EVALUASI SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PT RIMAU ENERGY MINING SITE JAWETEN, KECAMATAN KAROSEN JANANG, KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

Analisis Kebutuhan Pompa pada Sistem Penyaliran Tambang Terbuka dengan Persamaan Material Balance (Studi Kasus pada PT TIA)

Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Di Pit Tutupan Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan

Evaluasi Teknis Sistem Penyaliran Tambang Studi Kasus: PT. Bara Energi Lestari Kabupaten Nagan Raya, Aceh

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

EVALUASI KAPASITAS POMPA PADA SISTEM PENIRISAN TAMBANG BANKO BARAT PIT

PERENCANAAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA BATUBARA. Muhammad Endriantho*, Muhammad Ramli*

Kajian Teknis Sistem Penyaliran pada Tambang Batubara PIT 1 Utara Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan

PERENCANAAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA DI PT. BARA ANUGRAH SEJAHTERA LOKASI PULAU PANGGUNG MUARA ENIM SUMATERA SELATAN

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PIT AB EKS PADA PT. ANDALAN MINING JOBSITE KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

EVALUASI SISTEM PENIRISAN TAMBANG BLOK AIR GETUK GARUK PT DANAU MASHITAM BENGKULU TENGAH

KAJIAN TEKNIS PENIRISAN TAMBANG NIKEL LATERIT MENGUNAKAN METODE MINE DEWATERING

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

KAJIAN SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

Prabumulih Km. 32 Indralaya, 30662, Indonesia ABSTRAK

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB I PENDAHULUAN. dengan aliran sungai mempunyai masalah dengan adanya air tanah. Air tanah

WATER MANAGEMENT SYSTEM TAMBANG PADA PIT PT ULIMA NITRA JOBSITE PT MENAMBANG MUARA ENIM WATER MANAGEMENT SYSTEM OF MINE ON PIT PT ULIMA NITRA

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

KATA PENGANTAR. Penulis, Efrilia Wardani. vii

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB II STUDI PUSTAKA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penanganan banjir pada sistem drainase perlu dilakukan dalam beberapa

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan April sampai

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di perumahan Villa Pinang Jaya Residence yang

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BATORO KATONG KABUPATEN PONOROGO

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

KAJIAN DIMENSI PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA PT BATURONA ADIMULYA KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

SIMULASI POMPA PADA KOLAM RETENSI UNTUK PENANGANAN BANJIR PADA DRAINASE JALAN BELIMBING KOTA DUMAI

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar.3.1. Lokasi Penelitian

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN POMPA (Studi Kasus: Drainase Jalan Simpang Tetap Kota Dumai)

KAJIAN TEKNIS SISTEM PENIRISAN PADA PIT TAMBANG BATUBARA PT. DIZAMATRA POWERINDO, KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

ANALISA PENYALIRAN AIR TAMBANG BATU KAPUR PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI PABRIK BATURAJA

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

LAMPIRAN A PETA TOPOGRAFI

Analisis Keputusan Hidrogeologi : Optimasi Sump pada Sistem Tambang Terbuka. Hydrogeological Decision Analysis : Sump Optimization at an Open Pit Mine

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya

ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR...

BAB IV ANALISA HIDROLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

Transkripsi:

