang dapat menyebar secara langsung atau tidak langsung dari satu orang ke orang lain [1]. Sampai pada awal abad ke-20, kasus infeksi masih menjadi masalah kesehatan yang paling serius di dunia bahkan ketika penyakit degeneratif kronis mulai mendominasi di negara maju [2]. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, ditunjukkan dengan data World Health Organization (WHO) tahun 2012 yaitu infeksi menjadi penyebab kematian terbesar e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 2), Mei, 2017 377

kedua (9,5%) setelah stroke yang terbagi atas infeksi saluran pernapasan bawah (5,2%) dan tuberkulosis (4,3%) [3]. Pengembangan agen-agen antibakteri telah banyak dilakukan sebagai upaya dalam mengatasi semakin meningkatnya kasus infeksi, salah satunya adalah benzamida. Inti benzamida dilaporkan berperan penting dalam memberikan aktivitas antibakteri [4], selain itu N- fenilbenzamida juga dilaporkan sebagai agen antibakteri yang poten dan aktif terhadap gram positif maupun gram negatif [5]. N-fenilbenzamida dapat disintesis dengan beberapa rute, salah satunya yaitu melalui jalur langsung reaksi substitusi nukleofilik dengan mereaksikan turunan benzoil klorida dan 1,3- difeniltiourea. Jalur sintesis ini memiliki beberapa kelebihan, selain merupakan rute yang baru, rute ini juga cukup sederhana, terisolasi produk tunggal dan hasil rendemen yang diperoleh tinggi (40-90%) [6]. Penelitian ini dilakukan sintesis N-fenil-4- bromobenzamida melalui reaksi substitusi nukleofilik dan uji aktivitas antibakterinya. Sintesis dilakukan seperti pada penelitian [6] yaitu dengan mereaksikan 1,3-difeniltiourea dengan 4-bromobenzoil klorida. Produk sintesis selanjutnya dilakukan karakterisasi (pengamatan organoleptis dan uji kelarutan), uji kemurnian (kromatografi lapis tipis (KLT) dan penentuan titik lebur), identifikasi struktur senyawa (spektrofotometri UV, spektrofotometri IR, spektroskopi 1 H-NMR dan 13 C-NMR) serta uji aktivitas antibakteri. Metode Penelitian Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorik. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi sintesis senyawa N-fenil-4- bromobenzamida dan uji aktivitas antibakteri produk sintesis. Bahan yang digunakan dalam sintesis antara lain: 1,3-difeniltiourea (Merck), 4- bromobenzoil klorida (TCI), tetrahidrofuran (THF) (Merck), dan trietilamin (TEA) (Merck), sedangkan pada uji aktivitas antibakteri bahan yang digunakan antara lain: bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, media Mueller Hinton Agar (MHA) (Himedia), DMSO (Merck), antibiotik levofloksasin (PT. Guardian Pharmatama). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi electrothermal melting point apparatus (Stuart SMP 10), spektrofotometer UV-Vis (HITACHI U-1800), spektrofotometer FTIR (BRUKER ALPHA), spektroskopi 1 H-NMR dan 13 C-NMR (Jeol Resonance 400 MHz). Sintesis senyawa N-fenil-4-bromobenzamida Sintesis dilakukan dengan mereaksikan 1,3-difeniltiourea (0,01 mol) dengan THF 15 ml dan TEA 1,5 ml (0,01 mol), kemudian 4- bromobenzoil klorida (0,03 mol) dalam THF 10 ml ditambahkan ke dalam campuran tersebut setetes demi setetes sampai habis pada ice bath, sambil diaduk menggunakan pengaduk magnetik selama 30 menit. Campuran direfluks selama 5 jam di atas penangas air pada suhu 67 o C, selanjutnya campuran dicuci dengan larutan natrium bikarbonat jenuh dan akuadestilata sebanyak tiga kali, kemudian disaring dengan corong buchner. Pemurnian hasil sintesis dilakukan dengan metode rekristalisasi menggunakan