EVALUASI SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PT RIMAU ENERGY MINING SITE JAWETEN, KECAMATAN KAROSEN JANANG, KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Alpian Nafarin 1*, Agus Triantoro 1, Riswan 1, Freddy Aditya 2 2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 2 Mine Plan Engineering Department, PT Rimau Energy Mining e-mail: *alpianafarien@gmail.com ABSTRAK Pertambangan berkaitan erat dengan kegiatan penggalian yang berada di bawah permukaan bumi. Kegiatan-kegiatan tersebut akan menghasilkan lubang-lubang bukaan yang kemungkinan tergenang oleh air, baik oleh air tanah maupun air hujan. Hal ini juga ditemukan pada wilayah kerja PT Rimau Energy Mining, dimana besarnya debit air terakumulasi yang berasal dari curah hujan menggenangi area kerja pada Pit 1 Blok 12 PT Rimau Energy Mining. Sehingga diperlukan sebuah sistem penyaliran agar kuantitas air pada wilayah penambangan dapat dikendalikan sehingga permasalahan-permasalahan yang muncul akibat air yang masuk tersebut dapat diatasi. Pada penelitian ini, metode penghitungan curah hujan rencana dengan menggunakan Distribusi Log Normal, penentuan Catchment Area menggunakan software Minescape, penghitungan debit limpasan menggunakan metode rasional, perhitungan debit pompa aktual dengan metode discharge, perhitungan sump rencana menggunakan metode water balance. Hasil perhitungan intensitas curah hujan rencana adalah 451,24 mm dengan luas catchment area 12,81 ha. Hasil perhitungan debit air limpasan sebesar 0,24 m 3 /detik dengan volume limpasan sebesar 2.477,29 m 3. Debit aktual rata-rata pompa Sykes HH 160i sebesar 220,42 m 3 /jam. Rekomendasi volume sump rencana sebesar 6.555,17 m 3. Kata-kata kunci : curah hujan, intensitas, penyaliran, pompa, sump PENDAHULUAN Kegiatan penggalian yang terletak dibawah permukaan bumi akan menghasilkan lubang-lubang bukaan yang berpotensi tergenang oleh air, baik oleh air tanah maupun air hujan. Lubang-lubang itu apabila tergenang oleh air maka akan berpengaruh terhadap kegiatan penambangan yang dilakukan, sehingga dapat menghambat proses penggalian maupun kegiatan penambangan lainnya. Hal ini juga ditemukan pada wilayah kerja PT Rimau Energy Mining, dimana besarnya debit air terakumulasi yang berasal dari curah hujan menggenangi area kerja pada Pit 1 Blok 12 PT Rimau Energy Mining. Permasalahan inilah yang melatar belakangi dilakukannya penelitian dengan hasil akhir mengevaluasi sistem penyaliran tambang, terutama metode mine dewatering yang ada pada PT Rimau Energy Mining site Jaweten, kecamatan Karosen Janang, kabupaten Barito Timur, provinsi Kalimantan Tengah. Permasalahan yang dikaji di penelitian ini adalah terakumulasinya debit air hujan yang masuk ke lokasi penambangan yang mengganggu kegiatan penambangan. Hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan evaluasi terhadap sistem penyaliran yang diterapkan pada lokasi penelitian untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan tergenangnya air pada lokasi penambangan. Penelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah sebagai berikut : 1. Daya tampung maksimal sump dalam menampung air. 2. Tidak membahas mengenai potensi air tanah. 3. Tidak memperhitungkan kualitas air. 4. Data curah hujan dan durasi hujan merupakan data yang didapat dari perusahaan. 5. Penelitian tidak memperhitungkan masalah yang berhubungan dengan faktor biaya atau faktor ekonomi lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan faktor-faktor penyebab masuknya air ke lokasi penambangan agar selanjutnya dapat dilakukan tindakan penanganan. 2. Melakukan evaluasi terhadap sistem penyaliran yang diterapkan pada lokasi penambangan. Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan terhadap sistem penyaliran tambang terutama yang berhubungan dengan mine dewatering, sehingga diharapkan kegiatan yang berhubungan dengan proses penambangan menjadi lebih efisien. METODOLOGI Pada tahapan ini dimana data diperoleh dari pengamatan yang dilakukan langsung di lapangan (data primer) dan pengumpulan literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti (data sekunder). Jenis data yang diambil dibedakan menjadi : a. Data Primer : Catchment Area, Sistem Penyaliran & Pemompaan yang Dilakukan, Bentuk dan Volume Sump, Debit Aktual Pompa, dan Diameter Pipa b. Data Sekunder : Keadaan Geologi, Peta Topografi, Sejarah Perusahaan, Lokasi Kesampaian Daerah, Spesifikasi Pompa dan Pipa, Data Curah Hujan & Durasi Hujan, Peta-peta Pendukung, dan Spesifikasi Pompa Tahap Pengolahan Data Pengolahan data dilaksanakan dengan melakukan perhitungan terhadap data-data yang telah diperoleh selama pengamatan di lapangan. Untuk dasar teori yang dipakai pada penelitian ini, yaitu: Sistem penyaliran tambang terdiri dari mine drainage dan mine dewatering. Mine drainage adalah metode penyaliran dengan mencegah masuknya air ke lokasi tambang yang dilakukan dengan membuat saluran 11

drainase di sekeliling lubang bukaan. Sedangkan mine dewatering adalah metode penyaliran untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke dalam lubang bukaan dengan membuat sumuran (sump) dan kemudian air yang terkumpul di sump di pompa keluar. Curah Hujan Debit air tambang yang akan dikeluarkan dari daerah tambang tersebut adalah banyaknya air hujan yang jatuh di daerah tangkapan hujan. Periode Ulang Hujan Periode ulang adalah waktu hipotetik di mana suatu kejadian dengan nilai tertentu, hujan rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini tidak berarti bahwa hujan rencana akan berulang secara teratur setiap periode ulang tersebut. Hujan Rencana Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna memperoleh nilai hujan rencana atau debit rencana dikenal beberapa distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan, yaitu: Gumbel, Normal, Log Normal, dan Pearson Type III. Chi Kuadrat Uji Chi Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Adapun langkah-langkah perhitungan dari uji chi square ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan jumlah kelas dengan menggunakan persamaan (1) yang disebut persamaan Sturgess. K = 1 + 3,322 log n (1) b. Menghitung X 2 hitung dengan persamaan (2) X 2 k O E i1 i (2) Dimana X 2 adalah nilai Chi Square hitung, K adalah Jumlah kelas, Oi adalah frekuensi pengamatan kelas, Ei adalah frekuensi teoritis kelas. c. Menentukan X 2 dari tabel dengan menentukan taraf signifikan (α) dan derajat kebebasan (v) d. Menyimpulkan hasil perhitungan apabila X 2 hitung <X 2 cr maka distribusi terpenuhi dan apabila nilai X 2 hitung >X 2 cr maka distribusi tidak terpenuhi besarnya nilai X 2 cr. Intensitas Hujan Pengertian dari intensitas hujan yaitu jumlah curah hujan yang jatuh per satuan waktu dan dinyatakan dalam satuan mm/hari. Dengan kata lain bahwa intensitas curah hujan menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan gambaran derasnya hujan per hari. Untuk mengelola data curah hujan menjadi intensitas hujan digunakan cara statistik dari data pengamatan curah hujan yang terjadi. Di mana I adalah intensitas curah hujan (mm/jam), t adalah waktu hujan atau waktu konstan (jam), dan R 24 ialah curah hujan maksimum (mm). R I 24 i E 24 24 t i 2 2 3 (3) Permeabilitas Tanah Permeabilitas tanah dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu besar kecilnya ukuran pori-pori tanah, gradasi tanah (pembagian dan ukuran butir-butir tanah) dan kepadatannya, kadar air yaitu berat jenis dan kekentalannya dan kadar udara diantara butir-butir padat. Sump Dimensi sump sangat tergantung dari jumlah atau volume air yang akan dialirkan ke dalam sump itu sendiri. Dimana air yang masuk ke sump adalah jumlah air yang dialirkan melalui saluran saluran, baik berupa air limpasan yang sudah tergenang ataupun air hujan yang langsung masuk ke dalam sump. Dalam perhitungan dimensi sump dapat menggunakan rumus volume limas terpancung, persamaan (4). 1 V = x t (L1 + L2 + ( (L1 x L2) )) (4) 3 Dimana V ialah volume sump (m 3 ), L1 ialah luas penampang atas (m 2 ), L2 ialah luas penampang bawah (m 2 ), dan t ialah kedalaman sump (m). Sistem Pemompaan Pada dewatering pump, sistem pemasangan rangkaian pompa terbagi menjadi tiga macam, yaitu : a. Sistem rangkaian pemompaan dengan satu unit pompa (Tunggal) b. Sistem rangkaian pemompaan seri c. Sistem rangkaian pompa parallel Head Total Pompa Julang total pompa dapat dituliskan sebagai persaman (5). Ht h s h f 1 h f 2 hv (5) Dimana Ht ialah head total pompa (m), hs adalah head statis pompa (m), h f1 ialah head head gesekan pipa (m), h f2ialah Head untuk mengatasi berbagai hambatan pada pompa dan pipa -seperti head belokan (m)-, dan H v ialah Head kecepatan (m). Water Balance Hubungan antara aliran masuk, kapasitas pompa dan aliran keluar, dan kapasitas tampungan dinyatakan dengan persamaan kontinuitas dalam persamaan (6). Q i Q o = Qac (6) Dimana Q i = laju aliran masuk dalam m 3 /dtk, Q o ialah laju aliran keluar atau kapasitas pompa dalam m 3 /dtk, dan Qac ialah laju aliran terakumulasi dalam m 3 /dtk. HASIL DAN PEMBAHASAN Besaran Daerah Tangkapan Hujan Catchment area merupakan area tangkapan hujan yang mana penentuannya dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan pengamatan pada peta topografi daerah penambangan. Pengamatan langsung di lapangan bertujuan untuk mengetahui arah aliran limpasan air ketika hujan. Pengamatan pada peta topografi dimaksudkan untuk menentukan arah aliran air limpasan permukaan berdasarkan elevasi kontur. Adapun luas catchment area adalah sebesar 12,81 ha. 12