etanol panas. Residu pada kertas saring dipindahkan ke dalam gelas beker, kemudian ditambahkan etanol secukupnya dan diletakkan di atas pemanas dengan pengaduk magnetik, suhu diatur 70-80 o C dan diaduk perlahan, pelarut ditambahkan sedikit demi sedikit sampai tepat larut. Larutan kemudian disaring dalam keadaan panas dan filtrat didinginkan pada ice bath. Kristal yang terbentuk disaring dengan corong buchner, dicuci dengan etanol:air (1:1) sebanyak tiga kali. Kristal dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah diketahui beratnya, dikeringkan dalam oven pada suhu 50 o C hingga beratnya tetap, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui rendemen hasil sintesis [6]. Produk sintesis yang dihasilkan selanjutnya diuji kemurnian dengan KLT dan penentuan titik lebur, karakterisasi yang meliputi pengamatan organoleptis dan uji kelarutan, serta identifikasi struktur dengan spektrofotometri UV, spektrofotometri IR, spektroskopi 1 H-NMR dan 13 C-NMR. bromobenzamida bromobenzamida dilakukan secara in vitro dengan metode difusi sumuran terhadap bakteri gram positif S. aureus ATCC 6538 dan gram negatif P. aeruginosa ATCC 27853. Konsentrasi larutan uji yang digunakan ialah 31,25; 62,5; 125; 250; 500; 1.000; 2.000; 4.000; 8.000; dan 10.000 µg/ml dengan media uji MHA. Kontrol positif dan negatif yang digunakan adalah antibiotik levofloksasin 10 µg/ml dan DMSO. e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 2), Mei, 2017 378

Hasil Penelitian Sintesis senyawa N-fenil-4-bromobenzamida Senyawa target yang disintesis pada penelitian ini adalah N-fenil-4-bromobenzamida. Hasil sintesis, karakterisasi, uji kemurnian dan identifikasi struktrur adalah sebagai berikut: kristal putih (2,150 g, 78%); waktu reaksi 5 jam; titik lebur 195-197 o C; Rf= 0,54 (heksana: kloroform= 1:2), Rf= 0,80 (heksana: kloroform: etil asetat= 4:2:1), Rf= 0,74 (heksana: kloroform: aseton= 4:1:1); UV-Vis (aseton): λ maks 328,2 nm; FTIR, υ (cm -1 ): 3348,49 (N-H ulur), 3093,17 (C-H aromatik), 1654,91 (C=O amida), 1485,59 (N-H tekuk), 1586,29 dan 1440,80 (C=C aromatik), 1323,34 (C-N), 1070,83 (C-Br aril bromida); 1 H-NMR (400 MHz, aseton-d 6 ) δ (ppm): 7,09 (t, 1H, J = 7,1 Hz, H aromatis), 7,32 (t, 2H, J = 7,3 Hz, H aromatis), 7,68 (d, 2H, J = 7,7 Hz, H aromatis), 7,80 (d, 2H, J = 7,8 Hz, H aromatis), 7,91 (d, 2H, J = 7,9 Hz, H aromatis), 9,55 (s, 1H, N-H); 13 C-NMR (400 MHz, asetond 6 ) δ (ppm): 120,23 (C aromatik), 123,90 (C aromatik), 125,54 (C aromatik), 128,69 (C aromatik), 129,52 (C aromatik), 131,59 (C aromatik), 134,61 (C aromatik), 139,32 (C aromatik), 164,49 (C=O amida). Berdasarkan hasil spektra pada identifikasi struktur, dapat dinyatakan bahwa produk sintesis merupakan senyawa target yang diharapkan yaitu N-fenil-4-bromobenzamida (Gambar 1). Uji kelarutan dilakukan pada beberapa macam pelarut antara lain: akuadestilata, aseton p.a, DMSO p.a, etanol p.a, etil asetat p.a, kloroform p.a, metanol p.a, dan heksana p.a. Hasil uji kelarutan ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 1. Senyawa N-fenil-4-bromobenzamida bromobenzamida bromobenzamida tidak menunjukkan adanya zona hambat terhadap bakteri S. aureus ATCC 6538 dan P. aeruginosa ATCC 27853, sedangkan pada kontrol positif menunjukkan zona hambat (Tabel 2). Tabel 1 Kelarutan produk sintesis dalam beberapa pelarut Pelarut Kelarutan Keterangan Akuadestilata Aseton p.a DMSO p.a Etil Asetat p.a Etanol p.a Kloroform p.a Metanol p.a Heksana p.a Replikasi 1 2 3 Pembahasan Praktis tidak