Data Curah Hujan Data curah hujan yang digunakan merupakan data curah hujan pada Kabupaten Barito Timur selama 10 tahun dari tahun 2005 hingga 2015. Sistem Penyaliran Tambang Terbuka di Pit 1 Blok 12 Sistem penyaliran yang diterapkan di Pit 1 Blok 12 adalah gabungan antara mine drainage yaitu upaya untuk mencegah air masuk ke dalam areal penambangan dan mine dewatering yaitu metode untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam daerah penambangan. Sistem Pemompaan Sistem pemompaan yang digunakan merupakan pemompaan tunggal, banyaknya unit pompa yang digunakan adalah 1 (satu) unit pompa. Unit pompa digunakan pada Pit 1 Blok 12 adalah pompa Sykes HH 160i, Pompa Sykes HH 160i mempunyai kapasitas maksimum 770 m 3 /jam dan head maksimum 140 meter. Pipa yang digunakan adalah pipa jenis HDPA (High Density Polyethylene), berdiameter 6 inch dengan total panjang pipa sebesar 450 meter. Curah Hujan Rencana Dengan menggunakan hasil analisa frekuensi data curah hujan yang tersedia, dapat ditentukan angka curah hujan rencana. Analisis ini dilakukan dengan mengambil data curah hujan selama 10 tahun pada daerah penelitian. Metode distribusi yang diuji yaitu Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Person Tipe III, dan Distribusi Gumbel. Dari hasil uji chi kuadrat dengan derajat kebebasan 2, derajat kepercayaan 5% didapatkan taraf signifikansi sebesar 5,991 (berdasarkan tabel nilainilai chi kuadrat), Distribusi Normal dan Distribusi Gumbel dikatakan memenuhi. Tetapi yang digunakan tetap satu distribusi, yaitu Distribusi Gumbel karena Distribusi Gumbel memiliki simpangan yang lebih kecil dibandingkan Distribusi Normal. Hasil dari perhitungan yang dilakukan,curah hujan rencana yang digunakan sebesar 451,24 mm. Intensitas Curah Hujan Rencana Penentuan intensitas curah hujan didasarkan pada pengertian intensitas, yakni jumlah curah hujan yang jatuh per satuan waktu. Curah hujan harian kemudian dikonversi menjadi curah hujan per jam. Dimana curah hujan yang digunakan adalah curah hujan rencana dan waktu yang digunakan merupakan jumlah hari hujan yang terjadi pada saat curah hujan maksimum. Kemudian, intensitas hujan yang dihitung berdasarkan jumlah curah hujan rencana per hari hujan dikonversikan lagi agar didapat curah hujan dengan periode atau waktu dalam satuan per jam. Berdasarkan hasil perhitungan intensitas curah hujan, didapatkan intensitas curah hujan sebesar 7,64 mm/jam. Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area) Berdasarkan peta topografi daerah yang diteliti pada bulan Oktober 2015, ditentukan luas daerah tangkapan hujan. Batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titiktitik elevasi tertinggi dengan mengikuti kecenderungan arah gerak air (tin flow) sehingga akhirnya membentuk suatu poligon tertutup. Debit Air Limpasan Permukaan Perhitungan debit air limpasan pada daerah tangkapan hujan dapat ditentukan dengan mengetahui luas daerah tangkapan hujan, harga intensitas curah hujan dan nilai koefisien limpasan. Debit limpasan yang didapat dari perhitungan adalah sebesar 0,24 m 3 /detik. Volume Air Limpasan Volume air limpasan yang masuk ke dalam front diperoleh dengan mengalikan debit air limpasan dengan durasi hujan. Dari hasil perhitungan dengan debit air limpasan sebesar 0,24 m 3 /detik dan durasi hujan selama 2,81 jam. Durasi hujan selama 2,81 jam didapat dari data curah hujan tertinggi pada tahun 2014 2015. Sehingga kemudian diperoleh volume air limpasan sebesar 2.477,29 m 3. Kapasitas Pompa Aktual Kapasitas pompa diperoleh dari kapasitas aktual pompa. Kapasitas aktual pompa tersebut didapatkan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan dengan menggunakan Metode Discharge. Dari hasil pengukuran menggunakan Metode Discharge, maka diperoleh kapasitas pompa rata-rata Sykes HH160i sebesar 220,42 m 3 /jam. Head Total Pompa Head (julang) adalah energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Head pompa ada beberapa macam yaitu head statis, head tekanan, kerugian head pada pipa (head loss), dan head kecepatan. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran K diperoleh head total pompa pada pompa Sykes HH 160i yaitu sebesar 66,263 m. Pemompaan Aktual Dengan mengetahui kapasitas pompa per jam berdasarkan perhitungan menggunakan Metode Discharge untuk pompa dan jam kerja pompa per hari adalah 18 jam. Maka, pemompaan aktual pompa Sykes HH 160i per hari dapat dihitung sebesar 3.967,63 m 3 /hari. Gambar-1. Grafik Curah Hujan Maksimum Kabupaten Barito Timur Tahun 2005 2014 Gambar-2. Grafik Curah Hujan Rata-rata Kabupaten Barito Timur Tahun 2005 2014 13