larut Tabel 2 Zona hambat kontrol positif Zona hambat pada konsentrasi 10 µg/ml (mm) S. aureus P. aeruginosa 19 20 18 Rata-rata 19 4,7 1 : >10.000 1 : 100 1 : 50 1 : 100 1 : 500 1 : 350 1 : 150 1 : 1000 Reaksi substitusi nukleofilik (S N 2) antara senyawa 1,3-difeniltiourea dan 4-bromobenzoil klorida menyebabkan masuknya satu gugus amina dari 1,3-difeniltiourea yang bertindak sebagai nukleofil menyerang karbokation gugus karbonil pada 4-bromobenzoil klorida (i). Sterik yang meruah dari struktur 1,3-difeniltiourea menghalangi serangan gugus nukleofilik N terhadap gugus karbonil benzoil sehingga hanya satu amina yang tersubstitusi pada gugus benzoil sehingga akan diperoleh struktur (iii) yang menggambarkan dekatnya jarak antara karbonil dengan proton dari amina yang tidak beraksi dengan gugus benzoil. Dekatnya jarak ini memungkinkan elektron ikatan O karbonil untuk mengambil proton dari amina tersebut, sehingga terjadi penataulangan yang menghasilkan tautomer imino alkohol-amida (v, vi) dan terlepasnya fenil isotiosianat (vii). Secara umum, imino alkohol memilki sifat kurang stabil dibanding tautomer amidanya, sehingga dari hasil sintesis diperoleh bentuk tautomer amida (vi). N-fenil-4-bromobenzamida (vi) menjadi hasil sintesis yang berbentuk padatan kristal, sedangkan fenil isotiosianat (vii) tidak dapat diisolasi karena bersifat tidak stabil dan mudah larut dalam etanol [6]. Mekanisme reaksi sintesis senyawa N-fenil-4-bromobenzamida ditunjukkan pada Gambar 2. Produk sintesis tidak menunjukkan adanya aktivitas pada uji aktivitas antibakteri, ditandai dengan tidak adanya zona hambat 5 5 4 e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 2), Mei, 2017 379

bahkan ketika konsentrasi uji telah ditingkatkan hingga 10.000 µg/ml. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji aktivitas antibakteri, di antaranya: ph media, bakteri, yang meliputi jumlah inokulum dan kemampuan bakteri tumbuh [7], serta faktor dari senyawa uji [8]. Faktor eror akibat media telah diminimalisir dengan penggunaan media MHA yang telah memenuhi persyaratan ph yaitu 7,2 [9], begitu pula dengan faktor jumlah inokulum bakteri yang telah dibandingkan dengan standar Mc Farland 0,5 serta bakteri mampu tumbuh ditandai dengan berubahnya warna agar menjadi keruh setelah proses inkubasi selama 24 jam pada suhu 37±1 o C. Faktor eror yang memungkinkan tidak munculnya aktivitas produk sintesis adalah dari faktor senyawa uji. Parameter yang mempengaruhi hubungan struktur dan aktivitas biologis di antaranya: parameter lipofilik (log P, π), parameter elektronik (σ), dan parameter sterik (Es) [10]. Produk sintesis pada penelitian ini tersubstitusi gugus bromo pada posisi para. Menurut [11], nilai tetapan substituen 4-Br pada substitusi aromatik yaitu π=1,19; σ= 0,23; dan Es= 0,08. Penelitian sebelumnya [12] yang juga melakukan penelitian serupa yaitu sintesis dan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi pada turunan benzamida (N-fenil-4- nitrobenzamida), produk sintesisnya memberikan aktivitas antibakteri pada S. aureus maupun P. aeruginosa. Nilai tetapan substituen 4-NO 2 pada substitusi aromatik yaitu π= 0,24; σ= 0,78; dan Es= -1,28 [11]. Perbedaan nilai yang cukup signifikan pada ketiga parameter ini menjadi penyebab tidak munculnya aktivitas antibakteri pada produk sintesis dalam penelitian ini. Produk sintesis pada penelitian ini bersifat lebih lipofilik (C log P prediksi (software Chemdraw Ultra 8.0 versi trial) = 3,71) jika dibandingkan dengan produk