Debit Pompa Dari hasil analisa data, dengan menggunakan satu pompa Sykes HH 160i, diketahui debit pompa aktual ratarata sebesar 220,42 m 3 /jam, pada RPM sebesar 1500. Untuk ukuran pompa Sykes HH 160i yang memiliki kapasitas debit maksimum hingga 676,26 m 3 /jam debit pompa aktual tersebut terhitung kecil. Begitu pula dengan RPM pompa yang masih dapat ditingkatkan hingga angka 2000. Dengan melihat kondisi pemompaan dilapangan, maka dapat disimpulkan beberapa alasan dari konfigurasi pompa tersebut. Pertama adalah kapasitas atau daya tampung dari settling pond yang tersedia akan tidak mencukupi apabila debit air yang dipompakan masuk meningkat. Yang kedua adalah terdapat kebocoran pada pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari sump menuju settling pond (pipa outlet) tentunya hal ini akan berpengaruh pada pompa sehingga RPM nya tidak dapat dinaikkan melebihi angka 1500 tersebut. Simulasi Peningkatan Kapasitas Pompa Dengan melihat data pemompaan aktual sebelumnya, dapat dibuat simulasi untuk meningkatkan debit yang dihasilkan pompa. Pada simulasi ini dilakukan peningkatan RPM pompa dengan mengacu pada kurva performa. Setelah dilakukan simulasi pada RPM pompa yaitu dengan menggunakan RPM 1600 dan 1700 didapat debit teoritis untuk pompa Sykes HH 160i masing-masing sebesar 345 m 3 /jam dan 440 m 3 /jam, seperti ditampilkan pada gambar 5.12. Debit teoritis ini didapat dengan menggunakan kurva performa pompa dengan menggunakan nilai head total yang sama dengan perhitungan head total aktual yaitu sebesar 66,26 m. Simulasi Kebutuhan Pompa Selain simulasi untuk meningkatkan debit pompa, dapat pula dilakukan simulasi untuk mengetahui kaitan antara elevasi dari pompa terhadap debit yang dihasilkan. Untuk melakukannya, dilakukan dengan membuat perhitungan head total menggunakan elevasi pompa yang berbeda-beda. Kemudian dilakukan perhitungan debit menggunakan kurva performa pompa. Elevasi yang digunakan pada simulasi ini dimulai dari 5 meter dan dilanjutkan terus ke elevasi yang lebih rendah dengan jarak 2 meter hingga debit yang dihasilkan adalah 0. Hasil dari perhitungan simulasi ini disajikan menggunakan grafik yang dapat dilihat pada gambar 5. dari grafik diketahui bahwa elevasi terendah dimana debit pompa adalah 0 yaitu pada elevasi 15 meter. Dari hasil perhitungan masing-masing debit simulasi tersebut dapat pula diketahui jumlah kebutuhan pompa berdasarkan elevasi. Hal ini dilakukan dengan membagi nilai debit air masuk dengan debit pompa tiap-tiap elevasi yang berbeda. Maka akan didapatkan angka kebutuhan pompa pada masing-masing elevasi yang berbeda. Pada Gambar-6 ditampilkan grafik dari perhitungan kebutuhan pompa ini. Water Balance Dengan menggunakan debit air limpasan berdasarkan perhitungan curah hujan rencana sebesar 0,24 m 3 /s; debit pompa Sykes HH 160i sebesar 0,06 m 3 /s; waktu hujan maksimal perhari sebesar 2,18 jam/hari; dan waktu kerja pompa perhari sebesar 18 jam/hari maka dapat dihitung nilai debit terakumulasi yaitu sebesar -1.532,16 m 3 /hari. Gambar-5. Grafik Pengaruh Elevasi Terhadap Debit Pompa Gambar-3. Catchment Area & Arah Pergerakan Air (Tin Flow) Gambar-4. Grafik Perbandingan Debit Teoritis Pompa Berdasarkan Perubahan RPM Gambar-6. Grafik Perbandingan Kebutuhan Pompa Berdasarkan Elevasi 14

Penentuan Bentuk dan Dimensi Sumuran (Sump) Dengan menggunakan bantuan software dapat diketahui volume tergenang pada Blok 12 yaitu sebesar 29.211,94 m 3. Dengan banyaknya volume air yang masuk ditambah dengan perencanaan dimensi sump yang kurang maksimal pada lokasi penelitian membuat sebagian front kerja tergenang oleh air yang masuk, sehingga perlu dibuatkan rekomendasi dimensi sump yang baik agar debit air yang masuk kedalam sump tidak meluap sampai menggenangi wilayah kerja. Desain sump ditentukan berdasarkan kondisi wilayah penelitian dan penentuan volume sump berdasarkan metode water balance dan dengan memperhatikan safety factor sebesar 20%. Safety factor ini merupakan faktor pengali yang bertujuan agar volume dari sump rencana menjadi lebih besar dan untuk mencegah apabila pada suatu kondisi air limpasan yang masuk lebih besar daripada daya tampung sump rencana berdasarkan perhitungan menggunakan metode water balance Berdasarkan hasil analisa data curah hujan rencana sebesar 451,24 mm dan hari hujan 21 hari dengan durasi hujan 2,81 jam, serta intensitas hujan sebesar 7,64 mm/jam. Rekomendasi sump disesuaikan dengan perhitungan volume rencana menggunakan analisa water balance sebesar 5.462,64 m 3 dikalikan dengan safety factor sebesar 20%. Maka didapat volume rencana sebesar 6.555,17 m 3. Selanjutnya dengan menggunakan rumus volume limas terpancung didapatkan volume maksimal yang dapat ditampung sump sebesar 6.648,97 m 3. Nilai tersebut sudah memenuhi rekomendasi karena sudah lebih besar dari volume rencana. Terdiri dari dua bagian yaitu Top, dengan panjang 50 meter & lebar 35 meter; dan Base (floor) dengan panjang 38 meter & lebar 25 meter, dengan kedalaman 5 meter dan kemiringan penampang sebesar 40 o (material Clay). Tabel-1. Rekomendasi Dimensi Sump Keterangan Ukuran Panjang Atas*) Lebar Atas*) Panjang Bawah*) Lebar Bawah*) Tinggi/ Kedalaman sump (h) Kemiringan penampang (α) 50 m 35 m 38 m 25 m 5 m 40 o Safety factor 20% KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran pada daerah penelitian, faktor-faktor tersebut yaitu: a. Curah hujan, sebagian besar air yang terakumulasi berasal dari air hujan yang jatuh langsung kedalam area kerja. Kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan curah hujan rencana yaitu sebesar 451,24 mm. b. Pengertian dari intensitas adalah banyaknya curah hujan yang jatuh per satuan waktu. Didapatkan nilai intensitas curah hujan sebesar 21,49 mm/hari atau 