sintesis pada penelitian [12] (C log P prediksi = 2,83) sehingga menyebabkan senyawa uji tidak mudah berdifusi melalui agar karena lebih non polar. Metode difusi agar tidak sesuai untuk senyawa-senyawa yang non polar [8]. Parameter lain seperti nilai elektronik yang rendah pada gugus substituen produk sintesis (0,23) dan pengaruh sterik gugus substituen yang lebih besar (0,08) juga menjadi faktor yang menyebabkan tidak terjadinya ikatan antara produk sintesis dengan reseptor bakteri sehingga membuat senyawa tidak menimbulkan aktivitas biologis. Gambar 2 Mekanisme reaksi sintesis senyawa N-fenil-4-bromobenzamida [6] e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 2), Mei, 2017 380

Simpulan dan Saran Senyawa N-fenil-4-bromobenzamida dapat disintesis melalui reaksi S N 2 antara 1,3- difeniltiourea dengan 4-bromobenzoil klorida ditunjukkan dengan spektra UV, IR, 1 H-NMR, dan 13 C-NMR yang dihasilkan. Produk sintesis berupa kristal putih yang murni dengan rendemen sebesar 78%. Senyawa N-fenil-4- bromobenzamida tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S. aureus ATCC 6538 dan P. aeruginosa ATCC 27853 yang ditunjukkan dengan tidak adanya zona hambat pada rentang konsentrasi 31,25 hingga 10.000 µg/ml. Perlu dilakukan modifikasi struktur yang lain terhadap produk sintesis sehingga dapat dihasilkan senyawa turunan sebagai agen antibakteri yang poten. Daftar Pustaka [1] World Health Organization [internet]. [Geneva]: World Health Organization; 2016 [cited 2016 August 3]. Available from :http://www.who.int/topics/infectious_diseas es/en/ [2] Barreto ML, Teixeira MG, Carmo EH. Infectious diseases epidemiology. J Epidemiol Commun H. 2006; 60: 192-195. [3] World Health Organization [internet]. [Geneva]: World Health Organization; 2015 [cited 2016 August 3]. Available from : http://www.who.int/gho/countries/idn.pdf? ua=1 [4] Rai D, Singh RK. Synthesis and antibacterial activity of benzamides and sulfonamide derived from 2-amino-5- bromo/nitropyridine against bacterial strains isolated from clinical patients. Indian J Chem. 2011; 50: 931-936. [5] Pasha FA, Muddassar M, Lee C, Cho SJ. Mechanism based QSAR studies of N- phenylbenzamides as antimicrobial agents. Environ Toxicol Pharmacol. 2008; 26: 128-135. [6] Sary IP, Siswandono, Budiati T. N- phenylbenzamide synthesis by nucleophilic substitution with 1,3-diphenylthiourea. Int J Pharm Pharm Sci. 2015; 7(3): 481-482. [7] British Society for Antimicrobial Chemotherapy. BSAC methods for antimicrobial susceptibility testing. Manchester: Ms Phillipa J Burns; 2013. [8] Cos P, Vlietinck AJ, Berghe DV, Maes L. Anti-infective potential of natural product: how to develop a stronger in vitro proof-ofconcept. J Ethnopharmacol. 2006; 106: 290-302. [9] Aryal S. Online microbiology notes [internet]. [Nepal]: Online microbiology notes ; 2015 [updated: 2016 Oct 11]. Available from: http://www.microbiology info.com/mueller-hinton-agar-mha-composi tion-principle-uses-and-preparation/ [10] Siswandono, Soekardjo B. Kimia medisinal. Surabaya: Airlangga University Press; 2000. [11] Topliss JG. Utilization of operational schemes for analog synthesis in drug design. J. Med Chem. 1972; 15(10): 1006-1011. [12] Krishna SM, Padmalatha Y, Ravindranath LK, Chandrakala S. Synthesis characterization and biological evaluation of 4-nitro-N-phenylbenzamide and (4- nitrophenyl) (piperidin-1-yl) methanone. Int. J. Chem Pharm Sci. 2015; 3(1): 1471-1475. e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 2), Mei, 2017 381