7,64 mm/jam. c. Daerah tangkapan hujan, ditentukan berdasarkan peta topografi lokasi penelitian, didapatkan luasnya sebesar 12,81 ha. d. Debit air limpasan permukaan, ditentukan dengan mengetahui luas daerah tangkapan, harga intensitas serta nilai koefisien limpasan. Didapatkan nilai debit limpasan sebesar 0,24 m 3 /detik. e. Volume air limpasan, didapatkan dengan mengalikan debit air limpasan dengan durasi hujan. Didapatkan nilai volume air limpasan sebesar 2.477,29 m 3. f. Kapasitas pompa aktual, diperoleh dari pengukuran dilapangan yaitu sebesar 220,42 m 3 /jam atau 3.967,63 m 3 /hari dengan ketentuan jam kerja pompa 18 jam/hari. g. Head total pompa didapatkan sebesar 66,263 m. 2. Evaluasi terhadap sistem penyaliran yang digunakan pada lokasi penelitian, yaitu sebagai berikut: a. Sistem pemompaan yang digunakan merupakan pemompaan tunggal, dengan jumlah unit pompa yang digunakan adalah 1 (satu) buah pompa Sykes HH 160i. b. Adanya kebocoran disepanjang pipa keluaran yang menyebabkan debit yang dihasilkan pompa menjadi tidak maksimal. c. Selain itu, besarnya nilai head statis dapat pula mempengaruhi jumlah debit yang dihasilkan pompa. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Kevin Yatmiko, selaku Direktur Utama PT Rimau Energy Mining. 2. Bapak Handry Mardam S, selaku Kepala Teknik Tambang PT Rimau Energy Mining Site Jaweten. DAFTAR PUSTAKA [1] Endriantho, M. dan Ramli, M. 2013. Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Terbuka Batubara. Fakultas Teknik Pertambangan, Universitas Hasanudin. [2] Glover, T.J. 1998. Pocket Reference. Sequoia Publishing, Inc., Colorado. Gambar-7. Peta Lokasi Sump (Rekomendasi) 15

[3] Kamiana, I. M. 2001. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu, Yogyakarta. 218 hal. [4] Nurhakim. 2005. Draft Bahan Kuliah Tambang Terbuka. Program Studi Teknik Pertambangan, FT UNLAM, Banjarbaru. hal : 56. [5] Sularso dan Tahara, H. 1991. Pompa dan Kompresor. PT Pradnya Paramita, Jakarta. hal : 22. [6] Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit ANDI, Semarang. hal. 19-106. [7] Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, Unisba. 17 hal. [8] Suyono dan Takeda K. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. PT Pradnya Paramita, Jakarta. hal : 15. [9] Triatmodjo, B. 1992. Hidrolika I. Beta Offset, Yogyakarta. 218 hal. [10] Triatmodjo, B. 1996. Hidrolika II. Beta Offset, Yogyakarta. 218 hal. JURNAL HIMASAPTA, Vol. 3, No. 1, April 2018 : 11-16 16